The Forever Ties -yeonbin✔

By yeonbadbin

93.8K 16.9K 4.2K

Hanya ada aku, kamu, dan kebahagiaan kita. Mungkin Soobin akan rela jika harus berkhianat kepada keluarganya... More

Prologue.
1. Competition.
2. Match.
3. Information.
4. Reason.
5. Medical.
6. Rival.
7. Group.
8. Prince.
9. Poison.
10. Secret.
11. Focus.
12. Letter.
13. Revealed.
14. Story.
15. Enemy.
16. Wound.
17. Conversation.
18. Life.
19. Beautiful Night.
20. Awkward.
21. Plan.
22. Go Home.
24. Queen.
25. Revenge.
26. Night Talk.
27. Parents.
28. Threat.
29. Dormitory.
30. Ring.
31. Midnight.
32. Feeling.
33. Academy.
34. Wish.
35. Relation.
36. Market.
37. Dinner.
38. Confession.
39. Couple.
40. King.
41. Fight.
42. Unexpected.
43. Fact.
44. Pride.
45. Exercise.
46. Hide.
47. Explain.
48. Confident.
49. Ability.
50. Power.
51. Understanding.
52. Archery.
53. Strategy.
54. Recognize.
55. Alliance.
56. Ties.
57. Punishment.
58. Name.
59. Destiny.
60. Painting.
61. Idea.
62. Forest.
63. Shadow.
64. Killed.
65. Dominion.
66. Destination.
67. Action.
68. Line.
69. Palace.
70. Meet.
71. Child.
72. Cousin.
73. Privileged.
74. Fate.
75. Invitation.
76. Rush.
77. Prince Soobin.
78. Coronation Day -END.

23. Surprise.

1.3K 251 95
By yeonbadbin

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komennya mana astaga.

***
Masih dengan perjalanan pulang menuju ke akademi, mata Soobin memperhatikan ada beberapa murid yang menghentikan kuda mereka hanya untuk beristirahat sejenak.

Begitu juga dengan apa yang dilakukan oleh Yeonjun saat ini, diikuti oleh Marvin dan juga Jade yang ikut menghentikan laju kuda mereka.

Mereka sudah 2 jam berada diatas kuda tersebut, ya mereka juga ingin istirahat sebentar begitupun dengan kuda yang mereka tunggangi saat ini, mereka butuh istirahat juga.

Mungkin sekitar setengah jam sebelum mereka akan lanjut pulang ke akademi.

Sepanjang jalan ada banyak murid yang berhenti.

"Minuman untuk kalian semua," ucap Arabella yang masih saja melakukan tugasnya selama camp ini berlangsung.

Tangan Soobin menerima gelas yang berisikan air tersebut, begitu juga dengan Yeonjun yang duduk di sebelahnya.

Jade dan Marvin juga sama sebelum akhirnya Arabella ikutan duduk di hadapan mereka.

"Awalnya aku tidak terlalu suka sama formasi grup ini," ucap Marvin secara tiba-tiba membuat mata mereka semua pada menatap kearah tujuan yang sama yaitu ke Marvin.

"Kenapa?" tanya Jade yang baru saja meneguk minumannya itu.

Sedangkan Yeonjun hanya menyimak bersama dengan Soobin.

"Saat itu aku tidak berpikir panjang sih, maaf ya, aku awalnya berpikir kekuatan kita jika digabungkan dalam satu grup gak akan cocok sama sekali, tapi ternyata aku salah, kita bahkan saling melengkapi satu sama lain, walaupun yang banyak berkorban ya, Pangeran Yeonjun sama Soobin," jelas Marvin yang dibalas dengan gelengan langsung oleh Soobin.

"Kalian juga banyak berkorban bukan hanya aku ataupun Pangeran Yeonjun, jangan bicara begitu," balas Soobin yang akhirnya buka suara itu.

Dia paling tidak suka dengan pembahasan siapa yang paling banyak berkorban selama camp ini berlangsung.

