The Forever Ties -yeonbin✔

By yeonbadbin

93.8K 16.9K 4.2K

Hanya ada aku, kamu, dan kebahagiaan kita. Mungkin Soobin akan rela jika harus berkhianat kepada keluarganya... More

Prologue.
1. Competition.
2. Match.
3. Information.
4. Reason.
5. Medical.
6. Rival.
7. Group.
8. Prince.
9. Poison.
10. Secret.
11. Focus.
12. Letter.
13. Revealed.
14. Story.
15. Enemy.
16. Wound.
18. Life.
19. Beautiful Night.
20. Awkward.
21. Plan.
22. Go Home.
23. Surprise.
24. Queen.
25. Revenge.
26. Night Talk.
27. Parents.
28. Threat.
29. Dormitory.
30. Ring.
31. Midnight.
32. Feeling.
33. Academy.
34. Wish.
35. Relation.
36. Market.
37. Dinner.
38. Confession.
39. Couple.
40. King.
41. Fight.
42. Unexpected.
43. Fact.
44. Pride.
45. Exercise.
46. Hide.
47. Explain.
48. Confident.
49. Ability.
50. Power.
51. Understanding.
52. Archery.
53. Strategy.
54. Recognize.
55. Alliance.
56. Ties.
57. Punishment.
58. Name.
59. Destiny.
60. Painting.
61. Idea.
62. Forest.
63. Shadow.
64. Killed.
65. Dominion.
66. Destination.
67. Action.
68. Line.
69. Palace.
70. Meet.
71. Child.
72. Cousin.
73. Privileged.
74. Fate.
75. Invitation.
76. Rush.
77. Prince Soobin.
78. Coronation Day -END.

17. Conversation.

1.4K 256 149
By yeonbadbin

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen woi, yaelah komen sepi amat astaga, sad.

Now Playing : Some Type of Love - Charlie Puth, part ini cocok dengan lagu itu:)

***
Soobin tau jika mengobati luka Arabella tidak semudah itu, buktinya dia masih fokus menyembuhkan wanita itu, dia masih pingsan saat ini, lebih baik seperti itu dibandingkan kalau dia sadar akan merasakan sakit yang benar-benar parah.

Begitu juga dengan Marvin dan Jade, mereka berdua juga sangat terluka, namun masih bisa diatasi setelah ini, makanya Soobin akan menunda waktu untuk menyembuhkan mereka.

Dan ya, mereka juga masih pingsan juga, sekarang hanya ada Soobin dan Yeonjun yang memperhatikan luka di perut Arabella yang tadinya cukup parah sekarang sudah mulai menutup.

Tadi lukanya benar-benar membuat Soobin tidak tega sendiri, wanita itu terlalu anggun untuk mendapatkan luka sekejam itu.

Perutnya benar-benar robek, Soobin bahkan tidak mau melihat luka itu tadi, tapi dia harus melihatnya juga, tidak mungkin dia menyembuhkan orang tanpa melihat luka yang mau dia sembuhkan.

"Berapa kali dia kena tusuk dengan pedang tadi?" tanya Yeonjun yang duduk di sebelah Soobin.

Laki-laki itu sudah menyiapkan semuanya mulai dari mendirikan tenda sendiri, kemudian membuat api unggun, lalu akhirnya bergabung dengan Soobin yang sedang menyembuhkan Arabella.

"Satu kali, tapi laki-laki bajingan itu tampak sekali sengaja mempermainkan pedangnya agar perut Arabella terluka lebih lebar tadi," balas Soobin dengan sangat kesal yang membuat Yeonjun cuma diam.

Dia tentu saja tidak mungkin tertawa ketika mendengar penjelasan dari Soobin barusan, itu tidak lucu sama sekali.

"Maaf, aku tidak bisa melindungi kalian semua," ucap Yeonjun saat itu juga membuat Soobin yang sedang menyembuhkan Arabella menoleh dengan cepat ke Pangeran disebelahnya.

Laki-laki itu minta maaf? Ya sebenarnya minta maaf bukanlah hal yang aneh.

"Tidak, tidak, Pangeran tadi melindungi kami, tidak perlu minta maaf, lagipula tanpa Pangeran tadi mungkin aku juga bakalan berakhir sama seperti mereka, kalau mereka pada sadar pasti semuanya akan mengatakan hal yang sama seperti apa yang aku katakan tadi," jawab Soobin sambil tersenyum manis kearah Yeonjun yang cuma bisa menghela nafas panjang.

