SISI LAIN YESSICA (END)

By renehyun29

111K 9.8K 348

Dibalik sikap dinginnya ternyata dia adalah sosok wanita terlembut. Dengan pesona pemilik gummy smile itu nya... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
part 36
Part 37
Part 38
😭😭😭
Part 39
Part 40
Part 41

Part 18

2.8K 276 16
By renehyun29

Rumah Sakit

"Gimana dok keadaan Zee?" Tanya Chika yang terlihat sangat khawatir dengan keadaan Zee sekarang.

"Mbak ini siapanya pasien ya?" Tanya sang dokter

"Pacarnya dok, dia pacarnya orang yang dokter periksa" Lubi langsung menjawab. Namun karena panik Chika seakan tak mendengar apa yang tadi Lubi ucapkan

"Oh, syukurlah tusukannya tidak terlalu dalam jadi tidak ada hal serius. Mungkin dalam beberapa hari pacar mbak bisa pulih" ucap dokter itu

"Terimakasih dokter" ucap mereka semua serentak, kecuali Chika ya dia kan cuek-cuek gimana gitu. Tapi dia tetap mengucapkan terimakasih sesuai versi dirinya.

Di dalam ruangan ternyata Zee sudah sadar,
"Woi bro, akhirnya bangun juga lo" Aldo yang akhirnya mereka bisa bernafas lega

"Gue dimana? Awwss" ringisnya karena ia berusaha untuk bangun

"Rumah sakit bro, lo kena tusuk sama salah satu gengnya Zarraz" jawab Oniel

"Oh iya Zarraz, dimana dia?" Tanya Zee yang kembali emosinya terpancing

"Ck! Tenang bro udah kita kita urus. Mending sekarang lo istirahat aja disini biar cepet pulih. Kasihan kak Chika sampe khawatir banget tadi" ungkap Lubi

"Kak Chika?" Tanya Zee heran

"Iya, dia disini kok tapi lagi diajak kak Ashel makan, soalnya kak Chika belum sarapan terus mukanya tadi kelihatan pucet gitu" jawab Aldo

"Ohh... Eh dia beneran khawatirin gue?" Zee yang kini telah melupakan rasa sakitnya. Sekarang dia sangat antusias mendengar jawaban dari para sahabatnya ini

"Ahelah, soal kak Chika aja lo selalu semangat 48. Nih" Lubi memberikan handphone miliknya

"Ngapain?"

"Astaga, ya lo buka aja galeri gue. Lihat bagian video disana ada video kak Chika cemasin lo tadi, mana gue zoom lagi Zee sampe ke pori-porinya...hahaha" Lubi kembali lalu dengan antusias yang tinggi Zee langsung mengambil Hp milik sahabatnya itu dan membukanya.

Tak hanya Zee, Gito,, Oniel dan Aldo pun ikut melihat video itu.

"Anjir Zee udah langsung tembak aja. Udah fix suka sih itu" Oniel

"Iya Zee tuh khawatir banget kak Chika sama lo" Aldo

"Butuh bantuan, kita siap Zee" Gito

"Udah, tapi masih di tolak" jawab Zee lalu ia mengembalikan Hp itu pada Lubi

Mereka semua saling menatap, bingung harus berbuat apa karena mendadak suasana menjadi galau.
"Zee, lo gak ada niatan buat nyerah aja?" Tanya Gito

"Woi Git, sembarangan kalo ngomong. Jangan Zee lo udah berjuang sangat jauh, lanjutin sih kalo kata gue" Oniel

"Iya bro, lihat noh Aldo , sampe sekarang di gantung kek jemuran aja dia masih berusaha" tambah Lubi

"Setan lo Lu, malah bawa-bawa gue" Aldo

"Yah gue kan cuma nanya" jawab Gito

"Yah, gimana ya, cinta gue udah mentok di kak Chika. Gue juga sadar kok sebenarnya kak Chika udah mulai membuka hatinya buat gue. Tapi karena traumanya itu jadi bikin jalannya gak semudah itu" jelas Zee

"Trauma? Emang kak Chika punya trauma apa?" Tanya Aldo penasaran

"Sialan pake acara keceplosan segala nih mulut" batin Zee

"Apa kak Chika beneran korban pemerkosaan Zee?" Tanya Gito

"Hah serius?" Kini mereka menatap Zee, menuntut sebuah jawaban dari Zee.

Cklek....

Pintu terbuka dan menampilkan dua gadis cantik yang salah satunya sedang menjadi topik pembicaraan mereka.

"Zee lo udah bangun?" Ashel

"Hehe iya kak"

Chika sendiri memilih untuk langsung duduk di sofa yang ada disana. Ia tak menanyakan keadaan Zee, gadis itu justru langsung menyibukkan diri dengan handphonenya. Kelima sahabat mereka yang paham pun langsung berpamitan dengan alasan ingin mencari udara luar dan beberapa dari mereka ingin makan. Sehingga tinggallah kini Zee dan Chika di dalam ruangan itu.

