π‘Œπ‘œπ‘’π‘›π‘” πΊπ‘œπ‘‘π‘‘π‘’π‘ π‘ 

By Helia_peachberry

4K 811 37

Permainan musiknya dikenal baik di alam manapun. Setiap petikkan dari alat musik yang ia mainkan pasti mengel... More

Prolog : The Loyal One
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (1)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (2)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (3)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (4)
Kembalinya ia menapak tanah fana (1)
Kembalinya ia menapak tanah fana (2)
Kembalinya ia menapak tanah fana (3)
Kembalinya ia menapak tanah Fana (4)
Kuil merah pada malam gaduh (1)
Kuil merah pada malam gaduh (2)
Kuil merah pada malam gaduh (3)
Kuil merah pada malam gaduh (4)
Gerhana malam mengguncang surga (1)
Gerhana malam mengguncang surga (2)

Kuil merah pada malam gaduh (5)

140 33 0
By Helia_peachberry

Hantu wanita itu memiliki wajah oval yang cantik, alisnya tinggi dan melengkung, sungguh indah. Sementara kecantikan aslinya diwarnai  dengan tiga bagian kepahlawanan. Sekarang itu diserbu dengan ledakan kebencian, seolah-olah dia telah terperangkap di ruang kecil yang terbatas selama bertahun-tahun, tanpa melihat cahaya matahari. Dia berlutut di tanah, dan jubah pengantin dibawah litut compang-camping dan usang.

Cantik, namun jika (Y/n) boleh menilai secara pribadi pengantin hantu ini cukup menyedihksn nasibnya. Tatapan mata Putri Mahkota menjadi sendu melihat penampilan pengantin hantu, hanya ada tiga kata dalam pikiran Lin (Y/n) saat itu, Pei Ming bajingan. Sepasang kekasih dan hantu itu menatap satu sama lainndalam diam, sebelum akhirnya Xie Lian angkat bicara.

"Xuan Ji?"

Sepertinya sudah bertahun-tahun sejak seseorang memangilnya dengan nama itu. Butuh waktu lama sebelum kebencian pada wajahnya memudar, dan kilat cahaya bersinar di matanya. "...Apakah dia uang mengirim kalian untuk menemukanku?" Tanya Xuan Ji.

Bibir (Y/n) tertutup rapat tidak sanggup menjawab, dia melihat bagaimana hantu wanita itu masih menaruh harapan setelah sekian lama. "Kenapa dia tidak datang menemuiku dengan sendiri?" Tanya Xuan Ji dengan ekspreksi penuh arti, nada bicaranya juga penuh harapan, membuat Lin (Y/n) tidak sanggup mengatakan 'tidak'. Melihat tidak adanya jawaban, Xuan Ji merosot ketanah.

Punggungnya bersandar pada patung Dewa bela diri yang tampan dan ringgi. Jubah pengantin merah cerahnya tersebar disekelilingnya pada tanah seperi bunga darah rakdasa. Rambutnya acak-acakan, wajahnya dipenuhi siksaan yang menyiksa, seolah-olah dia sangat menderita.

"...Kenapa dia tidak datang menemuiku?"

Putri Mahkota mengigit bibir bawah mendengar ucapan itu. Andai Xuan Ji melupakan Pei Ming, dia pasti tidak akan seperti ini. Xie Lian juga ridak bisa menjawab pertanyaan itu, dia sendiri memiliki kemundurkan jika soal perasaan cinta dan dia tau itu. Sesekali matanya mencuri pandang pada gadis yang berdiri disebelahnya. Benar, Xie Lian sadar kok kalau orang yang dia nikahi tidak... Belum menaruh rasa padanya. Jadi keduanya memilih untuk diam.

Xuan Ji mengangkat kepalanya unruk menatap patung Dewa itu dan mengerang dengan sedih. "Pei sayanh, oh pei sayang, aki telah mengkhianati kerajaanku untukmu, meninggalkan segalanya dan menjadi seperti ini. Kenapa kamu tidak datang menemuiku lagi?" Dia menarik rambutnya sendiri dan menuntut, "apakah hatimu terbuat dari besi?"

