I WANT YOU (END)

By SriNNingsih

1.8M 139K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... More

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
EPILOG
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

57

11.6K 887 14
By SriNNingsih

Tak bosan-bosan aku mengingatkan!

Cerita hanyalah fiksi belaka!
Ambil ilmunya saja!

Happy Reading Saja!

😘😘😘😘

Salsabila berjalan dengan menghentak- hentakkan kakinya, ia menuju istana dimana Raja Ricard berada. Semua prajurit membiarkannya masuk karena perintah dari Raja Ricard sendiri untuk membiarkan wanita itu bebas keluar masuk istana. Sungguh beruntung nasib Salsabila, Ricard masih memanjakannya meskipun pria itu sangat menyebalkan.

Dua prajurit berjaga di depan pintu ruang kerja Raja Ricard. Salsabila menghampiri kedua prajurit tersebut "Tolong beritahu Raja Ricard, Nona Salsabila ingin berkunjung!" Kata Salsabila.

Prajurit tersebut segera memasuki ruangan sang Raja. Salsabila menunggu dengan raut wajah juteknya. Tak lama prajurit pun kembali keluar dari ruangan kerja Ricard.

"Silahkan masuk, Nona!" Ujar prajurit membukakan pintu untuk Salsabila.

Dengan langkah kesal, ia segera masuk. Pintu kembali tertutup dari luar. Netra abu-abunya menatap sekeliling ruangan yang luas penuh dengan rak yang berisi berbagai jenis buku dan gulungan kertas. Tepat di tengah-tengah sebuah meja besar dengan kursi dimana Raja Ricard sibuk membuka tutup beberapa tumpukkan kertas di atas meja. Daniel tangan kanannya juga sibuk merapikan ceceran kertas di depan Ricard.

'Tampaknya dia sibuk sekali,' Batin Salsabila. Gadis itu berjalan mendekat.

"Salam kepada Matahari Kerajaan Orthello, semoga dewi keabadian selalu menyertai anda." Sahut Salsabila.

Ricard menghentikan aktivitasnya "Ada keperluan apa kau kemari?" Tanyanya dengan nada sedikit tak acuh.

Salsabila yang awalnya sudah menahan emosi karena ulah Thalia, kini ia di hadapkan dengan tingkah Ricard yang seakan tidak peduli dengannya. Salsabila ingin marah akan tetapi ia tetap harus menjaga setiap tingkah lakunya.

Bulir kristal bening keluar dari sudut mata Salsabila, Ricard terenyuh dan hatinya merasa bersalah karena sikapnya yang sedikit tidak bersahabat. Ia melirik Daniel untuk meninggalkan mereka berdua sementara waktu, Daniel peka akan tatapan mata itu. Ia segera berpamitan dan beranjak keluar dari ruang kerja Raja Ricard.

Pria bernetra biru beranjak mendekati Salsabila. Ia menarik tubuh gadis itu dan memeluknya erat "Maafkan aku!" Ujarnya. Salsabila masih sesenggukan di dalam pelukan Ricard.

Setelah menunggu gadis pujaan hatinya tenang, Ricard pun melepaskan pelukannya. Ia menghapus jejak air mata dari wajah Salsabila dengan jemari tangannya.

"Ada apa denganmu? Apa ada yang menyakitimu?" Tanya Ricard. Salsabila masih terdiam dan menatap Raja di depannya dengan tatapan nanar.

"Katakan padaku, siapa yang menyakitimu. Aku akan menangkap dan menghukumnya!" Ujar Raja Ricard sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Kamu ternyata serius, Ricard!" Kata Salsabila, nada bicaranya tampak sekali Salsabila sangat terluka sampai Salsabila lupa akan statusnya dan status baru Ricard sebagai Raja.

"Apa maksudmu? Aku serius apa?" Tanya Ricard.

Salsabila mengambil nafas panjang "Kenapa tidak memberitahuku kalau kamu melamar Thalia?"

Ricard melebarkan kedua matanya "Darimana kamu tahu?"

"Aku melihatnya!" Air mata Salsabila kembali keluar. Ia menangis sesenggukan "Aku melihat jari manisnya. Meskipun aku tahu niatmu untuk mengambil Thalia kembali tapi rasanya tetap sakit..." Salsabila terhenti karena ia merasakan sesak di dada "Rasanya sesak sekali saat mengetahui Thalia sudah resmi menjadi tunangan Anda. Aku melihat cicin tersemat di jari manisnya!" Salsabila memukul dada Ricard karena ia meluapkan emosi yang sudah ia tahan.