Lalu Soobin kembali fokus menyembuhkan luka Arabella, kristal yang melapisi tubuh Arabella juga sudah menghilang dari tadi, dia melakukan hal itu untuk mentransfer mananya.

Bukan hanya mananya sih, tadi Yeonjun juga memberikan mananya juga lewat kristal yang dia sentuh tadi.

Laki-laki itu berkata kalau mananya masih banyak, dia juga bisa memulihkan mananya dengan cepat, makanya dia gak keberatan untuk mentransfer mananya ke Arabella.

Jadi tubuh Arabella saat ini terisi mana Yeonjun dan Soobin, wanita itu pasti saat sadar akan baik-baik saja, Soobin sudah sangat optimis saat ini, apalagi saat melihat luka yang ada diperut Arabella akhirnya tertutup dengan sempurna, walaupun baju perempuan itu berlumuran dengan darahnya sendiri, dia bisa mengganti pakaiannya nanti.

"Sekarang tinggal menunggunya sadar saja, aku akan lanjut mengobati Jade dan Marvin," ucap Soobin yang bangkit dari duduknya untuk mendekat kearah Jade yang masih terbaring lemah tidak jauh dari Arabella.

Yeonjun hanya memperhatikan Soobin yang tidak mengambil waktu dulu untuk istirahat dan malah langsung menyembuhkan luka Jade.

"Kamu baik-baik saja, Soobin?" tanya Yeonjun secara tiba-tiba yang berhasil membuat Soobin menoleh dengan tatapan bertanya.

"Aku?"

Yeonjun mengangguk saat melihat Soobin menunjukkan jarinya ke dirinya sendiri.

"Aku baik-baik saja, lihat aku masih bisa menyembuhkan 2 atau 3 orang lagi," jawab Soobin dengan tertawa kecil lalu fokus ke Jade yang ada di hadapannya.

Pembohong, jelas sekali laki-laki itu tidak sedang baik-baik saja.

Soobin tadi baru saja memakan daun peppermint sebelum melawan grup senior, lalu tanpa istirahat seperti hal biasanya dia langsung berhadapan dengan Caith, dilanjutkan menyembuhkan Arabella, Jade, dan Marvin, jelas sekali kalau Soobin itu tidak baik-baik saja, bibirnya bahkan kelihatan pucat sekali.

Sedangkan Soobin cuma bisa diam, dia merasakan kepalanya pusing, dirinya tau kekuatan medisnya masih di tier B, makanya dia mudah lemah kalau menyembuhkan orang, dia tidak terlalu berbakat dengan kekuatan medisnya.

Mungkin setelah camp ini selesai, dia akan memperdalam kekuatan medisnya, awalnya dia enggan menggunakan kekuatannya itu, tapi setelah mendapatkan peristiwa ini, jiwa Soobin jadi terbangkitkan untuk menyembuhkan orang, selagi dia mempunyai kekuatan itu, kenapa dia tidak membantu?

Pandangan Soobin berbayang saat ini, dia benar-benar merasa lemas, sebelum dia melihat ada tangan yang berada dihadapannya.

Mata Soobin melirik kearah sebelah kanannya dimana ada Yeonjun yang berdiri disana dengan tangannya yang mengarah kepada dirinya.

"Ada apa, Yang Mulia?"

"Kamu lihat tanganku bukan?"

Soobin lalu melirik kearah tangan Yeonjun yang baik-baik aja, apakah laki-laki itu minta diobati juga oleh Soobin? Bisa saja luka yang dialami oleh Yeonjun adalah luka dalam, makanya Soobin gak bisa melihatnya.

Mata Soobin fokus ke jari kelingking Yeonjun yang mengeluarkan darah.

"Ah? Aku akan menyembuhkannya, apakah baru terluka?"

Yeonjun menghela nafasnya sebelum dia menepuk kepala Soobin dengan pelan.

"Aku tidak menyuruhmu untuk menyembuhkan luka kecil seperti ini, tapi aku menyuruhmu untuk menjilatnya."

Soobin terdiam sambil menatap panik kearah Yeonjun, buat apa Pangeran itu menyuruh dirinya menjilat darah dari jari kelingking milik Yeonjun?

"Ekspresimu biasa saja, Soobin."

Yeonjun melihat ekspresi Soobin yang tampak bingung sekali atas permintaannya tadi.

