Switchover

By Jnurpriyanti18

461 102 24

Hidup Jihyo yang semula tenang di Panti Asuhan Hakyung, seketika penuh drama saat memasuki usia 17 tahun. Tep... More

Bagian I : Sweet Seventeen?
Bagian III : Like a Dream
Bagian IV : Meet Again
Bagian V : Wizarding Star Station
Bagian VI : Welcome to MOA

Bagian II : Welcome to Magrinio

65 16 1
By Jnurpriyanti18

"Kau ... kau tidak mungkin seorang peri! Itu hanyalah cerita fiksi yang tak akan pernah jadi nyata," ucap Jihyo yang masih pada tempatnya. Kepalanya menggeleng, mencoba untuk menyingkirkan halusinasi yang dirinya ciptakan. Akan tetapi, Jihyo malah dihadapi dengan hujan yang sama sekali tidak terasa menyentuh tubuhnya, padahal saat ini tengah hujan.

"Ini tidak mungkin ...." Jihyo berujar lagi. Ia merasa seperti gadis tidak waras atau apa yang terjadi efek samping dirinya terlalu bekerja keras? Itu mungkin saja. Alhasil, Jihyo lekas memejamkan mata seraya menepuk-nepuk kedua pipi. Hal yang dilakukan untuk menyadarkan dirinya ke tempat yang nyata, lalu perlahan ia membuka mata.

Jihyo langsung berteriak. Bahkan, ia menyeret tubuh ke belakang kala wanita asing itu ternyata begitu dekat dengan dirinya. "Pergilah! Jangan mengatakan hal omong kosong. Aku tidak melakukan apapun yang mengarah pada mengganggumu."

Twinkle mengangguk mendengar perkataan Jihyo dengan posisinya yang tengah berjongkok. "Nona Muda memang tidak mengganggu. Saya sebelumnya meminta maaf karena membuat Nona Muda terkejut, tetapi sudah saatnya Nona Muda kembali ke Magrinio. Ini permintaan dari Madam Lyn," ucap Twinkle memelas.

Jihyo yang diselimuti ketakutan mengerjapkan mata. Semakin tidak mengerti maksud perkataan wanita asing di hadapannya ini. Akan tetapi, Jihyo memilih membisu, tak meminta penjelasan karena ia begitu takut. Rasanya ingin segera berlari, namun kedua kakinya seperti jeli, terasa sangat lemas. Pikiran Jihyo juga dibuat blank. Ia tidak tahu harus melakukan sesuatu dalam kondisi seperti ini.

Twinkle yang seakan paham tersenyum tipis. Diraih jemari Jihyo gemetar dan Jihyo seakan tidak menolak. Pergelangan tangan Jihyo yang berpusat pada urat nadi dibiarkan menghadap ke atas dan perlahan, cahaya berwarna keemasan keluar, menciptakan silau yang membuat mata sulit memandang. Hanya saja, cahaya itu bertahan beberapa detik. Ketika Jihyo membuka mata, ia lekas mengamati pergelangan tangannya dan betapa terkejutnya Jihyo melihat sebuah tato bergambar ukiran kuda yang seakan ditunggangi, membuat Jihyo membulatkan mata karena terkejut.

"Apa yang terjadi. Tato itu?" Jihyo tidak melanjutkannya.

Kembali, Twinkle tersenyum tipis. "Ini adalah tanda keluarga Chevalier. Seperti yang saya katakan! Nona Muda adalah salah satu keturunan yang tersisa keluarga Chevalier. Saat ini, Madam Lyn, Nenek Nona Muda tengah menunggu anda dan apapun yang Nona Muda saat ini pikirkan, adalah hal yang nyata. Nona Muda tidak berhalusinasi," ucap Twinkle tersenyum begitu merekah.

"Nenek?"

Twinkle mengangguk. "Hanya Madam Lyn dan Nona Muda yang tersisa untuk keluarga Chevalier. Nona Muda pun sudah saatnya mempersiapkan diri untuk melakukan hal yang seharusnya sebagai penerus dan penyihir cahaya," jelas Twinkle lagi.

Akan tetapi, Jihyo sulit sekali untuk mencerna apa yang terjadi. Ia sama sekali tidak membayangkan jika cerita atau film fantasi yang biasa ia saksikan ternyata bukan hanya sekadar fiksi. Fantasi sejenis sihir benar-benar ada dan plot twist yang terjadi, ialah salah satu penyihir itu. Tato yang ada di pergelangan tangannya, membuat Jihyo termenung. Seketika teringat pada keinginannya di hari pergantian umumrnya.

Apa ini termasuk jalan terbukanya semua pertanyaan tentang keluargaku?