Menurut dia jika mereka sudah dalam satu grup, maka semuanya seimbang dan pada berkorban semua.

"Bukankah pembahasan ini tidak perlu dibicarakan lagi ya? Kita bahkan sudah menang, tidak perlu dibahas lagi, ok? Bahas apa yang akan kalian lakukan kedepannya saja," ucap Yeonjun yang baru meletakkan gelas yang isinya baru saja dia minum itu.

Marvin dan yang lainnya memilih diam saat mendengar perkataan dari Yeonjun barusan, baiklah mereka gak akan mengungkit lagi tentang siapa yang paling banyak berkorban selama camp terjadi.

"Hei Luna, bukankah mukamu terlalu lebam?" tanya Jade secara tiba-tiba saat ada Luna yang baru saja berjalan melewati grup mereka.

Perempuan itu bahkan tidak mau menoleh sama sekali kearah Yeonjun dan yang lainnya, termasuk kepada Jade yang merupakan temannya.

"Tidak ada urusannya denganmu."

Jade hanya tertawa ketika mendengar balasan dari Luna.

"Kamu begitu karena ulah senior Caith, bukan?"

Luna mendengar ucapan dari Jade menghentikan langkah kakinya dan menoleh kearah Jade yang tersenyum mengejek kepadanya, sialan perempuan itu.

Dia sudah mengira kalau Jade itu aslinya tidak ada niat sama sekali untuk berteman dengannya, karena dia itu paling beda dari teman-temannya yang lain.

Bisa dikatakan wanita itu hanya terpaksa menjadi temannya karena keluarga mereka memiliki kerja sama, hanya sebatas itu saja.

"Ada apa dengan senyumanmu?" tanya Luna dengan penasaran yang tidak menyukai senyuman mengejek dari Jade kepadanya.

Lalu tangan Jade mengarah kepada Soobin yang sedang meminum air dari gelasnya, tapi Soobin melihat apa yang dilakukan Jade saat ini.

Begitu juga dengan Yeonjun yang duduk disebelah Soobin, dia tidak mau mengatakan apapun apalagi jika dalam hal seperti sekarang, pertengkaran antara wanita memang agak rumit.

"Harga dirimu pasti terluka kalau tau senior Caith bahkan dikalahkan dengan mudah oleh Soobin, dia membuat senior itu kehabisan mana, bukankah itu sangat keren, Luna? Soobin bahkan tidak terluka sama sekali, berbeda denganmu yang mendapatkan lebam dimana-mana-"

Ucapan dari Jade tadi membuat Luna benar-benar emosi sambil mengepalkan kedua tangannya dengan kesal, wanita itu benar-benar mengejeknya sekali.

"Lalu kamu pun kalah di tangan senior itu dan tidak mendapatkan hasil apapun kecuali luka ditubuh-"

Jade tertawa kecil saat Luna yang dengan cepat saat ini menyerangnya namun ada Marvin yang menyerang duluan Luna menggunakan pasirnya.

"Awas kamu, Jade. Dan hentikan pasir sialan ini, Marvin Adimus!" teriak Luna yang membuat Marvin menghentikan pasirnya lalu tertawa geli bersama dengan Jade.

Luna segera pergi dari sana meninggalkan Jade dan Marvin yang masih tertawa mengejek dirinya.

Soobin hanya tersenyum melihat apa yang dilakukan oleh anggota grupnya itu, bagaimana bisa mereka tampak seperti membully Luna tadi.

"Kamu benar-benar berani sekali, Jade," ucap Arabella yang memperhatikan saja apa yang terjadi tadi.

"Wanita seperti dia itu gak boleh hanya ditanggapi dengan diam saja, harus dibalas biar dia malu sendiri," balas Jade yang disetujui oleh Marvin.