Ricard tampak bingung dengan apa yang di katakan Salsabila "Apa maksudmu?"

Salsabila menatap kedua netra biru Ricard dengan tatapan tajam "Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau kamu sudah bertunangan kembali dengan Nathalia?" Tanya Salsabila dengan nada tingginya, jika di depan matanya bukan Ricard mungkin kepala Salsabila sudah terlepas dari tubuhnya.

"Tenanglah Bila! Tenangkan dirimu dulu." Ricard kembali merengkuhnya, tangan kekarnya mengelus lembut punggung Salsabila agar wanita itu bisa lebih tenang.

Salsabila terdiam di pelukan Ricard yang nyaman, hatinya melembut perlahan. Ia kembali bisa mengendalikan emosinya yang sempat meledak-ledak. Salsabila melepaskan pelukan Ricard, kakinya melangkah menuju kursi empuk dan duduk dengan anggunnya.

"Thalia tidak bertunangan denganku." Ujar Ricard yang duduk di sebelah Salsabila "Ace mendahuluiku!"

Salsabila membelalakkan matanya "Pangeran Kedua?" Ricard mengangguk.

Salsabila terkejut karena Pangeran Kedua melamar Thalia, ia tidak menyangka bahwa laki-laki yang terkenal sadis, dingin dan tak tersentuh wanita manapun bisa luluh karena Nathalia Zeyrav. Salsabila sedikit tidak terima karena Nathalia bisa di perebutkan dua laki-laki. Salsabila juga sempat terpesona pada Pangeran Kedua, meskipun terkesan dingin, tak tersentuh dan sadis. Tapi, Salsabila beberapa kali memergoki netra merah milik Pangeran Kedua menatap dirinya dan berakhir menganggap pria tersebut jatuh hati padanya.

'Kenapa harus wanita itu? Kenapa harus dia? Nathalia Zeyrav!" Hatinya kembali memanas.

Ricard menyadari tubuh Salsabila bergetar dengan tatapan mata penuh kerumitan. Ia menarik tangan Salsabila kasar hingga tubuh Salsabila terhuyung ke samping menimpa dada bidang Ricard. Salsabila kembali sadar akan lamunannya, ia menatap Ricard.

Cup

Kecupan lembut mendarat di bibir Salsabila, jemari tangan Ricard menarik dan menggiring Salsabila agar ia berpindah posisi duduk di pangkuan Ricard tanpa melepas tautan bibir mereka.

Tanpa sadar Salsabila mengalungkan kedua tangannya di leher Ricard, gadis itu memperdalam ciumannya, ia melumat habis bibir Ricard karena terbawa emosi yang sempat tersulut kembali. Ricard menyadari Salsabila dalam mode agresif, karena perbuatan Salsabila nafsu terpendam kembali tersulut. Penguasa Kerajaan Orthello pun membalas Salsabila, ia dengan gemas mengigit bibir ranum Salsabila hingga berdarah di sudut bibirnya.

Salsabila melepas ciumannya karena kehabisan nafas, ia mendongakkan kepalanya untuk mengambil nafas sebanyak mungkin. Ricard menatap sosok cantik Salsabila dari bawah, ia menelusuri setiap inci tubuh Salsabila hingga kedua netra birunya terhenti karena melihat memar kebiruan di leher Salsabila.

"Siapa yang melakukannya?" Ujar Ricard yang menyentuh memar kebiruan di leher Salsabila.

Gadis itu terkejut, refleks ia menutupi memar kebiruannya "Bukan apa-apa! Jangan khawatir, aku baik-baik saja!" Salsabila mencoba menenangkan.

"Berhenti berkilah dan menutup-nutupi, Bila!" Ucap Ricard dengan nada tegasnya "Cepat katakan! Siapa pelakunya?"

Salsabila sedikit bergetar ketakutan "Ini karena Nona Nathalia."

Ricard membelalakkan matanya "Wanita itu berani berbuat ulah lagi padamu?"

Salsabila menggelengkan kepalanya "Tidak! Itu tidak benar. Tadi ada kesalahpahaman sedikit di antara kami. Nona Nathalia tak sengaja melakukannya. Karena peristiwa itu pula, aku melihat cincin itu terpasang di jari manisnya hingga aku berpikir Nona Nathalia sudah resmi kembali menjadi tunanganmu."

