Jangkar Cinta (EBOOK READY DI...

By applelove31

1M 47.2K 1.1K

Kalluna Ciara Hermawan memutuskan untuk pulang ke kampung Ibu nya dan meninggalkan hiruk pikuk gemerlap kota... More

Satu
Dua
Tiga
Delapan-sembilan
sepuluh
Sebelas
15-16
17
18
20
21
25
26
27
28
29
33
34
35
39
40
41
44
45-46
47
curhat
Empat
50
51
52
57
59-60
61
62
63
64-65
Pemenang pdf
On Going
pdf

58

9.2K 935 33
By applelove31

Selamat pagi semuaaaaaa...
Happy readinggg!!

"Gimana, sudah ada kabar tentang Non Cia?" Dylan menatap teman-teman nya di pos ronda.

"Belum ada. Kita juga susah nyari nya gimana. Padahal bayaran nya nggak main-main loh seratus juta. Bayangkan!"

"Jalan kita buntu. Kita nggak tahu siapa yang nyulik Non Cia. Ciri-ciri orang nya juga nggak kenal. Mobil kijang banyak yang punya, tapi plat nya kita juga nggak tahu. Buntu!"

"Semua orang sekarang tertarik dengan uang seratus juta, namun mencari jejak Non Cia susah nya minta ampun. Kalau ada jejak yang di tinggal. Kita mudah mencari nya.

"Yang penting berusaha dulu lah kita. Kasian Bang Jangkar istri nya di culik. Padahal mereka orang baik."

"Saya terkadang heran. Kenapa ya orang baik itu selalu ada saja ujian nya. Sedangkan orang jahat di biarkan bebas berkelana. Dunia ini sudah terbalik saya rasa."

"Dunia itu harus seimbang. Kalau ada kejahatan pasti ada kebaikan. Tapi semua kebaikan dan kejahatan yang di lakukan pasti akan ada balasan nya. Percaya lah. Walau tidak sekarang. Nanti mungkin kita akan mendapatkan nya.

Berbeda dengan situasi di rumah Dharma. Jangkar, Buk Titin dan Pak Mamat sedang sibuk mengurus sesuatu. Mereka bekerja sangat cepat.

"Bang yakin nggak mau lapor polisi?" tanya Zaki.

Jangkar menggeleng. "Untuk saat ini belum. Saya takut jika kita menghubungi polisi akan membahayakan nyawa Ciara."

"Kita susun rencana Bang. Saya takut nya nanti mereka menipu kita."

Jangkar terdiam. Sibuk berpikir. Seakan ingat sesuatu. Dia mengambil handphone dan pergi ke kamar nya. Zaki, Buk Titin dan Pak Mamat saling melirik.

Sepuluh menit kemudian Jangkar  kembali ke luar.

"Ayo, Zak. Kita berangkat!"

"Baik, Bang."

Zaki mengangkat koper yang berisi uang tunai satu miliar yang di minta si penculik.

Dengan mengendarai mobil, Jangkar menyetir menuju tempat perjanjian mereka.

"Kita bertemu di danau."

"Nggak jadi di--,"

"Nggak. Kalau kita ketemu di sana, itu merugikan kita, Zak. Itu tempat sepi. Kita nggak tahu berapa banyak anak buah si brengsek tersebut. Sedangkan sekarang hanya kita berdua."

"Betul juga, Bang. Setidak nya di danau tidak sepi-sepi amat lah. "

Setengah jam kemudian mereka sampai di danau. Ada beberapa pengunjung yang berwisata.

Jangkar memperhatikan sekeliling nya.

Ia sendirian. Zaki berada dalam mobil. Jangkar menelpon nomor si penculik.

"Hallo, Bro."

"Saya sudah sampai."

"Ah ya, sabar Bro. Kami masih di jalan ini. Uum kira-kira sepuluh menit lagi lah. Ingat jangan bawa siapa-siapa." Ancam si penculik kembali mengingatkan.

"Saya datang sendiri."

"Bagus kalau begitu. Haha,"

Panggilan terputus. Jangkar mengantongi ponsel nya. Ia kembali memperhatikan sekeliling nya. Kemudian ia tersenyum.

Tak lama kemudian sebuah mobil kijang datang. Jangkar dengan jantung berdegup kencang memperhatikan orang yang keluar dari mobil tersebut.

Jangkar merasa jantung nya seakan berhenti saat mata nya menatap sosok istri nya yang sedang berjalan di dorong oleh seorang laki-laki di depan nya.

Cia menangis namun tidak bersuara saat mata nya menangkap keberadaan sang suami. Hati nya lega sekali.

Di lihat dari jauh tidak seperti penyanderaan. Mereka berjalan dengan santai seakan tidak terjadi apa-apa terhadap Ciara.

Jangkar menunggu dengan jantung berdegup kencang. Tatapan mata mereka bertemu. Jangkar dapat membaca gerak bibir Cia yang memanggil dirinya.

Saat ini mereka sudah berhadap-hadapan. Jangkar menahan amarah sampai ke ubun-ubun melihat keadaan istri nya. Pergelangan tangan istri nya yang memerah dan bekas luka darah mengering. Wajah istri nya pucat dengan rambut awut-awutan. Jangan lupakan mata bengkak istri nya.

"Serahkan uang nya kepada kami!"

Jangkar menatap laki-laki yang bicara barusan. Laki-laki itu memakai kaca mata dan masker hitam. Sulit untuk Jangkar mengenali pria tersebut.

"Serahkan dulu istri saya!"

"Kita sama-sama tukarkan." jawab pria bermaskeran.

Jangkar mengulurkan koper dengn tangan kanan nya dan memegang tangan istri nya dengan tangan kiri. Begitu koper berpindah, Cia sudah berada dalam rengkuhan Jangkar.

