SISI LAIN YESSICA (END)

By renehyun29

83K 8.7K 346

Dibalik sikap dinginnya ternyata dia adalah sosok wanita terlembut. Dengan pesona pemilik gummy smile itu nya... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
part 36
Part 37
Part 38
😭😭😭
Part 39
Part 40
Part 41

Part 16

1.9K 239 15
By renehyun29

Menenangkan.

"Buna .. bunaa....bangun" Indira mencoba membangunkan Chika yang masih berkelana di dalam mimpinya.

"Emmm" Chika masih menutup malamnya sepertinya belum ada niat untuk membuka matanya

"Iiss buna ayoo bangun, nanti telat loh sekolahnya" Indira terus saja berusaha membangunkan Chika, dengan cara menggoyang-goyangkan tubuhnya, menoel-noel pipi Chika dan terakhir mencium penuh seluruh wajah Chika.

"Euunngghh...." Chika yang terusik pun akhirnya terbangun, sambil meregangkan otot-ototnya ia melihat anak manisnya yang masih menatapnya dengan kesal.

"Loh, anak buna toh yang bangunin hehe....gemes banget sih anak buna" Chika mencubit gemas wajah Indira.

"Dira kesal sama buna" ujarnya seraya melipat tangannya di dada dan mulutnya yang dibuat maju kedepan.

"Iiihh jangan gitu dong sayang, kan buna jadi gemas pengen gigit heheh" kembali Chika mengunyek-unyel pipi Indira yang sedikit chubby itu.

"Sakitt bunaaa...huh udah deh cepetan mandi, buna udah di tungguin oma sama opa buat sarapan"

"Iya sayang, makasih ya anak cantiknya buna. Makasih udah di bangunin...muach"

~~~

Setiba-nya Chika di lantai bawah, Chika langsung duduk di kursi yang biasa Chika duduki saat makan.

"Morning anak gadis papi" sapa papi Pucho

"Pagi pih, mih, pagi Indira kesayangan bunaaa" sapa Chika dengan semangatnya. Masalah disekolah kemarin Chika tak ingin memberitahu keluarganya, biarlah ini menjadi urusannya saja, fikir Chika.

"Kok yayah gak disapa juga bun?" Tanya Indira, sontak saja Chika langsung mengedarkan pandangannya ke sisi lain.

"Astagaa...sejak kapan lo disitu?" Kaget Chika

"Sejak pukul 06.25 Wib tadi kak" jawab orang itu yang ternyata Zee sudah duduk anteng di sebelah Indira.

"Anjir lah, kok bisa gue gak sadar ya kalau disamping Indira ada Anzee....aakkkgg Chika tolil emang" rutuknya dalam hati

"Oh" Chika kembali ke setelan pabrik untuk menutupi rasa malunya.

"Chika, Zee kesini mau jemput kamu sayang, sekalian dia juga ingin mengantarkan Indira" ujar mami Aya

"Zee ngomong gak ya soal di sekolah? Duuhh semoga enggak deh, kasihan nanti mami, papi sama Indira jadi kefikiran lagi" batin Chika merasa cemas sekarang.

Mereka pun akhirnya memulai sesi sarapan dengan tenang, tak ada lagi percakapan didalamnya.

~~~

"Sampai deh" kata Zee yang baru saja memarkirkan mobilnya di area sekolah Indira.

"Horree....makasih yayah, makasih buna. Dira sayang kalian. Muach.... muachh" Indira langsung mencium pipi Zee dan Chika bergantian

"Belajar yang pinter ya cantik" ucap zee

"Dira ingat kalau ada apa-apa langsung hubungi buna, oke" pesan Chika

"Iya buna, pokoknya buna tenang aja deh" jawabnya lalu Indira pamit dan turun dari mobil milik Zee.

Sedangkan mereka berdua kembali melajukan mobilnya,

"Tumben bawa mobil" ujar Chika setelah cukup jauh dari sekolah Indira.

"Yah kan mau anterin Indira juga kak, gak mungkin aku pake motor"

"Padahal mah gapapa"

"Sempit kak Chika, kasihan Indira nya kegencet jadi peyek nanti"

"Haha garing"

"Dih, udah bisa bercanda aja nih bu bos" ledek Zee

"Apaan sih"

"Hahaha....jangan malu-malu gitu lah kak, santai aja santai. Apalagi kita cuma berdua gini kan" ucap Zee sambil menaik-turunkan alisnya.

