𝓢𝓽𝓪𝔂 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓜𝓮

By JaemsungSupremacy_

3.9K 662 82

Stay with me! Cause you're all I need. More

⁰⁰
⁰¹
⁰²
⁰⁴
⁰⁵
⁰⁶
⁰⁷
08

⁰³

342 54 2
By JaemsungSupremacy_

"Kenapa lagi?” Heran Jisung dengan orang yang sejak tadi keluar masuk ruangannya tapi tidak ia pedulikan.

“Gak apa-apa, bosen.”

Heeseung di sana. Mulai duduk dihadapan Jisung layaknya seorang pasien yang akan melakukan konsultasi. Setelah dari tadi hanya mondar-mandir dari ruangannya pindah ke ruangan Ningning. Bolak balik seperti setrikaan.

“Gue mau curhat.” Ucapnya kemudian.

“Soal?” tanya Jisung ragu.

Karena bisa saja Heeseung curhat tentang kucingnya yang mati seperti tiga hari yang lalu atau curhat tentang pembantunya yang pacaran dengan satpam kompleknya. Juga tentang hal-hal tidak penting lainnya.

Kadang Jisung merasa Heeseung itu lebih cocok jadi adiknya Jaemin daripada adiknya Ningning.

“Ningning ..."

“Ningning kenapa?”

“Ningning gak mau nikah.”

“Terus?”

"Kan dia udah tua kok gak mau nikah ya? Gue itu jadi khawatir kalau dia bakalan jadi perawan tua." Kali ini Heeseung terlihat sangat serius yang dibuat-buat, Jisung hanya menggeleng maklum. Ia sudah biasa menghadapi tipe orang macam Heeseung ini. Sudah paham, sudah khatam malah.

“Memang Ningning ada calonnya?”

"Nah itu, gak ada. Terakhir bawa pacarnya ke rumah kayaknya jaman SMA, udah lama banget. Gimana gue gak curiga kalau dia sebenarnya mau jadi perawan tua aja."

“Kok kamu jadi gosipin Ningning?"

Dan Heeseung justru tertawa. “Gosipin Ningning enak banget." Katanya

“Gak sopan, dek.”

Sengaja Jisung menekan kalimatnya. Dan biasanya Heeseung akan langsung protes.

"Jangan panggil dek, cuma beda setahun doang."

Heeseung memang paling tidak suka kalau dianggap anak kecil.

“Tau gak kenapa gue gak mau manggil Ningning pake embel-embel kak?”

“Kenapa?”

“Karena gue menghormati dia."

“Kalau hormat harusnya manggil kak."

“Kalau gue manggil kak berarti gue nganggep Ningning tua, itu artinya gue menghina dia."

“Mana ada gitu."

“Kan gue suka mengada-ada."

“Iya terserah kamu."

Jisung ingat pembicaraan antara dirinya dan Heeseung kala itu. Heeseung adalah orang kedua setelah Jaemin yang selalu berhasil membuat ia kehabisan kata-kata.

"Kenapa?” Tanya Jisung saat sekarang Heeseung berganti memandanginya aneh.

“Kok lo gak nikah-nikah juga? Kan ada calonnya, beda sama Ningning.”

Jisung sudah biasa dengan pertanyaan seperti itu. Heeseung orang ke sekian yang menanyakannya.

“Belum saatnya."

Dan jawaban yang klise seperti biasanya.

"Saatnya itu kapan?”

“Selesaiin koas kamu dulu.”

Heeseung langsung mengkerucutkan bibirnya. Selalu seperti itu. Gak Ningning, gak Jisung selalu menganggapnya anak kecil.

"Aslinya gue bingung. Sebenernya nikah itu karena apa?Cinta?” Tanyanya lagi.

“Ilmu kamu belum sampai.” Sahut Jisung. Heran kenapa tiba-tiba Heeseung membicarakan ini. Heeseung yang tidak pernah serius dalam hidupnya.

