Sepertinya hari Minggu akan selalu jadi hari favorite untuk anak-anak dibelahan dunia mana pun . Sama halnya anak-anak panti yang selalu menunggu kedatangan hari Minggu karena mereka bisa bermalas-malasan di ruang televisi atau bahkan di kamar mereka . Ibu panti memberikan kebebasan untuk anak-anak asuhnya , setelah Senin sampai Sabtu beberapa diantara mereka harus sekolah , maka hari Minggu ibu panti biarkan anak-anak untuk melakukan hal yang mereka inginkan , seperti hobi misalnya , atau sekedar menonton kartun di televisi .
Begitu pun dengan seokjin dan Jungkook . Mereka tengah asik duduk-duduk beralaskan tikar di halaman belakang , tak lupa ada kak Naya juga yang ikut bermain .
" Kamu mau kak Naya kasih kado apa buat ultah nanti ? " Tanya Naya
" Hmm... Aku cuma mau Kita semua yang ada di panti diberi kesehatan dan kebahagiaan "
" Duh .. kookie dah gede sekarang , selain itu kookie mau apa ? Ada yg mau kookie beli ga ? " Tanya Naya lagi
" Ga ada , kookie ga perlu apa-apa lagi . Kak Naya simpan aja uangnya buat beli pakaian " jawab Jungkook . Naya yang mendengarnya tersenyum sekaligus terharu . Naya berpikir bagaimana jadinya kalau nanti seokjin sudah pergi dari panti asuhan ini .
" Kalo dari kak seokjin , kookie mau apa ? " Tanya seokjin
" Ga ada kak... Kookie ga mau apa-apa , beneran deh " jawab Jungkook sedikit kesal . Dalam pikirnya , ada apa dengan kak seokjin dan kak Naya ? Kenapa mereka kompak menawarinya hadiah ? Padahal setiap tahun dirinya tidak pernah mendapatkan kado kecuali kue dan kalau ada donatur yang datang . Terlalu Mencurigakan menurut Jungkook .
Selang beberapa menit , ibu panti pun ikut bergabung dan menanyakan perihal kado yang diinginkan Jungkook , andai dia bisa menjawabnya dengan gamblang , mungkin Jungkook akan mengatakannya dengan lantang " aku tidak ingin kado , aku hanya ingin kak seokjin tetap bersamaku , disampingku , itu saja ! " Tapi lagi-lagi Jungkook tidak boleh egois , kakaknya harus bahagia , kakaknya harus bisa menggapai mimpinya selama ini . Urusan aku ? Itu gimana nanti .
===========================================
Sebuah mobil mewah berwarna hitam , berhenti tepat di depan pagar panti asuhan . Kaca mobil yang hitam membuat Jungkook tidak bisa melihat siapa didalamnya . Tak lama pintu mobil terbuka dan terlihat sosok wanita dewasa cantik dengan rambutnya yang panjang . Jungkook tidak asing dengan wajahnya . Tak lama seseorang terlihat keluar dari dalam mobil , kali ini seorang lelaki , tampan juga , keduanya terlihat serasi dan masih terlihat muda . Jungkook baru saja mengingat siapa kedua orang itu , tidak lain mereka adalah calon orang tua angkat seokjin .
Jungkook berdiri dan berinisiatif untuk menyapa calon orang tua angkat kakaknya tersebut .
" Selamat siang om dan Tante " sapa Jungkook ramah
" Selamat siang sayang , ibu pantinya ada ? "
" Ada Tante , om dan Tante mau bertemu ibu panti ya , mari masuk "
" Nama kamu siapa nak ? " Tanya yang pria
" Namaku Jungkook om " jawab Jungkook semangat
" Baiklah Jungkook , antarkan kami bertemu ibu panti yaa... " .
Lagi-lagi , Jungkook hanya bisa melihat dibalik jendela . Dia tidak bisa mendengar jelas apa yang mereka bicarakan. Namun samar Jungkook mendengar mereka menyebut " jemput " dan " dua hari lagi " apa maksudnya ? . Jungkook berusaha untuk membuka sedikit pintu agar bisa mendengar dengan jelas apa pembicaraan didalam , namun diurungkan karena sepertinya pembicaraan mereka sudah selesai . Jungkook pun berdiri di balik tembok , mencoba untuk sembunyi .
" Seokjin , bunda jemput 2 hari lagi yaa... Gapapakan ? Apa terlalu cepat ? " Tanya wanita dewasa itu
" Sebenarnya.... "
" Seokjin masih butuh waktu ya ? Kalau begitu , nanti kamu minta tolong ibu panti hubungi bunda kalau seokjin sudah siap buat ikut bunda sama ayah yaa ... "
" Dua hari lagi yah ? Gapapa bunda , 2 hari lagi seokjin tunggu bunda sama ayah jemput yaa... "
" Terima kasih sayang... " Wanita itu tersenyum bahagia , ia kecup kening seokjin dengan penuh sayang . Begitu pun dengan pria yang berada dibelakangnya . Kedua matanya tidak bisa bohong melihat sang istri dan seokjin dengan tatapan penuh sayang . Lantas pria tersebut memeluk keduanya .
Jungkook terdiam , cairan bening itu mengalir begitu saja dari sudut matanya . Ia mencoba mencerna kembali semua perkataan seokjin dan calon orang tuanya itu .
Jemput ? Dua hari lagi ? Itu artinya dia akan kehilangan orang yang sangat disayanginya di hari ulang tahunnya lagi ?
Ingatannya kembali pada saat ibu panti memberitahu tentang kematian sang ibu. Pikirannya kembali membuka luka lama yang sudah tertutup rapih . Namun Jungkook tidak bisa berbuat apa-apa . Dia tidak mungkin egois untuk membiarkan seokjin tetap tinggal dipanti .
