ALPHINE

By NeverMind_m

1.2K 75 17

Alphine si mahasiswa semester akhir tengah menjalankan program perutkaran pelajar di Korea Selatan. Pertemuan... More

Prolog
[01]
[03]

[02]

243 16 4
By NeverMind_m


Banyak Typonya, karena author malas revisi jadi maafkan ya.

Hai?

Aku Alphine, bagaimana kabarmu?
Maaf jika aku mengirim mu pesan secara tiba tiba.
Hari ini kamu ada kelas? Bisa ketemu?

Sudah sejak 30 menit yang lalu Viel membiarkan pesan dari nomor yang tidak ia kenal itu, Viel sudah tahu pesan itu dari Alphine karena sang pengirim memperkanalkan dirinya sendiri. Pesan itu belum juga Viel balas, pikirannya masih berkecamuk dengan beribu ribu pertanyaan yang bersemayam di otaknya. Nomor nya hanya diketahui oleh orang orang terdekatnya saja. Namun, Alphine mendapatkan nomornya dari siapa?

Setelah sibuk berkutat dengan pikiran dan rasa penasarannya, akhir Viel berniat membalas pesan dari Alphine. Viel pun mulai mengetik balasannya, namun ia juga bingung harus menhawab seperti apa? Pasalnya,  Alphine ini mengajaknya untuk bertemu.

Viel lebih baik menolak ajakan nya atau menerima nya?

Berulang kali Viel yang baru saja mengetik 2 kalimat atau 3 kalimat langsung kembali menghapusnya akibat perasaan bingung di campur dengan gugup, Aduh aku harus menjawab apa? Batinnya.

Viel kembali mengetik pesannya lalu ia pun mengirimkan pesan yang baru ia ketik td, "Gini aja deh ya?,"

Eum, aku hari ini tidak ada kelas. Ngomong ngomong, ada apa?


Tanpa di sangka sangka baru saja Viel membalas pesan Alphine, tak lama kemudian Alphine langsung membaca pesannya.  "Loh? Langsung di baca?,"

Drrrtt

Handphone nya tiba-tiba berdering, "Loh dia nelepon?," tertera nama Alphine disana karena memang sebelumnya Viel langsung menyimpan nomor telepon tersebut setelah Alphine mengirimkan pesan padanya, dan entah dorongan dari mana ia menyimpan nomor pria tersebut.

Viel yang masih menggengam teleponnya nampak gugup dan sedikit ragu untuk mengangkat panggilan dari Alphine. ia juga bimbang. Angkat apa ngga ya? batinnya, Viel merasa ragu sebab mereka baru saja bertemu sebentar kemarin. Viel belum begitu mengenal Alphine. Dan lagi Alphine begitu agresif?

Dengan segala keraguannya, akhirnya Viel mengangkat telphone itu,

"Halo?"

"Hai? Bagimana kabarmu?"

Viel menghela nafas sejenak karena rasa gugup, "Eum, aku... aku baik baik saja, bagaimana dengamu?,"

"Aku juga." Terdengar suara Alphine yang sedikit agak serak disana.

Susana virtual mereka tiba tiba hening, Viel merebahkan tubuhnya diatas kasur sambil sesekali menggigit kukunya. Jujur saja, dadanya terasa agak kosong. Ujung kaki dan ujung tangannya terasa membeku, suhu di daerah mukanya semakin meningkat, perasaan apa ini?. Aku? Apasih, gak mungkin aku jadi deg-degan gini kan?

"Ngomong ngomong, hari ini kamu free?." Alphine memecah keheningan diantara mereka, yang langsung di jawab oleh Viel.

"I..yaa?? Kenapa?,"

"Mau jalan? Nanti aku jemput kamu setelah selesai kelas,"

Viel tergelitik untuk tertawa dalam hati, dasar pria playboy! batinnya.

"Kamu punya pacar Alphine, nanti aku kena marah!," ketus Viel.

"Kamu percaya dia pacaran sama aku?,"

Viel mengerutkan dahinya, ya pasti Viel percaya. Toh mereka kemarin keluar dari mobil bersama? Bukan kah itu sebuah fakta yang jelas?

"Ya.. tentu saja! Kemarin kalian berangkat kampus bersama, lalu perempuan mu itu juga bilang langsung padaku jika kalian berpacaran," jawab Viel panjang lebar.

Terdengar suara Alphine yang tertawa kecil di sebrang sana, dalam hati Viel, sedang serius begini saja pria jni berani berani nya bercanda?.

