Happy Reading
.
.
.
" Kita ketemu lagi." Jelas pria itu.
Pandangan Sasuke menjadi semar - semar. Ia berusaha menggunakan sharinggannya, tapi nihil.
" Kau tidak bisa menggunakan Sharinggan mu disini, kau ada di dunia ku."
" Apa maksud mu?! Kau sejak tadi mempermainkan ku, Orochimaru." Nada dingin yang Sasuke keluarkan dari mulutnya.
" Tenang, jangan terbawa emosi. Aku ke sini untuk menyambut mu. Aku sekarang tau kau memiliki kelemahan."
Alis Sasuke terangkat. Tatapan dingin terlihat dari rautnya.
" Siapa yang kau pilih? Uchiha Sakura istri mu atau kekasih mu Shion."
Srett!!!
Pedang menusuk ke dalam perut Sasuke.
" UHugghh "
" Kaisar!!!!!" Para perajurit berusaha mati - matin untuk menghentikan Kaisarnya yang ingin membunuh dirinya sendiri.
Kakashi menyentuh pedang itu dan menghampaskannya. " Kaisar, sadarlah! Kau hampir membunuh diri mu sendiri."
Sharinggan itu aktif. Sasuke menatap Kakashi, layaknya lawan yang ingin menyerangnya.
" BERANINYA KAU! MENYURUH KU UNTUK MEMILIH!" Teriak Sasuke.
" A-aku tidak menyuruh mu untuk memilih?!!" Kakashi gelagapan.
Para prajurit berbisik. " Apa yang terjadi dengan Kaisar Muda?"
Sasuke terlihat seperti orang gila yang tidak memiliki kehidupan. Sorot matanya nampak kosong.
BUG!
Suara pukulan keras mendarat di pipi Sasuke. Onyx hitam itu menatap Itaci yang telah memukulnya.
Sasuke tergelunsur ke tanah merah.
" Duke Itachi." Kakashi bergumam.
" Bawa Sasuke ke istana. Aku akan mengurus peperangan ini." Onyx Itachi menatap darah yang mengalir dari perut adiknya.
" Panggil penyihir ke abadian. Sasuke sekarang sedang menjemput mautnya." Jelas Itachi.
Darah terus mengalir dari perut Sasuke. Pria itu hampir meregang nyawanya sendiri.
" Jangan sampai Kaisar Sasuke mati." Pintah Kakashi.
.
" Nyonya ada surat." Ino memberikan surat itu kepada Permaisuri.
" Surat dari siapa?" Tanya Sakura.
" Dari Kakashi, kata beliau ini perintah Kaisar." Ino tersenyum dan memberikannya kepada Sakura yang sadari sejak tadi hanya menatap ke arah jendela.
Sakura menyentuh surat itu. " Aku tidak bisa membacanya, mataku tidak terlihat."
CTAKK!
Ino menggerutuki perkataannya, ia melupakan tentang penglihatan Sakura. Sungguh menyebalkan.
" Anu, aku akan membacakannya."
Membuka lembaran surat dan mulai membacanya pakai bahasanya sendiri.
" Kaisar bilang nyonya harus minum ramuan sehat, terus nyonya tidak usah khawatir karena peperangan akan usai." Jelas Ino.
" Terimakasih, Ino." Sakura tersenyum.
.
Di tempat penyihir.
" Apa yang terjadi dengan Kaisar Muda?" Tanya sang penyihir. Jirayah.
" Beliau tiba - tiba melukai dirinya sendiri dengan pedang dan berkata dengan mata yang kosong." Jelas Kakashi.
Jirayah memijit pelipisnya. " Ini kasus yang membahayakan. Kaisar mengalami halusinasi karena sihir."
Mendengar kata sihir. Kakashi mengingat ada seseorang yang datang kala itu.
" Aku rasa pria tua itu telah memberikan sihir ini kepada Kaisar." Jalas Kakashi.
" siapa?"
" Orochimaru."
DEG!
"Tidak salah lagi. Ini kutukan." Jirayah memberikan chakra pemulihan untuk menghilangkan luka dalam dari tubuh Sasuke.
" Orochimaru, pria itu sangat bahaya. Aku dengar dia menginginkan sesuatu dari kesucian seorang gadis yang mempunyai kekuatan penyembuhan." Jelas Jirayah.
Kakashi menatap pekerjaan Jirayah. " Aku mengerti tentang perkataan mu. Mungkin itu alasan kenapa Kaisar berteriak tadi."
Jirayah menghentikan pengobatannya. Peluh jatuh dari keningnya, ia menatap kakashi.
" Detak jantung Kaisar sudah tidak ada."
Suara pecahan gelas berisi ramuan terjatuh. Para penghuni istana menjadi terkecoh dengan informasi yang menyakitkan itu.
" A-apa maksud mu?" Tanya sakura.
Yamato menunduk. " Maafkan aku nyonya, Kaisar telah gugur dalam peperangan."
Sakura menjatuhkan air matanya untuk pertama kali di dalam istana ini.
" T-tidak mungkin."
