𝑌𝑜𝑢𝑛𝑔 𝐺𝑜𝑑𝑑𝑒𝑠𝑠

بواسطة Helia_peachberry

4K 811 37

Permainan musiknya dikenal baik di alam manapun. Setiap petikkan dari alat musik yang ia mainkan pasti mengel... المزيد

Prolog : The Loyal One
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (1)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (2)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (3)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (4)
Kembalinya ia menapak tanah fana (1)
Kembalinya ia menapak tanah fana (2)
Kembalinya ia menapak tanah fana (3)
Kembalinya ia menapak tanah Fana (4)
Kuil merah pada malam gaduh (1)
Kuil merah pada malam gaduh (2)
Kuil merah pada malam gaduh (3)
Kuil merah pada malam gaduh (5)
Gerhana malam mengguncang surga (1)
Gerhana malam mengguncang surga (2)

Kuil merah pada malam gaduh (4)

130 36 4
بواسطة Helia_peachberry

Kepalanya pusing, Lin (Y/n) membenci ini. Bagaimana dirinya secara responsif akan berusaha mengingat masalalu. Menarik nafas dalam, gadis itu menghembuskannya dengan berat. Niat hati hanya membantu Xie Lian, maka Lin (Y/n) memutuskan untuk tidak mengambil pusing setiap tindakannya.

Lagipula dengan dia yang memutuskan komunikasi dari langit membuattanda bahwa dia sudah tidak peduli. Memundurkan diri beberapa langkah, jemari lentik bagai bambu itu menijat pelepisnya dengan pelan. "Lian, aku akan berpatroli."

Putri Mahkota hanya memangil Xie Lian dengan nama pemberiannya setiap dia meminta izin. Pada masa dimana mereka hidup, seorang gadis yang ingin melakukan sesuatu harus selalu menerima izin dari suaminya. Sekarang meski jaman sedikit berbeda, tapi kebiasaan lama susah menghilang.

Tanpa mendengar jawaban dari Xie Lian, gadis itu berjalan menjauh. Sebenarnya dia hanya butuh ketenangan saja.

Berdiri pada punak atap kuil Ming Guang, Lin (Y/n) menatapi bulan. Gadis itu membiarkan cahaya sang purnama menyinari kulitnya dengan lembut. Langit berbohong, meski ada yang namanya dewa, manusia, dan hantu, tetapi apa arti semua itu dibawah kekuasaan tertinggi? Jika langit mengetahui segalanya, Lin (Y/n) pasti sudah binasa.

Pikiran gadis itu nyaris kosong membiarkan dirinya tenggelam dibawah agungnya purnama.

Kasus yang mereka hadapi sekarang membuatnya pusing. Pusing karena sebenarnya Lin (Y/n) sedang tidak mau berfikir. Dia mengutuk kaisar langit yang membuat Xie Lian mengambil tugas seperti ini. Jangan salah, gadis itu bisa saja memberikan suaminya tugas lalu memberikan bayaran yang lebih.

Tapi apa? Dia malah menolak. Ini sejujurnya sering membuat (Y/n) mengingat masalalu mereka. Sebagai Putra Mahkota kesayangan, apa sih permintaan Xie Lian yang tidak dikabulkan? Ah, perasaan Lin (Y/n).

Sedari dulu gadis itu menganggap dirinya adalah sebagai boneka pribadi Putra Mahkota. Untuk dihiasi serta dibuang ketika waktunya tiba. Mengingat bagaimana masalalu (Y/n), jujur saja dia sudah siap, tapi Xie Lian tidak melakukan itu. Selama dia tidak dibuang, (Y/n) akan berada disisi Xie Lian.

"A-(Y/n)! A-(Y/n)! Tolong selamatkan mereka!" 

Suara teriakan Xie Lian jelas dia dengar dari kejauhan. Tak lama kemudian, suara teriakan terdengar dari lapangan kuil. Ini buruk.

Dewi itu mengeluarkan ruannya, jemarinya memetik alat musik itu membuat gelombang yang mendorong siapapun. Lin (Y/n) tidak mengetahui apa yang terjadi, karena itu dia memainkan nada yang sedikit berbahaya. 

Gadis itu melompat turun kehalaman kuil Ming Guang. Manik (E/c) bagai giok itu membola ketika mendapati lusinan wanita dengan pakaian merah telah perlahan mendekati kelompok penduduk desa. Gadis itu dengan cepat kembali memetik ruannya membuat lusinan pengantin itu terpukul mundur.

Masing-masing wanita ini memiliki wajah pucat dan kehijauan, senyuman masih setia menghiasi wajah kaku mereka. lengan mereka juga terangkat setinggi dada. Mereka jelas adalah mayat pengantin wanita. Melihat itu tidak ada yang bisa tenang menonton ketika wanita-wanita itu kembali mendekat.

