The Minister is Mine

By ravinsary

736K 51.1K 1.6K

Tidak ada yang tahu jika gadis biasa seperti Guinina Larasati adalah istri dari seorang Menteri Pertahanan ne... More

Cast
1.Guinina Larasati
2. Sebuah Jalan
3. Airlangga Lynn Marshall
4. A Banquet
5. The man who infinite
6. A road to Rome
7. My magical mystery road
8. I am yours
9. Kaisar Si Pembuat Onar
10. Jobless
11. Pacaran itu?
12. SEMINAR
13. Suddenly Married
14. Menjadi istrimu
15. Traktiran
16.JOGJA
17. HEHA
18. About Kaisar
19. My Mom
20. my Mom (2)
21. Gabriel
22. Celine
23. Mission
24. Tulang Rusuk
Cast(2)
25. Alexander Rhodes
26. All is well
27. Kekuasaan
28. Dia Ratunya
29. Heart Attack
30. DON'T RUN TO ME
31. LALUNA
32. G20
33. GIGI
34. OFFICE
35. GUEST STAR
36. CLASS MEETING
37. OSPEK
38. KEHILANGAN
39. PETUNJUK
40.TRAP
41. INCIDENT
42. FALLING THORNS
43. ALEXANDER EFFECT
44. FAMILY LIFE
45. ATTRACTIVE
46. IT IS HIM
47. NERVOUS
48. FAT ISSUE
49. PICK ME UP
50. THE TRUTH
51. A DAY WITH DADDY
52. FIRST STEP
53. SECOND
55.AFFECTION

54. SEMINAR

2.8K 355 123
By ravinsary

Seminar proposal Guin hari ini bisa dibilang tidak terlalu lancar. Banyak sekali revisi yang harus ia selesaikan. Mulai dari penggantian subjek serta penambahan variabel yang ternyata cukup kompleks. Untung saja dosennya tidak membantainya terlalu parah. Sebab tadi ada salah seorang temannya yang dirombak habis-habisan judulnya karena tidak terlalu jelas kemana arah penelitian yang akan dilakukan.

Sebenarnya di beberapa kampus sudah menghilangkan Skripsi sebagai syarat kelulusan, mereka memakai metode baru agar mahasiswa lebih leluasa untuk berkembang. Salah satunya dengan join project bersama profesor atau memenangkan penghargaan tertentu. Namun, Airlangga menyarankan Guin untuk melakukan penelitian atau skripsi saja sebagai jalan ninja menuju wisuda.

Baru saja Gabriel juga telah selesai melakukan seminar proposalnya. Ia harus lulus bersama-sama dengan Guin karena itu adalah tugasnya secara alami.
Galih memberikan 2 buket jajanan ringan serta ucapan selamat kepada mereka berdua.

"Tiba-tiba muncul rasa iri deh, " Adunya

"Halah, besok juga lo seminar proposal juga Lih. Berdoa aja nggak dibantai terlalu banyak. Dan, jangan sampai malu-maluin kita, ya nggak El" Galih mencebik pura-pura kesal. " Ckck..Teman macam apa lo berdua, gue udah sempetin dateng tapi nggak ditraktir."

"Ayo, cepetan. Gue traktir" Gabriel berjalan mendahului.

"El, di resto Michelin gitu loh El sesekali."

"Di kota ini nggak ada Galih. Lo mau kita keluar kota cuma buat makan di resto berkelas yang porsi menunya mini gitu? " Guin melepas tas ranselnya untuk diletakkan di bagasi.

"Nanti aja lih kalo kita bertiga udah lulus, udah wisuda. Gue bakalan traktir di salah satu resto bokap gue. Udah bergelar michelin bintang 3. Makanya kita harus semangat buat ngerjain Srikpsi" Gabriel bertutur sambil memanuver mobilnya.

"Yah, minimal bantuin gue nyangkul ya lo berdua" Guin menambahi. Gabriel hanya mendengus kasar sementara Galih pura-pura tidak mendengar. "Yah, laki bukan sih lo berdua? "

"Masalahnya Guin, kita berdua enggak bisa panas-panasan gitu. Tapi tenang aja, kita bakan bantuin lo kalo di laboratoriumnya" Gabriel membela diri.

"Bukannya hal teknis gitu bisa dilakukan sama profesional ya? Lo tinggal memperkerjakan petani sekitar, 2 atau 3 orang petani cukup buat bantu lo. Gue rasa mereka lebih paham bertani daripada lo."

"Emang boleh gitu el? " Guin memasang wajah serius.

"Kalo practical gitu kan kita memang butuh Guin, kecuali kalo lo nyerahin penelitian lo ke mereka, itu baru menyalahi aturan. Lagian sama aja kali, lo minta tolong kita nyangkul sama minta tolong mereka nyangkul. Sama-sama nyangkul" Gabriel menyahut.  Alasan lainnya ya supaya tanggung jawabnya mencangkul bisa tergantikan.

