DICINTAI PUTRA KYAI [ END-REV...

By prynstory_

496K 19.3K 864

Typo bertebaran, harap tandai ❗ Cinta pada pandangan pertama memang sebuah anugrah yang Tuhan berikan bada su... More

Chapter. 00
Chapter. 01
Chapter. 02
Chapter. 03
Chapter. 04
Chapter. 05
Chapter. 06
Chapter. 07
Chapter. 08
Chapter. 09
Chapter. 10
Chapter. 11
Chapter. 13
Chapter. 14
Chapter. 15
Chapter. 16
Chapter. 17
Chapter. 18
Chapter. 19
Chapter. 20
Chapter. 21
Chapter. 22
Chapter. 23
Chapter. 24
Chapter. 25
Chapter. 26
Chapter. 27
Chapter. 28
Chapter. 29
Chapter. 30
Chapter. 31
Chapter. 32
Chapter. 33
Chapter. 34
Chapter. 35
Chapter. 36
Chapter. 37
Chapter. 38
Chapter. 39
Chapter. 40
Chapter. 41
Chapter. 42
Chapter. 43
Chapter End. 44
Ekstra Chapter I

Chapter. 12

13.2K 493 15
By prynstory_

Typo harap tandai❗
•••

Setelah keributan kecil tadi karena ulah Zayyan, kini Zahra sedang menyiapkan baju sang suami untuk dipakai mengajar.

Zayyan keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggang serta kaos putih di badannya. Zayyan menghampiri Zahra yang sedang menyiapkan pakaian nya.

"Za!" panggil Zayyan.

"Hm, eh udah selesai Mas." ucap Zahra sambil membalikan badanya.

"Udah, bajuku mana?" tanya Zayyan.

"Ini," jawab Zahra sambil menyerahkan baju di tangannya.

Zayyan mengambil baju koko berwarna hitam yang sudah lengkap dengan sarung berwarna putih.

"Kenapa belum di pake bajunya?" tanya Zahra saat melihat Zayyan yang masih di posisi yang sama.

"Aku mau di pakein baju sama kamu."

"E-eh, nggak, nggak ada. Kamu udah besar bukan anak kecil lagi." tolak Zahara cepat sambil menggelengkan kepalanya.

"Kan aku bayi kecilnya kamu Za, aku mau di pakein baju sama kamu. Dosa loh kalau menolak perintah suami."

Zahra menghembuskan nafasnya lelah ia kalah telak dengan Zayyan.

'Ya allah, Ya Rabb berilah hamba kesabaran lebih. Untuk menghadapi makhluk ciptaan mu ini' ucap batin Zahra miris.

Zahra dengan berat hati memainkan baju untuk suaminya. Zahra satu persatu mengancingkan baju koko tersebut, kemudian merapikannya.

Zahra sudah selesai memainkan baju untuk suaminya, setelah itu Zayyan memakai sarungnya. Zayyan berdiri di hadapan lemari kaca sambil menyemprotkan minyak wangi ke leher dan bajunya, setelah itu ia memakai minyak rambut.

"Za!" panggil Zayyan lagi.

"Iya kenapa mas?" sahut Zahra dengan pandangan fokus ke ponselnya.

"Tolong rapikan rambutku." pintar Zayyan.

Zahra mematikan ponselnya kemudian menaruhnya di atas kasur, lalu ia mendekati Zayyan untuk merapikan rambut suaminya itu.

Setelah penampilannya sudah rapi kemudian Zayyan mengulurkan tangannya agar dizalimi oleh Zahra. Zahra yang mengerti maksud ukuran tangan tersebut pun menyalami nya, setelah tangan Zayyan dizalimi oleh Zahra. Kini Zayyan mencium kening Zahra cukup lama.

Jantung Zahra berdetak lebih cepat karena mendapat perlakuan manis dari Zayyan.

"Kamu baik-baik di kamar ya, jangan keluar rumah tanpa seizin dari aku. Hari ini aku cuma ngajar sebentar." ucap Zayyan sambil mengusap kepala Zahra.

"Tapi Mas aku mau kembali ke asrama aja, lagian aku juga ada pelajaran bahasa Arab." sahut Zahra.

"Nggak Za. Kamu tetap disini, urusan itu biar Mas yang bilang sama gurunya." ucap Zayyan dengan tegas namun penuh kelembutan dan seolah tidak ingin dibantah.

"Ya Sudah, iya."

"Kalo gitu aku pergi dulu. Assalamu'alaikum." pamit Zayyan sambil membawa peralatan mengajarnya.

"Wassalamualaikum."

Zayyan keluar dari kamar mereka.

***

Setelah berpamitan dengan istrinya, Zayyan keluar dari dalam ndalem dengan wajah datarnya. Zayyan dengan penuh wibawa menuju madrasah tempatnya untuk mengajar, langkah Zayyan terhenti kala seseorang memanggilnya.

"Gus Zayyan!"

Zayyan yang mendengar namanya dipanggil sontak membalikan badanya. Ia melihat ustazah Amira sedang berjalan ke arahnya dengan membawa kotak makan di tangannya.