"Dih, udah fokus nyetir aja deh lo" Zee pun hanya bisa tertawa melihat ke Denial.annya Chika

"Oh ya Zee, tadi dirumah lo gak ngomong macem-macem kan?"

"Maksudnya?" Bingung Zee

"Yah masalah disekolah kemarin"

"Ohh,, tenang aja kak aku ga ngomong apa-apa kok, tadi juga begitu datang ternyata mami kak Chika lagi siapin sarapan jadi aku bantuin beliau aja deh sambil nunggu kamu dibangunin sama Indira, sepanjang bantuin tante Aya juga tadi gak begitu ngobrol karena tante Aya keliatan badmood juga jadi aku takut ganggu suasana hati nya jadi lebih bad mood lagi" jelas Zee panjang.

"Oohh, pasti ini karena desainer favoritnya itu deh" ceplos Chika

"Hah? Gimana kak?" Tanya Zee yang tidak begitu mendengar ucapan Chika barusan.

"Enggak kok"

~~~

Tiba di sekolah, lagi-lagi Chika mendapat tatapan yang menyebalkan dari seluruh murid Natio School.

"Yuk kak aku anterin kekelas" ajak Zee

Tanpa meminta izin, Zee dengan beraninya menggenggam tangan Chika.

"Zee, lepas, nanti lo ikut kena masalah gara gara gue" Chika berusaha melepaskan genggaman Zee namun gagal karena Zee menggenggamnya cukup erat

"Gak akan aku lepas kak"

"KALIAN DENGAR SEMUA, SIAPAPUN YANG BERANI USIK KAK CHIKA. SIAP-SIAP BERHADAPAN SAMA GUE" teriak Zee dengan lantang membuat semua atensi mengarahnya

Prok...prok...prok....

"Weddeh ada pahlawan kesiangan nih" ledek salah satu siswa yang sedang menerobos kerumunan.

"Zarraz" gumam Chika dengan tatapan kesalnya.

"Siapa lo?" Tanya Zee yang memang selama sekolah di Natio School dirinya belum pernah bertemu Zarraz.

"Zarraz, gue anak donatur terbesar disekolah ini sekaligus keponakan dari pemilik sekolah ini" jawabnya dengan sombong.

Mendengar penuturan Zarraz barusan, sontak membuat Zee mengenyit bingung.

"Hah? Sejak kapan gue punya saudara kayak dia?" Batin Zee

"Udah Zee, mending kita pergi aja" ajak Chika namun langkah mereka tentu saja akan dihalangi oleh anggota geng Zarraz.

"Jadi lo selalu nolak gue karena lebih suka yang brondong Chik? Apa dia banyak duitnya jadi lo mau sama dia dibanding gue?"

"Anjing lo ya" Zee yang hendak memukul Zarraz pun dengan segera di tahan oleh Chika.

"Zee, udah Zee. Ayo kita pergi aja" Chika terus menarik narik tangan Zee, namun Zee masih diam sambil menatap tajam ke arah Zarraz

"Zee please" mohon Chika

Zee pun akhirnya menuruti kemauan Chika, melihat wanitanya itu sedih membuat hati Zee seakan teriris.

"Huh cupu....dasar wanita jalang" teriak Zarraz kencang, tentu saja Zee dan Chika masih mendengarnya

"Ck! Setannn..." Zee yang hendak balik badan kembali di tahan oleh Chika.

"Lepas kak, aku gak terima ya kamu di katain begitu. Lepas biar aku habisi dia" ucap Zee dengan amarah yang sudah sampai puncak mungkin

"Jangan, atau lo gak perlu temui gue lagi" ancam Chika

"Tapi kak-"

"Jangan Zee" Chika kembali memohon dengan wajah sendunya.

"Huft....kita ke Rooftop aja kak" Zee kembali menggandeng Chika menuju rooftop. Tempat ini seakan menjadi tempat yang menenangkan bagi Chika dan Zee.

"Pundak aku selalu tersedia buat kamu kak" ujar Zee sambil menepuk pundaknya, seakan memberi izin agar Chika bersandar saja disana.

