I WANT YOU (END)

By SriNNingsih

1.8M 139K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... More

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
EPILOG
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

56

11K 873 4
By SriNNingsih

Thalia sibuk dengan beberapa desain gaun pernikahannya. Ia ingin mendesain gaunnya sendiri--tentu saja untuk mewujudkannya Thalia tidak bisa melakukannya sendiri, Madame Jasmine lah yang paling berjasa. Apalagi presentase penjualan gaun di Butik Thalia juga selalu meningkat dan akan menjadi 2 kali lipat jika musim-musim pesta perayaan rakyat ataupun acara minum teh kalangan bangsawan tiba. Setiap bulan, Thalia melihat laporan keuangan secara global yang di susun oleh stafnya di bagian manajemen keuangan.

Netra emas madunya berkutat dengan goresan pensil di atas kertas, sedangkan pria rupawan yang senantiasa duduk di samping Thalia sedang fokus membaca selembar surat yang berstempel Kerajaan Renegades. Netra emas madunya melirik Ace. Pria di depan matanya ini memang terkesan misterius. Dalam berbagai kesempatan pasti berada di sekeliling Thalia, terkadang Thalia berpikir bagaimana Ace menghasilkan uang? Karena ia pasti membutuhkan dukungan materi melihat Ace memiliki banyak pasukan Shadow Knight. Ingin sekali ia bertanya, tapi bibirnya selalu tak bisa memulainya.

'Mungkin kalau di duniaku setara Owner gitu ya! Terlihat tidak sibuk tapi pikirannya dimana-mana,' Thalia mengangkat bahunya berusaha fokus kembali menggambar pola.

Pria bernetra merah yang menjadi bahan perdebatan di otak Thalia sedang menatap surat dengan tatapan serius. Ia mendapatkan surat balasan dari Raja Helium yang mengabarkan bahwa sang Raja mendapat kasus serupa yang di alami oleh Kerajaan Orthello, tercatat sudah 5 -7 ibu hamil yang mengalami keguguran.

Bawahan Ratu Julie memang sudah bergerak terlebih dahulu, mereka berhasil mengedarkan serbuk putih di klinik kecil yang ramai akan ibu hamil. Raja Helium segera meringkus pemilik klinik. Akan tetapi, pelaku utama beserta antek-anteknya masih belum tertangkap. Raja Helium juga mensosialisasi kepada rakyatnya, untuk lebih memperhatikan obat serta vitamin yang mereka minum, terutama ibu hamil dengan umur kandungan yang masih muda. Serta akan menutup paksa klinik kecil yang berani mengedarkan barang berbahaya tersebut serta tak segan-segan memberikan hukuman mati bagi para pelaku.

Sempat terjadi kericuhan yang terjadi di pemukiman rakyat kerajaan Renegades karena informasi yang di keluarkan Raja mereka. Sebagian besar ibu hamil khawatir tentang obat tersebut dan beralih lebih memanfaatkan bahan makanan yang ada di perkebunan serta pertenakan mereka.

Langkah Raja Helium membuat RS pusat kota menjadi RS satu-satunya dengan pemantauan ketat. Seluruh ibu hamil dengan usia kandungan muda di wajibkan untuk memeriksakan diri di RS tersebut tanpa membedakan status dan kasta.

Dalam suratnya Raja Helium masih kelimpungan mencari tenaga ahli yang memiliki keterampilan seperti Nathalia Zeyrav. Akan tetapi, mereka masih belum menemukannya. Jadi, untuk ibu hamil yang datang ke RS dengan keluhan mengeluarkan dalam dan janinnya terancam keguguran pun tak bisa lagi di hindari.

"Raja Helium sepertinya membutuhkan bantuanmu, Tha!" Ujar Ace yang serius membaca surat dari Raja Helium.

Thalia yang awalnya sibuk memilah-milah desain baju beralih fokus menatap surat yang ada di tangan Ace "Memangnya apa yang di bicarakan Raja Helium?"

"Raja Helium sudah mengantisipasi jatuhnya korban lebih banyak. Akan tetapi, untuk ibu hamil yang terlanjur meminum serbuk tersebut dan mengalami keluhan. RS mereka tidak bisa menanganinya dengan baik. Jadi, masih banyak keguguran yang terjadi,"

"Bagaimana dengan Lisse? Apa dia sudah tertangkap?" Tanya Thalia.

Ace menggelengkan kepalanya "Belum, Tha!"

"Mungkin Lisse tak bergerak sendiri. Lagipula aku juga tidak menjumpai sosok Smith Snowhite di ruang obat. Malah, nona Salsabila yang menggantikan peran Ayahnya!" Jawab Thalia "Ahh, maksudku Ayah angkatnya!"

