Who is she? [TAMAT]

By ipmoon2470

6.8K 913 428

Xavier tidak menyangka jika pilihannya untuk pindah sekolah menjadi awal cerita baru dikehidupannya. Kisah pe... More

Chapter I : First Day
Chapter II : bangku samping
Chapter III : antagonis
Chapter IV : Konsultasi adik
Chapter V : Geng motor
Chapter VI : Hukuman
Chapter VII : Lihat Dari Sisi Berbeda.
Chapter VIII : Pacarku dong.
Chapter IX : Tumben.
Chapter X : Masa Depan Terjamin!
Chapter XI : Indah
Chapter XII : kagum
Chapter XIII : The Alfa
Chapter XIV : Sebuah Rahasia
Chapter XV : Sosok Sepupu
Chapter XVI : Bersedia
Chapter XVII : Hujan
Chapter XVIII : Akhiri Saja?
Chapter XIX : Sikap Perhatian
Chapter XX : Salah Omong
Chapter XXI : Akhir
Chapter XXII : Tidak Mudah
Chapter XXIII : Kehilangan
Chapter XXIV : Secercah Cahaya
Chapter XXV : Cerita Terpendam
Chapter XXVI : Sebuah Perjanjian
Chapter XXVII : Perubahan Sikap
Chapter XXVIII : Sosok Ayala
Chapter XXVIX : Terlalu Sibuk
Chapter XXX : Kemarahan
Chapter XXXI : Kembali Sendiri
Chapter XXXII : Masalah
Chapter XXXIII : Kehancuran
Chapter XXXIV : Rasa Sakit
Chapter XXXV : Tak Adil
Chapter XXXVI : Babak Baru
Chapter XXXVII : Nyaman
Chapter XXXVIII : Kembali Bertemu
Chapter XXXIX : Rumah Kedua
Chapter XL : Truth or Dare
Chapter XLI : Kenangan Pahit
Chapter XLII : Aku Yang Egois
Chapter XLIII : Terasa Lengkap
Chapter XLIV : Menyembuhkan Trauma
Chapter XLV : Penghuni Baru
Chapter XLVI : Terlalu Bertubi
Chapter XLVII : Tentang Dea
Chapter XLVIII : Hari Ujian
Chapter XLIX : Rahasia Yang Terungkap
Chapter L : Perlahan Menerima
Chapter LI : Akhir dari Ujian
Chapter LII : Tidak Peduli
Chapter LIV : Hari Kelulusan
The last chapter : Terima Kasih, Pah.
Extra Chapter : New Life

Chapter LIII : Sebuah Kebahagian

67 8 0
By ipmoon2470

"Bahagia itu adanya di dalam diri kamu sendiri, mau berlian ratusan karat pun ada di hadapanmu, kalau kamu tidak menciptakannya di dalam dirimu, berlian itu tidak akan memiliki harga apa-apa."

"Inget! Bahagia itu diciptakan bukan ditunggu."

🥀

15 April 2024

Seperti yang direncanakan, hari ini Adya sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah, dia sekarang tengah memasang wig yang modelnya persis seperti rambutnya dulu.

Air matanya luruh melihat tampilannya di pantulan cermin yang di berikan oleh suster, tapi dia langsung mengusap kasar pipinya yang basah. Semangat, Adya! Lo pasti bisa bertahan! Batinnya menyemangati dirinya sendiri.

Dia lantas menatap handphonenya yang tidak terdapat satu pun notifikasi.

Keningnya berkerut bingung. "Xavier kemana?" Monolognya menatap pintu kamar inapnya penuh harap.

Ceklek

Pintu terbuka, menampakkan Leon dan seorang suster perempuan. "Gak ada yang jemput?" Tanyanya sambil melepaskan infus yang ada di tangan Adya.

Dengusan dari Adya terdengar. "Gak tau, lupa kali," dengusnya.

Padahal hari ini mereka berjanji ingin pergi ke pantai, tapi kenapa tidak ada satupun orang yang menjemputnya.

Leon terkekeh. "Gue sebenarnya pengen sih nganter lo, tapi lo tau sendiri—"

"Hm," dehemnya memotong penjelasan Leon yang menurutnya tidak penting, bilang saja langsung kalau Leon tidak bisa mengantarkanya.