(Y/n) hanya dapat menghembuskan nafas pelan melihat hal tersebut. Xuan Ji memiliki kebencian yang sangat dalam, sampai pada titik dia membahayakan nyawanya. Kebencian, kata itu juga yang membuat 'jiwa' pada tubuh buatan Lin (Y/n) menjadi hantu bencana. Tapi misterinya adalah, jika itu hanya tubuh buatan bagaimana bisa 'jiwa' yang seharusnya hanya dia miliki satu malah seperti dia... Membuat jiwa baru?

"Tolong! Tolong!"

Mereka bertiga sama-sama melirik keasal suara. Di tempat lingkaran putih Ruoye, seorang pria mencoba menyeret bocah yang diperban itu keluar, sementara Xiao Yinh menempel pada kaki sanh ptia, tidak melepaskannya. Pria itu meneriakan kutukan, ternyata itu adalah si bos mafia kecil. "Pergi! Dasar bodoh! Apa yang kamu lakukan!? kamu memanggil hantu wanita itu!"

Apa-apaan pria ini? Padahal Xiao Ying yang membawanya kedalam lingkaran ketika dia tengah tidak sadar, kenapa malah dia mencoba mengusir anak itu. "Jika dia datang, lalu dia datang, kau lebih menakutkan dari hantu apapun! Aku... Aku lebih suka melihat hantu wanita!" Seru Xiao Ying.

(Y/n) dapat melihat keberanian dan kebodohan timpang tindih disana. Bos mafia kecil itu berencana untuk menyeret anak laki-laki yang diperban untuk menuruni gunung agar dia dapat mengklaim hadiahnya, padahal orang sekitarnya tidak berani bergerak. Dia bahkan tidak peduli dengan fakta apa anak lelaki itu benar hantu pengantin atau tidak.

Tapi tanpa dia duga, Xiao Ying berusaha menghentikan aksinya sambil berteriak, gadis itu jelas ingat pada semua pengantin yang melayang di area sekitar mereka, termasuk Xuan Ji di dalam kuil Ming Guang.

"Jangan lari!" Seru (Y/n) berusaha mencegah bos mafia itu. Entah berapa kali kata itu sudah terucap dari bibirnya di malam kelam. "Kembali ke lingkaran!" Teriak Xie Lian yang sedari tadi mengomel dalam hatinya, manusia satu ini sungguh menguji kesabaran dewa.

Bos mafia kecil itu melihat aliran kabut hitam menerjang kearahnya, barulah dia melangkah mundur. Namun, bocah yang diperban masih menempel di dihadapannya dan Xiao Ying di kakinya, jadi pada akhirnya dia tetap terlambat. Seketika, kabut hitam menyelimuti dirinya, dan dia kemudan tersedot kembali ketangan Xuan Ji. 

Pria itu menatapi dengan cermah, bukankah wanita yang acak-acakan, dengan rambut panjang indah, mengerikan ini adalah mayat cantik yang disentuhnya di antara semua pengantin yang tergeletak di tanah tadi? Saat itu akhirnya dia mengerti apa arti dari ketakutan. Kejadian itu terjadi dengan cepat.

Kelima jari dengan kuku panjang itu menembus paru-paru sang bos mafia hingga kebelakang kepalanya. Dalam sekejap, tengkoraknya ditarik keluar dari lapisan daging kepala yang berat. Tengkorak yang baru ditarik keluar masih bernapas, mulutnya terbuka lebar untuk menjerit, "Aaahh!!!"

Jelas pemandangan itu bukan untuk dilihat oleh manusia. Orang-orang didalam lingkaran putih juga membuka mulut mereka lebar-lebar dan berteriak begitu ketakutan, jiwa mereka telah meninggalkan tubuh mereka. "Aaahhh!!!"

Xiao Ying tidak luput dari rasa takut itu, dia menarik anak laki-laki berperban kedalam lingkaran saat dia berteruak. Xuan Ji mengulurkan kuku panjangnya pada mereka, tetapi saat itu nada keras membuat tubuhnya tertolak dan muncur kebelakang. Tampak dihadapannya sepasang suami istri dengan memblokir geraknya.