Yeonjun lalu menoleh kearah Soobin yang sedang memperhatikan Jade dan Marvin, lagipula Luna itu memang memiliki masalah dengan Soobin setelah pertandingan saat itu, bukan? Lucu saja melihat wanita itu tidak bisa menghancurkan laki-laki disebelahnya dan berujung dia sendiri yang malu.

Tangan Soobin lalu memegang muka Yeonjun agar menoleh kearah lain.

"Jangan menatapku, Yang Mulia," pinta Soobin dengan muka memerah karena dia sadar sedang diperhatikan oleh Yeonjun.

Yeonjun hanya tertawa kecil sambil menyingkirkan tangan Soobin yang berada di mukanya itu.

Beda dengan Marvin dan Jade yang masih asik tertawa, tidak dengan Arabella yang melihat apa yang terjadi diantara Yeonjun dan Soobin barusan, bukankah mereka itu tampak lucu?

"Baiklah, ayo lanjutkan perjalanan kita," ajak Yeonjun yang bangkit dari duduknya membuat semuanya serempak berdiri.

Mereka segera naik ke kuda untuk melanjutkan perjalanan mereka pulang ke akademi sebelum mereka berakhir di rumah masing-masing, beda hal dengan Yeonjun yang akan segera pergi ke istana untuk bertemu dengan ibunya sambil mencari tau apa yang sedang direncanakan oleh ayahnya.

"Jika anda lelah, kita bisa gantian, Yang Mulia."

"Baiklah, sayangnya aku tidak mungkin lelah hanya karena menjalankan kuda, Soobin."

Soobin cuma bisa memutarkan kedua bola matanya ketika mendengar balasan dari Yeonjun, kan dia hanya berkata kalau misalnya Pangeran di depannya itu lelah.

"Terserah anda deh."

Yeonjun hanya tertawa mendengar ucapan dari Soobin barusan, laki-laki itu kalau marah bukannya menyeramkan tapi malah lucu.

"Kamu tau letak tempat membuat pedang terbaik selain dari keluarga Abelard, Soobin?"

Soobin ketika mendengar itu langsung berpikir, bukannya Kerajaan Willowind memiliki kerjasama dengan keluarga Abelard? Kenapa malah Yeonjun menanyakan tempat yang lain coba?

"Emangnya pedang buatan keluarga Abelard tidak sesuai ekspetasi anda, Yang Mulia?"

Yeonjun membalas dengan gelengan, "Pedang buatan mereka sesuai ekspetasi, tapi aku ingin melihat pedang buatan orang lain, bukan dari keluarga Abelard saja, kebetulan aku melihat pedang milikmu yang tampak sesuai dengan ekspektasi ku."

Soobin hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, dia pikir kenapa, ternyata hanya mau lihat pedang variasi dari orang lain ternyata.

"Pedangku itu dibuat oleh seseorang yang tidak terlalu jauh dari rumahku, jika Pangeran memang ingin tau, aku akan mengantarkannya kesana, tinggal bilang saja anda mau kesana nya kapan," balas Soobin yang membuat Yeonjun tersenyum ketika mendengar hal itu.

"Hari ini juga bisa."

Soobin saat itu juga terdiam, hari ini? Sebentar, dia sepertinya melupakan sesuatu, bukankah keluarganya gak tau ya kalau dirinya satu akademi dengan Putra Mahkota dari Kerajaan Willowind yang merupakan Kerajaan yang dikhianati oleh keluarganya.

Jika mereka tau Soobin kenal dekat dengan Yeonjun, bisa-bisa mereka akan langsung membawa Soobin kabur saat itu juga.

Mereka sangat takut jika ketahuan oleh pihak Kerajaan Willowind, lalu dengan santainya Soobin malah jatuh cinta sama sang Putra Mahkota dari Kerajaan tersebut.

Walaupun Yeonjun berkata dia gak akan melakukan apapun kepada Soobin dan keluarganya, tapi tetap saja itukan hanya keputusan Yeonjun, bukan keputusan dari sang Raja.