Melihat wajah kesal adik sepupunya, Leon hanya bisa tersenyum tipis, dia mengusap kepala Adya yang sudah di lapisi rambut palsu. "Muka lo jelek kalau gitu," ledek Leon.

Raut wajah Adya seketika semakin mendatar, dia menatap tajam Leon. "Berisik, lo pada gak guna. Gue pulang dulu," pamitnya dengan gerutuan yang menemani.

Untung mobil Adya masih di sini, jadi dia bisa pulang tanpa harus menunggu siapapun.

Baru saja menutup pintu mobil, sebuah telpon grup sudah masuk memenuhi layar.

"Adya, udah pulang?" Tanya orang di sebrang sana membuat Adya rasanya ingin melempar hp di tangannya dengan kencang.

Dia berdehem menjawab Xavier. "Sorry ya, Ad. Kita lagi sibuk, ada masalah. Jadi . . ."

"Jadi?"

"Em . . ."

"Janjinya di cancel dulu, minggu depan ajalah." Sahut Avan sebelum Kenan melanjutkan ucapannya.

"Gue sama Ryan, Arion juga ada urusan hari ini, Ad. Maaf, ya?" Timpal Viola.

Sekarang Adya benar-benar kesal!

"Seenaknya lo pada ubah janjinya? Ya udah, gak usah sekalian." Amuk Adya langsung memutuskan sambungan panggilan dengan wajah memerah marah.

Adya segera melajukan mobilnya meninggalkan kawasan RS Kasih Bunda, sekarang Adya hanya ingin pulang saja, dia kesal.

Selama seminggu ini Adya tidak pulang, Alex tidak mencarinya. Alex memang tidak peduli, dan juga dia di bantu Brisia, Nino dan Ririn untuk menutupi tentang penyakitnya.

Toh Alex tidak pernah peduli dengan Adya, dia jelas masih ingat dulu ketika dia baru saja keluar dari rumah sakit karena drop akibat tumor otak, Alex dengan teganya mencaci makinya padahal ketika itu usia masih 9 tahun.

Sepertinya selama 3 hari ini Adya hanya ingin tidur saja di rumahnya. Adya juga tidak ingin kembali ke sekolah, dia tidak remedial, dia hanya ke sekolah ketika pengunguman hasil ujian saja.

Memang kebiasaan di VHS adalah memberikan pengunguman peringkat paralel 2 minggu sebelum acara kelulusan.

Adya akan berdoa sebanyak-banyaknya, dia juga sudah terlalu malas dengan teman-temannya yang menyebalkan.

17 April 2024
23:59 pm

Seorang gadis terlihat terlelap dengan begitu tenang, wajah pucatnya tak sedikitpun melunturkan kecantikan gadis itu.

Tok...

Tok..

Tok..

"Eungh," gadis itu menggeliat tidak nyaman ketika merasa terganggu.

Adya terusik saat dia mendengar suara nyanyian memasuki telinganya, dia bergerak tidak nyaman matanya perlahan terbuka lalu mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke netra.

Happy birthday to you.
Happy birthday to you.
Happy birthday. Happy birthday.
Happy birthday to you.

Mata Adya terbelalak ketika melihat pintu kamar yang terbuka menampilkan Alex dan Brisia yang tengah bernyanyi lagu happy birthday dengan Alex membawa kue yang diatasnya ada lilin menyala.

Alex tersenyum ke arah Adya, dia mendekat. Adya masih linglung menatap Alex bingung apalagi ketika Alex menyodorkan kue tersebut.

"Ayo tiup lilinnya, anaknya Papah." Suara lembut Alex menyapa indra pendengaran Adya menciptakan rasa berbunga dihati gadis itu.

"Ini beneran papah?"

"Tiup dulu kak lilinnya, tapi make a wish dulu," ucap Brisia.

Walau masih dalam keadaan speechlees Adya meniup lilin dihadapannya.

Alex tersenyum, setelah memberikan kue ditangannya ke Brisia, tangannya membuka. "Sini, papah peluk," ucap Alex, Adya dengan segera bangkit siap memeluk papahnya.

"Adya sayang sama papah," ucap Adya ketika Alex sudah semakin dekat untuk memeluknya.

KRINGGG!!

KRINGGG!!

