"Mengapa Wakil Ketua Theo~nim ada di sini...?"
Jeto, seorang pedagang legendaris, terlambat menyadari Theo di sebelah Piyot dan bertanya dengan bingung.
"Itu tidak penting, meong! Apa yang akan kamu berikan pada Piyot kami, ya?!"
Theo, menuntut seolah berhak menerima sesuatu, dengan berani mengulurkan kaki depannya ke arah Jeto.
Piyot adalah bawahannya. Jadi, jika Piyot menerima sesuatu yang baik, itu menjadi miliknya.
'Dan kalau aku memberikan itu pada Ketua Park, aku akan berbaring di pangkuan Ketua Park dan dipuja, Puhuhut.'
Theo Park yang fanatik terhadap lutut, selalu berada di pangkuan Sejun.
Kemudian
Piyo! Piyo!
[Tolong berikan milikku secepatnya! Aku akan memberikannya pada Wakil Ketua Theo~nim!]
Piyot, memproklamirkan diri sebagai kaki depan kanan Theo. Sangat gembira karena memiliki sesuatu untuk diberikan kepada Theo, Piyot dengan cepat mengoceh kepada Jeto untuk memberikan miliknya.
"Tenang aja..."
Jeto, yang merasa terganggu dengan tuntutan Theo dan Piyot yang terus-menerus, memasang ekspresi gelisah.
Kemudian
Swoosh.
Kueng...?!
[Kenapa kamu tidak memberikannya...?!]
"Itu bukan Cuengi. Letakkan."
Sejun buru-buru menghentikan Cuengi, utusan keadilan, yang mengeluarkan tongkat keadilan dari kantong makanan ringannya untuk membantu Theo dan Piyot.
Kueng?
[Bukankah ini waktunya Cuengi menghukum orang jahat?]
"Ya, tidak sekarang. Kemarilah."
Sejun membuka tangannya lebar-lebar,
Dan Cuengi melompat ke pelukan Sejun, dan Sejun pun memeluknya.
Kuehehehehe. Kueng!
[Hehehe. Dada ayah mengembang sekali!]
Cuengi membenamkan kepalanya ke dada Sejun dan mengusapnya dengan gembira.
"Eh? Tidak terlalu empuk, kan?"
Kaget dengan komentar Cuengi, Sejun bertanya serius.
Tetapi
Kueng! Kueng!
[Tidak! Dada ayah mengembang sekali!]
Jawab Cuengi jujur, tanpa kepura-puraan apa pun.
'Aku akan mulai berolahraga mulai sekarang!'
Sejun memutuskan untuk berolahraga dengan rajin mulai sekarang untuk membentuk otot yang kuat.
Saat Sejun dan Cuengi sedang berbicara,
"Berikan di sini, meong!"
Piyo!
[Serahkan!]
Theo dan Piyot masih mengganggu Jeto.
"Teman-teman, hentikan. Kami akan terlambat untuk upacara pendirian."
Akhirnya, Sejun turun tangan untuk menghentikan mereka.
"Che. Ini gagal, meong!"
Piyo! Piyo!
[Che! Benar-benar gagal!]
Kecewa dengan intervensi Sejun, Theo dan Piyot cemberut sebentar sebelum berbalik dengan tenang.
Kemudian
"Permisi... Apakah kamu mungkin Naga Hitam yang hebat?"
Jeto bertanya dengan hati-hati, mengamati Sejun memberi perintah pada Theo.
Theo adalah bawahan Naga Hitam yang agung. Jadi, Sejun, yang memberi perintah kepada Theo, pastilah Naga Hitam Agung itu sendiri atau bawahan yang pangkatnya lebih tinggi dari Theo.
Tentu saja, dari luar, sepertinya tidak demikian.
Namun,
'Jika dia bukan Naga Hitam yang hebat, itu tidak masuk akal.'
Melihat Sejun menggendong beruang yang dipenuhi energi luar biasa tanpa menunjukkan energi apa pun sendiri, Jeto yakin kalau Sejun memang Naga Hitam yang hebat.
Puhuhut. Energi pangkuan Ketua Park bagus, meong! Seluruh energi yang dikeluarkan Sejun diserap oleh Theo akibat terkurasnya energi Theo, namun Jeto tidak menyadarinya.