"Bisa sih, tapi Pangeran bisa bersembunyi, kan? Orang tuaku dan keluargaku yang lainnya sangat antisipasi jika aku berhubungan dengan anggota Kerajaan Willowind," balas Soobin yang membuat Yeonjun tertawa kecil.

Benar juga ya, Soobin tentu saja gak bisa secara terus terang mengajaknya kemana-mana apalagi di sekitar rumah laki-laki dibelakangnya itu, bisa-bisa dia akan diajak pergi langsung karena satu akademi dengan dirinya.

Walaupun Yeonjun sudah berkata secara terus terang gak akan melakukan apapun kepada Soobin dan keluarganya, namun tentu saja Yeonjun gak bisa menghalangi apa yang akan ayahnya lakukan.

"Baiklah, itu hal yang mudah."

Dan perjalanan pulang mereka berakhir juga, semuanya sudah sampai di akademi.

Setelah mengembalikan kuda yang mereka tunggangi, semuanya segera lanjut untuk pulang ke rumah masing-masing, begitu juga semua anggota grup dua.

"Aku akan pergi kearah rumah Soobin, jadi kalian bisa mengikuti dari jarak yang cukup jauh agar tidak membuat yang lainnya heran," ucap Yeonjun kepada para pengawalnya.

Mereka semua ketika mendengar perintah dari Pangeran mereka itu hanya bisa patuh dan menurut.

Lalu Yeonjun berjalan mendekat kearah Soobin dan para anggota grupnya yang akan resmi dibubarkan hari ini.

"Terima kasih atas kerja samanya selama camp berlangsung, aku harap kita masih bisa saling mengenal satu sama lain setelah ini, selamat liburan semuanya," ucap Yeonjun yang menutup pertemuan mereka kali ini.

Semuanya langsung mengangguk dengan cepat sebelum mereka pergi untuk pulang.

Sekarang tinggal ada Yeonjun dan Soobin, Soobin melirik kearah laki-laki disebelahnya itu.

"Ayo, Pangeran."

"Baiklah," balas Yeonjun sambil mengikuti langkah kaki Soobin yang ada di depannya.

Sebenarnya agak kurang sopan ya membuat Pangeran berjalan dibelakang, namun untuk kali ini karena Yeonjun tidak tau letak rumah Soobin, dia tidak peduli dengan aturan seperti itu.

"Jaraknya tidak terlalu jauh, Pangeran gak akan kelelahan sama sekali."

Yeonjun hanya menggelengkan kepalanya, berjalan kaki seperti ini gak akan membuatnya kelelahan, lagipula terbukti mereka selama di camp saja bisa sampai menuju ke laut dengan berjalan kaki, apalagi hanya perjalanan kecil seperti ini.

Soobin tersenyum senang ketika melihat area rumahnya sudah mulai dilewati oleh dirinya, Yeonjun juga memperhatikan sekitarnya, dia gak tau sama sekali area ini, ya lagipula dia juga selama ini hanya berlatih saja dan baru keluar saat masuk ke akademi, makanya dia gak terlalu tau tempat-tempat yang ada disini.

"Yang Mulia."

"Hm?"

Tangan Soobin lalu menunjuk kearah kiri mereka, disana ada sebuah pondok yang bisa dijadikan tempat untuk bersantai.

"Anda bisa menunggu disana, aku harus pulang sebentar ke rumah, lagipula aku tidak mungkin mengajak anda ke rumah lalu secara santai yang bisa orang tuaku akan kaget setengah mati," ucap Soobin yang membuat Yeonjun tertawa geli.

Soobin hanya memutarkan kedua bola matanya, sialan kenapa malah tertawa sih? Dia itu sedang serius.

"Baiklah, aku akan menunggu disana."

"Aku tidak akan lama, oh iya, jangan sampai ada yang mengenali anda, Yang Mulia."

Yeonjun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu dia berjalan menuju ke pondok tersebut, beda dengan Soobin yang berjalan menuju ke rumahnya.