Adya terlonjak kaget saat handphonenya berbunyi. "Sial! cuman mimpi," umpat Adya saat dia sadar bahwa tadi hanya mimpi, dia mendengus saat ingat bahwa dia belum mendapat pelukan Alex.

Tatapannya jatuh pada jam elektronik yang memperlihatkan sudah pukul 00.00 am dengan tanggal 18 April 2024.

"Kapan, ya Papah ngucapin selamat ulang tahun ke gue?" Gumamnya menatap pantulan dirinya pada cermin.

"Terima kasih Tuhan, sudah mengizinkan saya hidup sampai sekarang. Terima kasih atas semua kebahagian yang engkau berikan, jika saya boleh meminta, saya mohon . . . Izinkan saya mendapatkan pelukan Papah."

Adya menghapus air matanya, dia beranjak menuju jendela kamarnya. Sebuah senyum terbit di wajahnya, gadis itu menatap dua bintang yang terlihat bersinar begitu terang.

"Mah, Kak, doakan Adya buat berhasil bikin Papah luluh, ya?" Pintanya pada bintang itu seolah kedua bintang tersebut adalah sosok Arvian dan Dea.

"Doakan juga agar Adya bisa dapet ucapan selamat ulang tahu dari Papah," ucapnya.

Di tengah kesunyian yang kembali memenuhi kamarnya, tiba-tiba handphonenya berdering, dia kaget ketika melihat pesan SOS dari nomor Viola.

Tanpa berpikir panjang lagi dia segera menuju mobilnya dan pergi ke tempat Viola berada.

Di perjalanan Adya terus mengomel tanpa ada orang yang di omeli, "Viola, kebiasaan suka deket-deket sama masalah. Gue harap tenaga gue cukup buat ngelawan orang."

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, namun ketika sampai di tempat keningnya seketika berkerut bingung.

Bagaimana tidak bingung? Sekarang dia berada di depan warung wak macan tempat anggota Black Diamond berkumpul.

Namun, warung tersebut terlihat gelap, sepertinya sudah tutup. Walau tidak yakin, Adya berjalan menuju pintu. Dan benar saja! Pintunya terkunci.

Dia lantas bergerak menuju jalan belakang warung tersebut, taman warung tersebut juga sangat gelap gulita, seperti hati kalian yang lilinnya masih di cari.

Dia mendekati pintu belakang dengan mengendap-endap, pintu belakang tidak terkunci. Adya lantas segera bergerak cepat menuju ke dalam, takut Viola kenapa-napa.

"Tolong . . ." Sebuah suara lirih berhasil tertangkap indra pendengaran Adya. Adya yakin itu adalah suara Viola.

Dia berjalan menuju tempat para pengunjung biasanya datang, dia berjalan hati-hati agar tidak menyenggol apapun. "A—Ad—Adya, di sini," panggil Viola yang tau jika Adya sudah datang.

Dengan menggunakan instingnya, Adya bergerak menuju sumber suara, dia memeluk Viola dengan eratnya ketika sudah menemukan letak Viola di antara banyaknya kursi.

"Lo gak apa-apa, kan? Ada yang sakit?" Tanya Adya penuh kekhawatiran.

"Bantu lepasin ini dulu," bisik Viola dengan suara serak khas habis nangis dan segera dilakukan Adya.

Setelah ikatan tali itu lepas, Viola langsung bangkit, dia memeluk Adya.

"Happy birthday, sahabat gue," bisik Viola di tengah degupan kencang di dada Adya.

DOR!

PRITT!!

"HBD ADYA!!"

Lampu menyala memperlihatkan seluruh ruangan. Adya menatap warung wak macan dengan kaget, bagaimana bisa mereka membuat warung yang acak-acakan menjadi tempat pesta yang indah.

Mereka menggunakan warna biru dan putih untuk warna ruangan. Mereka sebisa mungkin membuat ruangan tersebut seperti langit.

Bahkan terlihat tulisan happy birthday, Adya! Pada balon-balon yang tersusun di sana.

Air mata Adya perlahan luruh, dia menutup matanya membiarkan air mengaliri pipinya, dia kembali memeluk Viola lebih erat dari sebelumnya.

"Kok nangis?" Ledek Viola membuat Adya langsung melepas pelukannya, dia menatap tajam sahabatnya.

"Thanks," ucapnya diangguki Viola.