===========================================
Pagi harinya , semua normal seperti biasa . Seokjin sudah berangkat pagi2 sekali ke sekolah ditemani ibu panti , karena ibu panti harus mengurus surat kepindahan sekolah untuk seokjin . Sedang Jungkook pergi ke sekolah seperti biasa . Layaknya seperti semalam tidak terjadi apa-apa . Bahkan Jungkook masih bisa bercanda dengan seokjin , kak Naya dan juga anak-anak lainnya . Kemana perginya tangis semalam ? Apa secepat itu jungkook mengikhlaskan kenyataan kalau hanya tinggal sehari lagi kakak kesayangnya itu pergi .
Cuaca jakarta cukup terik siang ini , Bu panti sudah dirumah dari tadi , semua urusan sekolah seokjin sudah selesai . Hanya seokjin tidak ikut pulang karena ingin berlama-lama dengan sahabatnya sebelum akhirnya seokjin pindah sekolah . Sedangkan Jungkook sudah berada dirumah setengah jam setelah ibu panti sampai ke rumah . Sosoknya sekarang sedang berada di kamar Hans , disibukkan dengan beberapa buku pelajaran dan juga cerita . Entah apa yang terjadi pada Jungkook , ibu panti sedikit khawatir karena biasanya anak itu akan semangat mandi dan berdiri di depan pintu dengan buku cerita ditangannya , menunggu kedatangan seseorang yang dia sayang .
Ibu panti yang melihat Jungkook sedang serius membaca di dalam kamar lantas meninggalkannya . Ibu panti tidak mau terlalu ikut campur . Anak asuhnya itu pintar , berpikir kritis dan dewasa , meskipun usianya masih dibilang anak-anak namun sifat dewasanya sudah nampak .
Tinggalkan Jungkook . Sekarang seokjin tengah berdiri di depan pagar panti asuhan yang masih tertutup . Ia celingak celinguk seperti mencari sesuatu . Entah apa yang dicari sebenarnya .
" Jungkook kemana ? Kenapa dia tidak menungguku di depan pintu ? " Tanyanya pada dirinya sendiri .
Aneh , benar-benar aneh . Karena biasanya Jungkook selalu berdiri didepan sana , menunggunya pulang . Bahkan saat keadaan sakit pun jungkook selalu menyempatkan diri untuk menunggu seokjin , meskipun berakhir dengan ditarik paksa sama ibu panti atau kak Naya untuk tiduran saja di kamar .
Seokjin pun memutuskan untuk masuk ke rumah dan mencari keberadaan Jungkook , namun baru saja dirinya hendak masuk kamar Hans , dengan cepat Naya menarik tangannya itu dan membawanya pergi dari kamar Hans .
Kini keduanya berada di dapur , ada ibu panti juga disana . Seokjin melihat wajah ibu panti tidak seperti biasanya , seperti ada wajah khawatir , cemas namun juga sedih . Begitu juga dengan Kak Naya , seperti ada masalah serius.
" Bunda sama Kak Naya kenapa ? Jungkook kemana ya , tumben banget dia ga nungguin aku di depan rumah " tanya seokjin .
" Kamu sudah bilang sama Jungkook kalau kamu akan dijemput keluarga kamu besok ? " Tanya ibu panti
" Belum Bun , semalam aku mau bilang tapi Jungkook sudah tidur duluan "
" Jujur bunda khawatir sama Jungkook , meskipun bunda tahu dia anaknya kuat tapi untuk yang satu ini bunda sanksi " ucap ibu panti yang terlihat sangat cemas
" Kenapa kamu ga minta waktu sedikit lagi saja sama orang tua angkat kamu ? Aku lihat mereka baik dan pasti ngerti " ucap Naya
" Maksud kak Naya apa ? "
" Kamu pergi disaat Jungkook ulang tahun , apa kamu tidak sadar ? " Ucap kak Naya dengan nada cukup tinggi , terbesit sedikit rasa kecewa pada seokjin .
" Naya... Ini bukan salah seokjin , waktunya yang tidak tepat . Jangan salahkan seokjin " ucap ibu panti . Naya dan seokjin terdiam . Naya menyesal dengan ucapannya , sedang seokjin menyesal kenapa dirinya bisa lupa kalo besok adalah hari ulang tahun Jungkook . Seokjin hanya bisa mengutuk dirinya sendiri sekarang.
Ketiganya terdiam , sampai akhirnya salah satu anak asuh di panti tersebut memberi tahu ketiganya tentang jungkook .
" Ndaaa ... Kak Jungkook nangis dikamar " ucap anak tersebut .
Mendengar itu , tanpa pikir panjang seokjin berlari meninggalkan dapur untuk segera melihat keadaan Jungkook . Sekarang hatinya dipenuhi rasa bersalah dan penyesalan . Teganya dirinya membuat orang yang dia sayang menangis bahkan dirinya sendiri yang akan memberikan luka lama yang sama pada kesayangannya itu .
Benar saja , sesampainya seokjin di kamar Hans , dia melihat Jungkook sudah kacau , anak itu duduk ditempat tidur yang dipenuhi sobekan kertas , nampaknya semua kertas itu berasal dari buku-buku cerita miliknya .
Tanpa pikir panjang , seokjin pun menghampiri Jungkook lalu memeluk tubuh kecil itu . Yang dipeluk hanya diam , tidak bergeming sedikit pun . Jungkook malah semakin menangis ketika seokjin meminta maaf padanya .
" Maaf " hanya itu yang bisa seokjin sampaikan.
🐹🐰
Selamat pagi...
Sampai sini dulu , masih mau lanjut atau stop disini aja ? 🤔😂
Jangan lupa vote dan vomment yaa
I yellow you 💛