"Assalamu'alaikum Gus." ucap ustazah Amira dengan senyum malu-malu.

"Wassalamualaikum, ada apa ustadzah Mira?" sahut Zayyan bertanya.

"Em, anu i-ini saya buat kue untuk Gus." ucap ustadzah Amira dengan gugup sambil menyodorkan kotak bekal makan di tangannya.

Zayyan memandang kotak makan itu tanpa minat, ia menghela nafasnya lalu menerima kotak makan yang berisi kue itu dari tangan ustadzah Amira.

"Terima kasih. Tapi lain kali jangan memberikan kue lagi, karena saya kurang suka dengan makanan manis." ucap Zayyan dengan dingin.

"I-ya, Gus." sahut ustadzah Amira.

"Kalau tidak ada hal penting lagi saya pamit. Assalamu'alaikum." ucap Zayyan beranjak pergi meninggalkan ustadzah Amira tanpa mendengar balasan salamnya.

Tanpa keduanya sadari sendiri tadi interaksi mereka diperhatikan oleh tiga orang gadis yang bersembunyi di balik pohon mangga.

"Dih apaan sih tuh ustadzah Amira caper banget." bisik Alia.

Yang di angguki oleh Syifa dan Lily.

"Kasian gue sama Gus Zayyan, mukanya tadi kayak yang tertekan gitu pas nerima kotak kuenya." bisik Syifa.

"Lo semua pada tau kan tuh ustadzah Amira sering deketin Gus Zayyan semenjak, Gus pulang dari Turki." ucap Lily yang di angguki ketiganya.

"Gue nggak rido kalo semisalnya ustadzah Amira, jadi istrinya Gus Zayyan. Mendingan juga si Zahra." celetuk Alia.

"Hooh bener tuh, eh bentar." sahut Syifa.

"Si Zahra belum balik ya dari ndalem?" tanya Syifa membuat Alia dan Lily tersadar bahwa mereka hanya bertiga.

"Lah iya, tuh anak ngapain aja sih. Ko lama banget." ucap Lily.

"Nggak tau gue juga." timpal Syifa dan Alia.

"Iya udah cepetan kita ke madrasah, nanti kena marah sama ustadz Musa." ucap Alia yang di angguki keduanya.

Mereka pun beranjak dari tempat persembunyian mereka, menuju madrasah untuk mengikuti pelajaran.

***

"Baiklah pelajaran kali ini saya akhiri, assalamu'alaikum." ucap Zayyan mengakhiri mengajarnya hari ini.

"Wassalamualaikum, terima kasih Gus." ucap serempak para santri.

Zayyan mengangguk kemudian merapikan alat-alat mengajar nya dan keluar dari madrasah. Zayyan melirik jam yang melingkar di tangan yang menunjukkan pukul 10 pagi, kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju ndalem dengan buru-buru karena ingin bertemu dengan istri manisnya itu.

Sekitar 15 menit Zayyan sudah berada di ndalem, ia buru-buru memasuki ndalem tanpa mengucapkan salam dan melihat sekelilingnya.

Tanpa Zayyan sadari sepasang suami istri tengah menatapnya tidak habis pikir, kedua suami istri itu menggelengkan kepala mereka melihat tingkah putranya.

"Wassalamualaikum." ucap keduanya pelan.

"Anak mu tuh Mas," ucap Sinta sambil menepuk bahu Azhar.

"Anakmu juga Sinta." sahut Azhar sambil menarik hidung istrinya.

Kembali ke Zayyan ini ia sudah sampai di depan pintu kamarnya, tidak berlama-lama ia langsung masuk ke dalam kamar tidak lupa mengucapkan salam.

Cklek..

Pintu kamar di buka oleh Zayyan, saat membuka pintu kamar pemandangan pertama kali yang ia lihat adalah istrinya yang tengah membaca Al-Quran. Senyum tips tercetak jelas di wajah tampannya.

"Assalamu'alaikum." ucap Zayyan masuk ke dalam kamarnya.

Zahra yang tadinya sedang membaca Al-Quran sontak langsung menghentikan bacaannya, atau lebih tepatnya menyudahi bacaannya.

"Sodaqollahul adzim. Wassalamualaikum." ucap Zahara sambil menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka.

"Mas udah pulang." ucap Zahra sambil menutup Al-qurannya kemudian menghampiri Zayyan dengan senyuman manisnya.

Zahra menerima uluran tangan Zayyan kemudian menciumnya, setelah itu Zayyan mencium kening istrinya.

"Gimana ngajarnya hari ini?" tanya Zahra sambil menerima peci dan peralatan mengajar Zayyan.

"Alhamdulillah, lancar sayang." jawab Zayyan sambil meluk Zahra dan memberikan sedikit kecupan di pipi putih istrinya, yang ini berubah menjadi merah.

"Lepas dulu, aku mau nyimpen ini." ucap Zahra sambil menunjukkan kedua benda di tangannya.

Zayyan pun melepaskan pelukannya, setelah pelukan terlepas Zahara berjalan ke arah lemari dan laci untuk menaruh peralatan mengajar suaminya.