Lalu dalam waktu yang sangat cepat Yeonjun langsung tiba di pondok tersebut dengan kekuatan anginnya.

Soobin yang melihat itu cuma bisa mendengus, bukankah tadi Soobin menyuruh Pangeran itu agar tidak diketahui oleh siapapun, tapi kenapa dia malah melakukan sesuatu yang sangat menarik perhatian banyak orang.

Ah sudahlah, Soobin tidak peduli, dia harus segera pulang ke rumahnya untuk bertemu dengan ibu dan ayahnya.

Kakinya baru saja sampai di pekarangan rumahnya, lalu dia melihat sepatu milik ibu dan ayahnya yang tersusun rapi di dekat pintu, jelas sekali mereka ada di rumah.

Soobin langsung membuka pintu rumahnya tersebut, lagipula dia sudah rindu masakan ibunya.

Dirinya langsung masuk ke dalam rumah untuk mencari keberadaan ibu dan ayahnya, anehnya dia heran kenapa tidak ada aroma masakan dari ibunya coba? Biasanya di jam seperti ini ibunya sudah sibuk membuat makanan untuk makan siang mereka.

"Ibu?" panggil Soobin yang masih berjalan untuk mencari keberadaan ibunya.

"Ayah?"

Dia terus memanggil ibu dan ayahnya dari ruang tamu, dapur, hingga kamar mandi, namun dia belum menuju ke kamar orang tuanya.

Mungkin mereka sedang tidur siang? Ya walaupun mereka jarang melakukannya sih, ayahnya lebih sibuk bekerja.

Langkah kaki Soobin terhenti di pintu kamar orang tuanya, tangannya dengan perlahan memegang gagang pintu, namun Soobin merasa menginjak sesuatu saat ini, dia menoleh kearah lantai dibawahnya.

Sebelum dia terdiam saat melihat apa yang ada dilantai rumahnya, apa-apaan ini?

Tangannya dengan gemetaran membuka pintu kamar orang tuanya dengan cepat sebelum dia terduduk saat melihat ayah dan ibunya terkapar dilantai dengan lula bekas tusukan di tubuh mereka.

Soobin tidak memperdulikan pakaiannya yang kotor akibat darah, kakinya terlalu lemas, dia gak bisa bangkit sama sekali, maka dari itu merangkak menuju tubuh orang tuanya.

Lalu dengan cepat tangan Soobin meraih tangan ibunya yang sudah dingin, lalu dia meraih juga tangan ayahnya yang sama saja, tangan mereka berdua sudah dingin sekali.

Mata Soobin melihat tubuh orang tuanya yang sudah membiru menandakan kalau mereka sudah tewas lebih dari 1 hari yang lalu.

Artinya itu disaat dirinya masih berada di laut?

"Ibu? Ayah?" panggil Soobin sambil menggerak-gerakkan tubuh kedua orang tuanya itu.

Mereka tidak mungkin meninggalkan Soobin sendirian disini kan?

Dengan tangan yang gemetaran Soobin berusaha menyembuhkan kedua orang tuanya, walaupun tidak ada yang berubah, tubuh mereka tetap saja dingin.

Mereka benar-benar sudah meninggal saat ini.

Air mata Soobin sudah mengalir dengan sangat deras, dia masih tidak bisa mengeluarkan suara apapun selain hanya bisa memanggil ibu dan ayahnya.

Siapa yang melakukan hal ini? Soobin tidak bisa memikirkan apapun, dia mencoba bangkit dari duduknya itu.

Ketika dia berhasil berdiri, kakinya melangkah dengan pelan menuju ke jendela, dari jendela ini dia bisa melihat rumah keluarganya yang lain.

Tapi apa yang Soobin dapatkan bukankah kabar baik, niat dia ingin meminta bantuan kepada keluarganya yang lain merupakan hal yang sia-sia.

Karena mata Soobin bisa melihat semua anggota keluarga Avaline dibantai.

