&&&
"Aku takut, belum boleh cemburu, soalnya kita kan belum pacaran," lanjut Rayyan.
Pelan, aku tergelak. "Belum sih, tapi cemburu tuh kan nggak kenal status."
"Kamu nih, senang ya lihat aku sebal?"
"Yah, habisnya... kamu lucu, sih!"
"Kalau lucu tuh cepetan dijadiin suami dong, Katja. Keburu ada yang ngegebet aku, lho!"
Celetukan Rayyan membuatku teringat pada Latifa. "Udah ada yang ngegebet kamu, sih," gumamku.
"Kamu, ya?" tebaknya dengan senyum penuh percaya diri.
"Bukan. Temanku."
"Latifa?"
Aku mengerjap. "Kok langsung nebak Latifa? Kamu naksir juga sama dia?"
"Siapa lagi teman kamu yang pernah dikenalin ke aku, Katja? Nggak ada, kan? Cuma Latifa doang."
Benar juga. Menyadari itu, aku menyengir pada Rayyan. Karena terlanjut menyebut Latifa, aku jadi penasaran akan satu hal. "Kamu tertarik nggak sama Latifa?"
"Enggak. Aku kan sukanya cuma sama kamu, Katja."
Jawaban mantap Rayyan membuatku tersipu dan mengulum senyum. Melihat reaksiku, Rayyan menyeringai. Ya ampun, susah banget ya ngomong sama bocah! Dibuat salah tingkah melulu!
"Latifa cantik," gumamku.
"Tetap cantikkan kamu."
Duh!
"Dia single."
"Kamu juga."
"Rayyan!" aku mencebik.
Lelaki di hadapanku malah melempar cengiran. "Emang aku salah? Kamu kan single juga sekarang."
***to be continued***
Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/rachelea/private-message-chapter-15-2-off-the-wall