Tapi satu hal yang Xuan Ji sadari, sosok sang istri yang berada dibelakang Xie Lian menatapnya penuh dengan amarah, seolah-olah mengatakan padanya untuk tidak menyentuh suaminya.

"Jendral, mohon tahan diri dan tidak membuat dosa pembunuhan lebih lanjut."

Jelas Lin (Y/n) menatap hantu itu penuh amarah, jika saja dia melukai... tidak, jika saja Xuan Ji menyentuh kulit Xie Lian. Putri Mahkota akan memastikan bahwa tangan cantik dengan kuku panjang itu pasti melayang keudarah. Dia tidak akan menahan kekuatannya jika itu sampai terjadi.

Tatapan gadis itu buas seperti seorang predator yang memantau mangsanya. Sukses membuat sosok pengantin wanita itu merinding. Xuan Ji meremukkan kepala yang berteriak itu digenggamannya, wajah cantik itu sekarang bengkok tujuh bagian. Dia mencibir, "Apakah dia terlalu takut untuk bertemu denganku?"

Sejujurnya posisi Xie Lian merentangkan tangan kirinya kebelakang, melindungi istrinya. Tapi dari belakang, Putri Mahkota malah menatap Xuan Ji tidak suka. Melihat seberapa akrab mereka membuat Xuan Ji tertawa terbahak-bahak lalu berbalik, menunjuk ke patung Dewa itu.

"Aku membakar kuilmu dan menyebabkan kekacauan di negerimu, supaya kamu datang untuk melihatku! Aku sudah menunggumu selama bertahun-tahun!" Dia menatap patung Dewa bela diri dengan mata lebar, lalu mendekik leher patung itu dan mulai mengguncangnya seperti orang gila.

"Tapi kamu tetap tidak akan datang menemuiku! Apalah karena kamu tau kamu bersalah kepadaku!? Apakah kau melihat kakiku!? Lihat bagaimana aku sekarang! Semua ini untuk kamu! Untukmu! Apalah hatimu terbuat dari baru!?"

Tatapan tajam Lin (Y/n) melunak, bagaimanapun dia memiliki sisi lembut pada wanita. Pei Ming memang berengsek, tapi itu tidak membenarkan aksi yang dilakukan oleh Xuan Ji sekarang. "Jika kamu ingin bertemu dengannya, tidak bisalah kamu menggunakan metode yang lebih waras? Bagaimanapun, jika seseorang menggunakan metode ini karena mereka ingin bertemu denganku, aku tidak akan memiliki keinginan untuk muncul."

Sejujur ketika mengatakan itu Xie Lian sama sekali tidak memikirkan apapun. Di ujung lain , Xiao Ying dan anak laki-laki yang diperban itu akhirnya kembali kedalam lingkatan. Gadis itu melihat kearah mereka dan berbisik prihatin, "Tuan muda, kakak..."

Lirihan lembut membuat Lin (Y/n) melirik, baru saja sang gadis akan memberikan senyuman. Setidaknya sampai dia melihat Xuan Ji melesat kearah mereka. Dewi itu menggerakan jarinya sebelum menekan dada Xie Lian, membuat tubuh pria itu melayang jauh darinya.

"A-(Y/n)!" Teriakan Xie Lian dapat didengar ketika ia melihat leher istrinya berada pada cengkraman Xuan Ji. Entah apa yang terjadi jika Lin (Y/n) membiarkan Xie Lian disampingnya, bisa saja mereka berdua akan dicekik. Artinya jalan buntu. "Karena kamu tidak akan melihatku dan lebih suka melihat gadis-gadis tersenyum, maka aku akan membiarkanmu melihat sesuka hatimu!"

Meskipun yang dicekik adalah (Y/n), tapi kata-kata itu ditunjukan pada jendral Pei. Xie Lian berusaha maju, tapi pria itu baru menyadari suatu hal. Kakinya ditahan oleh tumbuhan merambat, dia hanya dapat melihat istrinya digengaman Xuan Ji. Bibir (Y/n) bergerak beberapa kata. 'Pelindung, Ruoye'.