"Abang," lirih Cia lega. Jangkar memeluk erat tubuh istri nya. Si pria sudah berlari ke mobil membawa koper.

Terlihat mudah bukan. Namun, jangan salah saat mobil kijang itu meninggalkan danau ternyata di belakang ada mobil yang mengikuti mereka.

"Sayang nggak papa?" Jangkar memeriksa tubuh Cia dengan cemas dan raut wajah khawatir sekaligus lega.

"Ara mau pulang."

"Iya, sayang. Kita pulang."

Jangkar segera membawa Cia ke dalam mobil penumpang belakang.

"Kita pulang, Zak."

"Oke, Bang."

Zaki segera menjalankan mobil nya. Cia langsung memeluk tubuh Jangkar dengan erat. Jangkar menatap Istri nya yang seperti ketakutan.

Jangkar mengusap punggung Cia. Mereka tidak bicara selain pelukan yang semakin erat.

"Bang," Zaki memanggil.

"Hm,"

"Non Cia gimana?" Zaki melirik dari kaca Spion.

"Dia tertidur. Tampak lelah sekali. Saya sangat merasa marah sekarang Zak."

"Wajar Bang. Tadi saya lihat ada mobil yang mengikuti kijang tersebut."

"Kamu pikir saya akan melepas mereka begitu saja?" Jangkar tersenyum sinis.

"Setidak nya mereka akan mendekam dalam penjara."

"Mereka orang suruhan Bang jangkar?"

"Hm."

Zaki terperangah. Ia pikir Jangkar akan membebaskan si penculik begitu saja. Ternyata ada rencana yang di siapkan Jangkar rupa nya.

****
Dalam mobil laki-laki itu tersenyum sumringah saat melihat koper yang sudah berada di tangan nya.

Dengan tergesa ia membuka koper berisi uang tersebut.

Wajah yang tadi sumringah seketika berganti dengan raut wajah marah.

Si lelaki itu mengacak ngacak isi koper tersebut. Wajah nya memerah.

"BRENGSEK!"

Anak buah nya yang duduk di depan terkejut. Mereka menengok kebelakang.

"Kenapa, Bos?"

"Kita sudah di tipu. Uang nya palsu. Sialan!"

Si lelaki meraung marah dan menghamburkan isi koper yang berisi uang palsu tersebut.

"Hey kamu kenapa tidak periksa dulu uang nya hah?"
Lelaki itu marah kepada anak buah nya.

"Maaf, Bos. Saya tidak tahu kalau ternyata uang nya palsu."

Bahkan di bagian bawah isi nya hanya kertas pink selebar uang pecahan seratus ribu.

Si lelaki tersebut melampiaskan amarah nya kepada anak buah nya.

"Bos seperti nya kita di ikuti di belakang!"

Lelaki itu spontan menoleh ke belakang. "Brengsek. Ayo gas mobil nya!"

Terjadilah aksi saling kejar-kejaran di jalan tersebut. Lelaki itu menoleh ke belakang.

"AYO! CEPAT!" bentak Lelaki itu cemas.

"Ini sudah cepat, Bos."

"Pokok nya jangan sampai kita dapat sama mereka! Cepat! Cepat! Gas!"

Mobil di belakang semakin kencang.

"Sialan Jangkar brengsek! Awas kamu Jangkar. Saya balas!" Di pukul nya kursi mobil itu dengan keras.

Mobil semakin kencang dan ugal-ugalan karena menghindari pengendara lain. Klakson mobil di belakang juga semakin memperkeruh keadaan.

"Brengsek! Brengsek! Buruan bawa mobil nya!"

BRAKK! BRAKK!"

Mobil mereka di tabrak dari belakang. Si lelaki itu terdorong ke depan karena tidak berpegangan dengan kuat.

Bunyi letusan pistol terdengar. "Bos. Gimana ini Bos?" tanya anak buah nya.

"Tetap jalan. CEPAT!"

Mobil itu kembali kejar-kejaran. Hingga akhirnya mobil itu kembali di tabrak dan oleng. Mobil itu menabrak kayu besar sehingga kap mobil nya terbuka dan mengeluarkan asap.

Pintu mobil terbuka. Lelaki itu dan anak buah nya di tarik keluar dengan kasar. Pandangan nya berkunang-kunang karena kepala nya terantuk dengan keras. Namun ia masih sempat memberontak.

"Lepas! Lepaskan saya!"

"Diam atau saya pukul kamu!"

Begitu pun dengan anak buah nya yang sudah masuk ke dalam mobil di belakang.

Lelaki itu memberontak lagi sehingga ia terlepas dan berlari. Tiba-tiba ia terjatuh dan tersungkur karena hantaman di punggung nya.

"Huh. Benar-benar membuat orang susah saja kamu. Ayo! Ikut saya!"

Lelaki itu di tarik seperti binatang. Tidak ada belas kasihan. Tangan nya pun di borgol biar tidak bisa lari lagi.

Lelaki itu akhirnya berhasil di bekuk dan di masukkan ke dalam mobil bersama anak buah nya.

Sialan!

Tbc!

12/05/24

Vote dan komen yang banyak gaesss!!🤩🤩

Continue Reading

You'll Also Like

659K 59.1K 54
⚠️ BL LOKAL Awalnya Doni cuma mau beli kulkas diskonan dari Bu Wati, tapi siapa sangka dia malah ketemu sama Arya, si Mas Ganteng yang kalau ngomong...
2.4M 108K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
253K 19.1K 43
Nara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dun...
296K 13.3K 43
Hubungan masa lalunya yang mengalami kegagalan, membuat Kayana menutup hatinya untuk orang-orang yang menyukainya. Bahkan Kayana bertekad untuk tidak...