Di depan Menara Hitam di Hannam-dong, tempat tinggal keluarga Sejun.
"Kimchi?!"
"Kami telah mengonfirmasi 500 kontainer, masing-masing disesuaikan menjadi 1kg!"
"Lauk pauk?!"
"Kami telah menyiapkan 10 jenis lauk pauk yang biasa disukai Sejun~nim, seperti tumis teri, tumis sosis dan sayur, serta telur asin kecap, masing-masing berbobot 1kg, dengan total 500 kontainer!"
"Bagus. Terakhir, resepnya?!"
"Kami telah mencatat semua resep kimchi, sup kimchi, dan lauk Kim Mi-ran~nim!"
Karyawan Asosiasi Kebangkitan Korea menjawab pertanyaan Kim Dong-sik.
Kemudian,
"Master, kami sudah siap!"
Kim Dong-sik membuat laporan akhir kepada Han Tae-jun.
"Bagus! Kalau begitu ayo pindah ke menara!"
"Ya!"
Mengikuti perintah Han Tae-jun, 1.000 anggota Pasukan Pertahanan Bumi memasuki Menara Hitam, masing-masing membawa satu wadah berisi kimchi dan lauk pauk.
"Ayo pergi."
"Ya!"
Han Tae-jun dan Kim Dong-sik, masing-masing memegang buku resep, adalah orang terakhir yang memasuki Menara Hitam.
***
Di lantai 75 menara.
Flap, flap.
Piyo!
[Harap berbaris dengan benar!]
Piyot yang asyik terbang berkeliling meneriaki sekitar 300 orang yang mengantri membeli undangan.
Harga satu undangan pesta adalah 1 miliar Koin Menara, dan mereka yang mengantre sebagian besar adalah tokoh besar, tokoh berpengaruh, atau individu kaya, tapi
'Aku adalah kaki depan kanan Theo~nim berikutnya! Aku tidak takut!'
Piyot mengendalikan mereka tanpa merasa terintimidasi.
'Hehe. Aku akan bekerja keras dan mendapatkan pengakuan Theo~nim!'
Berpikir untuk menerima pujian dari Theo, Piyot dengan rajin mengamati sekeliling.
Mereka yang mengantri juga tidak ingin menimbulkan keributan dan tidak disukai Theo, sehingga mereka dengan sukarela mengikuti kendali Piyot.
Namun,
Tidak semua orang seperti itu.
Snap.
"Hai. Lama tak jumpa."
Seekor hyena beastman dengan santai merangkul bahu pedagang di depan.
"Hah? Siapa..."
Sebelum pedagang yang tidak mengerti itu bertanya siapa orang itu,
Crack.
"Ugh!"
"Ayahku adalah bos menara lantai 88, Keruja... Bagaimana kalau kita bertukar tempat?"
Menekan bahu pedagang dengan kekuatan dan statusnya,
Whoosh!
Dia secara alami mengambil tempat dengan menarik orang lain ke belakang. Itu memotong antrean.
Kemudian,
Piyo! Piyo!
[Tidak boleh memotong antrean! Harap berbaris dengan benar!]
Tentu saja Piyot yang sedang mengamati seperti elang langsung menangkapnya.
Namun,
"Apa?! Mengapa kamu memperlakukan pelanggan seperti ini?!"
Harzar, putra bos Keruja di lantai 88, keberatan dengan sikap Piyot meski sudah memotong antrean.
Biasanya, sebagian besar akan menundukkan kepala dan menurutinya, tapi
Piyo! Piyo!
[Kamu bukan satu-satunya pelanggan di sini! Semua orang juga pelanggan, jadi harap berbaris dengan benar!]
Piyot bukanlah orang yang lembut.
'Eek! Jika itu lantai 88, kamu bahkan tidak akan kenyang!'
Harzar yang selama ini hidup sesuka hatinya di lantai 88 dengan mengandalkan kekuatan ayahnya, sangat kesal dengan keadaan saat ini.
Namun, karena ini bukan wilayahnya di lantai 88, Harzar berusaha sebaik mungkin untuk tidak melakukan kekerasan.
"Eek! Berapa usiamu?!"
Piyo!
