DICINTAI PUTRA KYAI [ END-REV...

De prynstory_

494K 19.2K 864

Typo bertebaran, harap tandai ❗ Cinta pada pandangan pertama memang sebuah anugrah yang Tuhan berikan bada su... Mai multe

Chapter. 00
Chapter. 01
Chapter. 02
Chapter. 03
Chapter. 04
Chapter. 05
Chapter. 06
Chapter. 07
Chapter. 08
Chapter. 09
Chapter. 10
Chapter. 12
Chapter. 13
Chapter. 14
Chapter. 15
Chapter. 16
Chapter. 17
Chapter. 18
Chapter. 19
Chapter. 20
Chapter. 21
Chapter. 22
Chapter. 23
Chapter. 24
Chapter. 25
Chapter. 26
Chapter. 27
Chapter. 28
Chapter. 29
Chapter. 30
Chapter. 31
Chapter. 32
Chapter. 33
Chapter. 34
Chapter. 35
Chapter. 36
Chapter. 37
Chapter. 38
Chapter. 39
Chapter. 40
Chapter. 41
Chapter. 42
Chapter. 43
Chapter End. 44
Ekstra Chapter I

Chapter. 11

13.2K 493 11
De prynstory_

Hai balik lagi sama cerita Zayyan & Zahra 👋🏻
Jangan lupa tinggalin jejak kalian dengan cara kasih vote & kome kalian👌🏻

•••

Pagi hari ini di dapur pesantren 'Nurul Huda' terlihat sibuk oleh para santriwati dan santriwan yang sedang memasak untuk mereka sarapan bersama, dan para santri yang lain.

Dapur santriwati dan santriwan tentunya terpisah, setiap hari pasti mereka bergiliran untuk memasak. Karena sudah terjadwal, setiap harinya sekitar 10 orang akan memasak di dapur dengan tugas mereka masing-masing.

"Za, gue minta tolong dong. Tolong gorengin ini tempe." ucap Alia.

"Oh, sebentar." sahut Zahra sambil menaruh wadah berisi sayur sop yang sudah di cuci.

"Syif, aku minta tolong. Tolong kamu masak sayur itu ya." ucap Zahra kepada Syifa yang di angguki sangat empu.

Zahra berjalan ke arah Alia dan mengambil wadah yang berisi potongan tempe yang sudah di marinasi dengan bumbu, kemudian ia berjalan ke arah kompor untuk menggorengnya.

Zahra dengan perlahan menggoreng semua tempe itu sampai semuanya matang dan tiriskan di wajah besar.

Tok.. Tok.. Tok..

Saat semua santriwati sedang sibuk memasak tiba-tiba pintu dapur di ketuk seseorang dari luar.

"Assalamu'alaikum." ucap orang itu dari luar yang ternyata adalah seorang pengurus asrama.

"Wa'alaikumussalam." ucap mereka serempak yang berada di dalam dapur.

"Eh, bak Salsa. Ada apa mbak?" tanya Lily.

"Zahra ada?" tanya Mbak Salsa.

"Ada mbak, tuh lagi menggoreng tempe." sahut Lily.

"Zahra!" panggil Mbak Salsa.

"Ah, iya mbak ada apa?" ucap Zahra sambil menghampiri Mbak Salsa setelah mematikan kompor nya terlebih dahulu.

"Za, kamu di suruh Bu Nyai ke ndalem." ucap Mbak Salsa.

"Aku, mbak?" tanya Zahra memastikan sambil menunjukkan diri-Nya.

"Iya kamu di suruh ke ndalem, mbak nggak tau kamu di suruh ke sama mau ngapain tapi yang jelas kamu disuruh ke sana." jelas Mbak Salsa yang melihat kebingungan Zahra.

"O-oh, gitu ya bak. Ya Udah nanti Zahra ke ndalem." ucap Zahra.

