Kakashi bergatar. Mata dan juga tangannya seperti ketakutan. Keringat bercucuran.
Tudung itu tertiup angin.
Rin membuka matanya dan menutup mulutnya dengan cepat. Ia takut berteriak dan menghakimi orang itu.
" Bertemu kembali."
.....
Malam sudah tiba. Sakura terpojok di kamarnya sendiri. Itachi dengan wajah emosinya di tunjukan kepada Duchessnya.
" Apa ini pakaian yang ku rekomendasikan untuk malam pernikahan kita?" Tanya Itachi.
Sakura memalingkan wajahnya. Tidak ada rona merah di wajahnya, hanya ada kebencian.
" Kau datang tepat waktu."
" Tentu saja." Itachi langsung berbisik " Aku datang tepat waktu untuk merasakan mu."
Itachi menarik tali pakaian sutra milik Sakura. Hingga memperlihatkan belahannya.
" Bagaimana Sasuke bisa melewati kecantikan mu ini Sakura?" Bisik Itachi sansual.
Emelard hijau itu menangis.
Suara ketukan membuat Sakura terkejut.
TOK!
TOK!
TOK!
Ketukan yang membabi buta. Membatalkan maksiat dari Itachi dan Sakura.
Gadis itu menghela nafasnya.
' Brengek.' Batin Itachi.
" Jangan pergi kemana - mana." Pintah Itachi
Membuka pintu. Onyx itu saling bertatapan satu sama lain. Lalu beralih ke arah gadis yang ketakutan dengan mata yang berair.
Gerahamnya mengeras. Rasanya ingin membawanya pergi dari sana.
" Ada apa?" Tanya Itachi.
" Di panggil Grand Duke." Jawabnya.
Mata Itachi menyipit. " Ini sudah jam 11 malam dan di mata tata kerama mu? Aku dan istri ku sedang melakukan malam pertama."
" Perintah mutlak tidak akan berubah." Jelasnya.
" Ini tentang hasil peperangan. Grand duke menyuruh mu untuk-" Perkataannya terhenti.
Ketika Itachi menarik pedang dari tempat pria itu. Ketika pria itu meninggikan suaranya.
" Apa yang kau lakukan?!" Pria itu tidak terima setelah melihat Sakura yang terlihat tersiksa.
" Kenapa kau meninggikan nada mu di hadapan Duke, prajurit?"
Mereka saling bertatapan.
" Aku sudah bilang kau di panggil."
Pedang itu menyentuh permukaan kulit leher.
Itachi menatap ekspresinya. " Apa kau tidak takut mati?"
" Tidak."
Mengeratkan gagang pedang yang di pegang oleh Itachi." Jangan menyentuh pedang prajurit dengan sembarangan. Bagaimana jika pedang itu memiliki racun?"
Onyx Itachi membulat. " Kau?!"
Itachi tumbang dan membawanya ke kamar.
" Itachi? Apa kau ada di dalam sini. Apa yang tadi." Sakura berkata sambil meraba tempat tempat tidur untuk ia genggam.
Sasuke meletakan Itachi di pojok dan mengunci pintu kamar.
" Permaisuri."
Sakura tidak bisa mendengarnya. Jarak mereka berjauhan. Kamar Itachi lebih besar dari pada kamar Sasuke.
" Itachi?"
Sasuke mendekatkan diri dan memeluk Sakura. Menghirup aroma tubuh istrinya.
" Maaf."
Alis Sakura terangkat, ia bingung. " Ada apa? Aku dengar prajurit memanggil mu untuk ketemu grand Duke."
" Maaf."
Hanya itu yang bisa ia lakukan.
" Maaf."
Suara itu tidak asing. Tapi dengar seperti Itachi versi bassnya.
Sasuke menyentuh kedua pergelangan tangan Sakura. Mengunci kedua tangan itu dan mulai mencium bibirnya.
Ciuman yang lembut.
Sakura meneteskan air matanya.
Ciuman itu berakhir dengan sepihak.
" Anggap saja, aku adalah Sasuke - mu." Bisiknya.
Emelard Sakura membulat. " B-bagaimana kau tau.."
" Bahwa aku memikirkan Sasuke-kun." Lanjut Sakura menunduk. Tubuhnya bergetar.
" Maaf." Ucap Sasuke.
'Aku harus melakukannya.' Batinnya.
Sasuke menyentuh tali yang tadi di pegang olh Itachi. Mencium telungku gadis musim semi itu.
Menjilat.
Mengigit, meninggalkan bekas luka kemerahan.
" Ahh!"
" Mendesahlah. Hingga orang lain tau."
Kakashi yang ada di ruangan. Bibirnya bergetar. Ia melihat seragam kesatriaan milik Sasuke yang ia pakai sekarang di hadapan cermin.
" Bagaimana bisa tuan Sasuke, hidup lagi?" Batinnya.
Tak lama. Yamato datang membawakan secangkir kopi.
" Senpai dari tadi ku lihat kau gelisah. Aku memberikan mu kopi hangat."
" Terimakasih."