"Puhuhut. Benar sekali, meong! Ketua Park adalah Naga Hitam yang hebat, meong! Dan aku..."
Saat Theo mulai memperkenalkan dirinya dengan kedok memperkenalkan Sejun,
Ppyak!
[Kita harus pergi sekarang!]
Coco turun tangan pada saat yang tepat untuk menghentikannya.
"Baiklah, ayo cepat."
Sejun buru-buru melanjutkan perjalanan, dan Jeto mengikuti Sejun untuk sementara.
Jadi, Sejun dan para hewan tiba di aula raksasa di bawah bimbingan Coco. Berbeda dengan pernikahan yang sebelumnya dilakukan di luar ruangan, kali ini upacara pendiriannya dilakukan di dalam ruangan.
Klik.
Setibanya Sejun, raja para Orc Hitam Ulrich, pedagang legendaris Uren, dan pedagang legendaris lainnya Mimyr, berdiri dari tempat duduk mereka dan menundukkan kepala untuk memberi salam kepada Sejun.
Kemudian
"Kyoot, kyoot, kyoot. Selamat datang, Sejun~nim!"
Iona dengan cepat terbang untuk menyambut Sejun lalu
Dimasukkan ke ekor Theo.
Kemudian
Piyo! Piyo! Piyo?
[Halo! Aku Pirururur Yotra dari Suku Tit Ekor Panjang Berkepala Putih, dan aku akan menjadi kaki depan kanan Wakil Ketua Theo! Tapi siapa kamu?]
Piyot, menyapa Iona yang belum pernah dia temui sebelumnya.
"Astaga..."
Jeto ngeri melihat Piyot, tidak menyadari fakta bahwa dia sedang berbicara dengan Iona, penguasa menara dan penyihir penghancur besar. Dia pikir mereka perlu melakukan intervensi dengan cepat!
Saat Jeto hendak turun tangan untuk mencegah situasi menjadi lebih buruk,
"Kyoot, kyoot, kyoot. Ya. Piyot, senang bertemu denganmu. Namaku Iona. Lakukan yang terbaik untuk menjadi orang depan yang baik untuk Wakil Ketua Theo."
Piyo! Piyo!
[Ya! Aku akan bekerja keras!]
"Kyoot, kyoot, kyoot. Oke."
Iona terlihat menyemangati Piyot. Penyihir pemarah yang menawarkan dorongan? Apakah karena mereka berada di depan Naga Hitam yang agung? Atau karena dia berada di samping kekasihnya?
Sementara Jeto takjub melihat sisi lembut Iona,
Bam-bam-bam!
Upacara pendirian diawali dengan bunyi terompet.
Kemudian
Thump.
Saat pintu raksasa aula terbuka,
Pi-ppi!
Ppyak!
ChuChu dan Kelinci Hitam, mengenakan mahkota emas yang indah, berjalan menuju takhta dan mengambil tempat duduk mereka.
"Utusan delegasi yang memberi selamat kepada Kerajaan Pita Merah atas pendiriannya sekarang boleh masuk."
Berbagai organisasi dan delegasi negara mulai masuk, memberikan salam dan hadiah kepada ChuChu dan Kelinci Hitam.
Saat delegasi bergiliran menyapa ChuChu dan Kelinci Hitam,
Piyo?
[Wakil Ketua Theo, haruskah aku bergabung dengan delegasi atau tidak?]
Piyot, setelah mendengar dari Jeto tentang mewakili delegasi Kerajaan Kov, bertanya pada Theo.
"Puhuhut. Tidak ada yang gratis..."
Theo jelas ingin mendapat untung dari peluang ini.
Tetapi
"Tentu saja, kamu harus melakukannya."
Sejun angkat bicara, membungkam Theo. Sepertinya itu masalah penting, mengingat urgensinya Jeto.
"Oh! Terima kasih! Wahai Naga Hitam yang agung."
Jeto mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Sejun karena telah ikut campur.
"Panggil saja aku Sejun."
"Ya, Tuan Sejun."
Oleh karena itu, Piyot setuju untuk menjadi delegasi.
Namun
Piyo...
Piyot terlalu kecil untuk membawa hadiah yang telah disiapkan Jeto, dan itu tidak terlihat cukup bermartabat untuk sebuah delegasi.
Kemudian
"Puhuhut. Jeto, butuh pekerja paruh waktu, meong?! Kami akan menjadi delegasi sebagai pekerja paruh waktu, meong!"