"Aku pernah melihat buku di perpustakaan yang ada di istana, kalau menjilat darah dari seseorang yang mananya masih banyak, maka yang melakukan hal itu akan mendapatkan mana tambahan, sebenarnya bisa saja kamu mengeluarkan kristal milikmu dan aku akan memegang kristal itu, sayangnya mana milikmu saja minim mana mungkin aku memaksamu untuk mengeluarkan kristal."

Penjelasan yang masuk akal, Soobin jadi tiba-tiba teringat akan hal ini, dimana bibinya yang saat itu mengajarinya kekuatan medis pernah mengatakan hal yang sama, tapi ayolah itu ketika usia dia masih 12 tahun, wajar kalau Soobin melupakan kejadian itu.

"Tapi serius? Yang Mulia mau membagi mana kepadaku?"

"Apakah dari raut mukaku, aku sedang mengajakmu untuk bercanda?" tanya Yeonjun yang dibalas dengan gelengan oleh Soobin.

Dengan mengatakan permisi, Soobin meraih tangan Yeonjun, lebih jelasnya dia melihat jari kelingking sang Pangeran yang mengeluarkan darah, bisa dipastikan luka itu memang dibuat secara sengaja oleh Yeonjun agar Soobin bisa menjilat darah tersebut.

Soobin segera menjilat darah yang ada di kelingking sang Pangeran hingga darah tersebut tidak ada lagi di jari Yeonjun.

Yeonjun melirik kearah Soobin yang diam, rasa darah kan memang terasa anyir, wajar kalau laki-laki itu terdiam.

Namun dalam waktu seketika juga, bibir Soobin yang tadinya sangat pucat kembali merona, begitu juga dengan mukanya.

Mananya berhasil di transfer dengan cepat ya, Yeonjun akhirnya bisa duduk dengan tenang saat itu juga.

Sedangkan Soobin yang merasakan mananya kembali terisi segera mengobati Jade, luka Jade tidak separah Arabella, maka wanita itu mudah untuk diobati.

Terbukti hanya butuh waktu 10 menit beda sekali dengan menyembuhkan Arabella yang membutuhkan waktu lebih dari 1 jam, jadi sangat wajar bukan kalau mananya sampai habis, Soobin segera pergi dari tenda yang berisikan Arabella dan Jade untuk menuju ke tenda satunya dimana Marvin berada.

Yeonjun memilih untuk duduk di depan tenda dengan menatap api unggun yang dia buat.

Saat dia mencari kayu untuk api unggun tersebut, dia bisa melihat kelompok seniornya tadi masih terkapar lemah, begitu juga dengan kelompok dari Luna yang sama saja parahnya, mereka benar-benar perlu pulang dan diobati oleh dokter pribadi mereka.

Sebenarnya akan baik-baik saja kalau yang mempunyai kekuatan medis baik-baik saja seperti Soobin.

Soobin termasuk kuat karena dia berhasil menghindar dari lawannya dan juga berhasil memenangkannya juga, itu hebat.

Yeonjun mungkin akan memuji Soobin nanti, karena laki-laki itu masih sibuk menyembuhkan Marvin.

"Pangeran."

Mata Yeonjun melirik kearah beberapa pengawalnya yang baru saja datang di hadapannya, mereka membungkuk secara serempak untuk menghormati Pangeran mereka itu.

Yeonjun hanya diam sebelum membiarkan mereka untuk duduk juga.

"Kalian saat kesini masih melihat orang-orang terkapar di tanah?"

"Mereka masih ada tapi dalam kondisi terluka parah, bisa dipastikan mereka gak akan bisa melanjutkan perjalanan menuju ke laut dalam waktu dekat," balas pengawalnya yang membuat Yeonjun mengangguk.

Sebenarnya dia gak memanggil pengawalnya itu, tapi entah mereka pada hadir sendiri ke tendanya, mereka juga tentu saja gak akan kesulitan jika mencari tenda milik Yeonjun.

Jelas sekali mereka saat di rekrut menjadi seorang pengawal harus bisa melakukan hal semacam ini.

"Sebenarnya kami semua tau pertarungan Pangeran dengan grup senior tadi-"

Yeonjun mendengar itu menoleh kearah pengawalnya, lantas pengawalnya langsung diam.

"Kenapa diam? Lanjut aja," balas Yeonjun yang menunggu lanjutan dari perkataan pengawalnya.

"Kami berniat untuk membantu tapi kami takut jika Pangeran tidak suka dengan tindakan kami."

"Memang benar, kalian memang lebih baik tidak usah membantuku sama sekali, karena aku bisa mengatasinya bersama anggota grupku," jawab Yeonjun yang melipat kedua tangannya ke dada.

