Boboiboy Galaxy × Readers

Від Claraa165

1.1K 124 23

Aku di titipkan oleh nenekku di Malaysia oleh kedua orang tuaku, alasan sederhana, mereka berdua berpikir kal... Більше

Prolog
01. Teman dan Keajaiban
02. Legenda dan Motobot
03. Raksasa Gurunda
04. Cattus
06. Ujian Kental (1)

05. Hiburan

151 13 13
Від Claraa165

Dan ya, terjadi pertarungan cattus dengan Kokoci, kejar kejaran sekaligus cakar cakaran. Aku hanya tertawa kecil sebelum muncul perasaan tidak enak, tapi aku menghiraukannya. Saat sedang beristirahat di dalam pesawat tiba-tiba tok Aba datang, terlihat lelah karena habis berlari, "(name), ada kabar buruk."

Aku langsung berdiri dan mendekat pada tok Aba, "kabar buruk apa?" Tok Aba tidak menjawab dan malah memegang salah satu pundakku, bingung adalah pikiranku sekarang tetapi hatiku sedang khawatir.

Apa yang terjadi?

~~~

"Kamu yang semangat ya," kalimat yang Tok Aba keluarkan membuatku menjadi semakin panik, Tok Aba mengeluh pundaku seakan menenangkan seseorang "Nenekmu... Sudah pergi meninggalkanmu."

"Pergi? Tidak akan lama kan, kan?" Aku mencoba berpikiran positif, menenangkan diri dan menjauhkan pikiran negatif.

Boboiboy yang selama ini hanya mendengarkan dari kejauhan memutuskan untuk bangkit dan memasuki percakapan juga, "Tok Aba, bilang kalau yang diucapkan (name) benar."

"Sayangnya sebaliknya, Nenekmu pergi untuk selamanya, semangat ya?" Tok Aba memelukku, sungguh hatiku sakit saat mendengarkan hal ini, mataku panas tetapi tidak bisa mengeluarkan air mata yang tersimpan, "Nenekmu memberikan pesan dan saran sebelum pergi, tapi mungkin akan Tok beritahu jika kamu sudah tenang."

"Turut berdukacita (name)," Komandan Kokoci datang dari dalam ruangannya, "Istirahat dan tenangkan pikiranmu terlebih dahulu. Informasi untuk calon anggota Tapops, dimohon untuk menghadiri ujian Kental sebelum pelantikan menjadi anggota resmi."

Aku hanya mengangguk kecil, apa yang harus aku lakukan, aku pun bingung, tidak ada keluarga yang akan menerimaku kecuali nenek ku, kemana aku harus pergi?

~~~

Sore menjelang malam tiba, pemakaman telah dilakukan, orang yang selalu memahamiku sudah tiada, tidak ada lagi yang akan mendengarkan curhatan ku, memelukku saat menangis dan mengelus kepalaku jika sedang sedih atau pusing. Yang paling aneh, kenapa ayah dan ibuku tidak datang? Alasannya mudah sih menurutku, pasti mereka hanya peduli dengan pekerjaan, nilai dan status, sudah tertebak. Malam hari aku memutuskan berjalan ke arah pantai, tanpa pelindung jaket membiarkan angin dingin mengenai kulitku dengan rambut yang digerai, menenangkan sekali.

(Diambil dari AI)

Aku duduk melihat laut yang luas dan indah, dengan udara sejuk dan dingin, beberapa menit lamanya aku mendengar suara lonceng dari belakang, "Cattus, Bellbot?"

Cattus mendekat ke arahku, merebahkan dirinya di atas pahaku dan tertidur, "Kenapa Tuan Putri (name) disini? Disini dingin kalau sakit bagaimana?"

"Panggil (name) saja bellbot, aku sengaja duduk disini, anginnya sejuk walaupun mungkin bisa membuat seseorang sakit jika terlalu lama, bagaimana denganmu? Kalau kau sakit?" Aku mengelus tubuh cattus yang sedang tertidur.

"Aku robot, tidak akan sakit, cattus kucing dengan bulu yang lebat, dia tidak akan kedinginan, kau yang harusnya dipertanyakan."

Aku hanya tertawa kecil, tidak kusangka kalau ternyata robot bahkan lebih peduli daripada manusia. Setelah beberapa lama cattus bangun dan bellbot menyuruhnya pulang untuk istirahat, aku hanya melambaikan tangan dan senyum tipis.

"Kalau kau sakit kau tidak bisa ikut ujian Kental (name)," Suara yang tidak asing di telingaku muncul dari belakang, saat menoleh tepat ada seseorang yang memasangkan topi berwarna hitam dengan sedikit warna merah di depannya.