"Ekhemm....sedih banget deh gak di perduliin begini" sindir Zee untuk Chika. Namun gadis itu masih diam

"Awwss..." Ringis Zee yang kesakitan saat dirinya hendak mengambil minum yang berada di atas nakas.

"Lo gapapa? Perlu gue panggil dokter?" Tanya Chika yang kini sudah berada di samping Zee

Zee tersenyum,
"Enggak kok kak, aku cuma mau minum aja tadi eh malah sakit"

"Biar gue aja yang ambil, lagian tinggal ngomong aja sih. Nih" Chika menyerahkan gelas yang berisi air mineral itu untuk Zee.

"Kamunya yang gak peka" balas Zee

"Maaf"

"Eh,,, gak gitu maksud aku kak Chika. Duh...aku cuma bercandain kamu aja" panik Zee karena kini mata Chika sudah berkaca-kaca

"Zee, kenapa lo nekat banget sih jadi orang,. Kalau lo kenapa-napa gimana? Gue gak mau merasa bersalah lagi dalam hidup gue. Ngerti gak sih lo maksud gue selama ini hah" kesal Chika mengeluarkan segala unek-unek yang sejak tadi dia pendam

"Kak Chika" Zee memberanikan diri untuk menggenggam kedua tangan Chika

"Dengerin aku ya kak, aku udah bilang mungkin bukan cuma aku yang udah ngomong ini berkali-kali. Kak, semua yang terjadi sama kakaknya kak Chika, itu adalah takdir yang maha kuasa kak. Kita sebagai manusia tidak bisa mencegah atau menghalangi takdir yang udah digariskan untuk kita. Memang terkadang perantaranya menyakitkan, namun itu juga menjadi ujian kita. Seberapa ikhlas kita nerima itu semua kak. Ku mohon, kak Chika boleh menyimpan rasa sesal itu dalam diri kakak, tapi kakak juga gak bisa menganggap semua orang itu akan sama seperti orang yang membuat kakak sakit. Coba buka lembaran baru kak, jalani kehidupan kakak sendiri tanpa harus melihat lagi kebelakang, karena hidup itu maju kak gak bisa skak ditempat atau mundur ke belakang. Hidup itu Seperti kemasan, ada masanya kak. Jangan sia-siain hidup kakak, bahagia lah kak" lanjut Zee dengan nada sangat lembut membuat Chika merasa nyaman mendengarnya

Ucapan pria yang berbeda satu tahun di bawah nya itu membuat Chika malah menangis, dia langsung memeluk Zee cukup erat.

Zee mengelus Chika, berusaha memberikan ketenangan untuk gadis itu.
"Hiks....maaf Zee, karena gue lo jadi seperti ini. Zee kenapa bertindak bodoh begitu sih" gumamnya di sela tangisannya.

"Karena aku cinta kamu kak Chika, aku gak mau orang yang aku cintai sedih, aku gak akan maafin orang yang udah bikin kesayangan aku meneteskan air matanya" jawaban Zee itu langsung membuat Chika menatapnya

Beberapa detik mereka beradu tatap, tiba-tiba

Cup....

Chika mencium bibir Zee, awalnya hanya menempel namun di detik berikutnya Chika melumatnya. Di saat Zee ingin membalas,

"Zzzz....zee.." ternyata kelima sahabat mereka itu telah kembali, kelimanya nampak menegang di depan pintu. Sedangkan Zeechik, jangan tanyakan keadaan mereka. Mereka pun sama terkejutnya, seperti maling yang sedang tertangkap warga keduanya nampak kikuk.

"Ekhem...khem... Ngapain di sana terus, masuklah" ujar Chika, dia tetap bersikap datar berusaha seakan tidak terjadi apa-apa disana.

"Eh...i...iya kak Chika" gugup mereka.

Sudah 30 menit mereka semua terdiam disana, entahlah apa yang sedang ketujuh orang itu fikirkan di kepalanya masing-masing. ZeeChik sama canggungnya saat ini. Sampai pada akhirnya suara dering handphone Chika berbunyi.

"Emm, sorry kayaknya gue harus pulang dulu" ucap chika setelah panggilan teleponnya berakhir

"Oh ya udah kalau gitu gue juga balik deh" Ashel ikut berdiri bersama Chika

"Emm, kak Ashel tadi naik apa?" Tanya Aldo

"Bareng mobil Chika sih, tapi nanti gue naik taxi online aja soalnya mau ke sesuatu tempat dulu" jawabnya

"Boleh aku anterin aja ga kak?" Tawar Aldo

"Udah sama dia aja" sahut Chika

"Emm...boleh deh do, tapi emang gapapa? Soalnya gur mau mampir dulu juga"

"Gapapa dong kak, kan aku juga yang nawarin tadi"

Akhirnya mereka bertiga pun meninggalkan ruangan Zee.

