SISI LAIN YESSICA (END)

By renehyun29

82.7K 8.7K 346

Dibalik sikap dinginnya ternyata dia adalah sosok wanita terlembut. Dengan pesona pemilik gummy smile itu nya... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
part 36
Part 37
Part 38
😭😭😭
Part 39
Part 40
Part 41

Part 17

2K 234 18
By renehyun29

Nekad

"Chika, nanti sepulang sekolah ada kegiatan gak?" Tanya seseorang di seberang telepon

"Enggak ada pih, kenapa?" Tanya Chika, yah yang saat ini tengah berbicara dengannya itu adalah papi Chika

"Bisa kekantor papi gak? Sebentar lagi kamu pulang kan?"

"Iya pih, paling 10 menitan lagi pulang"

"Yaudah langsung kekantor papi ya sayang. Urgent nih"

"Iya pih"

Tutt...

Panggilan pun berakhir.

"Huft, mending tadi gue gak sekolah aja sekalian. Dari pagi gue justru di rooftop mulu" gumam Chika ia pun langsung membereskan tasnya dan pergi dari sana.

Ia kini sudah memesan taxi online, mengingat 5 menit lagi jam sekolah berakhir.

"Neng bolos ya?" Tanya pak Asep, security sekolahnya

"Ya pak"

"Bushet jujur amat neng. Nanti bapak aduin loh sama guru piket"

Tringg...tringgg...tringg....

"Tuh Udah jam pulang" ucap Chika bertepatan dengan datangnya taxi online pesanannya.

Pak Asep yang sedari tadi dibuat cengo itu pun langsung membukakan gerbang sekolah, setelah Chika menegurnya kembali.

~~~

First inc.

"Selamat siang nona Chika, mau cari tuan Pucho?" Tanya mbak-mbak yang berjaga di resepsionis

"Iya mbak"

"Mari Nona saya antarkan" mereka pun berjalan menuju lift khusus CEO.

Tiba di ruangan papi Pucho, Chika langsung mendudukan dirinya di sofa yang ada diruangan itu.

"Ada apa pih?" Tanyanya

"Ikut papi meeting ya Chik, sekretaris papi tiba-tiba sakit jadi dia papi suruh pulang. Jadi kamu gantiin dia ya sayang"

"Lah terus Chika pake baju sekolah begini?"

Papinya itu tertawa lalu mengambil sebuah paper bag di sana.
"Nih, tadi papi minta tolong mami buat kirim baju kamu kekantor"

"Oh yaudah Chika ganti baju dulu" lalu Chika beranjak masuk ke ruang rahasia yang ada di ruangan papi-nya itu.

"Semoga habis lihat klien papi nanti bikin kamu tertarik sama dunia bisnis Chik. Cuma kamu harapan papi untuk terusin semua ini" batin papi Pucho

30 menit berlalu, Chika pun telah selesai dengan penampilannya.

"Mau meeting dimana sih pih?"

"Di cafe Red Chik, ayo beliau sudah hampir tiba" ajak papi Pucho.

~~~

Cafe Red

Pov Chika

"Selamat siang pak Pucho, apa kabar?" Sapa orang tersebut ketika kami baru saja tiba.

"Baik pak Cio, bapak sendiri bagaimana kabarnya?" Papi gue ikut berbasa-basi.

"Baik juga pak, ini?" Tanya klien papi ketika melihat gue

"Oh perkenalkan pak, ini Chika anak saya, Chik kenalin ini pak Gracio. Pengusaha tersukses di asia" papi gue membanggakan rekan bisnisnya itu

"Ah pak Pucho bisa saja, itu sangat berlebihan pak" sangkalnya masih bercanda

"Oh jadi ini yang namanya pak Gracio, yang katanya pengusaha sukses seasia, tampan dan baik hati. Suami dari desainer favorit mami. Tapi kelihatannya dia banyak bercanda kok bisa ya sesukses ini?" Monolog gue dalam hati sedikit ragu dengan orang di depan gue ini.

Usai basa basinya kami pun langsung bersiap untuk menyampaikan tujuan utama dalam pertemuan ini.

"Baiklah pak Pucho mari kita bahas proposal kita" katanya dengan nada bicara yang tegas.

Meeting pun di mulai, pertama yang memimpin jalannya meeting adalah papi, karena ada sebuah projek yang akan papi tawarkan pada pak Gracio. Sepanjang meeting gue lihat pak Gracio sangat santai seperti tidak terlalu mendengarkan pemaparan yang sedang papi gue utarakan.