"Udah makan siang belum?" tanya Zahra mendekati Zayyan yang sedang duduk di pinggiran kasur.

"Belum." jawab Zayyan sambil menggelengkan kepalanya dan tangannya meraih pinggang istrinya, sampai Zahra terduduk di pangkuan nya.

Zahra tersentak kaget saat tiba-tiba Zayyan menarik pinggangnya hingga ia terduduk di pangkuan suaminya.

"Ish, aku kaget tau Mas." ucap Zahra kesal sambil menepuk pelan lengan suaminya.

"Istriku kaget toh, haha maaf ya." sahut Zayyan sambil terkekeh.

"Kamu belum makan kan? Ya Udah kita keluar dulu makan siang." ucap Zahra berusaha melepaskan pelukan suaminya.

"Hm, iya nanti." sahut Zayyan sambil mengeratkan pelukannya.

"Jangan nanti Mas, kamu harus makan sekarang nanti kamu kena maag kalo di nanti-nanti." ucap Zahra namun tidak di gubris oleh Zayyan.

"Za!" panggil Zayyan.

"Hm, kenapa?" tanya Zahra.

"Aku tadi di kasih kue lagi sama ustadzah Amira, terus kuenya aku terima. Tapi tenang aja kuenya nggak aku makan ko, aku kasih ke Ilyas." ucap Zayyan berbicara jujur tentang dirinya yang kembali mendapatkan kue dari ustadzah Amira.

Bukan tanpa sebab Zayyan berbicara seperti itu, ia takut kalau kejadian tadi di lihat orang dan berbicara yang tidak-tidak yang kemudian terdengar oleh istrinya, dan memunculkan kesalahpahaman. Dan Zayyan mencegah itu semua dan bicara jujur dan terbuka dengan istrinya.

"Loh, kenapa nggak kamu makan?" tanya Zahra yang haya di tanggapi celengan kepala oleh Zayyan.

"Iya udah, kita keluar yuk makan siang dulu." ucap lembut Zahra sambil mengusap wajah suaminya yang bertengger di pundaknya.

Zayyan menikmati usapan lembut Zahra ia memejamkan matanya seiring tangan istrinya mengusap lembut wajahnya.

***

Zayyan dan Zahra keluar kamar mereka menuju ruang makan, keduanya berjalan menuju meja makan. Zahra mengambilkan nasi untuk suaminya.

"Mau pake lauk apa Mas?" tanya Zahra.

"Balado telur sama kentang aja." jawab Zayyan.

Zahra mengambilkan lauk yang diminta oleh Zayyan.

"Ini Mas." Zahra meletakkan piring milik Zayyan di depannya.

"Za, suapin." rengek Zayyan.

"Hah apa?"

"Tolong suapin aku Za." ucap Zayyan lagi.

"Yang bener aja Mas, kamu udah gede. Masa minta di suapin." sahut Zahra menyatukan alisnya.

"Pokoknya aku mau disuapin Za. Kalo kamu nggak suapin aku, aku bakalan mogok makan." rajuk Zayyan.

"Heh! Jangan dong, iya, ya nih aku suapin." ucap Zahra.

Zahra menjelaskan nafasnya. Lalu mengambil alih piring di depan Zayyan kemudian menyusul bayu besarnya itu. Sedangkan Zayyan yang disuapi tersenyum kemenangan.

Tok...tok..tok..

Suara ketukan pintu ndalem membuat sepasang suami istri itu menghentikan kegiatan makan mereka.

"Siapa ya Mas?" tanya Zahra penasaran.

"Biar aku yang bukain." ucap Zayyan hendak berdiri dari duduknya namun ditahan oleh Zahra.

"Nggak usah Mas, kamu duduk aja lanjut makan. Biar Zahra aja yang bukain." ucap Zahra mencengkal tangan Zayyan yang hendak berdiri.

Kemudian Zahra berdiri dari duduknya dan menuju ke arah pintu untuk membuka pintu.

Ceklek

Kenop pintu terbuka dan memperlihatkan sudah tiga orang gadis dengan wajah terkejut. Alia, Lily dan Syifa terkejut ketika yang membuka pintu adalah Zahra, begitu pun Zahra yang terkejut dengan kedatangan ketiga temannya.


TBC.
Jangan lupa vote & komen guys!

Continue Reading

You'll Also Like

35.4K 4.1K 31
Jimin tak menyangka bahwa di akhir hidupnya yang begitu mengenaskan ia akan kembali membuka mata setelah kematian akibat kecelakaan saat itu.... Dan...
1.2M 57.8K 67
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
161K 7.3K 32
FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️⚠️ _____________________________ "Apa jenengan Ndak apa-apa, Gus?" Tanya Ning Alma sedikit tak enak, takut malah Gus Azmi tak...
IBRA By bakpao

General Fiction

640K 28.2K 39
Ini kisah Syaqira yang harus menerima kenyataan jika dirinya akan menikah dengan gus nya sendiri, juga Gus Ibra yang harus membimbing santri Abinya y...