"Iya udah kalo gitu mbak pamit, untuk kalian teruskan pekerjaan kalian. Dan Zahra jangan sampai lupa ya." ucap Mbak Salsa.

"Iya mbak!" ucap mereka serempak

"Ya sudah, kalo gitu mbak pamit. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Setelah kepergian pengurus asrama Mbak Salsa meninggalkan dapur. Alia, Syifa, dan Lily langsung menghampiri Zahra dan meninggalkan kegiatan mereka.

"Za, jujur lo punya masalah apa sampe di suruh dateng ke ndalem." tanya Alia sambil memicingkan matanya.

"Nggak ada, aku nggak punya masalah." jawab Zahra sambil menggelengkan kepalanya.

"Terus kenapa lo di panggil ke ndalem?" tanya Alia lagi.

"Ya nggak tau Lia, tadi mbak Salsa bilang aku cuma disuruh bu Nyai ke ndalem nggak tau mau apa." jelas Zahra.

"Gue jadi curiga, pas pertama kemari lo ke ndalem." ucap Syifa.

"Curiga apa?" tanya Zahra.

"Gue curiga kalo lo emang di jodohin sama Gus Zayyan, pas kemarin ada orang tua lo." sahut Syifa.

Zahra membulatkan matanya saat mendengar ucapan kecurigaan dari Syifa.

'Sebenarnya bukan lagi dijodohin Syif, lia, Lily. Tapi aku udah nikah sama orang yang kalian omongin.' ucap batin Zahra meringkis tak enak.

"Jangan asal ngomong Syif, m-mana mungkin." ucap Zahra dengan sedikit gugup.

"Tap-"

"Udah ah, kita lanjut masak lagi pasti udah di tungguin sama santriwati lain. Nanti kita kena marah lagi kalo masakan yang belum jadi." ucap Zahra menyela Lily yang hendak berbicara.

Mendengar ucapan Zahra sontak ketiganya menepuk kening mereka masing-masing, mereka lupa kalau sedang memasak untuk makan pagi ini.

***

Setelah memasak Zahra langsung memenuhi panggilan yang untuk pergi ke ndalem, Ia sedikit terburu-buru menuju ke arah ndalem karena mungkin Ummi Sinta sudah lama menunggunya menunggunya.

Saat menuju ke ndalem mata Zahra tidak sengaja melihat dua orang laki-laki dan perempuan yang kelihatannya sedang mengobrol. Dan satu dari dua orang itu Zahra mengenalnya, siapa lagi kalau bukan Zayyan suaminya. Tapi Zahra tidak mengenal siapa perempuan yang berbicara dengan Zayyan.

Zayyan baru saja selesai melatih para santri nya bela diri, dan kini ia sedang berjalan menuju ndalem untuk membersihkan badan yang terasa lengket karena keringat.

Saat di perjalanan tiba-tiba langkahnya terhenti saat seorang perempuan dengan hijab dan pakaian syarat datang menghampirinya. Perempuan tersebut sedang membawa kue di tangannya.

"Assalamu'alaikum, Gus." ucap perempuan itu memberi salam.

"Waalaikumsalam." jawab Zayyan dengan wajah datarnya.

"I-ini Gus, ada kue buat Gus Zayyan. Tolong di Terima nggeh." ucap perempuan itu gugup. Perempuan tersebut menyodorkan kue tersebut, tapi hanya dilihat nampak berniat untuk Zayyan ambil.

Zayyan menghembuskan nafasnya setelah beberapa detik ia berpikir, dengan terpaksa Zayyan mengambil kue tersebut dari tangan Ustadzah Amira karena tidak baik menolak pemberian orang lain. Ya, nama perempuan itu adalah Ustadzah Amira.

"Terima kasih." ucap Zayyan cuek.

"Y-ya Gus, kalau gitu saya pamit dulu assalamu'alaikum." pamit Ustadzah Amira dengan wajah yang terlihat gembira.