"Iya juga ngapain dipikirin. Pikirin aja yang sekarang, nanti itu urusan nanti aja."

Iya, dulu juga Jisung berpikiran seperti itu. Tapi sekarang tidak, banyak yang harus dipikirkan matang-matang. Harusnya ia kembali ke pemikirannya yang dulu, yang tidak perlu mengkhawatirkan banyak hal. Tapi sepertinya itu susah. Di usianya yang sekarang bukan waktunya lagi untuk main-main lagi.

“Selesaiin koas kamu dulu.” Tegas Jisung lagi. Kali ini ia bangkit berdiri.

"Mau kemana? Gue kan belum selesai curhat.” Protes Heeseung.

“Toilet, kenapa? Mau ikut?”

“Boleh? Ayo gue anterin."

“Heh!” sentak Jisung cepat.

Heeseung itu kalau bicara memang tidak pernah dipikir dulu.

“Bercanda."

Dan Heeseung langsung tertawa.

Iya, Jisung juga tahu kalau itu bercanda.

“Mau ke toilet."

“Perlu dianterin gak?”

“Masa ke toilet dianterin."

“Kan biar romantis."

“Romantis darimananya?"

Dulu Jaemin juga pernah mengatakan hal yang hampir serupa.

“Jaemin pernah nyentuh lo gak?”

Jisung langsung mendelik mendengar pertanyaan Ningning itu.

"Hubungan lo sama Jaemin normal kan? Termasuk sentuhan fisik?" Ulang Ningning.

Jisung lekas mengangguk karena memang benar.

“Ciuman? Lebih dari itu?” tanya Ningning lagi.

“Ning ..” Decak Jisung sambil mengulum senyumnya. Malu karena harus membahas ini dengan Ningning. Meskipun ini masih dalam sesi konseling. “Intinya ya normal-normal aja.” lanjutnya.

"Berarti gak ada masalah, gak ada yang harus lo khawatirkan secara berlebihan. Yang harus lo ubah cuma cara pandang lo tentang pernikahan.”

"Beneran gue gak apa-apa?” ragu Jisung.

Ningning mengangguk yakin.

“Waktu dicium Jaemin apa yang lo rasain?” Tanyanya.

“Masa harus gue jelasin?” Pekik Jisung. Malu rasanya.

"Ada penderita gamophobia yang benci saat ciuman, jijik, bahkan saat hanya bersentuhan tangan meski itu dengan pacarnya sendiri. Bahkan itu bisa dijadikan alasan untuk memutuskan hubungan dengan pasangannya."

Kok serem Jisung membayangkannya. Sedikit bersyukur karena ia tidak sampai sejauh itu. Tak terbayang bagaimana kalau tiba-tiba ia benci Jaemin hanya karena menciumnya. Apalagi sampai memutuskan hubungan. Cukup sekali ia putus dengan Jaemin saat SMA dulu, meski kadang hubungannya renggang, Jisung tidak mau lagi mengakhiri hubungannya dengan Jaemin dengan mudahnya.

Buru-buru Jisung menggeleng.  “Gue gak sampai kayak gitu." Sangkalnya.

“Ya bagus berarti lo masih wajar. Kalau udah separah itu harus psikoterapi. Dan psikoterapi juga belum tentu membantu.”

Jadi bergidik Jisung membayangkannya. Karena psikoterapi memang kadang tidak berhasil, semua bergantung pada pikiran orang itu sendiri. Seperti phobia strawberry yang diderita Jaemin. Sudah frustasi Jisung ingin menyembuhkannya. Karena pikiran Jaemin terus disugesti untuk menghindar bukannya melawan.

“Jadi sekarang gue harus apa, Ning?”

"Bicara dengan Jaemin dari hati ke hati. Kalau perlu bahas soal masa depan kalian.”

“Udah sering tapi gak pernah serius. Lo kan tau sendiri dia gimana."