Theo mengulurkan kaki depannya ke arah Jeto lagi, menyiratkan untuk membayar pekerjaan paruh waktu.
"Itu..."
Jeto sedang mempertimbangkan apakah akan menerima tawaran ini kapan
"Itu ide bagus!"
Sejun sangat bersemangat membayangkan memasang paruh dan sayap pada Theo dan Cuengi. Kedengarannya menyenangkan.
Dengan demikian, Theo dan Cuengi menjadi delegasi paruh waktu.
Tak lama setelah
"Delegasi dari lantai 79 menara, Kerajaan Kov, sekarang akan masuk!"
Dengan pengumuman pembawa pesan, empat delegasi dari Kerajaan Kov masuk.
Piyo!
Piyot, yang memimpin, berjalan maju dengan bermartabat.
Namun
Tip-tap. Tip-tap. Tip-tap.
Karena kakinya yang pendek, meski sudah berusaha keras, kecepatan berjalannya cukup lambat.
Mengikuti Piyot, Theo dan Cuengi, yang dihiasi paruh dan sayap yang terbuat dari daun bawang, perlahan mengikuti di belakang.
"Puhuhut. Aku bukan kucing, aku burung, meong!"
Kuehehehehe. Kueng!
[Hehehe. Cuengi bisa terbang!]
Theo dan Cuengi, mengepakkan sayap daruratnya dengan sungguh-sungguh saat berjalan.
"Teman-teman, bersikaplah lembut. Sayapnya mungkin robek jika kalian tidak hati-hati."
Sejun berbisik sepelan mungkin dari belakang Theo dan Cuengi.
Awalnya, dia berencana mengirim Theo dan Cuengi saja,
"Meong?! Bukankah Ketua Park akan bekerja paruh waktu bersama kita, meong?"
"Tidak. Aku tidak akan melakukannya."
"Itu tidak bisa diterima, meong! Kita adalah satu, meong!"
Kueng! Kueng!
[Cuengi ingin bekerja paruh waktu dengan ayah juga! Kita adalah satu!]
Tidak dapat menolak setelah mereka menggunakan slogan deklarasi persatuan, Sejun merasa wajib untuk menepati janjinya.
Oleh karena itu, Sejun juga mengenakan paruh dan mengikuti di akhir delegasi.
Flap, flap.
Peran sayap diambil alih oleh tongkat emas yang menempel di punggung Sejun, dan berkat itu, mereka menerima upah untuk empat orang.
Tip-tap. Tip-tap. Tip-tap.
Saat Piyot dan kelompoknya, yang memimpin jalan, tiba di tempat presentasi mereka kepada ChuChu dan Kelinci Hitam,
'Paman, apa yang Theo hyung dan Cuengi lakukan?'
Kelinci Hitam bertanya pada Sejun dengan matanya.
'Jangan tanya apa pun.'
Sejun menggelengkan kepalanya dengan halus, membalas dengan tatapannya pada pertanyaan Kelinci Hitam.
Sementara itu,
Piyo...
[Ratu agung Kerajaan Pita Merah...]
Piyot memulai dengan pidato yang dia hafal.
Namun,
Piyo...
[Eh...]
Piyot mulai tersandung dari baris pertama. Delegasi tidak mengetahui nama ratu kerajaan lawan? Itu merupakan kesalahan besar.
Siapa nama ratu lagi?
Piyot menatap Sejun dengan mata hampir berbinar.
'Tidak ada pilihan. Waktunya untuk rencana B.'
Sejun sudah menyiapkan rencana cadangan kalau-kalau Piyot lupa dialognya.
"Kelelawar emas."
Sejun memanggil kelelawar emas itu dengan berbisik, begitu pelan sehingga tidak ada orang lain yang bisa mendengarnya.
(Kepada ratu agung ChuChu dan Raja Kelinci Hitam dari Kerajaan Pita Merah...)
Kelelawar emas, dari punggung Sejun, secara telepati mengirimkan naskahnya ke Piyot, sehingga pekerjaan paruh waktu delegasi mereka berakhir dengan sukses.
***
Pi-ppi!
Ppyak!
Saat ChuChu dan Kelinci Hitam selesai menerima hadiah dari delegasi dan memberikan posisi resmi kepada kontributor pendiri,
"Elge, apakah bajingan itu yang mengambil inti batinmu?!"