[Aku sudah cukup umur untuk usiaku!]
"Jadi berapa umurmu?!"
Piyo!
[Aku sudah hidup selama 47 hari!]
"Apa?!"
Darahmu bahkan belum mengering di punggungmu!!!
Crack.
Kehilangan kesabaran karena tanggapan Piyot,
Crunch.
Harzar bertambah besar, berubah menjadi bentuk tempurnya.
"Grrrr. Aku akan membunuhmu!"
Harzar, yang kini tingginya 3 meter, membuka mulutnya lebar-lebar untuk menerkam Piyot.
...!
Dibekukan oleh serangan mematikan itu, Piyot hendak dicabik-cabik oleh gigi tajam Harzar
"Perisai"
Bang!
Dinding biru buram muncul di depan Piyot, menghalangi serangan Harzar.
"Grr. Siapa ini?!"
Harzar mencari orang yang menghalanginya.
Kemudian,
"Kyoo-Kyoo, kamu baik-baik saja, Piyot?"
Piyo! Piyo!
[Ya! Terima kasih!]
Mata Harzar melihat seekor hamster putih bersih sedang berbicara dengan Piyot.
Meskipun dia pernah mendengar tentang Iona,
'Siapa itu?'
Harzar tidak dapat mengingatnya.
Tetapi
"Ini adalah kemarahan tahap kedua!"
"Lari dengan cepat!"
"Ah! Tapi Theo~nim ada di sini, bukan?"
"Benar! Kita harus memberitahu Theo~nim secepatnya!"
Mereka yang mengetahui identitas Iona buru-buru memanggil Theo,
"Iona, kamu sudah datang, meong?"
Dadada.
Mendengar Iona telah tiba, Theo bergegas mendekat.
"Kyoot kyoot kyoot. Theo!"
Saat melihat Theo, amarah Iona mencair seperti salju.
Swoosh.
Poof.
Iona dengan cepat terbang ke arah Theo dan mengubur dirinya di ekornya.
"Iona, tapi kenapa kamu marah, meong?"
"Kyoot kyoot kyoot. Beraninya orang itu mencoba membunuh Piyot, kaki depan kanan Theo berikutnya!"
"Piyot, katamu, meong?!"
Mendengar perkataan Iona, Theo menatap Harzar.
"Apa?"
Harzar terlambat menyadari bahwa suasananya berubah menjadi aneh, tapi sudah terlambat.
"Cap di sini, meong!"
Theo menyerahkan kontrak kepada Harzar.
Kontrak tersebut menyatakan bahwa Harzar akan bekerja sebagai budak sampai dia membayar 10 miliar Koin Menara untuk nyawa Piyot.
"10 miliar Koin Menara?! Itu konyol... Bagaimana bisa nyawa burung itu begitu mahal?!"
Harzar membantah isi kontrak tersebut.
Tetapi
"Puhuhut. Tidak, meong! Nyawa Piyot mahal sekali, meong! Karena dia adalah kaki depan kananku, Wakil Ketua Theo, yang berikutnya, meong! Jadi, cepat cap dengan kakimu, meong!"
Itu menyelesaikan masalah bagi Theo.
Berkat ini, rumor tentang Piyot, bawahan kucing emas Park Theo, mulai menyebar.
Selain itu, mereka yang mengenali lencana diplomat Kerajaan Kov di dada Piyot menyebarkan rumor bahwa Kerajaan Kov, bersama dengan Kerajaan Pita Merah, telah menerima perlindungan naga.
Namun, bukan itu yang penting bagi Piyot.
Piyo! Piyo!
[Budak! Cap dengan cepat!]
Peck. Peck.
Piyot, yang menjadi sombong setelah melihat kontrak itu, mematuk kepala Harzar, mendesaknya. Hehe. Kamu adalah bawahan resmi No. 1 Pirururur Yotra!
Press.
Oleh karena itu, Harzar, setelah melampiaskan amarahnya secara tidak patut, menjadi bawahan resmi Piyot No.1.
***
Lantai 99 menara.
Tok. Tok.
[Anda telah memperoleh benih jagung.]
[Pengalaman kerja Anda sedikit meningkat.]