Hal tak terduga terjadi, Chika tersenyum kearah Zee lalu ia mendaratkan kepalanya di pundak Zee.

Chika memejamkan matanya sambil menikmati hembusan angin yang bertiup.
"Nyaman" gumam Chika tentu saja Zee mendengarnya

Keadaan Zee? Tentu saja saat ini ia sangat tegang sekaligus jantungnya sudah memompa sangat cepat sekarang. Zee terus berusaha menetralkan rasa gugupnya.

"Kak Chika" panggil Zee lirih

"Hmm"

"Kenapa tadi gak bolehin aku pukul dia? Kakak tadi sebut dia juga apa jangan-jangan kalian...?" Tanya Zee sengaja menggantungkan pertanyaannya karena takut apa yang ia fikirkan itu benar.

"Lo gak dengar tadi dia bilang apa? Dia anak donatur disini Zee sekaligus keponakan pemilik sekolah. Gue gak mau lo kena banyak masalah cuma karena nolongin gue" jawab Chika yang kini sudah duduk seperti biasa.

"Emang kalian yakin dia keponakan pemilik Natio School?" Tanya Zee

"Entahlah, gue gak peduli juga jadi ngapain cari tau" jawab Chika acuh

"Dasar gadis kulkas satu ini, semuanya aja di acuhin. Untung gue sabar jadi bisa lihat semua sisi lain dari lo kak" batin Zee tentu saja ia merasa bangga pada dirinya karena perlahan berhasil lebih dekat dengan wanita ini.

Hening....mereka sama-sama menikmati hembusan angin yang berhasil mengenai mereka.

"Kak Chika, aku cinta kamu" ucap Zee tiba-tiba

"Tau"

"Terus kak Chika mau jadi pacar aku?" Kini Zee nampak lebih antusias

"Mending lo cari cewek lain aja Zee gue-"

"Oke, berarti masih belum. Tenang aja kak aku akan lebih berusaha lagi untuk bisa dapatin kamu"

"Batu banget sih jadi orang"

"Biarin, hidup itu kan harus nekat kak, kalau enggak yaudah itu itu aja yang kita bisa"

"Konteks-nya kenapa jadi kemana-mana"

"Heheh biar sekalian" jawab Zee

"Lo gak marah gue tolak lo terus?"

"Enggak lah kak, orang kan berhak memilih yang terbaik buat dirinya. Makanya aku berusaha menjadi lebih baik untuk kak Chika biar kak Chika pilih aku. Hehe" jawab Zee

"Lo udah jadi Zee versi terbaik sih menurut gue. Tapi gue masih takut kalau di minta untuk menjalin sebuah hubungan" ujar Chika lalu ia menundukkan kepalanya. Sungguh ia tak enak pada Zee, pria itu seolah menggantikan sosok kakaknya. Dia selalu menjadi gardah terdepan untuk Chika, menerima semua sikap Chika yang mungkin sedikit banyak juga sering menyakiti hati Zee. Namun pria itu tetap saja mencoba segala hal untuk bisa bersamanya.

"Kalau dipikir-pikir gue ini emang sok kecakepan banget ya. Cowok setampan Zee ini bisa-bisanya gue sia-siain" rutuk Chika dalam hati

"Gapapa kak Chika, aku baik-baik aja selagi kak Chika mau ngobrol kayak gini sama aku, mau dekat sama aku, mau jalan bareng aku. Itu udah cukup menyenangkan buat aku kak. Lain hal ya kalau sikap kamu sedingin waktu awal-awal ketemu. Mungkin saat ini aku udah uncrush kamu kak hehehe"

"Oh gitu"

"Eh! Enggak juga sih, habis hati aku udah kecantol di kamu kak Chika. Cinta aku juga udah mentok kayaknya gak ada jalan lain buat orang lain masuk. Gimana dong? Apa aku harus jadi pejaka tua karena kak Chika tolak terus?" Tanya Zee dengan wajah polos dan menggemaskannya itu

"Hahahaa....lo tuh ada aja tingkahnya ya" tanpa sadar lagi-lagi Chika mengeluarkan sisi lain dirinya.