Orang-orang ini bodoh jika begini Lin (Y/n) yang akan kesusahan dalam menggunakan musiknya. Kerumunan tidak peduli lagi dengan bocah berperban itu. Xiao Ying sendiri mendukung anak itu.

"Jangan lari!"

"Tenangkan diri kalian!"

Sepasang suami istri berseru berusaha membuat orang-orang yang panik itu membuka telinga untuk mendengar ucapan mereka. Menarik keluar Yijing Caihua, Putri Mahkota mengembalikan ruan-nya pada bentuk gelang. Tidak ingin mengambil resiko melukai manusia.

Gadis pendek itu memerangi hantu wanita yang berusaha menyerang warga. Gerakannya sedikit lambat namun tubuhnya lentur. Apa yang kamu harapkan? Dia bukanlah seorang Dewi perang. Dia juga tidak bisa menggunakan kekuatan spiritualnya yang super kuat karena resiko menyakiti manusia.

"Menunduk!" Serunya memaksa salah satu pria disana menundukan tubuh, (Y/n) menghalangi serangan mayat wanita dengan pedangnya lalu menendang tubuh hantu wanita itu. Wanita itu memegang gagang pedangnya dengan erat. Cahaya menyelimuti Yijing Caihua saat akhirnya kloningan pedang itu melayang disekitar (Y/n).

Sang Putri Mahkota menggunakan kekuatan spiritualnya untuk memencarkan empat kloningan dari pedangnya. Pedang-pedang bayangan melayang menghalangi serangan para hantu wanita dengan mudah. Tapi tentu dia cukup kewalahan, sungguh melindungi satu orang lebih mudah daripada banyak orang.

Xie Lian tau posisi (Y/n) saat ini. Bukan karena wanita itu lemah, justru karena dia terlalu kuat dia tidak memiliki hati menyakiti manusia disana.

Pria itu melampaikan tangannya, Ruoye terbang ke langit lalu mulai berputar-putar di udara dengan sendirinya, membuat benda itu menarik perhatian. Untuk seaat (Y/n) menghentikan pedangnya ketika para hantu wanita terpikat para Ruoye. Mengambil ini sebagai kesempatan, Lin (Y/n) berlari lalu merendahkan tubuhnya melukai kaki para hantu wanita.

Dari atas Ruoye mencambuk-cambuk hantu itu tanpa ampun. Sang gadis melirik sekitar, bisa dilihat hanya tujuh hantu wanita saja yang tertarik pada Ruoye. Gadis itu bergegas menggerakan bayangan pedangnya kearah tujuh hantu lainnya, menghalau serangan mereka. Dia sendiri ikut berlari, pedang bayangannya hanya empat, sementara hantu itu ada tujuh.

Bisa dibilang kini dang dewi menahan tiga hantu wanita yang menyerangnya. Suara aduan pedang dan kuku hantu terdengar jelas. Untung saja pakaian yang ia kenakan hanya memiliki tiga lapisan, membuat gerakan sang gadis tidak terhambat. (Y/n) memutar tubuhnya menangkis serangan satu dan serangan lain, gadis itu juga menggunakan kakinya untuk membuat jarak diantara mereka.

Putri Mahkota juga mengfokuskan diri pada semua bayangan pedangnya yang melayang menghalau semua serangan hantu wanita.

Dahulu, pertama kali dia memegang yang namanya pedang adalah saat Lin (Y/n) turun dengan bentuk manusia buatannya. Dia terpaksa memegang pedang untuk membantu Xie Lian, saat itu dia masih amatir tanpa ada yang mengajari. Turun kemedan perang dengan skill apa adanya, bahkan berkali-kali terluka dan kehilangan nyawa.

Tapi semua itu sudah berubah, memang tubuhnya tidak secocok itu untuk bertarung. Tapi tidak ada yang dapat menandingi kekuatan spiritualnya. "Hup!" Suara itu keluar dari bibir sang gadis ketika dia melompat sembari memutar tubuh dengan pedangnya menyayat tipis-tipis tubuh para hantu wanita.

Percuma saja, bahkan jika mereka kehilangan kepala, Lin (Y/n) tau kalau tubuh mereka tetap akan bergerak. Saat ketiga hantu itu mengepungnya dengan kuku tajam mereka, Putri Mahkota merendahkan tubuh dan menghalau serangan tersebut dengan pedangnya. Nafasnya memburu, mentalnya fokus mengendalikan empat pedang spiritual lainnya.