Alphine menghela nafas panjang, "Kami hts, aku memang dekat tapi kami belum menjalin hubungan,"

Viel pun mengangguk anggukan kepalanya mendengar penjelasan langsung dari Alphine, entah mengapa di hatinya timbul perasaan lega. Namun, disisi lain Viel juga merasa gengsi untuk menunjukan perasaannya. Alhasil ia menpis perasaan agak tertariknya dengan karakter playboy nya Alphine yang tentu saja dibenci oleh nya.

"Oh baiklah, eum ngomong-ngomong udah dulu ya? Aku lapar nih belum sarapan, see u!,"

"Oh okey, sarapan yang banyak ya el! See u too!."

Viel langsung memutuskan panggilan telefon diantara mereka, handphone nya ia lempar ke sisi kanan kasurnya. Viel memutar kedua buah bola matanya, ia tidak boleh terhasut oleh pesona Alphine. Alphine itu pria berhidung belang!

Mana mungkin dirinya menjalin hubungan dengan pria seperti itu? Viel tidak ingin nama baik nya ternodai oleh gosip gosip yang menyatakan kalau dirinya berpacaran dengan pria bajingan. Viel tidak ingin harga dirinya jatuh terjun bebas.

°~ALPHINE~°


Gadis itu berjalan menghampiri kulkas dan mengambil jus apel di dalam kulkasnya, Viel menuangkannya pada gelas lalu meminumnya. "Hahh," Viel menghela nafas, "Alphine? Pria itu agak agresif ya?."

Viel membawa jus apelnya, ia berjalan menghampiri ruang TV, duduk di sofa dan mengambil Ipad nya. Sambil bersenandung ia mencari cari info mengenai Alphine di sosialmedia nya.

"Alphine, Alphine, Alphine." Viel menggulir dan membuka setiap akun yang menggunakan nama Alphine disana. Saat ia menggulir nama nama itu, Viel langsung menemuka akun yang memasang foto profil berawajah mirip dengan wajah Alphine.

"Jackpott!," Dengan perasaan girangnya, ia langsung membuka akun tersebut.

"Ah!! Sial, kenapa harus di privat sih?." Timbul icon gembok diaana, Viel berdecak kesal. Namun, menurutnya tidak apa jika akun tersebut Alphine privat. Yang penting rasa penasaran Viel terbayarkan setelah melihat foto profil Alphine

Dengan rasa penasarannya, Viel memperbesar foto profil Alphine. Disana Alphine sedang di foto di depan toko baju, dan Viel juga memperhatikan ada pantulan seorang perempuan dari kaca toko tersebut yang memegang handphone seperti tengah memotret Alphine.

"Perempuan ini siapa? Keliatannya dia cantik deh?," Viel penasaran, namun rasa penasarannya sirna ketika hp nya tiba tiba bergetar, sebuah panggilan telepon masuk dan ia langsung mengangkatnya,

"Ha—,"

"Viel, aku di depan apart mu! Kita jadi main kan hari ini?," 

Belum juga viel mengucapkan sepatah kata, pria di sebrang sana langsung menimpalnya.

Viel menepuk jidatnya, "Ohh Shitt!! Hari ini aku ada jadwal main sama Daehyuk!," ia pun segera berlari menghampiri pintu kamar apartemennya. "TUNGGU SEBENTAR DAE!!,"

Dengan tergesa gesa ia segera membuka pintu apartemen nya, dan langsung mendapat semburan dari Daehyuk.

"Gila ya kamu?! Chat dari aku belum kamu balas-balas?! Dianggurin terus!" Daehyuk langsung masuk begitu saja ke apartemen Viel dengan mood nya yang buru. Oh iya, ini sudah menjadi kebiasaan Daehyuk saat berkunjung ke apartemen gadis itu, masuk tanpa meminta izin.

Iris Daehyuk membola melihat setelan piyama yang masih Viel kenakan, rambut Viel yang masih tergulung kusut diatas kepalanya, dan muka bantal gadis itu yang sangat menggemaskan. Namun, tidak untuk hari ini (menurut Daehyuk)

"GILA VII!! KAMU TUH CEWEK!! INI UDAH JAM 9 DAN KAMU BELUM MANDI?!!," Daehyuk shock berat, Viel hanya mendelek malas menanggapinya, "Jangan jangan kamu lupa lagi sekarang kita mau ke pantai?!" Lanjut Daehyuk.

Viel menutup pintu Apartemennya, ia menghela nafas. "Iya, aku lupa! Kenapa?,"

Temannya itu mencelos ia merasa hampa, "Bener bener ya kamu Vi?! Udah siap-siap dulu aja sana pakai baju yang rapih!"