Kata wanita di hadapannya ini, ia memiliki keluarga, nenek yang sudah menunggunya. Bukan'kah inilah yang Jihyo inginkan selama ini? Jihyo masih diam mengamati, hingga ia melihat sebuah tangan mengulur kepadanya. Tangan mulus milik Twinkle dengan senyum yang terus merekah.

"Nona Muda bisa percaya pada saya. Demi keselamatan Nona Muda, saya sudah menukarnya dengan nyawa saya sendiri."

***

Jihyo tidak tahu, apakah keputusannya sudah benar ketika menerima uluran tangan Twinkle. Bahkan, ketika ia mengikuti Twinkle yang saat ini berjalan meninggalkan area halte. Masuk lebih dalam ke arah perkotaan, tidak peduli jika ia menjadi tontonan, Twinkle dengan anggun melangkah dan Jihyo yang dilingkupi perasaan was-was melangkah begitu pelan. Walau Twinkle menyuruhnya untuk mereka sejajar atau berjalan terlebih dahulu, tetapi Jihyo enggan melakukannya.

Jihyo seperti anak ayam yang mengikuti induk. Hingga saat Twinkle berhenti, Jihyo juga melakukannya. Kebingungan mengelilingi Jihyo kala Twinkle berhenti di sebuah toko yang tampak tua, bertuliskan Toko Barang Antik M. Tidak ada yang Twinkle katakan selain menoleh dengan senyumannya seraya menggenggam jemari Jihyo. Seakan Jihyo tidak boleh terlepas dari genggamannya.

Kepala Twinkle mengangguk, lantas ia mengambil langkah untuk masuk ke dalam toko tersebut. Jihyo memejamkan mata saat mendengar suara derit pintu akibat Twinkle membukanya, tetapi keheranan seketika menyerang Jihyo saat ia malah merasakan seakan sekumpulan angin menyerbu dirinya. Begitu penasaran, perlahan Jihyo membuka mata dan ia mendapati sekeliling yang tak seperti ia bayangkan.

Bukankah mereka seharusnya ada di toko barang antik?

"Selamat datang di Kota Magrinio Nona Muda. Kita saat ini ada di pusat kota. Jadi, harap maklum jika terlihat begitu ramai. Kita juga tidak bisa melakukan telerpotasi sehingga mungkin membutuhkan waktu lebih banyak untuk tiba di kediaman Chevalier," jelas Twinkle pada Jihyo yang tentu bingung dengan sekitar yang begitu asing.

Jihyo seperti menulikan pendengarannya. Ia terpukau dengan apa yang ada di hadapannya. Area sekitar, mereka seperti terlempar di zaman kerajaan sedikit modern. Semua masyarakat yang berlalu mengenakan gaun menjuntai hingga ke lantai, bak seorang putri kerajaan. Sementara kaum laki-laki, mereka tampak sedikit modern dengan menggunakan kemeja atau setelan jas lengkap dengan berbagai model.

Pantas saja Twinkle menggunakan gaun! Hanya saja, Jihyo tidak menyangka akan terlempar di tempat ini. Ia yang menggenakan seragam sekolahnya, berada di tengah-tengah masyarakat yang memiliki status sosial tinggi. Bahkan, Jihyo sampai lupa jika masa yang ia tempuh saat ini seperti siang hari, padahal sebelumnya waktu yang sudah begitu larut.

"Aku seperti bermimpi!"

"Tetapi ini bukan mimpi, Nona Muda," ucap Twinkle memangkas lalu semakin memegang erat jemari Jihyo. "Ayo Nona Muda, kita harus bergegas ke kediaman, karena Nona Muda juga harus mempersiapkan banyak hal," ucap Twinkle yang menyedarkan Jihyo yang tengah larut dalam lamunannya.

Jihyo hanya tersenyum tipis sembari mengangguk. Walau sedikit bingung, kenapa ia seolah-olah sudah menerima fakta bahwa ia adalah bagian dari mereka? Bukankah ini begitu cepat? Jihyo hanya ingin memastikan sesuatu dan jika merasa terancam, ia akan kembali ke tempatnya. Jihyo merasa itulah pilihan yang baik dan semoga saja Twinkle bisa memahami apa yang ia rasakan.

Setelah 17 tahun hidup seperti manusia pada umumnya, lalu dikatakan sebagai penyihir dan melihat hal tak lazim, tentu saja wajar jika mental Jihyo sedikit terguncang. Aku berharap semuanya akan baik-baik saja! Jihyo berujar seraya memejamkan mata, tetapi saat membukanya, ia tidak sengaja menyenggol seseorang, tidak membuat keduanya terjatuh.