Namun saat tiba gilirannya untuk menyampaikan opininya, gue justru di buat terkagum akan fikirannya yang luas dan lugas. Benar-benar pemimpin yang baik, setidaknya itulah yang gue sedang fikirkan.

"Wow, semua gagasan yang beliau sampaikan keren banget, jujur gue terkesima dengan pembawaannya yang santai tapi tetap point-nya tersampaikan. Tidak bertele-tele dan tepat sasaran. Jadi begini sosok aslinya" batin gue merasa kagum dengan orang itu

"Bagiamana Chika, menurut kamu? Sebagai generasi milenial, apakah gagasan papi ini bisa diterima kaum kalian?" Tanya papi gue, entahlah kenapa tiba-tiba gue jadi kebawa-bawa dalam bisnis mereka.

"Eh!" Gue kaget, namun detik berikutnya gue beranikan diri untuk menjawab pertanyaan dari papi.

"Ekhem... Menurut saya terlepas dari proposal ini di bikin oleh siapa dan perusahaan siapa. Saya fikir dalam aspek-aspek yang sudah direncanakan sudah sesuai, apalagi generasi muda saat ini lebih aktif di sosial media, mereka mampu menyempaikan aspirasi apapun di sana. Menurut saya itu ide yang sangat menjanjikan"

Pov Author

Gracio nampak tersenyum, dia nampak salut dengan jawaban yang Chika berikan.

"Anak ini udah cantik, ternyata pintar juga. Dia menyampaikan apa yang ada di fikirannya dengan tegas bahkan tidak ada keraguan sedikit pun. Suatu saat bisa saja dia menjadi pembisnis yang sukses" monolog Gracio dalam hati

"Pak Gracio lihatin gue gitu banget, apa gue ada salah ngomong ya?" Gumam Chika dalam hati

Usai membicarakan bisnis, seperti yang pernah papi Chika bilang, pak Gracio ini langsung hendak pergi katanya untuk meeting selanjutnya. Chika jadi berfikir dalam satu hari beliau ini bisa meeting berapa kali? Itu kepalanya apa tidak mengebul?

"Oh iya, apa gue minta tolong aja soal gaun, gak tega gue lihat mami sedih gitu" batin Chika

"Yasudah kalau begitu saya pamit dulu ya pak Pucho, Chika. Saya senang meeting kita berjalan lancar. Dan saya kagum sama anak bapak, dia punya potensi pak untuk di bidang ini" ujar pak Gracio sambil bersalaman dengan papi Chika

"Eh ya pak, maaf bisa bicara sebentar?" Tanya Chika

"Chika, pak Gracio sibuk sayang" tegur papi Chika

Gracio nampak melihat kearah jam tangannya,
"Boleh tapi maaf ya Chika saya hanya bisa 10 menit saja, atau nanti kita atur waktu lagi aja? Takutnya kamu ada sesuatu yang penting"

"Enggak kok pak, 10 menit sudah cukup" Gracio mengangguk lalu ia pun duduk kembali

"Kalau begitu tanpa mengurangi rasa hormat saya pak, menurut kabar yang saya dengar, anda adalah suami dari desainer terkenal Shani Indira Natio"

"Ya benar"

"Begini pak...." Chika menceritakan tentang maminya yang sudah beberapa tahun lalu mengidolakan istri dari pak Gracio ini. Tak lupa Chika juga bilang kalau maminya itu ingin sekali gaun rancangan Shani, namun selalu gagal mendapatkannya. Pokoknya semuanya Chika ceritakan pada Gracio.

Gracio nampak mengangguk, lalu ia tersenyum kearah Chika.
"Chika, maaf ya kalau urusan itu saya tidak tau menau karena itu adalah kapasitas istri saya. Tapi nanti saya coba bilang ke istri saya ya. Nanti biar dia yang putuskan"

"Baik pak terimakasih, maaf sudah menahan anda hanya untuk membicarakan ini pak" ujar Chika

"Tidak masalah Chika. Yasudah kalau begitu saya permisi ya"

Usai pembicaraan itu, Gracio pun meninggalkan cafe tersebut.

"Nekat kamu Chika" ucap papi Chika dengan nada frustasi.