Buaya humanoid di kursi VIP, tampak seperti Elge Caiman, bertanya sambil melihat ke arah Sejun, yang telah kembali dari pekerjaan paruh waktu delegasi dan sedang tertidur.
"Ya! Itu orangnya!"
"Ini akan membuat segalanya lebih mudah."
Komodo Caiman, pangeran kedua, tersenyum kejam pada Sejun setelah mendengar konfirmasi Elge Caiman.
Tiga hari yang lalu, Komodo Caiman selaku pengawal Elge Caiman mendapat kabar dari bawahannya bahwa Elge tidak hanya menjadi budak tetapi inti batinnya juga dicuri. Seorang pangeran Kerajaan Caiman?
Komodo Caiman, marah pada Elge karena mempermalukan keluarga mereka,
Bergegas memberi tahu ayahnya, Croker Caiman, tentang situasi tersebut dan meminta dukungan tentara elit.
Dia mengatakan dia akan mengambil alih dan menyelesaikan masalahnya sendiri.
Maka, Komodo Caiman turun ke lantai 55 menara bersama 100 prajurit elit, setelah mendapat izin raja.
"Tunggu sebentar lagi. Kukukuk."
Elge Caiman tertawa sambil menatap Sejun.
Dan
'Bodoh bodoh, inti batinmu dicuri oleh makhluk tak berharga seperti itu?'
Komodo Caiman memandang adiknya dengan pandangan menghina. Dia di sini bukan untuk menyelamatkan saudaranya.
'Inti batinmu akan dimanfaatkan dengan baik. Sebagai gantinya, jenazahmu akan dikuburkan di pemakaman kerajaan.'
Rencana Komodo Caiman adalah membunuh Elge Caiman, aib keluarga kerajaan, dan memakan inti batin yang dimiliki Sejun.
Tentu saja, dia bermaksud membunuh siapa saja yang meremehkan Kerajaan Caiman.
Kemudian
Bam-!
Dengan dibunyikannya terompet yang panjang, upacara pendirian pun berakhir, dan
"Pindah."
"Ya!"
Atas perintah Komodo Caiman, para prajurit elit yang telah menunggu mulai bergerak.
***
Bam-!
"Hah?"
Sejun tersentak bangun saat mendengar suara terompet.
Kemudian
Tap, tap, tap.
"Teman-teman, bangun. Ini sudah berakhir."
Dia mulai membangunkan hewan-hewan yang tidur di atas kakinya dengan mengetuknya dengan lembut.
"Meong-!"
Kueng-!
"Kyoot-!"
(Pip-!)
Piyo-!
Saat Sejun membangunkan mereka, hewan-hewan itu dengan penuh semangat menggeliat dan bangkit.
"Semua orang sudah pergi."
Karena ruang perjamuan didirikan di lokasi lain, kecuali beberapa orang yang sedang mengobrol, hampir semua orang telah pindah ke ruang perjamuan, meninggalkan aula hampir kosong.
"Ayo cepat pergi dan makan sesuatu."
Bangun membuatnya sangat lapar.
Kueng! Kueng!
[Ayah, ayo cepat! Cuengi lapar!]
Cuengi, merasa sama—bahkan lebih lapar, desak Sejun.
"Baiklah, ayo cepat. Ayo, ke posisimu."
Mendengar perkataan Sejun, Theo dan Cuengi mengambil tempat di kaki Sejun, sedangkan Kelelawar emas dan Piyot bertengger di bahu Sejun.
"Kyoot, kyoot, kyoot..."
Iona masih belum sepenuhnya bangun, tapi dengan terpasang erat di ekor Theo, dia tidak khawatir.
Saat Sejun hendak menuju ke ruang perjamuan untuk makan,
"Bisakah kita bicara sebentar?"
Komodo Caiman, bersama tentara elitnya, mengepung Sejun dan para hewan.
Kueng...
[Cuengi semakin marah karena Cuengi lapar...]
Cuengi yang kesal mengeluarkan tongkat keadilan dari kantong makanan ringannya, tapi Sejun tidak menghentikannya.
"Apa yang kamu inginkan?"
Suasana hati Sejun juga sedang buruk karena lapar.
Itu adalah waktu yang paling buruk bagi Komodo Caiman.