"Udalah Dae, gausah jadi ke pantainya ya?? Aku capek, mending kita jalan-jalan ke mall aja. Atau kita hunting makanan?"

"Yaudah ayok aja, kamu nya siap siap dulu!,"

"Iya ini mau Daee! Gausah cerewet!,"

°~ALPHINE~°


Kini Daehyuk dan Viel telah sampai di salah satu Mall mewah di kota Seoul, sambil melirik kanan kiri untuk sekedar memanjakan mata, mereka juga sesekali mengambil beberapa foto untuk mereka posting di sosial media mereka.

"Kamu mau beli apa Vi?," tanya Daehyuk.

"Aku mau ke YSL, mau cari dress."

"Loh? Mau ada pesta kah?,"

"Iya, papah ku mengundang ku ke acara gitu."

"Acara apa?,"

"Gatau lah, cuman aku disuruh ikut!,"

Tak lama mereka berbincang mereka pun sampai di YSL store, "Aku beli apa ya Dae?,"

Daehyuk mencari cari dress pakaian, lalu ia menyodorkan dress hitam diatas lutut yang cukup terbuka. "Coba yang ini?,"

"Ah, kamu pegang dulu deh! Biar nanti aku cobanya sekalian. Aku masih pingin nyari yang lain,"

"Oke!," Daehyuk tidak diam saja, ia juga ikut mencari cari dress cantik yang sekiranya cocok untuk Viel.

Saking asiknya memilih pakian masing masing, akhirnya mereka pun berpisah, saat Viel tengah memilih pakaian lain di toko tersebut sambil bersenandung, tiba tiba seseorang menyenggol punggungnya. "Aduh," Viel merasa terganggu.

Viel pun menoleh kearah belakang, ia berpaspasan dengan perempuan jalang kemarin. "Kamu?!," Viel terkejut melihat siapa yang ada di hadapannya sekarang. Ia mengerutkan dahinya, bisa bisanya ia bertemu dengan jelamaan seperti ini di tempat berkelas? "Kamu siapa sih? Ketemu terus!,"

Lawan bicaranya terkekeh. Sambil memilih pakian, wanita itu berucap. "Penasaran? Kenalin," Ia menjulurkan tangannya, "Clare,"

Viel berdecih kesal, "Aku gak penasaran," Viel langsung membalikan badan dan hendak pergi dari sana. Namun, langkahnya terhenti ketika ia mendengar Clare berucap.

"Ngapain kamu disini? Kamu punya uang belanja di tempat seperti ini?,"

Viel terkekeh remeh, merasa di remehkan saat Clare merendahkannya. Dia pikir siapa berani berucap begitu? Dia tidak tahu kah Viel ini anak kolongmerat?

"Hey! Jaga ya mulut kamu! Harusnya aku yang bertanya begitu! Hah.." Viel berdesis kesal, merasa jika ia meladeni nya akan menimbulkan susana yang kacau. Akhirnya Viel memilih menghindar, "Ah sudah lah, kamu merusak mood ku saja," Viel enggan memperpanjang, ia pun membalikan badannya. Namun, tubuhnya malah menubruk tubuh lain. Viel mendongak kan kepalanya, "Alphine?,"

Alphine juga terkejut, kenapa Viel bisa berada di tempat yang sama dengannya sekarang? Bukankah Alphine telah berjanji akan menjemputnya? Alphine pikir Viel akan tidak akan pergi kemana mana dan menunggu jemputannya sambil bersiap-siap.

Dengan wajah tanpa dosanya, Alphine menyapa gadis itu. "Oh hai? Kamu lagi apa disini?,"

Viel merasa kecewa, bukan karena perasaannya pada Alphine. Hanya saja, tadi Alphine bilang kalau dia sedang ada kelas. Dan sekarang tau taunya ia jalan dengan perempuan hts an nya? Sebenarnya perempuan ini benar hts nya atau pacarnya?

"Harusnya aku yang bertanya padamu, bukan kah kau ada kelas di jam sekarang?," Sarkas Viel.

Tak lama Viel berucap Daehyuk pun datang sambil menyodorkan dress putih diatas lutut, tanpa lengan dengan ikat pinggang putih permanen di area atas dress dan pinggangnya. "Vi, coba kamu pakai pakaian yang ini!,"

Mereka ber-tiga menoleh kearah sumber suara, disana Alphine timbul perasaan tidak suka kepada Daehyuk, pikirnya, jadi Viel kemari tidak sendiri? Ia di teman lelaki lain?