Saat itu Xie Lian sadar, kalau Lin (Y/n) membiarkan dirinya di cekik untuk mengalihkan perhatian agar Xie Lian mampu fokus pada pertahanan Ruoye. Sial, seharusnya dari awal Xie Lian jangan menyuruhnya untuk melindungi mereka. Karena Putra Mhkota tau, istrinya akan melakukan apa yang keluar dari mulutnya hingga tuntas.

Hantu wanita ini memanglah seorang yang liar. meskipun kakinya patah, gerakannya cepat sepeti iblis, bahkan setelah dipukul oleh Ruoye, kekuatanya masih kuat. Meski yang dicekik adalah Lin (Y/n), tapi Xie Lian tidak tahan melihatnya. Gadis itu dengan sengaja membiarkan dirinya terluka, padahal secara logika Lin (Y/n) dapat menggunakan Yijing Caihua.

Tapi dia memilih untuk tidak, guna mengulur waktu.

Xie Lian tidak sanggup, lagi-lagi istrinya terluka karena dirinya. Tepat ketika dia akan memangil Ruoye, sebuah teriakan nyaring terdengar, "Aaaahhh!!!"

Gadis itu adalah Xiao Ying, dia mengambil sebuah cabang dan berlari untuk menyerang, tampaknya keberanian memompa jantungnya. Xuan Ji bahkan tidak perlu mengangkat satu jaripun melihat gerakan Xiao Ying, dia hanya memberikan tatapan dingin. Bahkan sebelum Xiao Ying mendekat, gadis itu langsung terlempar beberapa meter jauhnya, dirinya terhempas dengan kepalanya.

Suara teriakan anak laki-laki yang diperban dapat didengar keras saat anak itu berlari. Mata (E/c) Putri Mahkota sendiri melirik kearah Xiao Ying, tiba-tiba perasaan tidak enak kembali muncul pada hatinya. Anak gadis itu, berusaha membantunya. Tapi malah membuang nyawa untuk melakukan itu.

(Y/n) mengenggam erat tangan Xuan Ji yang mencekiknya. Pada saat itu, Xuan Ji sadar kalau sedari tadi sebenarnya gadis itu tidak kesakitan, malah tubuh (Y/n) melayang guna membuat Xuan Ji percaya kalau aksinya telah berhasil. Dewi itu mencengkram erat tangan hantu wanita dan membanting tubuh hantu itu dengan posisi kayang.

Merasa tanaman merambat sudah menghilang dari kakinya, Xie lian langsung memangil Ruoye. "Mengikat!" Serunya keras. Suara 'whoosh' yang tajam menerobos udara, dan kain sutra itu mengindahkan perinyah sang tuan, berputar-putar disekitar Xuan Ji, mengikatnya. Kaki Xuan Ji patah, jadi dia tidak bisa menghindar dengan tepat waktu.

"Tidak akan ku biarkan," ucap Lin (Y/n) memainkan Ruan yang tadinya jatuh di tanah. Nada yang ia mainkan agresif, jemari lentik memetik senar dengan lihai sampai akhirnya sang gadis melepaskan sebuah serangan berat. Seketika, area sekitar Xuan Ji mendorong tubuh hantu wanita itu ketanah.

Amarah, perasaan yang selalu ia tahan ratusan tahun. Permainan musik gadis itu semakin agresif, matanya seakan-akan ditutupi oleh kabut kebencian. Karena itu pula, bukan hanya Xuan Ji yang menderita, tapi juga semua yang mendengar suara pemainan musiknya. Memang, musiknya dapat melakukan hal indah jika di mainkan dengan penuh ketenangan, tapi sekarang kondisinya tidak begitu.

Setidaknya butuh beberapa detik sampai Xie Lian mengenggam pergelangan tangan istrinya, menghentikan sang Putri Mahkota dengan tatapan serius.

Saat sadar, amara gadis itu belum padam. Tanpa mengatakan apapun dia melepaskan tangannya dari genggaman Xie Lian, gadis itu menghempaskan Ruan-nya ketanah lalu berjalan mendekati Xiao Ying. Xie Lian hanya terdiam, karena ini pertama kali dia melihat Lin (Y/n) mengeluarkan emosi yang begitu dalam.