"Apa Salsabila juga ikut mengedarkan obat tersebut?" Tanya Ace.

Thalia mengangguk "Iya! Tapi, aku sudah mengambil semua stok obat mereka dengan sedikit melakukan hal istimewa pada Salsabila." Kekeh Thalia teringat ia bertindak kasar pada gadis polos dan telihat naif itu.

"Dimana obatnya sekarang?" Tanya Ace.

"Ada di gudang penyimpanan. Awalnya aku ingin membakarnya, tapi niat itu aku urungkan karena aku berpikir mungkin barang tersebut bisa di jadikan bukti." Jawab Thalia.

"Berikan obat itu kepadaku! Aku akan memberikannya kepada Daniel di Shadow Knight. Agar kau aman tidak terseret kasus karena tuduhan palsu!" Ujar Ace membuat Thalia menganggukkan kepala. Gadis netra emas madu segera mengambil kotak kayu, ia segera menyerahkannya kepada Ace.

"Tha! Bagaimana menurutmu jika Raja Helium memintamu kembali ke Kerajaan Renegades?" Tanya pria bernetra merah.

Thalia berpikir "Apakah keadaan di sana sudah seperti di sini?"

"Tidak separah di sini, karena Raja Helium sudah mengupayakan pencegahan! Dan beliau ingin meminta bantuanmu untuk menjadi tabib ahli dan pelatih di RS pusat Renegades. Sebab, Raja Helium tidak bisa menemukan orang yang berkemampuan mirip sepertimu." Jawab Ace.

Thalia menghela nafas 'Tentu saja! Semua ilmu yang aku terapkan di sini semuanya ilmu terbaru di duniaku!' Gumamnya dalam hati.

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Ace lagi. Thalia tersadar akan lamunannya sendiri.

"Kalau memang aku bisa bermanfaat disana. Ayo saja! Lagi pula aku rindu sama Anna!" Thalia tampak antusias karena ia akan berpetualang lagi ke Kerajaan Renegades yang menurutnya sangat indah.

Ace berdecak kesal "Kau tak pernah sekalipun rindu padaku?"

Thalia melebarkan matanya "Rindu pastinya. Tapi, karena kita sering bertemu seperti ini, jelas rasa rindunya sudah terbayarkan." Jawab Thalia tak terima.

"Tha! Coba kesini!" Panggil Ace. Thalia dengan patuh berjalan mendekati Ace yang sedang duduk santai. Jemari tangan Ace serega meraih dan menarik tangan gadis itu. Thalia gagal menghindar berakhir jatuh di atas pangkuan calon suaminya.

Jemari Ace menyibakkan surai rambut Thalia yang menutupi sebagian wajahnya ke belakang telinga Thalia. Pria itu mendongak agar lebih leluasa melihat wajah cantik Thalia. Kedua netra merahnya menatap intens netra emas madu milik Thalia. Gadis itu kikuk karena posisinya lebih tinggi. Jadi, lebih leluasa melihat rupawan Ace yang amat sempurna.

Rona merah sudah muncul di wajah cantiknya. Jemari Ace bergerak menyusuri tengkuk Thalia dan menariknya. Thalia otomatis memejamkan matanya, ia merasakan kehangatan menerpa bibirnya. Ace melumatnya lembut, Thalia yang terbuai membalas ciuman Ace. Kedua tangan Thalia menangkup wajah Ace agar ciuman mereka terpaut lebih dalam lagi.

Thalia melepaskan tautan bibir mereka, nafasnya memburu. Netra merah Ace dipenuhi kabut gairah karena melihat area leher dan dada Thalia yang terekspose. Thalia di rumah memang jarang memakai gaun berat, ia lebih memilih gaun ringan dengan model leher dan area dadanya sedikit terekspose--bukan berarti gundukan dadanya terlihat ya.

Tangan Ace yang masih bebas merengkuh pinggang Thalia. Desahan lolos dari mulut Thalia karena terkejut Ace menyerang bagian lehernya. Tenaga Thalia mendadak menghilang, pikirannya mendadak kosong, jantungnya berdegup dua kali lipat. Ia baru pertama kali merasakan gelenyar aneh akibat ulah Ace. Pria itu menghentikan aksinya, ia tak mau meninggalkan tanda di tubuh mulus wanitanya.

Akan ada saatnya, dimana Ace bisa leluasa menandai seluruh tubuh Thalia tanpa terkecuali. Ia melakukannya untuk memberitahu semua orang bahwa Thalia sudah menjadi miliknya. Ace memeluk erat wanitanya, ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Thalia. Aroma mawar dari tubuh Thalia membuatnya benar-benar tenang.