[Kemahiran Anda dalam Memanen Benih Lv. 8 sedikit meningkat.]
[Kamu perlu menggunakan skill Memanen Benih 910.023 kali lebih banyak untuk menyelesaikan misi pekerjaan.]
...
.
Saat Sejun sibuk memisahkan biji jagung untuk menyelesaikan misi pekerjaannya,
Thump. Thump.
Dari jauh, Raja Minotaur dan para minotaur hitam mengunjungi pertanian Sejun.
"Raja Minotaur, kamu datang lebih awal?"
Sejun, mengira mereka datang atas undangan Theo, berbicara kepada Raja Minotaur.
Moo!
[Sepertinya kamu sibuk mempersiapkan pestanya, jadi kami datang untuk membantu!]
"Persiapan? Lalu, bisakah kamu pergi ke lantai 98 dan membawa kembali beberapa melon?"
Moo! Moo!
[Ya! Ayo pergi, teman-teman!]
Thump. Thump.
Mengikuti kata-kata Sejun, Raja Minotaur memimpin semua minotaur hitam turun.
"Kenapa semuanya... Kenapa?"
Sejun, yang tidak menyadari penyebaran berita pesta di Menara Hitam, dengan bingung menyaksikan Raja Minotaur memimpin semua minotaur hitam pergi.
Pesta sederhana yang Sejun bayangkan versus pesta besar yang Raja Minotaur bayangkan.
Jumlah 'beberapa' yang mereka pikirkan sangatlah berbeda.
"Aku sedikit lapar."
Nom.
Melihat minotaur hitam yang berangkat, Sejun memakan daging yang diberikan oleh Aileen.
[Anda telah mengonsumsi Potongan Bakso Sehat Aileen.]
[Anda harus memakan semua bagiannya untuk merasakan efeknya.]
[455 buah tersisa.]
Pesan itu datang dengan perasaan kenyang. Nyaman untuk mengisi perut saat dia terlalu malas menyiapkan makanan.
Jadi, setelah mengisi perutnya,
Tok. Tok.
Sejun lupa waktu saat memanen benih.
"Hah?! Ini sudah malam, kenapa Cuengi belum juga datang? Toryong!"
Sejun mengendarai Toryong ke hutan barat, mencari Cuengi, yang belum kembali bahkan setelah waktu makan malam telah berlalu.
Namun,
"Cuengi! Kamu ada di mana?!"
......
Meski memanggil Cuengi, dia tidak ditemukan di mana pun saat Sejun tiba di hutan barat.
"Ke mana perginya Cuengi? Aileen, bisakah kamu menemukan Cuengi?"
Jadi, Sejun meminta bantuan Aileen,
[Administrator menara mengatakan Cuengi ada di lantai 88.]
"Eh? Lantai 88? Mengapa Cuengi ada di sana...?"
Sejun mengetahui bahwa Cuengi ada di lantai 88.
***
Lantai 88 menara.
(Saudara Cuengi, apakah kamu yakin ada herbal di sini?)
Kelelawar emas, terbang berkeliling dan melihat sekeliling, bertanya pada Cuengi.
Daerah itu adalah gurun dengan hanya bebatuan abu-abu yang terlihat. Tidak ada tanaman yang terlihat.
Kueng! Kueng!
[Ya! Percaya saja padaku!]
Bang!
Cuengi yang terbang di sampingnya menjawab dengan percaya diri dan meningkatkan kecepatannya.
Flap. Flap.
(Ayo pergi bersama!)
Kelelawar emas itu mengepakkan sayapnya dengan keras mengikuti Cuengi.
Setelah beberapa saat,
Kuehehehe. Kueng!
[Hehehe. Ini dia!]
Katanya sambil memandangi batu merah besar yang terletak sendirian di tengah gurun.
Hah?
Kelelawar emas itu memiringkan kepalanya mendengar kata-kata Cuengi.
Kemudian,
Bang!
Cuengi melempar batu ke batu merah dengan telekinesis,
Screech!
Kuncup, yang menyamar sebagai batu, mekar terbuka, menjerit sedemikian rupa sehingga mengganggu keseimbangan mangsanya.
Dan,
Wriggle. Wriggle.