Zahra melihat perempuan itu membawa kue di tangannya dan memberikannya pada Zayyan. Zahra terus memperhatikan kedua manusia berbeda jenis itu dengan lekat, ia merasa kesal saat suaminya menerima kue dari perempuan itu. Entah kenapa hatinya seperti terbakar dan muli muncul lah pikiran yang tidak-tidak tentang Zayyan.

'Astagfirullah, Za ko kamu berfikir yang tidak-tidak tentang suami kamu.' ucap batin Zahra beristighfar ia menyadari kesalahannya itu.

Zahra cepat mengalihkan pandangannya saat Zayyan melihatnya, kemudian ia berjalan cepat menuju ndalem

Zayyan menatap kue di tangannya tanpa minat, ia berpikir untuk memberikan kue itu kepada Ilyas nanti. Zayyan menegakan pandangan kembali ia tersentak kaget saat melihat Zahra yang berada tidak jauh darinya, selang beberapa detik Zahra pergi dari sana dengan terburu-buru.

"Shit!" Zayyan mengumpat, dia yakin bahasa istrinya itu melihatnya bersama ustazah Amira tadi, dan mungkin Zahra akan salah paham karena kejadian itu dengan sesegera mungkin Zayyan menyusul Zahra ke ndalem.

***

Kini Zahra sudah berada di depan ndalem, ia melangkahkan kakinya mendekati pintu ndalem kemudian mengetuk nya dan tidak lupa mengucapkan salam.

Tok.. Tok.. Tok..

"Assalamu'alaikum." ucap Zahra sambil mengantuk pintu ndalem.

"Wa'alaikumussalam, ya sebentar." sahut seseorang yang ada di dalam ndalem.

Cklek..

Pintu ndalem terbuka dan Zahra melihat Ummi Sinta yang membukakan pintu ndalem.

"Alhamdulillah, akhirnya mantu Ummi datang juga. Ayo nak masuk." ucap Ummi Sinta sambil merangkul pundak Zahra.

"Iya, Ummi." sahut Zahra kemudian ia masuk tersenyum manis nya.

"Oh ya Ummi, ada apa panggil Zahra ke sini?" tanya Zahra penasaran.

"Ummi suruh kamu ke sini buat sarapan bagi bersama di sini." jawab Ummi Sinta.

"Aduh Ummi, Zahra jadi nggak enak." ucap Zahra merasa tidak enak dengan mertuanya itu.

"Loh kenapa?" tanya Ummi Sinta.

"Iya Zahra ngerasa nggak enak sama Ummi, Zahra nggak bantuin Ummi masak. Maaf ya Ummi karena Zahra kelamaan masak tadi, Zahra jadi nggak bantuin Ummi." jawab Zahra sambil menunduk.

"Hey, Nduk. Ndak apa-apa, nggak usah merasa nggak enak kayak gitu." ucap Ummi sambil mengusap kepala menantunya

"Yasudah sekarang kita ke meja makan, kita tunggu Abah sama suamimu." ajak Ummi Sinta yang di angguki oleh Zahra.

Kini sudah berada di dapur lebih tepatnya di meja makan, ia melihat makanan yang sudah tertata rapi sontak merasa amat tidak enak karena sudah menyusahkan mertuanya.

Zahra dan Ummi Sinta duduk di kursi meja makan berbincang satu sama lain, sambil menunggu kedua laki-laki mereka pulang ke ndalem.

"Nduk. kapan kamu mau publish pernikahan kamu dengan Zayyan." tanya Ummi Sinta.

"Nunggu waktu yang tepat Ummi, insyaallah nanti kalau sudah waktunya tepat. Pasti Zahra bakalan pubis pernikahan Zahra." jawab Zahra dengan senyuman manisnya.

"Ummi harap, kamu secepatnya pubis pernikahan kamu dengan Zayyan ya Nduk." ucap Ummi Sinta.