Jihyo dan Twinkle tersentak. Dua kali lipat merasakan hal yang sama kala sosok yang ditabrak langsung berlalu, tanpa melirik atau berkata. Jihyo juga dibuat tak bisa berkata-kata dengan apa yang terjadi. Jihyo bisa yakin, tabrakan itu terjadi karena dirinya.

"Apa Nona Muda baik-baik saja? Apa ada yang luka?" tanya Twinkle yang langsung menilik seluruh tubuh Jihyo. Sang empu yang ditanya spontan saja menggeleng. Twinkle yang seakan tidak terima, dibuat mendesis. "Kaum penyihir kegelapan memang tidak beradab! Mereka bahkan berlalu begitu saja."

Kemarahan Twinkle membuat Jihyo sedikit terkejut. Perkataannya mengenai penyihir kegelapan, seluruh tubuh Jihyo dibuat merinding. Walau ia masih percaya tidak percaya mengenai hal yang menimpanya, tetapi ia begitu ngeri jika mengenai penyihir kegelapan. Pantas saja Jihyo merasakan aura yang mendominasi ketika laki-laki itu berlalu begitu saja.

"Aku tidak tahu jika dia dalah penyihir kegalapan."

Twinkle tersenyum tipis. "Aura mereka begitu mendominasi. Gampang membedakan jika mereka memang pure blood," ucap Twinkle yang membuat Jihyo mengangguk walau kedua mata Jihyo dibuat fokus dengan pin ukiran yang ada di sekitar kakinya. Langsung saja ia mengambil benda yang tampak menyilaukan mata dan memperlihatkannya pada Twinkle.

"Sepertinya pin ini milik laki-laki itu." Jihyo berujar.

Pin dengan ukiran ular yang ingin mematuk mangsanya, berwarna hitam dan tampak begitu silau. Jihyo tidak mengerti apa ia temukan, tetapi ia bisa melihat perubahan wajah Twinkle setelah mengamati pin miliknya.

"Ini adalah lambang keluarga Koch, Nona Muda. Bagaimana pun nanti di masa depan, saya berharap Nona Muda tidak bersinggungan dengan keluarga ini karena mereka penyihir kegelapan yang bisa saja mencelakai Nona Muda. Dan aku baru mengingat satu hal. Penerus Keluarga Koch akan menjadi tingkat pertama, sama seperti Nona Muda nanti di Magrinio of Academy!"

Apa lagi ini? Magrinio of Academy?

Padahal Jihyo merasa belum setuju untuk tinggal di tempat ini, lalu kenapa ia seolah-olah akan bersekolah di sana? Mengenai Keluarga Koch dan penerusnya, tentu Jihyo akan mengingat hal itu. Ia tidak ingin bersinggung dengan mereka karena Jihyo masih ingin hidup lebih lama lagi. Walau ia tahu tentang penyihir cahaya juga memiliki tingkat kekuatan yang sama dengan penyihir kegelapan, tetapi mengetahui dari informasi fiksi yang ia tahu, penyihir kegelapan begitu sering membuat perjanjian dengan iblis, binatang dan benda-benda terkutuk sehingga mereka tampak mengerikan.

Jihyo memilih untuk tidak menanggapi Twinkle, hingga Twinkle kembali menuntun ke sebuah tempat yang katanya adalah transpotrasi yang biasa mereka gunakan tetapi bentuknya seperti bilik telepon, berwarna merah menyala. Mereka akan masuk di sana dan mengatakan mantra 'Mergi la' lalu menyebut tempat yang diinginkan dengan catatan masih berada di Negara Magrinio. Berkat tuntutan Twinkle, mereka akan ke sana. Akan tetapi, Jihyo tidak menyadari kala iabmasih memegang pin itu. Bahkan, dengan gerakan alami tanpa ia sadari, Jihyo yang sebelumnya disuruh oleh Twinkle untuk membuang pin itu malah memasukkannya ke dalam saku.

Hola, aku akhirnya bisa update di sini.

So, selamat datang di Magrinio🦋

Ya, seperti yang dikatakan ya, setiap keluarga yang ada di Magrinio memiliki lambang masing-masing yang mereka ambil dari bentuk hewan😙 Dan aku mengambil garis besar pembahasan mengenai Penyihir kegelapan dan penyihir cahaya.

Penjelasan lainnya secara bertahap! Tetap stay pokoknya ya🦋

Sampai ketemu nanti~~

Continue Reading

You'll Also Like

923K 68.7K 32
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
114K 263 8
konten dewasa 🔞🔞🔞
3.5M 341K 93
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
123K 155 14
Kumpulan cerita dewasa part 2 Anak kecil dilarang baca