Vote dan komen
Warning ⚠️⚠️⚠️
Dilarang keras untuk plagiat ‼️
Plis tandai typo
🌼🌼🌼
Motor sport Renzi membelah jalanan yang tidak begitu padat dari balik helm full face mata elang itu menyorot jalanan begitu tajam pikiran Renzi mengingat kejadian beberapa menit lalu.
Citt.
Renzi merem motor miliknya di tepi jalan dengan mendadak yang menimbulkan bunyi decitan ban dengan aspal.
Tangannya terangkat membuka helm full face menyimpan helm itu di atas tangki motor sport.
Bguh
Bguh
Plak
Dengan kondisi masih sadar Renzi memukuli dirinya. dia benci dengan apa yang baru dia lakukan pada Hayllen dia tidak suka jika sudah terbawa emosi seperti sekarang ini.
Bodoh.
Dia meninggalkan gadis malang itu di rumah setelah semua tindakan kekerasan yang dia lakukan bagaimana jika gadis itu membencinya yang lebih parah bagaimana ketika gadis itu pergi dari rumah tidak Renzi tidak bisa membiarkan nya.
Drtt ...Drtt...Drtt
Renzi berdecak mengambil ponselnya di saku celana hitam nya.
"Halo"
Tidak ada jawaban dari sang penelepon namun Renzi dapat mendengarkan dengan jelas bahwa di seberang telepon sana begitu berisik.
"Ah!, Halo Ren gue Filzan Lo bisa ga secepatnya ke markas kita di Bandung"
Renzi mengerut keningnya tidak biasa nya ketua geng motor nya menelpon dirinya ada apa ini.
"Renzi!!, Sekarang ke markas cepat tidak ada waktu teror dari seorang bertopeng kembali meneror markas tadi siang Laxsa hampir terbunuh"
"Maksud Lo apa, gue kesana sekarang"
Renzi mematikan telepon secara sepihak Renzi paling tidak bisa mendengar kabar bahwa Anggota black Ruby dalam masalah Renzi tidak akan membiarkan anggota nya terluka sedikitpun.
Tangan Renzi mengotak-atik ponselnya dia melihat grup black Ruby betapa terkejutnya Renzi melihat Poto satu kali liat dari Kildan yang memperlihatkan kondisi Laxsa yang badannya banyak memar yang sudah membiru keungan di leher Laxsa terlihat jelas ada sebuah tato kecil yang bergambar bunga mawar sama seperti korban teror tahun lalu yang membuat tiga anggota black Ruby meninggal dunia di setiap korban di lehernya selalu ada gambar bunga mawar.
ROOM CHAT
Bagas Damarkara
You
Bagas
You
Lo liat info grup?
Gue liat sekarang gue mau otw Bandung
You
Jangan
You
Lo sama Karin jagain cewe yang tinggal di rumah gue aja paham Lo
You
Ingat, kita ga tau kapan dan di mana aja bahaya mengintai kita.
Okey gue paham
Hati-hati Lo kesana jangan sampai elo yang jadi korban
Renzi di bisa bernafas dengan tenang masalahnya dengan Hayllen sudah dia atasi sekarang dia harus pergi ke Bandung secepatnya untuk menyelesaikan masalah.
🌷🌷🌷
Bagas dan Karin saling bertatapan dengan apa yang baru mereka dua liat di depan teras rumah Renzi ada sebuah kotak coklat yang belumuran darah.
Sebuah kertas dengan bercak darah tertempel di pintu yang bertulisan.
Keluarga pembunuh ini akan segera mati dua bangkai tikus sudah lenyap hanya tersisa tikus kecil dan keluarga brengsek itu ;)
Karin bergetar ketakutan memeluk Bagas dengan begitu erat apa arti dari kertas tersebut.
"Agas, Karin takut"
Bagas mengusap puncak kepala Karin kemudian berjongkok mengambil sebuah kotak coklat yang belumuran darah.
Betapa terkejutnya Bagas melihat isi dari kotak itu dua bangkai tikus tanpa kepala dan satu tangkai mawar merah.
Di tangkai bunga mawar itu ada gulungan kertas Bagas membuka gulungan itu yang bertulisan.
I'm back
Tangan Bagas terkepal erat setelah membaca gulungan kertas itu teringat akan sesuatu yang begitu penting Bagas langsung meraba saku celana nya mengambil sebuah kunci membuka pintu rumah Renzi dengan terburu-buru kemudian dia menarik Karin masuk kedalam.
"Kak Haya!"
Jantung Karin berpacu dua kali lebih cepat melihat Hayllen yang tertidur di lantai dingin meringkus.
Mata Karin membulat melihat ada bekas merah di pipi Hayllen dan satu buah tangkai mawar merah di dekat Hayllen tertidur.
Dengan sikap Bagas membopong tubuh Hayllen kemudian membawanya ke mobil.
"Karin! Tutup pintu nya kita pulang ke Apartemen"
Dengan cepat Karin menutup pintu kemudian berlari masuk ke mobil dia duduk di bangku belakang bersama dengan Hayllen yang masih tidak sadar.
Sesampainya di Apartemen Bagas mengambil jaket hitam kebanggaan black Ruby.
"Sayang kamu jagain Hayllen aku mau nyusul Renzi ke Bandung!"
Karin mengangguk dia menatap Hayllen sekilas yang tidak sadarkan diri Karin berdiri dari posisinya yang duduk di sofa.
"Agas hati-hati jangan sampai jadi korban"
Karin memeluk Bagas erat dengan senang hati Bagas membalas pelukan itu satu buah kecupan mendarat di kening Karin.
"Tenang aja cantik nya Agas, Agas ga bakal kenapa-kenapa tunggu Agas pulang kamu Khawatir"
Pelukan hangat itu berakhir dengan begitu cepat dengan Bagas yang terburu-buru untuk pergi ke Bandung.
Tanpa Karin ketahui Hayllen sudah sadar tepat di mana momen dia dan Bagas berpelukan.
"Karin aku di mana"
Karin menoleh dengan cepat menghampiri Hayllen.
"Kak Haya, kakak gapapa kan apa yang terjadi sampai kakak pingsan tadi"
Hayllen mengangguk tanda dia baik-baik saja.
Dia memang baik-baik saja Hayllen tadi mungkin pingsan kerena bertengkar dengan Renzi.
Tidak seharusnya Karin khawatir berlebihan atas kondisinya saat ini.
"Aku tadi pingsan setelah bertengkar dengan Renzi selebihnya aku ga tau lagi apa yang terjadi"