Sinta tau ia tidak bisa terus mendesak agar anak dan menantunya itu untuk mempublikasikan pernikahan mereka, namun rasa khawatir tentang di hatinya terus ada. Tapi ia berdoa semoga apa yang dikhawatirkan tidak terjadi.

"Insyaallah, Ummi."

Brak!!

Saat Zahra dan Ummi Sinta sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara pintu ndalem yang dibuka secara kasar dan terdengar teriakan seseorang yang menyebutkan nama Zahra berulang kali.

Kemudian Zahra dan Ummi Sinta mereka menghampiri ke arah orang yang sedang berteriak itu.

"Zahra! Zahra!" teriakan itu menggema di dalam ndalem.

"Astagfirullah, ada apa tole? Kamu ko teriak-teriak kayak gitu? Ini istrimu ada disini gak usah teriak-teriak." ucap Ummi Sinta mengomeli anaknya.

Zahra mengerutkan keningnya saat melihat penampilan Zayyan suaminya yang berantakan, dengan tangan kanan memegang kue pemberian seseorang tadi.

"Huh, Za. Kamu jangan salah paham dulu ya! Aku sama ustazah Amira nggak ada hubungan apa-apa ko, dia cuma ngasih kue ini tadi." ucap Zayyan berdiri di depan Zahra

"Hah? Ak-"

"Aku terpaksa nerima kue ini. Karena menurut ku nggak baik menolak pemberian orang." ucap Zayyan menyela Zahra yang hendak

"Ma-"

"Aku nerima kue ini nggak bakalan aku makan kok, aku berniat kasih ini ke Ilyas. Jadi aku mohon ya jangan tinggalin aku." sela Zayyan lagi.

Membuat Zahra dan Ummi Sinta mengerutkan kening mereka bingung.

"Ak-"

"Mas dengerin aku. Aku nggak bakalan ninggalin kamu, siapa bilang aku bakalan ninggalin kamu cuma karena aku liat kamu dikasih kue sama ustadzah Amira hm?!" ucap Zahra lembut namun penuh ketegasan.

"Aku takut kamu salah paham, aku takut kamu mikir kalo aku ada hubungan sama ustazah Amira, dan ngadu ke Ummi buat minta pisah sama aku." ucap Zayyan yang tidak masuk di akal Zahra.

"Astagfirullah mas, pikiran kamu terlalu jauh. Kenapa kamu bisa kepikiran kayak gitu?" tanya Zahra lagi.

"Y-ya karena aku lihat tadi kamu buru-buru jalan ke ndalem aku kira kamu.."

"Aku buru-buru ke ndalem karena di suruh Ummi, aku buru-buru karena aku udah telat buat nemuin Ummi bukan seperti apa yang kamu pikirin." jelas Zahra.

Zayyan menghela nafas lega mendengar penjelasan Zahra, Ummi Sinta yang melihat kelakuan putranya hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Iya sudah kamu bersih-bersih, Ummi tunggu kamu di meja makan." Ummi tunggu di meja makan.

"Iya Ummi." ucap Zayyan.

Setelah keributan kecil Zayyan langsung pergi ke dalam kamar untuk membersihkan dirinya, dan Zahra pun mengikuti Zayyan ke dalam kamar untuk menyiapkan pakaian suaminya.

TBC.
Typo harap tandai❗

Continuă lectura

O să-ți placă și

2.6M 124K 55
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
1.2M 57.7K 67
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
6K 991 29
❌JANGAN NGAKU HEBAT KALO MASIH SUKA PLAGIAT ❌ Title: Ustadz Zikri Pacar Surgaku! Sederhana. Tentang Faziera yang kembali menemukan sahabat kecilnya...
35.3K 4.1K 31
Jimin tak menyangka bahwa di akhir hidupnya yang begitu mengenaskan ia akan kembali membuka mata setelah kematian akibat kecelakaan saat itu.... Dan...