Mengambil alat musik istrinya, Xie Lian mengikuti sang gadis dari belakang, ada sedikit rasa bersalah terbesit pada hatinya. Anak laki-laki yang diperban itu sedang berlutut di samping tubuh Xiao Ying yang terkapar, tidak tahu harus berbuat apa, dia terlihat begitu gelisa seperti seranga kecil di tepi panci mendidih.

Anak itu tidak berani menyentuhnya, dia seperti ketakutan telah merusak sesuatu yang krusial dan jika dia menyentuhnya, maka kondisi Xiao Ying akan semakin parah. Tanpa ekspreksi (Y/n) mengecek kondisi Xiao Ying, gadis itu hanya dapat menutup mata ketika tau bagaimana kebenaran. Xie Lian berdiri dibelakang (Y/n) menatap sendu, bagaimanapun jika terjatuh seperti itu, maka tidak mungkin dia bisa selamat.

Meskipun tidak banyak berinteraksi, tapi kesan Xiao Ying cukup bagus. Dia adalah gadis kecil yang baik hati, bahkan dia menyelamatkan tanpa pandang bulu. Akhir seperti ini benar-benar tidak cocok untuknya. Melihat sosok Xiao Ying untuk beberapa detik, Lin (Y/n) merangkul tubuh anak itu.

"A-(Y/n), kita tidak boleh membiarkannya dalam posisi ini sebelum kematian." Ucapan Xie Lian hanya diangguki oleh wanita itu. "Tuan muda... Kakak..., apalah Xiao Ying memperburuk keadaan?" Tanya sang gadis dengan nada berbisik. Meski dia tidak memperburuk keadaan, sebenarnya gadis ini juga tidak membantu, dia hanya membuang nyawanya sendiri.

Wajah Xiao Ying berlumuran darah, dan kerumunan disekitarnya mendecakkan lidah mereka dan menghela nafas saat mereka menonton. Xie Lian merendahkan tubuuhnya untuk menjawab, "Tidak. Kamu sangat membantu. Soalnya, saat kamu datang, perhatian hantu perempuan itu dialihkan, begitulah cara kami punya waktu untuk menaklukannya. Terima kasih banyak."

Tangan lembut gadis bersurai (H/c) menyapi rambut yang menghalangi pandangan Xiao Ying. "Lain kali jangan seperti itu, jika mau membantu kami. Ucapkan dahulu, jika tidak semuanya akan menjadi buruk," ungkap sang Dewi dengan nada tenang, gadis itu terkekeh lemah. "Huh, kakak, Tuan muda, kalian tidak perlu menghibur ku lagi... Aku tau aku tidak membantu, dan tidak ada lain kali."

Kata-katanya terdengar bercampur aduk dan tidak jelas, detik berikutnya darah keluar dari mulut Xiao Ying beserta gigi depan yang patah. Anak laki-laki yang diperban itu gemetar panik, dia berusaha untuk berbicara. 

Xiao Ying akhirnya menoleh padanya. "Jangan turun gunung untuk mencuri makanan lagi. Kedepannya, jika ada yang tau, mereka akan memukulimu sampai mati,"  ujarnya lemah. "Jika dia merasa lapar, dia bisa mendatangiku," Ujar Xie Lian memberi tatapan serius. Mendengar itu, mata Xiao Ying berbinar. "Benarkah? Kalau begitu, terimakasih banyak..."

Dia tersenyum sampai tiba-tiba dari matanya mengalir sepasang air mata. Dia berkata dengan tenang, "Aku merasa, aku belum melewakti banyak hari baik selama aku hidup di dunia ini." (Y/n) sedari tadi mengelus-elus kepala Xiao Ying lembut, mengabaikan darah yang menempel pada tangannya.

Xie Lian tidak tau harus mengatakan apa, dengan lembut menepuk tangannya. Xiao Ying menghela nafas. "Huh, tidak apa-apa, mungkin aku hanya... Terlahir tidak beruntung." Dengan air mata yang masih mengaalir, dia tersedak. "Tapi, meski begitu, aku masih... Aku masih..." Napasnya berhenti, dan dia tidak dapat melanjutkan kata-kata itu.