Yamato memberikan itu kepada Kakashi. Ia melirik ke kiri dan kanan sudut ruangan.
" Dimana pria itu?"
DEG!
" S-siapa?" Kakashi gugup.
" Tentu saja, pria yang kau bawa dan kau jadikan prajurit. Masa kau lupa senpai."
" Ah. Iya."
Yamato duduk di kursi. " Ku dengar kau menemukannya di jalan ya?"
Kakashi mengangguk.
" Dimana dia sakarang?" Tanya Kakashi.
" Ku lihat dia pergi menuju kamar Duke Itachi."
BYUR!
Kakashi langsung pergi setelah menyembur kopinya.
" Astaga senpai."
Pergi menuju kamar Duke.
Pelan - pelan ia membuka pintu. Ternyata pintu itu terkunci.
" AH! P-PELAN! Ahh.. "
Rona merah muncul di kedua pipi Kakashi.
" Apa kau menggunakan Sharinggan mu lagi? S-sudah! Temponya terlalu cepat. Membuatku mual"
" Itu suara Duchess Sakura." Kakashi terdiam. Ada rasa tenang tapi ada rasa khawatir.
Bagaimana pun, Kaisar Muda tidak mati.
Otomatis
" Pernikahan Duke Itachi dan Duchess Sakura. Di batalkan secara murni." Kakashi bergumam.
Keringat bercucuran.
' Bagaimana jika Duchess Sakura hamil anak Duke Pertama Itachi? Di saat pernikahan Lady Sakura dan Kaisar belum terputus.' Batinnya.
Tidak ada penerus. Kecuali Sasuke dan Sakura benar - benar terputus kala tuan muda di lahirkan.
' Ah! Sasuke - kunnnn'
Kakashi membulatkan matanya. Rasanya ingin melihat langsung.
" Sasuke - kun?" Kakashi memijit pelipisnya.
" Tidak mungkin itu Kaisar. Duke Itachi tidak mudah di kalahkan, apa lagi hanya sekedar pedang." Ucap Kakashi.
" Anggap saja halusinasi."
Kakashi segera pergi dari saja.
Sasuke mengeluarkan sharinggannya berkali - kali selama ejakulasinya.
' Sial! Ternyata sulit sekali mengendalikan Sharinggan.' Batinnya.
" S-Sasuke kun!"
Ah!
Cairan mani nya keluar secara bersamaan. Nafas mereka menjadi tersenggah - senggah.
Sakura bisa melihat wajah itu dalam keburaman. Mata merah yang menyala. Aura penuh dendam terasa olehnya.
Seperti aura Sasuke.
' Aku mengorbankan keperawanan ku kepada pria yang tidak ku cintai. Sekarang aku melihat Uchiha Sasuke, suami ku.' Batinnya.
" Apa aku bermimpi?"
" Tidak."
" Sasuke - kun."
Sasuke menghentikan pergerakannya. Mengeratkan pergelangan tangannya dengan Sakura.
" Kau?"
" Aku tidak bisa melihat secara jelas. Tapi kau nampak terlihat seperti Sasuke - kun. Maaf jika aku bercinta dengan mu, tapi mengingat-." Perkataan Sakura terhentikan.
Sasuke memberikan kecupan.
" Aku senang jika kau mengingatnya."
....
Di hari itu. Sakura tertidur dan terbangun ketika melihat seseorang ada di sampingnya.
" Sakura?" Itachi memanggil. Kepalanya sangat pusing dan nafasnya seolah habis di kejar massa.
Ia memujit pelipis. Cahaya masuk ke dalam penglihatannya.
" Itachi.."
" Oh astaga kepala ku pusing." Itachi memijit pelipisnya.
" Apa semalam aku minum alkohol atau semacamnya? Hingga kepala ku pusing." Itachi memijit pelipisnya.
Melihat Sakura yang berbalut selimut demgan gaun tidurnya.
" Apa semalam kita melakukannya?"
Sakura dengan malu mengangguk.
" Aku rasa iya." Itachi melihat miliknya yang ikut bertelanjang.
Sakura langsung menuju kamar mandi dengan berhati - hati.
Itachi melihat Sakura dari kejauhan. Mengingat sesuatu.
" Semalam aku mengingat dan mendengar desahan mu. Bener - bener membuat lidilo ku naik."
Tak lama. Ingatan Itachi muncul.
Tentang prajurit semalam.
" Apa prajurit itu memberikan ku alkohol?" Pikirnya.
Itachi memijit pelipisnya lagi. Seperti ada yang ganjal, tapi apa?
Sasuke sebelum kematian.
Sasuke sesudah kematian.
....
Prajurit dengan sebuah topinya.
" Dia nampak mirip dengan Sasuke." Itachi semakin frustasi.
Mengingat lagi wajah adiknya.
" Baru seminggu. Aku sudah melupakan wujud asli adik ku."
[ KAISAR MUDA - UCHIHA SASUKE ]
" Ah iya. Aku baru mengingatnya. Sasuke memiliki dagu yang kecil dan badannya yang terlihat kurang gizi. Tapi prajurit itu.."
Seperti berbeda.
- Bersambung -