Xavier berdiri di sampingnya, laki-laki itu merangkulnya dengan tangan kiri menepuk kepalanya. "Sorry bikin lo kesel," maafnya.

Adya hanya mengangguk, perutnya terasa di penuhi kupu-kupu melihat semua sahabatnya ada di sini sekarang. Bahkan Brisia dan Nino ikut berdiri di sana.

Kenan mendekat ke arah Adya. "Hbd adikku, nih biar gue pake-in," ucap Kenan membantu memakaikan mahkota ke atas kepala Adya. "Cantik banget lo, dek," ungkapnya.

"Yok, tiup lilin!" Seru Avan. "Ini buatan kita loh Ad, asli bikinnya penuh perjuangan." Ungkap Avan dengan jujur, memang benar mereka membuat itu bersama-sama dan yang jadi korban adalah dapur wak macan.

Adya terkekeh, "thanks," Adya tidak tau harus mengucapkan apa selain kata makasih.

"Ya elah, makasih doang Ad, minimal traktir setahun lah buat makan disini." Kelakar Zayn.

"Tekor gue makanin anak orang." Canda Adya, dia tau jika Zayn sedang bercanda.

"AD, INI LILINNYA NGELELEH, CEPET TIUP." Dengan heboh Avan membawa kue kedepan Adya—

BRUKK...

—Semua orang shock melihat kejadian dihadapan mereka.

"AVANZA ANJING!" teriak Zayn dan Kenan bersamaan ketika wajah Avan sudah dipenuhi oleh kue ulang tahun milik Adya.

Avan jatuh yang pastinya menyebabkan kue ditangannya hancur terkena wajahnya sendiri.

"ASTAGHFIRULLAH! Cape-cape bikin ni kue sampe tengah malem...." sesal Viola menatap nestapa pada kue tak berbentuk itu.

Viola tidak tau lagi harus mengatakan apa, dia terlalu kaget melihat keadaan kue yang mereka buat dengan penuh rasa lelah telah hancur tanpa dimakan.

Tanpa babibu lagi mereka segera mengeroyok Avan karena kesal. "AD TOLONG! GUE DI ANIAYA!" Teriak Avan sambil berlari menghindari Viola, Kenan, Ryan, dan Zayn.

Adya tergelak melihat itu, Viola dan Ryan mencubit Avan sedang yang lain malah menggelitiki laki-laki itu, apalagi wajah Avan terlihat lucu.

"KENAN CELANA GUE!!" Pekik Avan saat celananya tiba-tiba ditarik Kenan membuat kolor hello kittynya terlihat.

"BAJUNYA JUGA LEPASIN AJA, NAN!" Teriak Adya dengan antusias, dia terlanjur terbawa suasana, tawanya tak bisa berhenti melihat Avan yang tersiksa.

"SIAP KANJENG RATU!" Sahut Kenan dengan keras, mendekati Avan membuat Avan menyilangkan tangan didepan dadanya.

"MAKKK! TOLONGIN AVAN! AVAN MAU DILECEHIN." Mereka semua tertawa melihatnya, rasanya mereka tidak ingin hari itu berakhir.

pada hari itu Adya benar-benar dibuat tertawa oleh kelakuan mereka dan pada akhirnya kue yang dipakai untuk tiup lilin adalah kue kecil yang mereka buat dadakan.

Namun, Adya bersyukur, Adya bersyukur Tuhan telah menghadirkan mereka dalam hidupnya. Hidupnya terasa berwarna sekarang.

🥀

Besok last eps🥳 kira-kira hppy or sad?
Hppy lh y?
G dengh, sad lbih sru?

Liat aja🥱

Continue Reading

You'll Also Like

4.6K 479 16
Ini bukan tentang ANJAY yang biasa dikatakan oleh orang-orang. Ini kisah tentang kembar lima yang mencoba melindungi keluarganya. Keluarga mereka bis...
33.6K 4.2K 36
Cek informasi tentang pembelian buku di Instagram penerbit @viruspuitis.id [BEBERAPA PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] "Intinya cerita tenta...
944K 34.5K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
142K 14.1K 39
"Setelah patah, kita juga berhak bahagia," - Hujan Hayunggi Hujan sejak dulu selalu dicap sebagai perempuan paling bodoh. Bagaimana tidak, ia selalu...