Daehyuk menghampiri Viel dan menarik tangan gadi itu, "Ayok ke ruang pass, aku mau lihat kamu pakai ini!,"

Aksi Daehyuk terhenti saat Alphine menunjuk nya.

"Dia pacar mu?," Iris Alphine yang menatap manik Viel menyiratkan perasaan tak sukanya.

Viel terdiam, ia gugup di tatap seperti itu oleh Alphine. Ia bingung harus menjawab apa. Dia ingin bilang bukan, tapi ia gengsi. Entah mengapa dalam hatinya, Viel ingin membuat Alphine cemburu.

"Iya, dia pacar ku. Kenapa?" Ucap Viel tanpa berfikir panjang. Viel ingin Alphine cemburu.

Daehyuk menganga, Viel menganggapnya sebagai pacarnya? Sementara Alphine menghembuskan nafasnya, ia merasa diremehkan. Irisnya masih terus menatap Viel dengan tatapan yang sama.

"Oh begitu?," Alphine ber oh-ria, ia mengulurkan tangannya kepada Daehyuk, dengan wajah yang datar tanpa ekspresi Alphine memperkenalkan diri, "Alphine,"

Daehyuk membalas jabatan tangan Alphine, "Daehyuk."

Sempat hening sebelum akhirnya Viel memecahkan keheningan, "Baiklah Alphine, aku ke kamar pass dulu! Ayok Dae!,"

Akhirnya Viel dan Daehyuk melangkah pergi dari sana, meninggalkan Alphine sampai setelah mereka merasa cukup agak jauh dari jangkauan pandang Alphine, Viel pun memberhentikan langkahnya. Nafasnya memburu, tidak bisa ia pugkiri. Ia kesal dengan Alphine.

Daehyuk yang melihat Viel terserang amarah merasa terheran heran, ia mulai di hantui dengan rasa penasarannya yang besar. Akhirnya Daehyuk pun bertanya, untuk menghilangkan rasa penasarannya. "Kenapa kamu memperkenali ku sebagai pacarmu?,"

Viel mengambil pakaian yang telah Daehyuk pilih, "Karena aku tidak suka padanya!,"

"Kalian dekat?,"

Viel mendengus, ia berjalan meninggalkan Daehyuk menuju ke kamar Pass. Lalu sebelum ia masuk, Viel membalikan badan dan melirik Daehyuk,

"Tidak, tapi hampir dekat,"

°~ALPHINE~°


Jam menunjukan pukuk 6.30 malam, dan malam ini hujan, Viel sebenarnya malas untuk ikut keacara teman papah nya itu. "Ada acara apa sih? Lagi hujan begini tuh enaknya makan yang berkuah lalu tidur! Bukannya malah pergi keluar!," Gerutunya sedari tadi, ia bahkan belum bersiap siapa sama sekali akibat rasa malasnya.

Gadis itu melangkahkan kaki nya mendekati menuju pintu geser yang transparan, "Haduh, mana hujannya besar lagi! Sialan!,"

Tak lama kemudia Viel mendengar handphone nya berdering, ia berjalan kearah sofa dan mengambil handphone nya. "Halo pah?,"

"Viel? Papah tidak bisa ikut datang, kamu datang saja sendiri mewakili keluarga kita."

Viel mengumpat, mengapa ia harus berada di kerumunana orang orang yang tidak ia kenal?

"Kak Vael? Papah suruh saja Kak Vael! Aku malas berdandan, aku juga belum ganti pakaian dan bersiap,"

"Kak Vael sedang papah tugaskan di Itali, ga mungkin papah mengirimkan sekertaris papah kesana Viel. Ini berkaitan keluarga, bukan pekerjaan,"

Hahh, Viel menghela nafasnya. "Baiklah, aku pergi,"

°~ALPHINE~°


Viel merapihkan pakainnya, rambutnya ia catok lurus, ia menggunakan heels 7cm berwarna putih, dress putih yang ia pakai sekarang tidak berbentuk seperti dress pesta. Ia pikir acara ini bukan acara hiburan, jadi ia menggunakan dress tanpa lengan dan dress tersebut hanya menutup setengah dari paha Viel. Ia menggunakan beberapa aksesoris keluaran terbaru, mulai dari kalung, jam tangan, cincin, anting, gelang dan gelang kaki. Oh iya, semua aksesoris itu berwarna Silver ditambah beberapa batu berlian menempel diaksesoris tersbut.

