nona bos [Jenlisa]√

By Tiwibalabla

201K 24.5K 715

start : 11/02/24 end : 05/05/24 plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26. More

NB.01
NB.02
NB.03
NB.04
NB.05
NB.07
NB.08
NB.09
NB.10
NB.11
NB.12
NB.13
NB.14
NB.15
NB.16
NB.17
NB.18
NB.19
NB.20
NB.21
NB.22
NB.23
NB.24
NB.25
NB.26
NB.27
NB.28
NB.29
NB.30

NB.06

7.4K 902 26
By Tiwibalabla


Jennie pov.

Aku terus mencoba menelpon Lisa namun tetap tidak ada jawaban dan balasan darinya.

Aku berdiri lalu berjalan mondar-mandir, haruskah aku ke ruangannya untuk memastikan dia ada di dalam atau tidak?

Ekhm ini bukan aku ingin bertemu dengannya, tidak! Aku hanya ingin dia membelikan ku makanan dan menemaniku makan disini. Ingat hanya menemaniku makan.

Oke aku keluar dari ruangan ku, berdiri di depan ruangan Lisa sebelum membuka pintunya.

Klek

Aku menatap sekeliling dan tidak menemukan Lisa di dalam.

Kemana perginya?

Akan kembali menutup pintunya, lalu berjalan ke arah kafetaria. Bisa jadi Lisa ada di sana mengingat sekarang adalah jamnya makan siang.

Dengan wajah datar ku aku memasuki kafetaria, semua karyawan tentu kaget melihatku disini. Secara aku tidak pernah makan di kafetaria dan memilih makan di ruangan ku saja.

Mereka yang awalnya mengobrol dan tertawa terbahak-bahak kini mendadak diam dan fokus dengan makanan masing-masing.

Apa aku semenakutkan itu? Terserah saja jika mereka menganggapnya begitu.

"Hahahaha yaak kamu gila Irene, itu menyakitkan kamu tau"

Mataku langsung menangkap keberadaan Lisa yang sedang tertawa bersama Irene.

"Mau bagaimana lagi Lisa, pria itu membuatku kesal jadi aku tidak punya cara lain selain menendang masa depannya"

"Suho memang sangat menyukaimu Irene, kenapa kamu tidak memberikannya kesempatan saja?"

Aku terus menatap mereka dengan datar, apa seasik itu sampai Lisa tidak melihat keberadaan ku? Haha jelas saja karena dia sangat antusias dengan Irene.

"Never. Aku tidak menyukainya lagian aku sudah menemukan seseorang yang membuatku jatuh cinta" Irene tersenyum malu.

"Oooh Irene.. katakan padaku siapa orangnya, aku kepo sekali siapa orang yang berhasil membuat gadis dingin yang cantik ini jatuh hati" Lisa dan tersenyum menangkup pipi Irene.

Pipi Irene memerah saat Lisa menangkup pipinya.

Aku menjadi kesal! Memalingkan wajahku segera pergi dari kafetaria.

"Lisa memang genit" aku mendumel tidak jelas, hatiku tidak nyaman melihat kedekatan Lisa dan Irene.

Kenapa aku harus peduli? Kkkhh biarkan saja mereka, kalau bisa mereka menjadi sepasang kekasih saja, terlihat serasi sekali haha.

Aku membuka pintu ruangan ku lalu membantingnya dengan keras.

Brak

Aku duduk di sofa dan melihat makanan sudah di tata dengan rapi di atas meja. Ini pasti chef kepercayaan ku yang melakukanya, karena hanya dia dan Lisa yang aku percaya masuk kedalam ruangan ku tanpa ada aku di dalamnya.

Aku tidak akan memakannya, mood ku berantakan mengingat Lisa memegang pipi Irene.

"Aaagh Lisa sialan!" Aku kesal sekali, padahal aku tidak perlu sekesal ini bukan? Siapa dia aku ingat-ingat terus hahaha tidak penting.

Mending aku tidur saja.

Aku membuka blazer ku lalu berbaring dengan nyaman di sofa.

Aku butuh tidur untuk menghilangkan pemikiran pemikiran yang tidak penting di kepalaku.

-

Lisa pov.

Setelah makan siang aku pergi ke ruang Jennie, mengetuk pintunya beberapa kali namun tidak ada jawaban.

Apa dia tidak ada di dalam? Biasanya Jennie selalu di dalam dan jarang keluar untuk makan.

Aku masuk dengan perlahan, mataku menangkap Jennie yang sedang tertidur pulas di atas sofa.

Tubuhnya pasti akan sakit-sakit setelah bangun nanti.

Aku menghampirinya dan berjongkok di depannya.

Aww dia seperti bayi, lucu sekali!

Kenapa dia cantik sekali? Pipinya sangat halus, hidungnya kecil, dan bibirnya tipis minta ku cium.