"Boboiboy?" Gumamku saat Boboiboy dalam bentuk Boboiboy halilintar datang dari belakang, "apa yang kamu lakukan disini pada malam hari?"

"Aku melihatmu berjalan sendirian tanpa jaket di malam hari yang dingin ini, jadi aku mengikutimu," katanya, dia duduk di sebelahku lalu melepaskan jaketnya, dan memasangkannya di belakang tubuhku, "jangan sakit, nanti ga bisa tunjukkan ke orang tuamu kalau kau lebih hebat dari adikmu itu."

"Baiklah, tapi kenapa berubah menjadi Boboiboy halilintar? Bukannya katanya tidak boleh pakai tahap dua dulu?"

"Asalkan tidak dipakai bertarung secara berlebihan mungkin baik baik saja," jelasnya, dia menatap laut yang luas dan indah, dan menutup mata saat menikmati angin kencang, "tau tidak, kau orang pertama selain keluargaku yang melihatku tanpa topi dan jaket, dengan element halilintar juga tentunya, dulu Gopal pernah bilang, katanya aku lebih cocok tanpa topi tapi menurutku rambut halus itu tidak jantan."

"Lalu kenapa kau tunjukkan padaku?" tanyaku, dia tidak membiarkan orang lain melihat tetapi membiarkanku melihatnya.

"Rahasia," katanya dengan seringai andalannya, dia melirik ke salah satu tanganku yang terdapat luka, luka baru sebelum datang ke Malaysia, "kenapa bisa luka begini? Bisa jelaskan?" Dia menatapku dengan tatapan tajam dan dingin.

"Itu... Ini luka karena adikku, dia sengaja memanah ke arah ku, untungnya aku berhasil menghindar tetapi tetap kena sedikit," jawabku sambil tertawa hampa.

"Kalau ini?" Dia menunjuk ke arah luka sayat di tanganku yang cukup banyak, "kau tidak self harm, kan?"

"Ini... aku baik baik saja kok, jujur," jawabku, rasanya ingin menangis, aku tidak pandai dalam berbohong tetapi semoga saja dia percaya.

"Eyes don't lie, (name). matamu tidak berbohong, aku tahu kau tidak pandai dalam berbohong," katanya dengan suara dingin, Boboiboy halilintar ternyata memang menyeramkan.

" Baiklah akan ku jelaskan tapi jangan ejek dan jauhi aku ya?" Aku memohonkan sebelum menjelaskan, menarik napas dalam dalam lalu buang, "Sebenarnya keluarga ku adalah pembunuh bayaran, dia meneruskan usahanya kepada anak-anaknya yaitu aku dan adikku, namanya Monica. Ayahku menyuruhku meneruskan usaha gelapnya, tetapi aku menolak karena aku tahu itu perbuatan yang salah."

"Lalu?"

"Aku membenci keluargaku, karena mereka lah aku dijauhi dan tidak memiliki satu pun teman, percaya tidak percaya aku memiliki niat membunuh orang-orang, tetapi aku menahannya. Aku melampiaskan niat membunuhku dengan menyakiti tubuhku sendiri," jelasku, mataku mulai memanas, tetapi selalu tidak bisa mengeluarkanya.

"Hanya nenekku yang tahu hal itu, dan sekarang dia sudah pergi. Tapi aku sudah tidak perlu melakukannya lagi, karena dengan bergabung bersama Tapops, aku akan terluka, mau itu luka kecil atau besar, tapi itu lebih baik daripada melukai dengan sengaja."

"Hebat, kau tahu konsekuensinya jika kau melakukan hal itu," dia merangkul pundakku, mendekatkan dirinya dengan diriku, dan mengelus rambutku, "tapi jangan lukai dirimu sendiri, ceritalah padaku jika sedih, dan aku akan mendengarkanmu sekaligus melindungimu"

Ucapan yang indah, air mataku mulai keluar, pertama kalinya menangis di depan orang selain nenekku, "menangislah sesukamu, tenangkan dirimu sejenak."

–––

Setelah tenang, aku langsung melepaskan rangkulan Boboiboy, "terimakasih, apa tok Aba menjelaskan sesuatu tadi? Sebelum kau pergi ke sini."

"Oh itu, iya, dia bilang nenekmu menitipkanmu ke tok Aba dan aku, nenekmu juga menitipkan pesan kalau kau harus semangat," jelasnya, "tok Aba juga bilang, nenekmu memberikan saran, bagaimana kalau kau tinggal di rumah tok Aba?"