Memang benar sudah berkali-kali Jaemin bicara tentang masa depan ataupun pernikahan. Tapi sebagian besar ngawur makanya Jisung kadang malas meladeni.

“Sayang, nikah yuk?”

“Nanti kita punya anak 11 biar bisa diajak main bola."

“Nanti gue bikin rumah sebelahan sama rumah Jeno. Biar kalau kita berantem gue kabur ke rumah Jeno terus main PS berdua."

Waktu itu Jisung langsung protes.

“Gak usah pulang aja ke rumah sekalian kalo gitu."

Dan Jaemin langsung tertawa.

Tapi kalau soal rumah itu serius. Gila memang mereka berdua. Meski baru dibangun, Jaemin yang merancangnya. Belum selesai-selesai, karena Jaemin bilang tabungannya terkuras habis. Dan ia menolak saat ayahnya akan memberi bantuan dana, katanya itu rumahnya sendiri. Harus ia yang bangun dengan uang hasil kerja kerasnya sendiri. Seorang Jaemin bisa berpikiran seperti itu. Jisung saja tidak menyangka.

"Jadi pas Jaemin ngajak nikah itu serius gak?” tanya Ningning lagi.

“Gak tau.” Geleng Jisung. "Dia ngajak nikah udah kayak ngajak beli gorengan Ning. Kan gue gak tau itu serius apa gak.” lanjutnya.

“Dia gak pernah yang ngelamar beneran yang romantis gitu?”

Jisung langsung menggeleng.

“Gue aja gak yakin dia bakal ngelamar gue dengan cara yang waras." Jisung menekan kata “waras” lalu tertawa sendiri.

"Misal Jaemin beneran ngelamar lo, lo jawab apa?”

Kali ini Jisung terdiam, malah memandang Ningning ragu.

“Gak tau. Menurut lo gue harus jawab apa?”

Ningning tertawa kecil, kenapa Jisung justru membalikkan pertanyaannya.

“Gue jawab yes."

“Ya udah lo aja yang nikah duluan." Suruh Jisung. Membuat Ningning jadi memandang heran. Kenapa jadi dirinya?

"Ning, kok lo juga belum kepikiran buat nikah?” Lanjut Jisung lagi teringat apa yang dikatakan Heeseung kemarin. Tapi bukan berarti Jisung terpengaruh kata-kata Heeseung yang bilang Ningning ingin jadi perawan tua.

“Belum ada calonnya."

"Sini gue cariin lo mau yang kayak gimana?” Tawar Jisung lalu tertawa.

"Gue belum mikirin nikah, mau fokus karir dulu.” Jawab Ningning, alasan yang klise. Alasan yang sama yang sering Jisung katakan jika ada keluarga atau kerabat yang bertanya.

"Gue pulang bareng lo ya? Jaemin gak bisa jemput." Pinta Jisung kemudian. Sesaat setelah membalas chat dari Jaemin.

“Tumben.” Heran Ningning. Setahunya, Jaemin memang sibuk tapi Jisung adalah prioritasnya.

Jisung hanya mengangkat bahunya. "Gak tau, katanya ada urusan mendadak."

TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

4K 375 4
𝐶ℎ𝑎𝑝𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖𝑎𝑘𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑎𝑘𝑢 @𝐽𝑎𝑒𝑚𝑠𝑢𝑛𝑔𝑆𝑢𝑝𝑟𝑒𝑚𝑎𝑐𝑦
2.8K 480 4
Jisung terbangun dengan keadaan tidak mengingat apapun dan tiba-tiba Jaemin mengaku bahwa dia adalah suaminya. Pernah nomor #1 di tag JaemSung gak ta...
6M 314K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
4.2K 465 7
Sequel : Reincarnation Jiendra yang terlahir di keluarga kaya dan hanya anak satu satunya selalu menuruti perkataan orang tuanya, tapi saat dia mulai...