Paling menyakitkan bagi Sakura adalah menikahi Uchiha Sasuke selama 3 bulan dan ia pergi begitu saja.
Tanpa berpamitan.
Sakura mengigit jarinya. Air mata itu terus turun. " A-aku ingin bertemu dengan Kaisar!"
Gadis malang yang baru saja kehilangan suaminya, berusaha untuk menerobos pintu kamar.
Ino dan Karin yang ada di samping Sakura langsung menghalangi Sakura.
" Nyonya tenang dulu." Pintah Karin.
Sakura menatap Karin. Gadis itu menatap maga ruby yang tak terlihat jelas itu.
Karin terkejut melihat mata yang penuh kesedihan itu. " Nyonya.."
" Bagaimana bisa aku tenang, Karin. Suami ku telah tiada, apakah aku haru tenang disini dan tertawa?"
" B-bukan seperti itu." Karin tak bisa berkata apapun.
Ino menyentuh tangan Karin dan mereka saling menatap. Tatapan itu saling mengerti satu sama lain.
" Baiklah, aku akan mengantarkan mu dengan kereta kuda."
Sampai di koridor. Mereka bertemu dengan Fugaku.
" Grand Duke " Mereka menunduk tapi tidak dengan Sakura.
" Permaisuri, apa kau sudah mendengar kabar duka itu?" Tanya Fugaku.
Bibir Sakur bergetar. " I- iya. Aku sudah mendengarnya yang mulia."
" Aku tidak menyangka anak itu akan pergi secepat ini."
Sakura terdiam. Tangannya di genggam erat oleh Ino. Mereka tidak ingin berkata kasar kepada orang yang lebih tua.
" Bolehkah aku mengatakan sesuatu kepada mu yang mulia?" Tanya Sakura kepada Fugaku.
" Katakan."
" Di negara ku ada penyihir mengembalikan nyawa seseorang. Tapi ini seperti penukaran nyawa yang hidup bisa mati dan yang mati bisa hidup." Jelas Sakura.
Karin dan Ino menatap tak menyanggka, mereka berdua mengerti maksud dari Permaisuri.
" Permaisuri..."
" Aku akan menukar nyawaku untuk suami ku, aku disini memang tidak berguna untuknya. Tapi kali ini aku akan menyelamatkan suamiku."
Onyx Fugaku membulat.
Kenapa dia melakukan itu?
" Aku memang tidak bisa melihat, tapi aku bisa membuat putra kedua mu kembali." Jelas Sakura.
Perkataan Sakura membuat Fugaku terdiam seribu bahasa. Tidak menyangka Sakura, gadis yang polos bisa mengatakan itu.
Fugaku mengeratkan kedua tangannya untuk berpikir.
" Permisuri. Tapi sayangnya, aku tidak mengizinkan mu untuk mati hanya karena putra kedua ku."
DEG!
Emelard Sakura membulat. Ino terkejut bukan main atas pengakuan raja tertinggi di kerajaan Uchiha.
" Banyak harta yang telah aku keluarkan untuk membeli mu. Aku sebagai Grand Duke tertua, ingin kau hidup dan melahirkan penerus Uchiha." Jelas fugaku.
Sakura menyentuh dadanya. Terasa sesak mendengar perkataan mertuanya.
Begitukah reaksi ayah kandung yang mendengar salah satu anaknya yang telah gugur?
" Lagi pula, anak ku masih ada satu. Untuk apa aku bersedih?"
Geragam Sakura mengeras. Ia tidak bisa berbuat apapun untuk suaminya, ia hanya bisa menunduk sedih.
" H-hentikan yang mulia."
Fugaku menatap Sakura yang nampak tidak memiliki semangat. Ia melangkah untuk melewati Sakura.
" Siapkan diri mu selama 3 hari ini untuk naik ranjang dengan Itachi."
DEG!
Itu tidak mungkin.
" Kalau aku tidak mau bagaimana?" Tanya Sakura.
Fugaku menghentikan langkahannya.
" Jangan membuat mu menjadi gadis tidak tau malu, Sakura. Lakukan saja perintah ku." Fugaku membisik dan langsung meninggalkan tempat itu.
Sakura membeku. Perkataan fugaku, tidak ada yang mendengarnya selain dirinya.
Fugaku pergi begitu saja.
" Nyonya, ada apa?" Tanya Karin, baru saja sampai ke tempat Sakura dan Ino.
Ino menceritakan semuanya. Karin hanya bisa menatap sedih tentang permaisurinya. Memang kurang ajar tentang perkataan grand duke terhadap anak keduanya yang telah gugur.
Setelah kejadian itu. 2 hari telah berlalu, besok pernikahannya dengan Itachi.
Sasuke akan di kubur malam ini. Sungguh menyedihkan nasib dari Haruno Sakura.
Marganya telah terganti atas meninggalnya Sasuke.
Tatapan kosong itu. Hanya bisa menatap jendela. Emelard itu terus mengalirkam air matanya.
" Sasuke - kun."
- Bersambung -
Next????