"Kalian kalau mau istirahat gapapa pulang aja, gue gapapa kok" ujar Zee pada Oniel, Gito dan Lubi

"Gapapa Zee selow, gue lagi gak sibuk kok, gue disini sampe orang tua lo datang aja" ucap Oniel

"Gue juga santai sih" Gito

"Apalagi gue yekan, super santai" sahut Lubi lantas ucapan Lubi itu membuat mereka menggelengkan kepalanya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, kini Aldo pun sudah kembali kerumah sakit seraya membawakan sahabat-sahabatnya itu makanan.

"Orang tua lo beneran udah lo kabarin kan Zee?" Tanya Gito

"Iya Git udah, gue jadi gak enak sama orang tua gue, mereka baru aja flight ke Jogja buat urus kerjaan eh malah harus balik lagi gara-gara gue" Zee sendu

"Yah mau gimana lagi Zee, namanya juga musibah" sahut Aldo

"Betul tuh, mereka sesibuk itu ya emangnya?" Tanya Lubu

"Ya mayan lah" jawab Zee

"Lo masih mending Zee noh Aldo bapaknya pengusaha sukses gak pernah ada dirumah juga gue lihat-lihat" ceplos Lubi

"Setidaknya nyokap gue stay dirumah ya" balas Aldo

"Iya sih, nyokap lo juga dirumah Zee?" Zee hanya menjawabnya dengan tersenyum

"Tapi gue lebih kasihan sama anaknya pak Gracio tau" celetuk Oniel

Zee yang mendengar nama papanya di sebut itu pun sontak mengernyit keheranan.
"Kenapa?" Tanya Zee penasaran

"Iya dia kan pengusaha tersukses se asia, pasti sibuknya super duper gue rasa gak ada waktu lagi buat pulang kerumahnya. Di tambah lagi bininya kan desainer terkenal Shani Indira Natio, sama-sama suka keliling kota dan asia. Mikir gak anaknya pasti luntang lantung sendirian. Kasihan kan?" Jawab Oniel

"Tapi gue penasaran sama anaknya, kenapa gak pernah di publish ya" Lubi ikut berkomentar

"Jelek mungkin makanya gak usah di publish deh....hahaha" Aldo bercanda

"Sialan, malah ngatain gue nih mereka. Belum tau lo pada gue anaknya siapa? Jadi gak sabar buat mama dan papa kesini pengen lihat ekspresi cengo mereka nanti hahaha" suara hati Zee

"Mungkin dia cuma ingin hidup damai tanpa embel-embel nama besar kedua orang tuanya" balas Zee sambil memainkan Hp-nya

"Nah gue setujuh sama Zee" sahut Gito

"Ah kalau gue jadi anak pak Gracio dan bu Shani sih gue bakal pamer keseluruh dunia bila perlu" Lubi

"Lo mau gak bebas? Emangnya lo fikir orang seperti pak Gracio itu gak punya musuh? Yah menurut gue sih anak pak Gracio udah tepat ya menyembunyikan identitasnya, karena bisa hidup damai kayak kita sekarang sama yang penting aman dari musuh bisnis orang tuanya" ujar Zee

"Yaudahlah bro, kenapa jadi bahas pak Gracio dan keluarganya sih, main aja yuk kita, nih gue beli kartu tadi di Alfamei" Aldo mengeluarkan sebuah kartu remi dari saku jaketnya.

"Anjir kalah mulu gue cok" kesal Lubi karena selalu mendapat hukuman dari teman-temannya

Waktu sudah munjukkan pukul 7 malam, mereka masih saja asik bermain kartu sampai tidak menyadari akan kehadiran seseorang.

"Zee...." Suara wanita yang tiba-tiba langsung menubruk tubuh Zee.

"Astagaa Zee kok bisa begini sih sayang" tanya wanita itu yang tak lain adalah Shani, mama-nya

"Boy are you okay. Hm?" Gracio ikut menanyakan keadaan anak kesayangannya itu

"Aku gapapa kok pah, mah, tenang aja ya. Maaf Zee jadi bikin kalian khawatir kayak gini"

"Hei, ngomong apa sih kamu Zee. Jangan ngomong aneh-aneh deh. Kami sayang banget sama kamu ya mana mungkin kami gak khawatirin kamu sayang" ucap Shani dengan penuh kelembutan.

Kalian pasti penasaran dengan para sahabatnya bukan?

Yah mereka semua terlihat cengo di sana, bahkan mereka tak mampu lagi untuk sekedar berkedip.
Zee yang menyadarinya itu pun lantas menegur mereka semua.