"Enak banget lo berdua, coba aja gue bisa nyewa orang buat penelitian gue."

"Emang lo penelitian tentang apa lih? "

"Gue sih milih di laboratorium aja, seputar kontaminasi bakteri sama tingkat garam gitu"

"Lo sewa aja laboran buat ngerjain lih, udah opsi paling bagus tuh" Gabriel menjawab enteng.

Galih seketika menggerakkan kakinya ke arah Gabriel.
"aduh, jahat amat lu lih. Dikasih solusi malah ngasih air tuba ke gue" Gabriel mengelus betisnya sementara Galih memasang wajah bersungut-sungut, ia tak menganggap wajah kesakitan pura-pura Gabriel, justru ia masih ingin menendang betis Gabriel lagi dan lagi.

"Kalo gue minta bantuan kayak gitu ke laboran, yang ada skripsi gue dibakar di depan mata gue. Pokoknya nanti kalian berdua juga harus ikutan bantuin gue di laboratorium. " Guin dan Gabriel memasang wajah melas. Mereka khawatir, kalau-kalau Galih meminta mereka untuk menghitung bakteri. Sebab terakhir kali, Galih meminta bantuan mereka untuk menghitung jumlah sisik ikan. Kalo ikannya besar itu pasti bukan masalah, tetapi ini cenderung ikan kecil. Hal itu membuat mereka mengalami migrain keesokan harinya.

"S.. Sss.. Siiap" Ucap mereka pada akhirnya. Pasrah akan takdir.

Setengah jam kemudian mereka tiba di sebuah rumah makan. Suasananya mirip restoran jepang namun dengan sentuhan menu lokal.

"Kalian berdua bebas mau milih apa, dengan syarat harus habis disini. "

Galih bersorak riang namun wajahnya lesu ketika matanya menatap buku menu.

"Emang boleh se ayam ini? Jauh-jauh kesini ujung-ujungnya pesen ayam geprek juga, nasib nasib" Galih menggerutu sambil menuliskan pesanannya sendiri.

"Gue ikut Gabriel aja" Guin menutup buku menu yang ia bolak-balik sedari tadi. Ia melihat sekeliling, mendapati beberapa gadis sesekali melirik ke arah Gabriel atau Galih.

"By the way, habis lulus kalian bakalan kemana? " Guin bergantian menatap kedua sahabatnya.

"Gue balik ke habitat alami sih, mau gemukin badan dulu sebelum terjun ke lapangan lagi" Gabriel menyahut.

"Lo asli mana el? " Selama ini Galih memang meragukan asal-usul Gabriel. Postur dan wajahnya tidak pribumi sama sekali.

"Pertanyaan lo sulit, tapi memang gue bukan asli sini. Gue sering pindah-pindah juga." Gabriel membuka air mineral dihadapannya lalu melanjutkan "lagian bapak gue udah mulai pulih, mama juga udah mau tinggal bersama lagi, maksud gue, yah, enggak ada salahnya gue gabung dan menghabiskan waktu dulu sama mereka berdua sebelum membangun hidup gue lagi"

Guin yang mendengarnya tersenyum paham. Syukurlah, rupanya Frederick dan Rose baik-baik saja.

"Kalo lo lih? "

"Gue mau lanjut S2 dulu sebelum balik ke rumah. Kali ini jurusannya harus sesuai keinginan bapak gue. Kalo enggak, gue bakal dicoret dari Kartu Keluarga"

"Ngeri banget bokap lo, emang jurusan apa yang mau lo ambil? "

"Yah, gitu deh. Gue disuruh ngambil jurusan hukum. Dan gue mikir aja, apa hubungannya laut, bakteri sama hukum? "
"Lo kayaknya disiapin buat jadi pengganti Aquaman, lumayan juga. Istrinya cantik banget" Galih menabok jemari Gabriel kencang.

"Aw, ash, sakit bege"

"Ngeri banget gue ganteng gini disamain Aquaman yang tinggi besar brewokan gitu"

"Berchandha.. Ber chandhaa, " Gabriel menirukan gaya bicara cewek yang lewat di berandanya.

"Gue rasa jurusan itu lebih cocok sih buat lo, dari awal juga lo udah menunjukkan karakter anak hukum alih-alih kelautan. Sering juga lo lebih jago ngomongin pasal-pasal daripada percobaan di laboratorium. Itu menurut gue sih lih. Lagian siapa yang bakal nerusin firma hukum bokap lo kalo bukan lo lih?"

"Kok lo tau Guin? "

"Bapak gue yang ngasih tahu" Seorang Pramusaji menghampiri, memberikan pesanan mereka dengan sopan.