Ricard terdiam dan tak lama seringaian licik terukir di wajahnya. Ia menatap Salsabila dan mengelus lembut leher gadis itu "Kau tenang saja. Aku akan membalasnya karena telah menyakitimu!" Ujar Ricard.

Salsabila menggeleng ribut "Jangan Ricard! Aku baik-baik saja."

"Aku tidak terima jika orang yang aku cintai di saikiti oleh orang lain!" Jawab Ricard dengan nada dinginnya "Aku akan membalasnya"

Ricard kembali menarik pinggang Salsabila, ia menjelajahi leher Salsabila yang memar dan menciumnya lembut. Salsabila otomatis mendongakkan kepalanya, Serasa mendapatkan lampu hijau, Raja Ricard semakin bebas untuk mencumbui setiap inci tubuhnya, senyuman liciknya pun terukir di wajah cantik Salsabila.

***___***

Thalia mengecek keadaan pasien setelah melahirkan di ruang khusus untuk pasien postpartum. Hari ini ia berjaga pagi dan sudah menolong 2 orang yang melahirkan normal, sehat, selamat dan bayi berjenis kelamin laki-laki semuanya.

Ia melihat kondisi ibu, serta melakukan inspeksi fluxus yang keluar. Thalia tersenyum puas karena keadaan aman terkendali.

"Lanjutkan pemantauannya! Jika ada masalah segera beritahu aku! Aku ingin ke UGD terlebih dahulu." Ujar Thalia pada Lucy yang setia menjadi asistennya.

"Baik, Nona!" Jawab Lucy, ia berpamitan untuk beranjak ke pos perawat di ruang postpartum tersebut dan bergabung dengan perawat yang lain.

Thalia melangkahkan kakinya menuju UGD. Ia duduk di kursi kosong sambil menatap pasien umum yang sudah di tangani oleh tabib ahli dan di dampingi dengan beberapa perawat lain. Ia tak ikut bergabung selain bukan naungannya, Thalia lebih berkewajiban terjun ke bagiannya sendiri.

Tak lama datang ibu hamil dengan ekspresi kesakitan bersama keluarganya. Beberapa perawat segera menghampiri wanita tersebut untuk memeriksanya. Thalia masih diam mengamati langkah-langkah para perawat yang sudah ia latih. Dengan cekatan, para perawat segera memeriksa keadaan pasien hingga melihat pembukaan jalan lahirnya. Thalia tersenyum karena ia mendapatkan pasien inpartu lagi.

Salah satu perawat segera berlari menghampiri Thalia, gadis itu segera beranjak dan menghampirinya.

Perawat itu menunduk sedikit "Nona Thalia, maaf mengganggu."

"Jelaskan hasilnya!" Perintah Thalia sambil berjalan mendekati pasien.

Thalia melihat kondisi pasien sejenak, sembari mendengar perawat menjelaskan detail tentang pasiennya.

"Pasien atas nama Ny E usia 34th, kehamilan kedua, anak hidup satu. Merasa sakit mulai kemarin malam, keluar cairan saat ke kamar kecil dan langsung datang kesini."

"Bagaimana dengan nadinya?" Tanya Thalia.

"Nadi bagus, Nona. Tekanan darah juga bagus."

Thalia melakukan palpasi pada perut pasien. Kedua alisnya mengernyit, jemarinya meraba bulatan serta terasa keras dan dengan mudah Thalia menggoyang - goyangkannya di perut ibu bagian atas.

Ia merasakan hasil pemeriksaannya menjurus kearah patologis. Karena teraba bulat keras serta mudah melenting di bagian atas perut ibu. Ia beralih ke perut bagian bawah ibu untuk memastikan sekali lagi. Thalia menekan sedikit dengan jemarinya membentuk huruf U pada perut bagian bawah sang Ibu. Ia menggigit bibirnya karena ia tak meraba atau menemukan apapun di bagian bawah perut pasien.

Jika letak kepala normal di perut bagian bawah dan belum masuk panggul (PAP - Pintu Atas Panggul) ibu. Maka, saat pemeriksaan palpasi, akan teraba bagian keras dan bisa di goyangkan di perut bagian bawah ibu. Jika kepala sudah masuk panggul (PAP - Pintu Atas Panggul), maka pada saat di lakukan Palpasi, hanya akan meraba bagian keras dan sulit di goyangkan di perut bagian bawah Ibu.