Darah ada dimana-mana dan jangan lupakan tubuh mereka yang terluka parah sama seperti tubuh orang tuanya.

Dan saat itu juga Soobin langsung berteriak keras membuat Yeonjun yang berada di pondok sambil duduk menunggu Soobin langsung tersentak kaget.

Dengan anginnya Yeonjun langsung terbang menuju ke rumah Soobin dan segera berlarian masuk ke rumah laki-laki tersebut, apa yang membuat Soobin sampai berteriak sekencang itu coba?

Yeonjun saat masuk ke rumah ini sudah merasakan hawa yang aneh, dia mencium bau anyir dari darah, jika sudah sampai tercium seperti ini, bukankah ada yang terluka parah sampai darahnya bisa tercium kemana-mana?

Langkah kaki Yeonjun terhenti di hadapan sebuah kamar, Yeonjun merasakan sepatunya menginjak genangan darah saat ini, lalu matanya melihat kearah Soobin yang menangis histeris di depan dua mayat orang yang Yeonjun bisa pastikan itu adalah orang tua Soobin.

"IBU! AYAH!" teriak Soobin dengan sangat histeris masih dengan menangis yang membuat Yeonjun terdiam.

Kakinya berjalan mendekat kearah Soobin, namun kakinya terhenti melihat sebuah pedang yang tidak jauh dari ranjang di dekatnya.

Dari sini saja Yeonjun bisa melihat ada ukiran khusus di pedang itu yang tampak tidak sangat asing bagi Yeonjun.

Ukiran dari lambang Kerajaannya, Kerajaan Willowind.

Bisa dipastikan hal gila ini dilakukan oleh pasukan Kerajaannya atas perintah dari sang Raja yaitu merupakan ayahnya sendiri.

Yeonjun terlambat untuk mengetahui apa rencana ayahnya, dia mengetahui semuanya setelah hal ini terjadi.

Hanya satu hal yang benar dari pemikirannya saat memikirkan rencana ayahnya.

Yaitu, semuanya berkaitan dengan keluarga Avaline yang merupakan keluarga dari Soobin.

Langkah kaki Yeonjun berjalan mendekat kearah laki-laki tersebut dan segera memeluk tubuh Soobin dengan erat yang berhasil membuat Soobin menangis lebih kencang dari sebelumnya.

Yeonjun tidak mengatakan apapun, kata-kata darinya gak akan mempan untuk mengatasi tangisan Soobin.

Karena yang bisa dilakukan oleh Soobin saat ini hanya menangis, ya hanya itu tidak ada hal yang lain.

Alih-alih dirinya membuat kejutan kepada orang tuanya atas kepulangannya dari camp.

Dirinya lah yang dikejutkan oleh mayat orang tuanya yang tergeletak dilantai rumahnya setelah kepulangannya dari camp yang diadakan oleh akademinya.

Tbc.

Silahkan memaki sepuasnya semuanya, wkwk.

Karena ini memang rencana dari sang Raja, aduh Soobin nasibnya apes sekali ya:)

Apa yang akan dilakukan oleh Soobin selanjutnya? Ya ditunggu aja.

Okelah, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.





























Salam,








Anaknya Taekook.

Continue Reading

You'll Also Like

7.8M 356K 65
For years angel academy has taught students of all races and ability's, angels, werewolves, vampires, dragon riders, you name it. The school was cre...
9.6M 654K 82
[ BOOK 1 OF AZITERA: YTHER'S QUEEN ] Consumed by avarice, the four human kingdoms-the Infernal Empire, the Kingdom of Caelum, the Kingdom of Treterra...
10.7M 332K 34
As an Omega, the lowest-rank werewolf in any pack, Claire is confident her smoking hot Alpha can't be her mate. But she's wrong -- not just about him...
7.2M 298K 63
In a city overrun by the corrupt and crazy, driven by greed, lust, and desire, Remi Goldridge's sweet nature and strong moral compass are strange and...