Aku terkejut, "dimana aku tidur? Bagaimana denganmu dan tok Aba? Apa aku tidak merepotkan? Jika aku malah membebani kalian bagaimana? Dan-" aku melemparkan pertanyaan yang banyak kepada Boboiboy, dia menaruh jaru telunjuk di bibirku menyuruh untuk diam.

"Santai, akan aku jelaskan," aku mengangguk, dia melepaskan tangannya lalu mulai menjelaskan, "Ada ruang kosong di rumahku, itu akan dijadikan kamarmu kata tok Aba, aku dan tok Aba akan menjagamu di rumah, kau tidak akan membebani kami, tenang saja."

"Kalau begitu, baiklah, demi nenekku, tapi biarkan aku tidur di rumahku dulu sebelum aku pindah ke rumahmu ya?"

"Oke," jawabnya, "Ah, apa kau mau pergi ke taman bermain besok? Aku ingin menunjukkan sesuatu."

"Boleh, sore hari saja ya?"

"Baiklah," Boboiboy bangkir dari tempat duduknya, "mari kita pulang, tuan putri (name)."

"Apa kau tertular bellbot? Jangan panggil aku tuan putri, itu hanya legenda, mungkin hanya kau yang percaya akan hal itu."

"Begitu ya..., Kalau begitu," Dia menghentikan ucapannya, lalu ber-pose salah satu tangan di dagunya seakan sedang berpikir keras, "bagaimana jika... My princess?" Dia melanjutkan kalimatnya, kali ini dia berpose seperti seorang pangeran yang mengajak salah satu putri untuk berdansa.

Muncul rona merah di pipiku, ucapannya itu bahkan membuat seseorang yang mendengarkannya mungkin langsung pingsan karena salah tingkah atau apa, "Kalau itu maumu, terserah."

Aku menggapai tangannya, dia membantuku berdiri dan langsung mengajakku pulang, aku pergi ke rumah untuk istirahat akibat lelah.

~~~

Pagi harinya, aku sudah memindahkan barang-barang ke rumah tok Aba, setelahnya aku pergi ke toko tok Aba, bosan karena di rumah sendirian, "Tok Aba, aku bosan di rumah, ada yang bisa ku bantu?"

"Oh (name), bisa tolong bawakan ini ke meja di sana?" Tok Aba meletakkan nampan di atas mejanya.

"Tentu!" Aku mengambil dan membawanya ke pelanggan, aku berikan minuman yang sudah dipesan lalu kembali.

Setengah pesanan sudah aku layani, aku sedan kembali menuju ke meja dimana tok Aba sedang membuat pesanan yang lain.

Sret!!

Ada sebuah anak panah melesat ke arah sampingku saat sedang berjalan, untungnya panah tidak tepat sasaran, aku menoleh ke samping melihat siapa yang melakukan itu.

Srett!!

Satu panah melayang lagi kali ini ke arah tepat di wajahku, tanganku reflek menggerakkan tangan dari bawah ke atas mengeluarkan rantai pelindung dari bawah tanah, "kekuatan yang hebat."

Aku mendengarkan suara yang tidak asing lagi, "ayah?" Terlihat ada kedua orang tuaku dan adikku datang, aku menurunkan rantai pelindung, walaupun sudah tidak ada, tanganku tetap memiliki cahaya yang siap mengeluarkan rantai kapan saja, "kenapa ayah di sini?"

"Hanya menjengukmu, santai kami tidak akan melukai mu lagi," katanya, aku menghilangkan kekuatanku sepenuhnya, "Kau memiliki kekuatan sehebat ini, kenapa tidak memberi tahu?"

"Aku baru mendapatkannya kemarin."

"Kalau begitu, maukah kau kembali ke dalam usaha keluarga kita?" Ayahku menawarkan hal tersebut kembali, sungguh memuakkan, "pilihan ada di tanganmu," ucapnya, adikku sekarang sudah siap menembakkan panah ke arahku, hanya tersisa melepaskan tangannya lalu selesai.

"Maaf, aku memilih jalanku sendiri, aku kecewa dengan kalian karena hanya memandang orang dari sisi buruknya saja, aku benci orang seperti itu. Lagipula jika aku kembali, kau akan menyuruhku melakukan perbuatan yang salah, kan? Aku tidak mau, maaf." kataku, aku menundukkan sedikit badan memberikan hormat sekaligus kata maaf bagi mereka.

Belum sempat membenarkan tubuh, adikku sudah melepaskan anak panahnya ke arahku, aku belum siap melakukan apapun. Sisa berjarak sedikit lagi itu akan tepat sasaran,

Sreng!

"Kau lukai dia, sama dengan berurusan denganku," Boboiboy halilintar datang dengan cepat di depanku, membelah anak panah itu menjadi dua bagian.

Boboiboy halilintar menghunuskan pedangnya ke arah samping, melindungi ku dari ancaman apapun, "kau, Boboiboy yang terkenal itu, kan? Kenapa kau melindungi kakakku yang tidak bisa apa-apa itu?" Adikku terkejut, sedikit informasi dia lebih muda 2 tahun dariku, dia menjadikan Boboiboy idolanya.

"Jaga ucapanmu bodoh, kau yang tidak berguna."

Sebelum Monica menjawab dia sudah ditarik pergi oleh ayahnya, "sudah, jika memang itu pilihannya, biarkan saja, kupastikan dia menyesal, memang anak tidak tau diuntung."

"Tapi ayah, dia bersama idolaku, aku tidak suka!" Oceh Monica saat ditarik oleh ayahnya.

"Sudah, kau bisa idolakan yang lain sayang," ayah memeluknya, aku iri melihatnya, aku juga ingin dipeluk oleh sosok ayah, aku hanya bisa memegang salah satu tanganku dengan erat.

"Setidaknya bilang jika ingin merasakan itu," Boboiboy dalam bentuk biasa merangkulku, menarik ke dalam pelukannya, "Kau memperlakukan orang lain dengan baik, tapi kau melupakan dirimu sendiri."

Bayangan seseorang muncul, di tempat lain dengan orang yang berbeda, memelukku juga tetapi sungguh nyaman, "Ayah?" Lirihku.

"Ada sesuatu?" Tanyanya, aku hanya menggeleng kecil, "kalau begitu mari lanjutkan, setelah itu bersiaplah untuk pergi."

Aku mengangguk sebagai jawaban, lalu melanjutkan kegiatan membantu tok Aba.