Sial, apa dia selemah ini? Tidak heran Junwu memberikan misi seperti ini pada Xie Lian. Toh pemuda itu adalah Putra Mahkota yang dimenyenangkan Dewa. Sementara dia... Hanya anak yang kebetulan dinikahkan saja. Saat mentalnya melemah pedang-pedang spiritual yang tadinya bercahaya kini mulai padam.

"A-(Y/n)!" Manik sang gadis membola. Benar juga, dia harus melindungi Xie Lian.

Kembali mengfokuskan diri sang gadis menggunakan kakinya untuk membuat para hantu wanita kehilangan keseimbangan mereka. Tubuh mereka terjatuh membuat (Y/n) memiliki waktu untuk menjauh. Gadis itu membenarkan postur tubuhnya. Tangan yang semula goyah kini menggenggam erat Yijing Caihua, dengan pandangan mata yang fokus.

Benar, mau bagaimanapun masalalunya. Semua itu sudah berlalu, dan jabatan sebagai Putri Mahkota itu adalah miliknya. Lega melihat kondisi istrinya yang sudah membaik, Xie Lian melirik kearah lain. "Ikuti mereka, Nan Feng! Jangan biarkan mereka turun gunung!" Nan Feng dengan cepat mengikuti perintah Xie Lian.

Xie Lian tau seberapa batas istrinya dapat bertarung. Malah menurut sang Putra Mahkota Lin (Y/n) tidak seharusnya memegang pedang, Xie Lian menyalahkan dirinya yang membuat sang istri harus bertarung.

"Lian!" 

Klang!

Yijing Caihua dilempar oleh (Y/n) dengan cepat membuat dua pengantin wanita yang hendak menyerang Xie Lian meleset. Pria itu mengeluarkan kerudung merah yang tadi ia kumpulkan sebelum mebuangnya dengan kedua tangan. Dua dari kerudung itu berputar saat mereka melesat keluar, menutupi tepat di atas kepala kedua mempelai wanita.

Seketika, gerakan mereka terhenti. 

Cukup terkejut melihat kejadian itu, Lin (Y/n) sontak menghindari serangan pengantin wanita yang mengarah padanya. Tangan kanannya menjulur untuk kembali mengambil Yijing Caihua yang melayang di udara. Namun karena gerakan tersebut, sang Putri Mahkota menurunkan kewaspadaannya.

Sepersekian detik kuku panjang hantu wanita hampir menyentuh kulit mulusnya, sebuah cahaya terlihat menangkis kuku itu. Gelang pemberian Hua Cheng mengeluarkan tiga ekor kupu-kupu perak, melindungi sang gadis dari serangan hantu wanita. Untuk sesaat gadis itu terpanah akan hal tersebut.

Untungnya, kejadian itu hanya terjadi sekilas, sebelum tiga kupu-kupu itu kembali ternang masuk kegelang Putri Mahkota.

Tidak membuang waktu, dia melompat mundur. Sebuah Kain merah terbang menutupi hantu yang mencoba menyerang sang gadis, dari jauh tampak Xie Lian dengan alis berkerut menatap kejadian itu. Xie Lian berlari cepat melambaikan tangannya. Ruoye mengikuti sang pria seperti garis pelangi, sebelum mendarat di tanah membentuk lingkaran putih besar.

"Semuanya! Masuk kedalam lingkaran!" Seru Xie Lian.

Lin (Y/n) mendengar ucapan Xie Lian mulai kembali bergerak. Dia menghalau serangan para hantu wanita yang menyerang manusia disana. Suara pedang dan kuku yang beradu dapat didengar berdecit keras. "Cepat masuk!" Seru sang agdis tanpa melihat kebelakang.

Mereka yang awalnya ragu-ragu langsung masuk setelah mendengar raungan (Y/n). Xiao Ying segera membantu bocah dengan perban itu untuk berdiri didalam lingkaran. Setelah berpikir beberapa dekit, gadis itu juga menyeret bis mafia kecil yang pungsan ditanah. Saat itu ada salah satu hantu wanita melompat untuk menyerang, namun seolah-olah ada dinding transparan yang secara paksa membagi ruang.

Melihat itu Xiao Ying mengerti bahwa tidak ada hantu yang dapat menyerang mereka di dalam lingkaran. "Semuanya cepat! Cepat! Mereka tidak bisa datang kelingkaran ini!" Seru gadis itu mencoba menarik perhatian semua orang. Untungnya kain Ruoye cukup besar untuk menampung mereka.

Melihat itu, akhirnya (Y/n) dapat mengeluarkan Ruannya. Gadis itu membuat jarak antara dirinya dan hantu wanita, Yijing Caihua dibiarkan melayang untuk menangkis serangan hantu yang mendepat. Sang putri mahkota, memetik alat musiknya dengan lihai. Seketika, tanaman merambat langsung menyambar keluar dari tanah mengikat kaki para hantu wanita.