Jangan lupakan matanya yang selalu membuatku terpesona.

Tanganku tersangka mengusap pipi mandunya, terus menatapnya sampai aku terlena mendekatkan wajahku.

"Engh.." aku segera menjauhkan wajahku, jantungku ingin copot ya Tuhan, untung saja aku tidak nekad mencium pipinya, jika ketahuan tamatlah riwayat ku.

Perlahan mata Jennie terbuka, dia menatapku dengan tajam seolah aku mempunyai kesalahan.

"Kenapa hmm?" Dengan lembut aku bertanya.

"Kenapa kamu ada disini" Jennie duduk masih menatapku dengan garang.

"Ah maaf nona bos, aku hanya ingin memastikan mu disini karena tadi kamu tidak menjawab ketukan ku" aku tersenyum menggaruk leher belakangku.

"Untuk apa kamu memastikan ku? Bukannya kamu asik dengan wanita mu ya, upss" Jennie menutup mulut tampak seperti mengejekku.

Ada apa dengannya? Wanitaku? Aku bahkan tidak punya selain Mommy ku.

"Wanita siapa?"

"Sudahlah aku tidak peduli! Keluar aku ingin sendiri" Jennie mengusirku.

"Jen- ani nona bos.. bisakah katakan padaku aku salah apa? Aku bingung sumpah"

"Mana ku tau. Keluar Lalisa"

"Aku bersikeras tinggal disini" aku duduk di sampingnya tidak peduli dia akan marah.

"Ck aku ingin sendiri, kenapa kamu menyebalkan sekali"

"Jelaskan dulu apa kesalahanku, nona bos"

Jennie menekuk wajahnya sambil melipat kedua tangannya.

"Terserah" Jennie ngambek membelakangi ku.

Seperti anak kecil saja, tapi lucuu.

Aku melihat meja dan mengernyit melihat makanan yang belum tersentuh sama sekali.

"Kamu belum makan?"

"Bukan urusanmu, urus saja wanita mu itu"

Ck siapa wanitaku? Aku saja tidak tau kenapa Jennie berkata seperti itu terus? Haissh memusingkan.

"Makan dulu nanti kamu sakit jika melewatkan makan siang"

"Apa peduli mu jika aku sakit. Perhatikan saja wanita mu jangan perhatikan aku"

Aagh ini membuatku gila sungguh!

"Aku peduli karena aku tidak ingin nona bos ku jatuh sakit"

"Jangan pedulikan aku pedulikan saja wanita mu"

Shit! Aku tidak tahan lagi mendengarnya.

Dengan keberanian ku aku membalikkan tubuh Jennie lalu mengusap-usap punggungnya. Aku pasrah jika dia menamparku.

"Lepas!" Jennie memukul-mukul tubuhku.

Aku kekeuh memeluknya erat-erat.

Jennie menyerah membiarkan aku memeluknya dan mengusap punggungnya.

"Aku tidak tau siapa wanita yang kamu maksud tapi aku bersumpah aku tidak memiliki wanita lain selain Mommy. Maaf meskipun aku tidak tau dimana letak kesalahanku, maaf ya" lembut ku.

Jennie tidak berbicara, dia hanya diam menyenderkan kepalanya di dadaku.

"Aku lapar" cicit Jennie.

Aku tersenyum lega dia sudah mulai luluh.

"Ingin aku suapi?"

Jennie mengangguk kecil.

"Hmm makan yang banyak ya" aku menyuapinya dan mengusap kepalanya setelahnya.

Jennie tidak banyak bicara, hanya membuka mulutnya setiap kali aku menyuapinya.

"Aaaah mau lagi.." Jennie merengek tanpa sadar saat aku menahan sendok di tanganku.

Gemas sekali aaagh!

Tersadar, Jennie langsung merubah raut wajahnya menjadi datar.

"Kamu lucu"

"Aku tau" sombong Jennie mengibaskan rambutnya.

Aku tertawa kecil melihat tingkahnya.

Dari cara Jennie marah tadi aku merasa seperti sedang membujuk kekasihku yang merujuk saja.

•••

Tbc

26/02/24

Cemburu bikin laper ya Jen hahaha.

Double sebelum besok kembali sibuk ya kan🤗

Ga vote parah sih hehe.

Vote komen lanjut.

Continue Reading

You'll Also Like

91.4K 12.6K 18
"Nini tau ga kenapa Lili ga mau buka warung?" "Kenapa?" "Takut yang laku Lili bukan dagangannya hihihii" Plagiat menjauh cok! start : 25/05/23 end...
Nini By Baechu

Fanfiction

117K 14.5K 37
"Bunda" "Kamu siapa" "Aku Nini anak Bunda"
109K 9.1K 16
Baby Lili yang mesum dan mommy J yang posesif.
108K 18.2K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...