"Aku menyukai harum mawar yang menguar di setiap aku memelukmu, Tha." Ungkap Ace yang masih diam di posisinya.

Thalia tertawa geli mendengarnya--otak liarnya berfantasi ria, ia membayangkan Ace seperti anjing poodle jinak yang bucin abis pada tuannya.

***___***

Ricard menatap Ratu Julie dengan tatapan datar. Terlalu banyak yang menjadi beban pikirannya, belum lagi Thalia yang sudah menjadi tunangan Ace. Ratu Julie menyadari tatapan rumit putra satu-satunya itu.

"Tampaknya putra ibu sedang banyak masalah?" Tanya Ratu Julie.

Ricard tersenyum tipis "Hanya masalah kecil, Ibu."

"Kau putraku dan aku sudah hafal betul dengan tingkah lakumu, Nak." Ratu Julie beranjak dari tempat duduknya dan mendekati Putranya. Jemarinya mengelus lembut puncak kepala Ricard "Masalah seberat apapun, putraku tidak akan pernah memasang wajah sendu dan penuh kerumitan. Ingat, Nak! Kau sudah menjadi Raja. Dan jangan terlalu mudah untuk menunjukkan ekspresi kesedihan." Nasehat Ratu Julie sedikit menyentil hati Ricard.

"Ace sudah mendahuluiku, Ibu!" Ujar Ricard "Aku baru mengetahui bahwa Thalia sudah bertunangan dengannya." Sambung Ricard penuh kekesalan.

Ratu Julie tertawa "Lantas, kenapa kau bisa selemah ini, Nak? Dulu sebelum pertunanganmu berakhir kau tampak selalu ambisius dalam segala hal. Bahkan kau bisa membuat putri seorang Duke menjadi pribadi buruk hingga semua orang mengucilkannya."

"Itu.." Ricard menghela nafas panjang.

"Kau adalah laki-laki dan seorang Raja. Kau punya hak dan perintah mutlak kepada semua orang yang hidup di wilayahmu, termasuk Thalia!" Ricard menatap Ratu Julie "Setiap perintah mutlak yang di keluarkan di tolak maka hukumanlah yang akan mereka dapatkan?" Sambut Ratu Julie.

Pria pemilik netra biru itu kembali mendapatkan dirinya lagi "Ibu benar! Aku bisa mengambil apa yang aku mau, meskipun Ace bodoh itu selalu menghalangiku!"

"Boleh ibu bertanya sesuatu?" Tanya Ratu Julie.

"Silahkan, Ibu!"

"Bagaimana dengan Nona Salsabila, sayang? Bukankah dia sangat tergantung padamu?" Ratu Julie kembali duduk di samping Ricard.

"Aku akan tetap bersamanya, Ibu! Jika Thalia berhasil bersanding denganku, maka aku akan mengangkat Salsabila menjadi selirku." Jawabnya membuat Ratu Julie terkejut.

'Dunia gila ini enak sekali ya, bisa mengangkat selir sesuka hatinya.' Batin Sandiano di dalam tubuh Ratu Julie.

"Aku akan mengirim surat undangan ke istana untuk Thalia. Dengan begitu akan ada kesempatan untukku berbicara berdua dengannya." Sambung Ricard lagi.

"Lakukan apa yang menurutmu benar, Nak! Tapi, jika hasilnya di luar keinginanmu, Ibu harap kau jangan bersedih lagi. Kau adalah seorang Raja, tentu masih banyak wanita yang lebih cantik yang rela menjadi pendampingmu meskipun hanya sebatas selir!" Ratu Julie tersenyum lembut.

"Terimakasih, Ibu!" Sahut Ricard.

Continue Reading

You'll Also Like

697K 48.8K 37
Ketika seorang mahasiswa kedokteran bernama Astrella Hunter yang hobi membaca novel tiba-tiba mengalami kejadian yang tak terduga dalam hidupnya. Set...
2M 133K 70
Seorang dokter yang mencintai tenang dan senyap, juga tidak banyak bersuara, berbanding terbalik dengan apa yang harus dihadapinya. Flora Ivyolin yan...
1.4M 119K 95
Satu-satunya harapan Sera adalah diakui dan dicintai oleh putra mahkota. Demi pengakuan dan cinta dari sang Putra Mahkota membuat Sera melakukan sega...
642K 59.9K 32
Ibuku bilang, selama ini kami harus hidup susah dan terus-menerus bersembunyi karena ayahku sangat membenci kami dan ingin membunuh kami. Namun ... K...