"Bokap lo, yang kemarin ikut lo ke lahan praktikum? "

Uhuk.. Uhuk... Gabriel tersedak mendengar pernyataan Galih. Ia memandang ke arah Guin, mencari jawaban.

"Iya, itu bokap gue, yang ibu-ibu itu nyokap gue lih"

"Wahh, wahhh, wahhhhhhwwhhh, serius Guin pak Alexander ke lahan? Hahahaha, gue yakin banget kalo pak Airlangga pasti kerja keras banget buat take down video sama beritanya. Asli, gue pengen ketawa, hahahaha"

Ya memang benar. Begitu Guin mengabari Airlangga, suaminya itu langsung menelpon Abimana serta beberapa orang yang tidak Guin kenal. 

"Sebegitu anehnya bokap lo ke lahan Guin? " Galih mengernyitkan keningnya " Emang bokap lo kerja apa? "

"Bokap gue kerja di luar negeri lih, jadi gue jarang banget bisa ketemu beliau. Yang kemarin itu pas banget daddy balik. "

"Artist? Influencer? " Galih bertanya. Ia ingat, Gabriel pernah bilang kalau ayahnya Guin adalah orang yang punya kuasa, apakah beliau semacam Senat atau pemimpin militer di luar sana, mengingat menantunya adalah seorang Airlangga.

"Bukan, ya kali daddy gue bisa akting lih.  Mommy juga ga bakal setuju kalo daddy jadi artist. Tapi memang ya kayak artis juga. Kemana-mana di liput. Bahkan nih ya, kalau bokap gue kentut di depan umum, pasti beritanya langsung viral" Guin dan Gabriel ngakak sendiri. Pikiran mereka tengah melanglang buana membayangkan salah satu kameramen menutup hidungnya, menghindari bau kentut dan diikuti oleh seluruh reporter.

"Hahahahahahaa, asli, geger banget pastinya" Gabriel berhenti tertawa lalu memandang lurus ke arah Guin, lantas mereka berdua mengangguk.

"Bapak gue dulunya pemimpin partai lih, beberapa tahun lalu beliau terpilih jadi pemimpin negara. " Guin akhirnya buka suara.

"Hah? "

"Lo coba deh ngetik nama mommy gue di google, pasti nama daddy ikutan. Jennifer El Rhodes"

Galih segera mengetik nama itu di kolom pencarian. Tampak beberapa gambar wajah ibu Guin terpampang nyata beserta seorang pria yang Galih yakini adalah suaminya.

Alexander Rhodes menghadiri KTT G23

Galih membuka judul tersebut. Ia melanjutkan membaca isinya. Lalu mencari kembali berita-berita seputar Alexander Rhodes. Raut wajahnya berubah, 'bagaimana bisa pria ini sama persis dengan pria yang kemarin bermain lumpur di lahan percobaan?' Galih mengusap wajah ketika netranya membaca baris demi baris biografi singkat Alexander. Ia kemudian menatap Guin dan Gabriel bergantian.

"Iya itu beneran, yang mendonorkan darah ke gue dulu bokap gue yang itu. Alexander Rhodes"

"Wah, hahahahaha, lo, ck, lo parah Guin. Serius parah banget. Bisa-bisanya lo hidup kayak orang normal lainnya dan nggak terendus media sama sekali padahal bapak lo perdana menteri. Gimana bisa? "Galih memasang wajah terkejut" Suami lo juga menteri"

"Itu pengaruh bapak Alexander dan pak Airlangga lih, "Gabriel menambahi. " Politik itu keras, apalagi di posisi tertinggi. Jadi ya sebisa mungkin menekan informasi pribadi"

Galih tidak lagi bicara. Jujur saja ia merasa sangat kecil sekarang. Sangat kecil sekali. Pantas saja, Gabriel sang putra konglomerat korea generasi kedua sampai mau-maunya mengikuti Guin. Ternyata Guin tidak sesederhana itu.

Ketika tahu Guin menikah dengan Airlangga dia berpikir bahwa Guin sangat beruntung. Namun, sekarang dirinya menyadari bahwa ya memang hanya Airlangga yang pantas bersanding dengan Guin.

Melihat wajah tak berdaya Galih, Gabriel mengambil alih percakapan.
"Btw, habis lulus rencana lo apa Guin?"

____________

Vote dan komennya guys
Komen genap 100 auto update lagi

Continue Reading

You'll Also Like

51K 3.1K 19
Akankah lian kembali membuka hati untuk salma? ikuti cerita aku terus yaa
802K 7.3K 20
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
17.3M 825K 69
Bagaimana jika gadis bar-bar yang tak tau aturan dinikahkan diam-diam oleh keluarganya? ... Cerita ini berlatar belakang tentang persahabatan dan per...
1.6M 7.4K 11
Kocok terus sampe muncrat!!..