Ini merupakan sebuah kesempatan yang bagus, Xie Lian mengeluarkan kerudung-kerudung dari lengan bajunya. Kain merah itu berputar kesana-kemari tanpa henti menutupi kepala pengantin wanita yang terjerat pada tumbuhan menjalar milik (Y/n). Sorak sorai bahagia dapat mereka dengar dari dalam lingkaran.

"Bagus!"

"Luar biasa, sangat menakjubkan."

"Kalian terlatih untuk ini, kan!?"

Menghembuskan nafas singkat, Lin (Y/n) memutar mata membiarkan suaminya berurusan dengan pujian-pujian itu. Alis (Y/n) berkerut ketika melihat  pengantin hantu melompat secara tidak normal, lompatan itu tingginya lebih dari tujuh meter dengan jarak tiga meter, dan dalam sekejap bau busuk dapat mereka cium.

Jemari sang Putri Mahkota bergerak lalu melepaskan beberapa nada, sukses membuat para hantu wanita terpental. Gadis itu membalikan tubuh, dia dengan segera melingkarkan tangan pada pinggang kecil suaminya. Putri Mahkota melompat membawa Xie Lian menjauh dari sana. "Ada yang salah, gunakan ini dan hubungi Ling Wen," ujar (Y/n) memberikan (Baca: meminjamkan) kekuatan spiritualnya apda Xie Lian.

Selama sang suami tengah bertukar pikiran dengan Ling Wen, gadis itu memainkan lagu menghalau serangan hantu wanita sembari menggendalikan Yijing Caihua untuk berputar diekitarnya. Karena keadaan lebih kondusif, bayangan pedang itu sudah (Y/n) hilangkan sedari tadi. 

Gadis itu sesekali memeluk pinggang suaminya untuk berpindah tempat sari satu ke yang lain. Putri Mahkota tidak berbicara, dia hanya mendenagrkan apa yang Xie Lian ucapkan dari bibirnya. Air muka (Y/n) berubah ketika dua mendengar nama 'Pei Ming'. Tapi gadis itu memilih untuk tidak mengatakan apapun.

Pei Ming atau yang disebut sebagai Jeneral Pei adalah pemilik kuil Ming Guang. Bahkan mengetahui arti lain dari Kuil itu membuat (Y/n) sedikit jijik, entah ingin tertawa atau meledek. Jujur saja dia memiliki kesan yang kurang bagus pada dewa satu ini, mengingat bagaimana dia bersikap seperti playboy kelas kakap diantara Dewa lainnya. 

Bahkan (Y/n) pernah menjadi sasarannya. Untungnya Putri Mahkota memilih untuk tidak menggubris Dewa itu.

Jujur, memang penampilannya tampan. Lin (Y/n) tidak akan mengejek penampilannya, tapi kepribadiannya cukup merasa 'tinggi'... Tidak, malah sebenarnya hampir semua penghuli langit merasa demikian. Mungkin karena alasan itu juga (Y/n) jadi tidak begitu akrab dengan para Dewa maupun Dewi.

Tiba-tiba lamunan sang gadis terpecah saat dia merasa lengannya digenggam oleh Xie Lian. Mata mereka bertemu, dengan tenang sang gadis bertanya pada suaminya, "Ada apa?" Ekspreksi Xie Lian jelas menunjukan bahwa dia memiliki jawaban dari kejadian ini. "A-(Y/n), pengantin pria hantu, bukanlah pria."

Cukup dengan kata itu, Lin (Y/n) mengerti semuanya. Jika pengantin hantu itu adalah wanita dan nama 'Jeneral Pei' sudah dibawa-bawa, maka semua jelas adanya.

Beberapa pengantin Wanita pergi ke Hutan di kejar oleh Nan Feng. Kini semua hantu pengantin yang mengejar mereka telah bertudung merah. Saat itu pula suara dentam-an terdengar. Melirik keasal suara, kedua orang itu seketika terdiam. Tapi mereka tau kalau mereka memiliki pemikiran yang sama.

Seorang wanita pendek dan kecil tampak di depan mata mereka, dia menggunakan jubah pengantin merah. Tapi tidak ada kegembiraan disana, hanya kesedihan. Alasan dia pendek bukan kerena tubuhnya memang pendek, tetapi karena dia berlutut di tanah. Tulang kedua kakinya sudah patah, tapi kakinya tetap ada, dan dia berjalan menggunakan lututnya.

Bunyi dentam-an aneh yang mereka dengan adalah suaranya yang menyeret kedua kaki patahnya untuk melompat ke tanah. Ini pastilah 'pengantin hantu pria' itu.

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

56.4K 8.7K 55
Rahasia dibalik semuanya
338K 28.1K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
250K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
510K 5.5K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...