"Woi, malah bengong....hahaha"

Kedua orang tua Zee itu pun ikut menoleh ke arah pria-pria muda itu.
"Kamu tuh Zee jahil banget sih" tegur Shani

"Mah, pah, mereka itu teman-teman Zee di sekolah. Yang sering Zee ceritain ke mama dan papa" ucap Zee

"Ohh, halo semuanya" sapa Shani dengan ramah.

"Ck! Jangan senyum gitu sayang nanti aku cemburu" bisik Gracio di telinga istrinya

"Ha...haalio...eh halo tante" sapa mereka yang masih berusaha menetralkan rasa gugup mereka

"Hahaha lucu banget sih"

"Kenalin saya Gracio, dan ini istri saya Shani kami orang tuanya Zee" Gracio dengan wajah yang nampaknya kurang bersahabat

"Eh iya om, kenalin saya Aldo teman sekelas Zee" ujar Aldo memulai mengenalkan dirinya

"Saya Gito om, tante"

"Saya Oniel om, tante"

"Saya Lubi, kami semua teman sekelasnya Zee om, tante"

Usai mengenalkan diri mereka, mereka semua kembali duduk disofa yang ada di ruangan tersebut.

"Anjirr sih Zee, demi apapun gue gak expect kalo dia anaknya pak Gracio sama bu Shani. Mana tadi ngegosipin dia lagi" batin Aldo

"Alamak, punya temen anak konglomerat semua begini. Dewi Fortuna terimakasih yak" batin Lubi

"Sialan sialan, bisa-bisanya gue tadi gosipin keluarga Zee. Apa mungkin setelah ini gue bakal di depak dari geng sultan ini?" Batin Oniel

"Demi apa? Demi kian" batin Gito

"Aldo, Oniel, Gito, Lubi. Makasih ya udah membantu dan menemani Zee disini. Tante sangat senang karena Zee mempunyai teman sebaik kalian, tante dan om titip Zee kalau disekolah" ujar Shani

"Kalo ada yang macem-macem nih, hubungi saya aja" Gracio memberikan kartu namanya.

"Berlaku juga untuk kalian, kalo perlu bantuan saya jangan sungkan untuk menghubungi saya" tambahnya

"Ba..baik om, tante, makasih ya" jawab Aldo

"Kalian udah makan belum? Mau tante pesenin sekalian?"

"Eh udah tante kita tadi udah makan, Aldo yang beli sebelum kesini" jawab Oniel

"Oh gitu, yaudah"

"Emm tante, om maaf sebelumnya, karena om dan tante udah disini, kami mau izin pamit om tante. Hari juga udah semakin larut takut dicariin orang rumah" kata Gito

"Oh gitu, yaudah gapapa. Sekali lagi terimakasih ya udah jagain Zee"

"Sama-sama tante, kalau begitu kami semua pamit ya om, tante. Zee cepet sembuh lo biar kita bisa main basket lagi" ujar Aldo

"Siap, thank you bro" balas Zee

Kini sisalah mereka bertiga.

"Jelasin" Shani yang sudah berada di mode introgasi

"Pah" lirih Zee berusaha meminta pertolongan Gracio

"Zcyuu...zcyuuu...." Gracio malah bersiul Siul seraya menatap jendela, ia tak ingin diamuk istrinya itu jika nekat ikut campur.

"Dih dasar suami takut istri" kesal Zee dalam hati

"Huft..." Mau tak mau Zee pun jujur dan menceritakan semuanya pada Shani dan Gracio

"Pantesan kamu tergila-gila sama cewek itu Zee, ternyata hatinya cantik juga" puji Gracia

"Walaupun begitu kamu jangan main hakim sendiri gitu dong sayang. Kan bisa kasih tau papa biar di bantuin, kalau udah begini bagaimana? Kan mama cemas sayang kamu beruntung pisaunya gak mengenai bagian berbahaya. Pokoknya mama gak mau lagi kamu kayak gitu, kalau ada apa-apa minta tolong papa atau mama, sesibuk-sibuknya kami Zee kami tidak akan mungkin membiarkan anaknya dalam kesulitan. Paham"

"Hehe iya mama, maaf ya sekali lagi. Lain kali Zee janji gak akan begini lagi" balasnya lalu ia memeluk Shani.

"Papa ikut dong, pelukannya" lantas mereka pun berpelukan bertiga.

Continue Reading

You'll Also Like

323K 35.1K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...
188K 1.4K 26
kalau gak BP yaaa gs minor dni udah pasti jorok jadi mending kalau gak sesuai jauh2 reupload karena di ban wp 😌☝️
712K 57.4K 61
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...
82.3K 8.7K 26
"Tunggu perang selesai, maka semuanya akan kembali ketempat semula". . "Tak akan kubiarkan kalian terluka sekalipun aku harus bermandikan darah, kali...