Bocah dengan perban melihat bahwa dia telah kehilangan Xiao Ying, dia tidak berani mengangkat kepalanya. (Y/n) menutup matanya, tangannya bergerak untuk menutup mata sang gadis. Tiada perasaan lagi yang ia rasakan, kesedihan, amarah, kebencian, semuanya menghilang. Dia tidak ingin mengotori kematian Xiao Ying.

Saat itu, Lonceng aneh berdentang.

Tang!

Tang!

Tang!

Tiga kali berderu kemudian (Y/n) langsung memegang tangan Xie Lian mengalirkan kekuatan spiritualnya untuk melindungi pria itu. "Apa yang terjadi?" Tanya Xie Lian.

Gadis itu meletakan tubuh Xiao Ying dengan pelan, disekitar mereka semua tubuh hantu wanita telah roboh ke tanah, hanya tangan mereka yang masih terangkat kearah langit. Kerumunan penduduk desa juga merosot, seolah-olah mereka semua disingkirkan oleh rangkaian lonceng yang bergetar ini. Untungnya dengan perlindungan dari (Y/n), Xie Lian tidak merasakan apapun.

Melirik kepungungnya, (Y/n) mendapati Nan Feng telah kembali. Ternyata, saat ketujuh pengantin itu memasuki hutan, mereka langsung menyebar. Membuat Nan Feng harus memutari gunung Yujun sebelum dia akhirnya berhasil menangkap semuanya. "Ada apa dengan lonceng itu?" Tanya Xie Lian pada sang Dewa bela diri kecil.

"Jangan Khawatir ini bala bantuan," jawan Nan Feng.

Melihat keatas, mereka menyadari bahwa didepan kuil Ming Guang, sederetan tentara telah muncul. Berdiri disana entah sejak kapan. Masing-masing prajurit itu menggunakan baju besi, memancarkan aura yang tajam dan menakjubkan, tubuh mereka juga diselimuti oleh lapisan tipis kekuatan spiritual.

Didepan para prajurit, berdiri seorang jenderal militer muda yang tenang, anggun, dan tinggi, jelas bukan manusia biasa. Jenderal militer itu mendekat dengan tangan tergengga di belakang punggungnya, dan datang te tempat dimana (Y/n) dan Xie Lian berada. Dia membungkukan tubuh setiba berada dihadapan sang gadis.

"Yang mulia Putri Mahkota."

"Jendral Pei kecil."

Jenderal itu juga memberikan sapaan kepada Xie Lian. Tapi jelas dari caranya menyapa, dia menaruh hormat lebih pada gadis yang mengenggam tangan Xie Lian. Jenderal militer muda ini dipenuhi dengan ketenangan tanpa riak.

Jenderal Pei memperhatikan Xuan Ji yang tergeletak ditanah yang retak lalu berkata, "Istana Ling Wen memberi tau kami bahwa insiden gunung Yujun kali ini mungkin terkait dengan Istana Ming Guang kami, jadi pelayan ini telah datang. Saya tidak menyangka itu benar-benar ada hubungannya dengan kami. Kami telah merepotkan anda bedua."

Mengendus pelan, (Y/n) hanya mengangguk sebagai jawaban. Sementara suaminya masih berbaik hati untuk menjawab, "Jenderal Pei juga bekerja keras."

Xuan Ji, yang jelas mendengar nama 'Jenderal Pei' tiba-tiba mendongak, menuntut dengan antusias. "Pei sayang, Pei sayang! Apa itu kamu? Apakah kamu sudah datang. Apakah kamu akhirnya datang!?" Dia diikat oleh Ruoye, membuatnya hanya bisa berlutut. Namun tak tertida, saat dia melihat jenderal militer itu, wajahnya langsung memucat.

"Kamu siapa!?"

Pada akhirnya, Xie Lian memberikan penjelasan inti tentang kejadian hantu pengantin pada (Y/n) dan Nan Feng. Dia jadi kebingungan mendengar Xuan Ji mengatakan hal seperti itu. "Bukankah ini Jenderal Pei? Mungkinkah dia menunggu terlalu lama sampai tidak mengemalinya?" Tanya Xie Lian polos.

"Ini Jendel Pei," jawab Nan Feng. "Tapi bukan yang dia cari," sambung (Y/n) bersyukur dalam hati bahwa bukan Pei Ming yang datang. Jawaban mereka jelas membuang Xie Lian kebingungan. "Ada dua Jenderal Pei?" Tanyanya polos.