"Kenapa sih pih? Orang pak Cionya juga baik"

"Tapi kan beliau itu orang sibuk Chika, dengar sendiri kan tadi dia juga gak tau menau soal bisnis istrinya. Kamu udah buang waktu berharga beliau Chika. Astaga"

"Yaudah lah pih, toh pak Gracio juga biasa aja" jawab Chika dengan santainya

~~~

Keesokan hari-nya, Chika awalnya tidak ingin masuk sekolah karena rasanya orang-orang makin hari makin berisik aja. Namun jika difikirkan lagi, kalau dirinya tidak masuk bisa-bisa orang akan berfikir lebih jauh lagi tentang dia. Jadilah meski dengan perasaan yang super duper malas, Chika memutuskan untuk tetap masuk saja.

Setibanya Chika di sekolah, ia masih saja di tatap tidak mengenakan oleh beberapa siswa yang dia lewati. Namun Chika bersikap bodo amat seperti biasanya.

"Chika....woi Chik" panggil seseorang

"Huh...hah...huh...anjir lo jalan cepet banget" protes orang itu ketika berhasil menyusul Chika

"Kenapa?" Tanya Chika masih dalam mode datarnya

"Haduh bentar gue atur nafas dulu" katanya lagi sambil menarik dan membuang nafas berulang-ulang

"Kak Chika, kak Chikaa" belum selesai orang yang satu, kini datang lagi orang yang sama lelahnya. Apa mereka lagi dalam perlombaan maraton? Fikir Chika

"Kalian kenapa sih?" Bingung Chika

"Kak, Zee kak" ujar orang itu masih mengatur nafasnya

"Zee? Kenapa lagi dia?" Tanya Chika yang masih berfikiran positif.

"Huh, ngapain lagi sih tuh bocah? Sekarang siapa lagi yang dia maki-maki buat bela gue?" Batin Chika

"Kak Ashel lo aja kak yang kasih tau" kata orang itu

"Shel"

"Zee tau siapa yang udah bikin berita soal lo tempo hari Chik"

"Hah? Terus siapa orangnya?" Tanya Chika lagi

"Ini plot twist sih Chik, lo tau yang kasih foto itu kak Deryl terus yang pajang di mading itu salah satu geng Zarraz dan itu juga berdasarkan perintahnya Zarraz Chik" jelas Ashel

"Anj*ng ya tuh orang" umpat Chika kali ini dia benar-benar kesal sama manusia-manusia sampah itu. Terlebih lagi Deryl ikut andil, orang yang Chika anggap baik ternyata menusuknya dengan bilah tajam.

"Itu aja yaang kak Ashel tau?" Ashel pun mengangguk sebagai jawaban

"Haduh, kak Chika, benar yang di katakan kak Ashel  tapi ada satu hal lagi kak. Karena hal itu Zee sekarang ada di rumah sakit kak" kata orang itu lagi, sebenarnya dia adalah teman Zee yaitu Lubi. Dia tadi baru aja di kabari Aldo, karena mereka semualah yang membawa Zee ke rumah sakit. Lubi yang memang tidak ikut pun baru dikabari barusan.

"Apa?" Chika pun langsung berlari keluar hendak menuju mobilnya

"Kak Chika ikut" teriak Lubi, dia ikut mengejar Chika bersama Ashel.

Di dalam mobil,

"Haduh beneran olahraga banget gue pagi ini" keluh Ashel sembari menyeka keringatnya

"Lo bedua kenapa ngikut?" Tanya Chika

"Temen-temen gue disana semua kak, masa gue ga ikut" jawab Lubi

"Kalau gue sih fomo wkwk...." Jawaban Ashel membuat Chika menatapnya tajam

"Hehe enggak Chik, gue juga pengen tau aja keadaan Zee, kan dia begitu juga karena mau belain sahabat gue yaitu elo" lanjutnya

~~~

Tiba di rumah sakit.

"Mana Zee?" Tanya Chika ketika sudah menghampiri ketiga teman Zee.

"Di dalam kak lagi ditangani dokter" jawab Oniel

"Kenapa bisa di rawat?"

"Emm... Jadi gini kak" Aldo menceritakan kejadiannya pada Chika

Flashback on....

"Bro, ngapain sih kotak katik hp mulu, tujuan kita nongkrong ya" protes Oniel

"Bentar Niel" jawab Zee, lalu menit berikutnya raut wajah Zee nampak berubah

"Anj*ng" umpatnya sambil berdiri

Uhukk ... uhukk....

"Anjir kesedak gue cuk" Aldo

"Sorry gue harus pergi sekarang" tanpa mendengar jawaban Aldo, Oniel dan Gito, Zee langsung meninggalkan mereka semua.

"Susul, pasti ada yang gak beres" ajak Gito yang langsung ikut berlari mengejar Zee.