Lalu mata mereka semua melihat ke Soobin yang baru saja keluar dari tenda, kelihatan sekali jika dia baru saja berhasil mengobati Marvin.

Soobin juga menoleh kearah Yeonjun yang lagi duduk diantara para pengawalnya.

"Yang Mulia, mau teh atau kopi?"

Yeonjun mengernyitkan alisnya saat mendengar pertanyaan dari Soobin barusan.

"Karena Arabella tidak bisa menyajikan minuman di saat kondisinya seperti itu, maka aku yang akan menggantikannya untuk sementara waktu, jadi mau teh atau kopi? Atau Pangeran mau air tawar saja?" lanjut Soobin saat melihat tatapan bertanya yang diajukan oleh Yeonjun kepadanya.

"Untuk saat ini aku ingin teh," balas Yeonjun yang dibalas dengan anggukkan cepat oleh Soobin.

Dengan cekatan laki-laki itu melakukan apa yang dia ingin lakukan yaitu membuat teh untuk Yeonjun dan dirinya sendiri tentu saja.

"Kalian juga mau?" tawar Soobin sambil melirik kearah para pengawal Yeonjun.

Para pengawal tersebut menggeleng dan memilih untuk segera pamit dan akan kembali ke Yeonjun dalam waktu secepatnya, mereka semua seketika berpencar untuk menuju ke kelompok mereka masing-masing.

"Bagaimana kondisi Marvin?" tanya Yeonjun saat melihat Soobin yang berhasil menuangkan air panas ke dalam gelasnya.

Soobin mendengar itu menoleh sambil tersenyum.

"Aman! Dia baik-baik saja, mungkin mereka akan sadar dalam kurun waktu 1 atau 2 jam," jawab Soobin sambil menyerahkan gelas berisikan teh panas buatannya itu ke Yeonjun.

Yeonjun lalu meraih gelas tersebut, lalu Soobin juga sudah berhasil membuat teh untuk dirinya sendiri, mereka duduk bersebelahan.

Kaki Soobin saat ini bahkan bersenggolan dengan kaki Yeonjun yang sedang menyeduh dengan perlahan teh buatannya.

"Kamu punya banyak poin plus, Soobin."

"Maksudnya dari poin plus dalam kaitan apa Yang Mulia?"

"Poin plus di mata para laki-laki yang di masa depan akan melamar dirimu nanti," jawab Yeonjun yang reflek membuat muka Soobin bersemu merah.

Kenapa tiba-tiba jadi bahas tentang pernikahan coba?

"Aku yakin kalau dirimu akan jauh lebih banyak dilamar oleh laki-laki setelah kamu mengetahui fakta yang sebenarnya, pilihlah calon suami yang bisa melindungi mu, Soobin. Walaupun aslinya kamu sudah sangat cukup untuk melindungi diri sendiri," lanjut Yeonjun yang masih menyeduh teh dari gelas di tangannya.

Beda dengan Soobin yang memegang gelas berisikan tehnya itu dengan muka yang sangat memerah, mukanya terasa sekali sangat panas.

"Aku belum memikirkan hal itu, Yang Mulia."

Yeonjun saat mendengar jawaban dari Soobin hanya tertawa kecil.

"Ya wajar sih, tapi jangan heran saja kalau banyak orang seusia aku ataupun kamu yang sudah menikah, makanya aku membicarakan hal ini, tapi kamu nya malah kelihatan sekali sangat kaget," ucap Yeonjun yang berhasil membuat debaran di dada Soobin terasa kencang sekali.

Masih dengan mukanya yang sangat memanas dengan semua jawaban dari Yeonjun.

"Poin plus apa saja yang ada dari diriku, Yang Mulia?"

Yeonjun melihat Soobin sekilas saat mendengar pertanyaan barusan.

"Poin plus paling pertama adalah kamu bisa hamil."

Ya benar sih, Soobin mulai berdamai dengan fakta kalau dia bisa hamil itu.

"Selanjutnya kamu bisa memasak, itu impian dari semua banyak para suami diluar sana, kalaupun ada pelayan, tetap saja bakalan sangat menyenangkan bisa melihat istri yang memasak di dapur, lalu kamu juga bisa menjaga diri sendiri, semua itu adalah poin plus tersendiri," jawab Yeonjun yang menghabiskan teh di dalam gelasnya itu.

Bukankah semuanya itu termasuk pujian dari Yeonjun kepada dirinya?