(Y/n) membiarkan Nan Feng menjelaskan, sementara pandangannya fokus menatap Xuan Ji. Wanita itu menatapi area sekitar dan tidak mendapati pria yang ia tunggu. Sontak saja hantu wanita itu kenangis getir, "Dimana Pei Ming? Kenapa dia belum datang? Mengapa dia tidak datang dan menemuiku?" Jenderal Pei mencondongkan kepalanya dan menjawab, "Jenderal Pei memiliki urusan penting untuk diurus."

"Urusan penting?" Gumam Xuan Ji. Dibawah rambut panjang yang menutupi wajahnya, air mata mengalir. "Aku telah menunggunya selama ratusan tahun, urusan penting apa yang bisa dia miliki? Saat itu, untuk melihatku, dia bisa melintasi setengah perbatasan dalam satu malam, urusan penting apa yang dia miliki sekarang? Begitu pentingnua hingga tidak bisa melihatku? Apakah ada sesuatu?"

"Jenderal Xuan Ji, mari berangkat." Perkataan itu diucapkan oleh Pei junior mengabaikan tangisan dari Xuan Ji. Dua tentara istana Mingguang mendekati dan menarik Ruoye dari tubuh sang wanita. Kain itu kembali membungkus dirinya pada lengan Xie Lian, pria itu menepuk snag kain sebanyak dua kali untuk menghiburnya. Tidak terima dengan nasibnya Xuan Ji mengutuk sembari menunjuk kearah langit.

"Pei ming! Aku mengutukmu!" Mengerutkan alisnya, meski merasa kasihan tapi (Y/n) juga tidak enak hati terhadap apa yang wanita itu lakukan. Karena itu Putri Mahkota menggunakan mantra untuk mendiamkan sang jenderal wanita. Pekikan iru tajam, Xie Lian tercengang mendengarnya.

Bibir Xuan Ji berusaha terbuka menyupah serta mengutuk Dewa yang menyakiti hatinya. Tapi sayangnya mantra pendiam membuatnya tidak dapat melakukan apapun. Jenderal Pei melambarikan tangannya sembari berkata, "Bawa pergi." Kedua tentara itu membawa Xuan Ji yang memberontak seperti orang gila.

Melihat itu sang Putri Mahkota hanya dapat menghembuskan nafas. Dia menatap kearah Nan Feng, kemudian melirik kearah Xiao Ying. Gadis itu mengabaikan pembicaraan antara Xie Lian dan jenderal Pei Su. Putri Mahkota itu menggendong tubuh Xiao Ying dan berjalan mendekati Nan Feng. "Aku akan menguburnya diarea selatan... Beritahu anak itu jika dia mencari." Gumam snag gadis langsung berjalan pergi.

Lin (Y/n) memangil alat musiknya yang langsung memutar pada pergelangan tangan dan kembali kebentuk gelangnya. Gadis itu meletakan pelan tubuh Xiao Ying ditanah ketika mereka mencapai area yang cukup jauh dari kuil Ming Guang. Dia kembali mengeluarkan alat musiknya, kedua matanya dia tutup dan jarinya memainkan nada penuh kesedihan.

Tubuh Xiao Ying ditutupi oleh sebuah bunga raksasa, sebelum akhirnya (Y/n) membuka tanah dan meletakan jasad sang gadis didalam sana. Dia mengubur Xiao Ying. Jemarinya masih memainkan lagu, menumbuhkan sebuah batang kayu dengan tulisan nama anak itu, meski sebenarnya dia tidak mengetahui bagaimana tulisan nama Xiao Ying.

Bunga-bunga bertumbuhan pada makan Xiao Ying, sungguh indah untuk menjadi peristirahatan terakhir. Putri mahkota berdiri didepan makam itu, memainkan lagu untuk mengantar jiwa sang gadis.

"Tidurlah dengan tenang, anak baik."

Continue Reading

You'll Also Like

293K 30.1K 33
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
56.3K 8.7K 55
Rahasia dibalik semuanya
1.8M 18.5K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING πŸ”ž!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
250K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...