"Woi lah, tungguin gue njir....ah elah mana laper lagi" Oniel pun langsung memasukkan kentang yang mereka pesan tadi kedalam kantong jaketnya dan meminum jusnya barulah ia mengikuti teman-temannya mengejar Zee.

Singkat cerita mereka berhasil mengejar Zee, kini mereka berempat sudah berada di dalam mobil Aldo. Tadinya Zee hendak memakai motornya namun dengan segera mereka menarik Zee untuk bersama mereka saja naik mobil Aldo.

"Lo kenapa sih Zee, tiba-tiba gini?" Tanya Aldo sambil fokus menyetir

"Gue selama ini nyari tau siapa yang udah bikin berita tentang kak Chika. Dan gue baru dapat info kalau ternyata yang lakuin itu Deryl dan gengnya Zarraz" ujar Zee

"Lah Deryl sih ketua osis itu?" Zee mengangguk menjawab pertanyaan Oniel itu

"Gak heran, cowok manipulatif kayak Deryl bisa lakuin itu" Gito ikut bersuara

"Memangnya kenapa Deryl itu? Apa dia suka sama kak Chika juga?' tanya Zee

"Haduuh Zee, saingan loo itu satu sekolah Natio School. Mana mungkin sih Deryl itu gak suka sama Chika" Oniel kembali berbicara

"Lo makan apaan dah Niel? Perasaan mobil gue gak ada snack deh" heran Aldo karena dari tadi Oniel sibuk mengunyah sesuatu

"Hehehe kentang di cafe tadi, mubazir coy gak dimakan" jawab Oniel sambil cengengesan.

"Dih jorok banget lo, di masukin di kantong lagi" Aldo

"Laper, udah deh diem lo do"

"Terus rencana lo apa sekarang Zee? Jangan nekat" ujar Gito

"Tenang aja, gue jago bela diri satu geng dia bakal gue basmi" ucap Zee penuh penekanan.

Gluk...

Baik Aldo maupun Oniel kesusahan menelan salivanya.

"Ngeri banget temen gue bro" batin Aldo

"Jangan banyak tingkah Oniel, bisa kepenggal nih kepala kayaknya" batin Oniel

Sedangkan Gito hanya biasa saja melihat Zee yang seperti itu, karena menurutnya wajar jika Zee bersikap seperti itu. Pria mana yang akan diam saja jika orang yang dicintainya diusik? Fikir Gito.

Tiba di markas Zarraz,

"Woi siapa kalian?" Tanya salah satu anggota geng Zarraz

"Zee mereka biar jadi urusan kami, lo langsung cari Zarraz aja" kata Aldo

"Oke, thank you ya" Zee langsung melipir mencari keberadaan Zarraz

Di sebuah ruangan,
"Ternyata Zarraz ini pria berengsek juga" gumam Zee yang melihat Zarraz hendak memperkosa seorang gadis.

Grep.... Zee menarik Zarraz lalu langsung memukulnya tanpa ampun

Bugh....bugh....

"Aaaaa, setan apa-apaan lo hah?" Kesal Zarraz seraya menyeka sudut bibirnya yang berdarah

Zee diam dan kembali hendak memukul Zarraz namun dengan segera Zaaraz menghindar lalu menendang Zee hingga ia pun terjatuh.

Bugh...bugh... Zarraz kini memukuli Zee namun di detik berikutnya Zee kembali berhasil memukul Zarraz hingga Zarraz berhasil di bikin pingsan oleh Zee.

Namun hal tak terduga terjadi,

Zuuuppp....

Sebuah pisau menancap di perut Zee, Zee menatap orang yang menikamnya itu dengan tajam, lalu detik berikutnya Zee memukulinya membabi buta dan orang itu juga pingsan karena ulah Zee.

"Zee" pekik Aldo yang baru tiba bersama Gito dan Oniel

Zee tersenyum kearah sahabatnya lalu,
"Selesai"

Brukk...

Zee tak sadarkan diri.

Flashback off

Continue Reading

You'll Also Like

115K 10.4K 37
Disclaimer tokoh dan tempat di cerita ini hanya fiksi tidak untuk dibawa ke kehidupan nyata Yang ga suka bisa skip aja ga maksa update hari Jumat da...
25.7K 2K 10
seorang ketua gang motor ternama bernama aeros yang hanya akan luluh dengan seorang perempuan bernama Shani indira
8.3K 987 19
"And when you smile, the whole word stops and stares for a while" -Christian El khaf Natio Harlan- Pancaran fajar di pagi hari mengawali akt...
79.5K 7.8K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...