~~~

Sore harinya, aku sedang bersiap memilih pakaian yang akan dikenakan untuk pergi ke taman, Boboiboy sudah menunggu di depan sambil menonton televisi, "(name), sudah?"

"Sudah tapi..." Aku masih ragu ragu dengan pakaian yang tidak biasa aku kenakan, "aku merasa aneh dengan pakaian yang ku gunakan untuk pergi."

"Aku yakin itu akan bagus, ayo pergi."

Aku keluar kamar, meski sedikit ragu-ragu untuk menunjukkan pakaian yang jarang sekali aku pakai, "aku merasa tidak yakin..."

(Diambil menggunakan AI)

Boboiboy mematung, dia hanya diam memandangi ku, dan wajahnya sedikit memerah, "Cantik, sudah ayo!" Dia menarik tanganku untuk bergegas pergi ke tempat bermain.

Di perjalanan, kami hanya diam, canggung untuk memulai percakapan karena sudah jarang bertemu sejak kecil, "Anu, kenapa kamu ga pakai baju seperti itu saat menjalankan misi?" Boboiboy memulai percakapan, memecahkan keheningan yang ada.

"Aku kurang suka pakai rok, karena aku kurang bebas untuk bergerak," jawabku, "tapi aku tidak akan menguncir rambutku lagi, karena dulu aku pernah bilang ke diriku sendiri, jika aku akan melepas kunciran rambut jika aku melepaskan kepergian seseorang yang aku sayangi."

"Begitu ya, itu bagus, jujur aku lebih suka jika kau tidak menguncir rambutmu!" Dia tersenyum, senyumannya manis, beda dari yang lainnya.

Kami berdua berjalan menuju taman bermain sambil berbicara tentang masa-masa kecil dulu, kami berdua rindu pada jaman itu, kami masih kecil, bermain sepuasnya dan tidak ada tuntutan untuk menjadi ini dan itu. Tanpa disadari sekarang kami sudah sampai di tempat bermainnya, lengkap dan luas, ada biang Lala, kora-kora, photo booth, karaoke room dan lain-lain.

"Mau main apa?" Boboiboy bertanya padaku yang sedang melihat keseliling dengan mata yang berbinar-binar.

"Aku belum pernah ke tempat seperti ini sebelumnya," ucapku, "terserah kamu saja."

"Kalau begitu, sebagai permulaan!" Boboiboy menarikku ke dalam photo booth, "kita foto sebentar! Bilang cis!" Dia membentuk tangan dua jari, padahal aku baru saja mempersiapkan diri.

pengambilan foto kedua, aku membentuk setengah hati di pipi, sebelah kanan, tiba-tiba Boboiboy meletakkan tangan berbentuk setengah hati di sebelah kiriku juga, "maksud?"