Setelah selesai, ia segera beranjak keluar dari apartemennya. Ia mengambil tas ransel mewah dan kunci mobil dari atas meja. Kali ini ia pergi menggunakan mobil Lamborghini nya, ia tiak ingin meruntuhkan harga diri keluarganya. Masa anak kolongmerat pakai kendaraan biasa saja? Ditambah ia berangkat sendirian.

Mobilnya keluar dari area basement, sambil mendengarkan lagu one of the girls ia menjalankan mobilnya diatas kecepatan rata-rata. Ia sudah hampir telat sepertinya, kini jam telah menunjukan pukul 7.30 . Viel menggeram, "shit! Papah marah kalau aku samai telat,"

Tak lama ia menjalankan mobil nya, akhirnya ia sampai. Viel berjalan melewati red karpet sebelum menghampiri mansion besar. Jadi, alamat yang papah kasih mengarahkannya ke sebuah mansion besar? Pikirnya.

Rasanya Viel bak selebritis, semua pandangan tertuju padanya. Staff bagian dokumentasi pun terus mengambil gambar dirinya, padahal banyak tamu yang lebih menor jika dibandingkan darinya.

Viel berjalan menelusuri ballrom, ia mengamati setiap meja. Ia pikir sepertinya orang orang yang terduduk di sini telah di persiapkan kursinya masing masing oleh pihak pembuka acara.

Viel mengamati setiap meja dan akhirmya mendapatkan nama keluarga nya di salah satu meja disana, "ERLAND'S,"

Viel duduk disana bersama 3 orang yang sesusia papah mamahnya, Malu sudah aku! Gerutu Viel dalam hati.

"Keluarga Erland?," Tanya wanita seusia ibu nya, Viel mengagguk. "Astaga, kamu makin cantik ya! Saya Queentesa Arnius,"

Queentasa mengulurkan tangannya untuk berjabat, Viel merasa tak asing dengan marga Arnius.

Arnius, Arnius, Arnius. Viel terus menggumamkan nama tersebut dalam hatinya, seraya ia membalas jabatan tangan Queen. "Viellena Park Erland,"

"Ya ampun, kamu Viel? Saya pikir kamu ini anak bungsu Erland," ucap Quentessa penuh keterkejutan.

"Eumm, bukan.." Viel tersenyum kikuk, tersirat pesan kesedihan dari raut wajahnya. "Adik ku sudah lama meninggal,"

"Yatuhan, aku benar benar tidak tahu sayang. Maafkan aku, ibu mu sudah lama tidak bertukat pesan dengan ku," Queen ikut merasa sedih, sambil mengelus punggung tangan Viel.

Queentesa memecahkan keheningan, "Kamu berkuliah dimana Sayang?,"

"Aku berkuliah di Universitas swasta, milik Hellium Group." Hellium Group merupakan sebuah perusahaan proyek luar negri. Universitas HL terdapat di beberapa negara. Ada di Amerika, Jepang, Korea dan di Itlia. Tujuan sekolah ini didirikan untuk menciptakan mahasiswa yang paham akan management perusahaan dan pengelolaan perusahaan. Biasanya anak CEO akan di daftarkan untuk berkuliah disini, tentu saja dengan biaya yang setinggi langit.

"Putra ku juga sekarang sedang di sini, ia ikut pertukaran pelajar. karena ia juga sama berkuliah di Universitas HL dan keluarga kami akan mengelola perusahaan kami disini selama 5 bulan kedepan jadi ia memilih ke Korea." Ucap Queentesa panjang lebar.

Viel hanya mengangguk anggukan kepalanya, sebenarnya ia tidak begitu tertarik dengan arah pembicaraannya dengan Queentesa. Ia sudah tahu ranah pembicaraan ini akan menuju kemana.

"Maaf? Ada sedikit pertanyaan yang ingin saya sampaikan. Sebenarnya, acara ini diadakan dalam rangka apa? Kebetulan saya tidak tahu, papah hanya memberitahu ku untuk menghadiri acara ini,"

Suara kekehan terdengar dari birai Queentesa, Queentesa menunjuk kearah Pria yang tengah menyambur beberapa tamu perempuan di salah satu meja. "Nah, kamu bisa lihat disana? Ia putra ku, ini acaranya."























—| ALPHINE |—

Jangan lupa vote biar ceritanya aku lanjut ke bab selanjutnya, kalau aku semangat aku buat yang panjang lagi durasi bacanya  hehe.

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 8.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
1.5M 135K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
690K 34.2K 51
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...
279K 1.2K 15
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!