Thalia mengambil funandoskop, benda asing terbuat dari kayu berbentuk mengerucut seperti terompet. Tentunya Thalia yang mendesainnya dan Duke Aaron sudah berjasa untuk mewujudkannya. Karena alat itu sangat penting untuk Thalia memantau kondisi janin dalam rahim. Thalia mencari denyut jantung dan memang benar dugaannya letaknya tidak dibawah melainkan sedikit ke atas sebelah kiri.

"Lanjutkan penjelasannya!" Perintah Thalia pada perawat tersebut.

"Ukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) 4 jari di bawah Procesus Xifoideus (PX), teraba keras di bagian atas, denyut jantung bagus, dan pembukaan sudah lebar 8 cm" Sambungnya dengan bahasa anehnya yang sudah di latih oleh Thalia.

Thalia membuka selimut yang menutupi bagian bawah tubuh pasien itu. Kedua netra emas madunya melebar. Karena melihat cairan bercampur darah dan ada banyak bercak mekonium di sana. Thalia memakai sarung tangan kulitnya hanya sebelah kanan saja. Ia melakukan Vaginal Toucher (VT) atau pemeriksaan dalam untuk melihat pembukaan serta meraba bagian terbawahnya.

'Benarkan! Welcome Inpartu Patologis diagnosa Letak Sungsang!' Batin Thalia kemudian mengambil apron dan meminta sarung tangan baru pada perawat lain untuk persiapan.

"Beritahu Lucy di pos Ruang Postpartum untuk menyiapkan Ruangan Bersalin dan Partus set! Secepatnya!" Perintahnya pada perawat yang menunggu instruksi dari Thalia. Tak lama salah satu di antara perawat tersebut berlari untuk memenuhi perintah Thalia--jika keadaan di sana sudah ada telepon maka perawat itu tak akan kesusahan berlari meninggalkan ruangan hanya demi kelancaran komunikasi dan tindakan.

"Ayo, kita persiapkan pasien untuk memindahkannya ke Ruang Bersalin! Lebih baik menunggu di ruang bersalin daripada harus melahirkan di sini, benarkan?" Ajak Thalia yang membuat kedua perawatnya kembali sibuk memindahkan pasien tersebut ke ruang bersalin.

📝📝📝

Postpartum : Masa nifas yang dimulai sejak bayi lahir dan plasenta bayi dilahirkan hingga keadaan kandungan kembali seperti saat sebelum hamil. masa ini pada umumnya terjadi sekitar 6 minggu.

Fluxus : Aliran darah atau

Fluxus  Fisiologis : Aliran darah dari vagina yang terjadi pada waktu yang tepat selama bulan itu atau pada jumlah-jumlah yang sesuai

Inpartu : Istilah medis yang mengacu pada keadaan seorang wanita yang sedang ada pada tahap persalinan.

Palpasi : Pemeriksaan dengan teknik perabaan.

Patologis : Keadaan tidak normal atau abnormal

Funandoskop : Alat untuk mendengarkan denyut jantung janin

Funandoskop


Procesus Xifoideus (PX) atau Tulang Taju Pedang : Bagian tulang dada paling bawah, yang terletak pada daerah ulu hati.

Mekonium : Feses pertama bayi yang memiliki tekstur kental, lengket, dan berwarna hijau gelap.

Letak Sungsang : Kondisi ketika posisi kepala janin di dalam kandungan tetap berada di atas sekalipun usia kehamilan sudah lebih dari 36 minggu.

Partus Set : Peralatan Persalinan Normal.


🌹🌹🌹

Dah, tabungan chapterku abis, harap bersabar ya yang ingin membayangkan aksi Thalia menolong persalinan patologisnya!!

See ya!! 😘😘

Salam Manis dariku

NING SRI 😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 299K 84
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.
823K 93K 72
Warning, Red flag ML! Maylafaisha meninggal karena keselek mie dan ketika dirinya membuka mata BAAM! ia menjadi ibu tiri dari novel yang ia baca bern...
667K 40.8K 67
Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghancurkan rumah tangga orang lain adalah sua...
472K 28.5K 46
{Warning! Masih tahap revisi dan banyak typo berterbangan!} Hal yang Evelyn inginkan hanya kasih sayang keluarga. Tidak begitu sulit kedengarannya, t...