Dia hanya nyengir tanpa rasa bersalah, di pengambilan foto ketiga dan terakhir Boboiboy langsung meletakkan sebelah tangannya di atas kepalaku, aku masih memproses apa yang terjadi, "pendek," ucap nya sesudah potret terakhir selesai.

Photo booth telah selesai, foto sudah di cetak dan sudah ada di tangan kami berdua, aku merajuk karena kesal dengan ucapannya tadi, apa-apaan dia? Memangnya aku sependek itu kah? Di Indonesia aku adalah siswi tertinggi ke 3 di kelas 12, aku hanya bisa bergumam dan mengumpat, "dasar sombong, padahal dulu dia lebih pendek dariku kenapa sekarang sebaliknya, dasar tiang."

Boboiboy yang merasa bersalah karena ucapannya sendiri langsung memegang salah satu tanganku dan meminta maaf, "(name), maaf aku ga bermaksud, tapi kan emang itu kenyataan."

Aku hanya diam saja, malas menjawab permintaan maafnya itu, Boboiboy merasa makin bersalah, dia melihat sekeliling seperti mencari sesuatu, lalu setelah menemukan sesuatu dia menarikku lagi menuju suatu tempat, "kemana?"

"Meminta maaf sekaligus menunjukkan sesuatu," jawabnya, setelah sampai di ruangan karaoke, dia melepaskan topinya lalu memegang salah satu gitar classic, "Aku mau minta maaf soal ucapanku tadi, jangan merajuk, ya? Dan juga aku ingin menunjukkan sesuatu kalau, aku sudah bisa main gitar!"

"Keinginanmu waktu kecil ya? Gitar apa yang kau bisa mainkan?"

"Gitar classic dan listrik, biar aku mainkan satu lagu, dari gitar classic terlebih dahulu."

Dia mulai bersiap memainkan gitar classicnya, dia mengatur pengaturan nadanya sesuai dengan keinginannya, dan mulai memainkan salah satu lagu Inggris.

♪♪♪

It's you, it's always you
Met a lot of people, but nobody feels like you
So please don't break my heart, don't tear me apart
I know how it starts, trust me, I've been broken before
Don't break me again, I am delicate
Please don't break my heart, trust me, I've been broken before

(It's you - Alie gatie)

♪♪♪

Aku bertepuk tangan, "keren, kenapa kau pilih lagu itu?" Tanyaku.

"Karena artinya mungkin?" Jawabnya walaupun terlihat ragu, "sekarang gitar listrik, lihat ya."

♪♪♪

Baby, I'm dancing in the dark
With you between my arms
Barefoot on the grass
Listening to our favorite song
I have faith in what I see
Now I know I have met an angel in person
And she looks perfect

(Perfect - Ed Sheeran)

♪♪♪

"Bagus sekali, apa lagu yang kau mainkan ini sesuai dengan yang ada di pikiranmu?" Tanyaku, aku penasaran kenapa dia memilih lagu luar dibanding lagu dalam negeri.

"Aku memilihnya dari liriknya dan arti lagunya, juga nadanya yang tenang," jawabnya, "besok kita akan ujian Tapops, apa kau sudah siap?"

Aku mengangguk, "sudah, ayo lanjutkan permainan yang lain, aku sudah melihatmu memainkan gitar, aku suka sekali melihat kau memainkannya."

"Terimakasih, ayo!"

Kami melanjutkan permainan yang lain, seperti biang Lala, kora-kora—walaupun sedikit malu karena aku takut ketinggian lalu tidak sengaja memeluk Boboiboy—dan banyak lagi, kami pulang sekitar jam 8:00 malam, lalu beristirahat untuk melakukan ujian Kental besok.

~ be continued

(AAA, Akhirnya UTS udah lewat, makasih ya udah mau nunggu selama seminggu ^^, author mau pamer jugaa, kemarin author ke event terus ketemu cosplayer Boboiboy halilintarr, tapi author ga foto sama hali karena hali bareng komun cosplay nyaa :(, dan juga selamat bagi umat muslim yang sedang berpuasa, semoga bisa puasa satu bulan full, salam toleransi ^^

Gomen kalau sedikit alay, soalnya itu yang ada di otak author, ditunggu lanjutan ceritanya oke?

Terdapat request dari VellynciaGrizellynqu, terimakasih!)

Bonus foto Boboiboy!!

(↑ From X @Bong_trangg)

(↑ From X @Fuyuchinoo)

Продовжити читання

Вам також сподобається

338K 28.1K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
1.8M 18.5K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
1M 86.6K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...