"Aaaaa meleyot Abang dek, manis banget, cantik banget, gemas banget aaawww kak Chikaaaa please detik ini juga fiks lo calon istri gue setahun lagi" batin Zee

"Napa lo senyam senyum gak jelas gitu" tegur Chika setelah tawanya mereda.

"Aku suka lihat kak Chika ketawa lepas kayak tadi. Jadi pengen cepat-cepat halalin gitu" goda Zee

"Buat jadi pacar aja gue masih pikir-pikir apalagi jadi istri lo, kayaknya gak dulu deh"

"Iiihh iya lagi" kesal Zee lagi-lagi membuat Chika tertawa namun kali ini tidak sengakak tadi.

"Haha...udah deh sana balik kekelas" usir Chika

"Dih ngusir. Kakak aja kekelas duluan"

"Gue disini aja deh" jawab Chika

"Hayoloh, anak OSIS bisa-bisanya bolos jam pelajaran"

"Percuma, gue juga gak bakal fokus belajar"

"Hmmm....yaudah kamu disini aja kak tenangin fikiran kamu dulu. Aku tinggal gapapa?" Tanya Zee hati-hati

"Iya" Chika langsung beranjak dari balkon, pindah ke sisi dalam untuk merebahkan tubuhnya.

15 menit setelah Zee meninggalkannya, tiba-tiba suara berisik memenuhi pendengaran Chika. Membuatnya mau tak mau harus membuka matanya untuk melihat siapa orang yang akan datang kesini? Mengingat tempat ini adalah tempat khusus untuknya dan Zee saja.

Cklek....

Pintu terbuka, menampilkan para sahabat Chika.

"Halo bestie" pekik Olla seraya melambaikan tangannya kearah Chika yang masih cengo disana.

"Hah....enaknya rebahan" ujar Jessi yang kini sudah merebahkan tubuhnya di sebelah Chika yang masih terduduk diam disana.

"Woi Chik, napa lo? Kesambet jin angin?"

Plak..

"Mulut lo La, dijaga bisa gak" kesal Ashel

"Hehe...bercanda guys"

"Kalian ngapain?"

"Yah nemenin lo lah" jawab Ashel

"Tadi Zee minta kita temenin lo disini. Eh Zee itu baek banget deh Chik, perhatian, pengertian pula. Lo beneran gak mau pertimbangan dia?" Tanya Jessi kali ini dalam mode serius.

Chika hanya mengedikkan bahunya, tanda ia pun tak tau.

"Ayolah Chik, lihat pengorbanan dia selama ini. Jangan denial nanti nyesel lagi" ucap Olla

"Aldo bilang dari kemarin Zee sibuk mencari orang yang udah nyebarin foto lo itu Chik. Sampe begadang dia semalaman" kata Ashel

Chika yang mendengar ucapan Ashel itu pun seketika terdiam.
"Lo benar-benar gila Zee, kenapa coba? Ini masalah gue juga kenapa sih lo ikut campur terus" monolog Chika dalam hati

"Serius lo cel?" Tanya Olla dan Ashel hanya mengangguk sebagai jawaban

"Effort Zee gak main-main sih, kalau gue jadi lo Chik, beuh udah gue ajak nikah detik ini juga" celetuk Jessi

"Sayangnya Zee-nya nolak. Wle" ledek Olla

Dan terjadi berdebatan antara Olla dan Jessi, sedangkan Ashel dan Chika hanya bisa menggeleng kepalanya.

Continue Reading

You'll Also Like

25.7K 2K 10
seorang ketua gang motor ternama bernama aeros yang hanya akan luluh dengan seorang perempuan bernama Shani indira
19.5K 1.5K 17
Penasaran?, Baca mangkanya!
8.3K 987 19
"And when you smile, the whole word stops and stares for a while" -Christian El khaf Natio Harlan- Pancaran fajar di pagi hari mengawali akt...
92.6K 5.8K 37
⚠️⚠️ "semua ini terjadi bukan salah Zee tapi bukan juga salah shani. Mungkin yg sesungguhnya bersalah adalah keadaan di hari itu" Kalo mau follow dul...