Soobin yakin kalau dia itu merasakan mukanya memerah bukan karena poin-poin tidak jelas itu, tapi karena mengartikan hal lain, yaitu Yeonjun memuji dirinya, dia malah menganggap semua perkataan dari Yeonjun tadi sebagai pujian yang indah bagi Soobin.

Ternyata Soobin bisa semudah itu ya suka dengan seseorang yang awalnya dia benci, tapi lama kelamaan dia malah suka sama laki-laki itu.

Yeonjun mengernyitkan alisnya saat melihat Soobin yang meletakkan gelasnya lalu mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Hentikan Soobin, kamu akan menyakiti dirimu sendiri," ucap Yeonjun sambil menahan tangan Soobin yang mengacak-acak dengan kuat rambutnya.

Soobin menghentikan kegiatannya, matanya bertatapan dengan Yeonjun yang juga sedang memperhatikannya.

"Kamu sepertinya benar-benar sangat kedinginan ya, dimana jaket milikmu? Kamu harusnya segera menggunakannya," ucap Yeonjun saat melihat muka Soobin yang tampak memerah itu.

"Basah."

Yeonjun menggeleng kecil, benar juga, semua pakaian mereka basah akibat hujan tadi.

"Tidak ada cara lain, selain melakukan hal ini ya," ucap Yeonjun yang Soobin tidak mengerti.

Apanya? Yeonjun memangnya mau melakukan apa?

Dalam waktu seketika Soobin bisa merasakan tubuhnya yang dipeluk dengan erat oleh Yeonjun.

"Semoga ini bisa membuat tubuhmu kembali hangat," ucap Yeonjun yang membuat Soobin terdiam sebelum tangannya dengan perlahan membalas pelukan tersebut, tidak ada yang salah bukan? Pangeran Yeonjun memeluknya duluan, maka Soobin gak masalahkan membalas pelukan itu?

Yeonjun hanya tersenyum kecil saat merasakan tangan Soobin yang juga memeluk tubuhnya.

"Kamu melakukan hal yang baik hari ini, Soobin. Sekarang waktunya untuk istirahat, terima kasih untuk kerja kerasnya hari ini," ucapan Yeonjun terdengar dengan jelas di telinga Soobin.

Entah kenapa Soobin menjadi terharu, dia tidak pernah mendengar ada seseorang yang berbicara setulus itu untuk berterima kasih atas kerja kerasnya, baru kali ini dia mendengarnya, itu juga secara langsung dari mulut Putra Mahkota dari Kerajaan yang keluarganya khianati.

"Pangeran juga melakukan yang terbaik hari ini, anda benar-benar ketua yang baik, terima kasih juga atas semuanya," jawab Soobin yang mengeratkan pelukannya kepada Yeonjun.

Yeonjun saat mendengar itu tersenyum sambil mengacak-acak rambut Soobin yang berada di pelukannya itu.

Ya, mungkin untuk sementara di posisi ini tidak terlalu buruk juga, dihadapan api unggun mereka memulai percakapan sebelum berakhir berpelukan dengan mengatakan kata terima kasih kepada satu sama lain, itu hal yang benar-benar tidak pernah terpikirkan oleh Yeonjun sebelumnya.

Ternyata masuk ke akademi membawakan banyak hal baru kepadanya dan Yeonjun menyukai hal itu, termasuk hal ini.

Tbc.

Akhirnya mereka pelukan juga, aku sudah dari part-part sebelumnya pengen buat adegan ini dan kejadiannya ya di part ini, xixixi.

Dan ya, mereka sudah dekat dan akan jauh lebih dekat lagi setelah ini, di tunggu aja:)

Ok, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.




























Salam,









Anaknya Taekook.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 42.4K 45
《COMPLETED》 Y/N: wait..can you tell me one more time? I think I heard it wrong. BTS: you heard it right. Y/N: means you guys are really? Jin: .....we...
17.5M 549K 37
"It's like he's a different breed of werewolf. Something... beyond us." • • • Adrienne Gage has spent her entire life being shunned and punished for...
9.6M 654K 82
[ BOOK 1 OF AZITERA: YTHER'S QUEEN ] Consumed by avarice, the four human kingdoms-the Infernal Empire, the Kingdom of Caelum, the Kingdom of Treterra...
1.4M 55.2K 90
"I'd never thought a girl would join our team. But I'm glad it was you." In where the secret 8th member of Enhypen turns out to be a girl named Lili...