Ratusan tentakel di dalam kuncupnya bergerak di udara, mencoba menjerat mangsanya.
Mengira batu yang dilempar Cuengi adalah mangsanya, ia berusaha melahapnya.
Di saat yang sama, nama itu muncul di atas monster itu.
[Bunga Mayat Batu Merah]
Monster yang mampu menyembunyikan namanya melalui kamuflase.
Kueng!
[Ini akan datang!]
Cuengi, setelah mengidentifikasi targetnya, mengangkat tubuh Bunga Mayat Batu Merah ke langit dengan telekinesis.
Kemudian,
Rumble.
Tanah bergetar, dan akar Bunga Mayat Batu Merah mulai tercabut.
Screech! Screech!
Bunga Mayat Batu Merah, panik dan terus menerus berteriak saat akarnya dicabut.
Setelah akarnya tercabut seluruhnya,
Crack.
Cuengi merentangkan cakarnya ke udara, menggenggam erat,
Crunch.
Dan pembuatan jus dari akar Bunga Red Rock Corpse pun dimulai.
Kueng!
[Tidak ada satu tetes pun yang terbuang sia-sia!]
(Ya!)
Kelelawar emas dengan rajin menangkap sari Bunga Mayat Batu Merah ke dalam botol kaca di bawahnya.
Setelah beberapa saat,
Thump.
Bunga Bangkai Batu Merah yang diperas oleh Cuengi ditanam kembali ke dalam tanah.
Kueng! Kueng!
[Demi umur panjang dan kesehatan Ayah, aku akan datang lagi lain kali! Kelelawar emas, ayo berangkat!]
Cuengi mengucapkan selamat tinggal pada Bunga Mayat Batu Merah, berjanji untuk kembali lagi nanti, dan terbang menuju lantai 99.
Screech...
Bunga Mayat Batu Merah buru-buru melarikan diri ke tempat lain.
***
Sementara Theo mengubah Harzar menjadi bawahan Piyot.
Gororong.
Kking...
[Aku lapar...]
Fenrir yang tadinya tidur di atas bungkusan Theo terbangun karena lapar.
Kking...
[Mereka tidak ada...]
Fenrir melihat sekeliling dan, menyadari bahwa Theo dan Piyot tidak terlihat,
Mengambil langkah untuk melarikan diri ketika
Gurrurr.
Perutnya keroncongan dengan keras.
Kking... Kking...
[Aku sangat lapar... bajingan jahat itu bahkan tidak memberiku makan...]
Itu merupakan pukulan telak bagi martabat Fenrir, serigala pemangsa dewa dan menduduki peringkat pertama di antara para rasul penghancur.
Sniff sniff.
Kking...
[Ada bau harum datang dari sana...]
Fenrir buru-buru mengikuti aroma itu,
Thump! Thump!
Tapi tempat ini terlalu ramai untuk dinavigasi oleh Fenrir.
Kking! Kking!
Puluhan kali ia terbentur dan terdesak oleh kaki orang yang lewat.
Kking...
[Hampir sampai...]
Gulp.
Akhirnya, mengikuti aroma tersebut, Fenrir melihat sebuah benda di tangan seorang pedagang dan menelan air liurnya.
Dan
Kking!
[Aku akan memakannya dengan baik!]
Bam.
Dia melompat menuju barang yang dipegang oleh pedagang itu.
Namun,
Bam. Bam.
Tidak peduli seberapa banyak dia melompat, tubuhnya tidak akan meninggalkan tanah.
Kking... Kking...
[Aku terlalu lelah sekarang... Apa tidak akan jatuh...]
Karena kelelahan, Fenrir berbaring di tanah, berharap barang milik pedagang itu akan jatuh begitu saja
"Oh? Itu anak anjing?"
Pedagang itu menurunkan postur tubuhnya, melihat Fenrir tergeletak di bawah kakinya, memperlihatkan perutnya.
'Ini dia! Inilah artinya tunduk kepadaku!'
Fenrir semakin mendorong perutnya keluar.
Dan
Shuk.
Saat pedagang itu duduk sepenuhnya,
Tiba-tiba.
Fenrir mengambil barang itu dari tangan pedagang di mulutnya dan berlari pergi.