The Unfettered Ice Princess [...

By Himeshi_Noe

8.7K 1.4K 1.1K

Volume kedua dari Novel [ The Unfettered Ice Princess ] Dimulai dari Lantai 6 Tower [ Sebagian besar ilustras... More

GIFT
Sesi QnA
Chapter 1 [ Lantai 6 (Crystalis DID) ]
Chapter 2 [ Turun ke Underworld ]
Chapter 3 [ Underworld ]
Chapter 4 [ Pertemuan Pertama ]
Chapter 5 [ Sesi QnA ]
Chapter 6 [ Netherforge ]
Chapter 7 [ Your Majesty Princess ]
Chapter 8 [ Portal Abyss ]
Chapter 9 [ DID ]
Chapter 10 [ Aku dan Dia ]
Chapter 11 [ Veeha || Eterenth ]
Chapter 12 [ Naeva & Nafuyu ]
Chapter 13 [ Masa Lalu ]
Chapter 14 [ Princess dan Prince ]
Chapter 15 [ Tour? ]
Chapter 16 [ Jangan Naif! ]
Chapter 17 [ Kerjasama Princess & Queen ]
Chapter 18 [ Irregular Ranker Unofficial ]
Chapter 19 [ Pesan Beliau ]
Chapter 20 [ Rencana Mereka ]
Chapter 21 [ Beliau ]
Chapter 22 [ Nenek Buyut ]
Chapter 23 [ End Arc Underworld ]
Chapter 24 [ Yuu ]
Chapter 25 [ Dadah Lantai 6! ]
Chapter 26 [ Ujian Kenaikan Lantai 7 (1) ]
Chapter 27 [ Ujian Kenaikan Lantai 7 (2) ]
Chapter 28 [ Tanpa Nova ]
Chapter 29 [ Malaikat ]
Chapter 30 [ Ras ]
Chapter 31 [ Lantai Serangga ]
Chapter 33 [ Looting ]
Bonus
Chapter 34 [ Anak Baik ]
Chapter 35 [ Anak Baik (2) ]
Chapter 36 [ Entitas Surgawi ]
Chapter 37 [ Sekte Jing Dao ]
Chapter 38 [ Lantai 7 (Insects) ]
Chapter 39 [ Gosip ]
Chapter 40 [ Hutan Binar ]
Chapter 41 [ Perang? ]
Chapter 42 [ Ujian Kenaikan Lantai 8 ]
Chapter 43 [ Ujian Kenaikan Lantai 8 (2) ]
Chapter 44 [ Ujian Kenaikan Lantai 8 (3) ]
Chapter 45 [ God of Floor ]
Chapter 46 [ Kesepakatan ]
Bonus 2
Chapter 47 [ Bergerak Sendiri ]
Chapter 48 [ Lantai 8 (Skyworld) ]
Chapter 49 [ Mulai ]
Chapter 50 [ Firasat Buruk ]
Chapter 51 [ Petunjuk Cleopatra ]
Chapter 52 [ Bertemu Arc-Angel Uriel ]
Chapter 53 [ Divine Lieutenant ]
Chapter 54 [ Silverwind Trades ]

Chapter 32 [ Belalang Ceracris ]

117 26 12
By Himeshi_Noe

Di bawah pohon besar setinggi 9 m, Naeva mengadahkan kepalanya ke atas. Dia sedikit bingung sekarang. Kakinya yang tersangkut diatas, bagaimana cara mengambilnya?

Naeva menyentuh batang pohon tersebut. Mengamati tekstur dan hal-hal kecil lainnya. Keras dan licin. Sulit di panjat dan tidak mungkin Naeva menjatuhkan kakinya yang tersangkut itu dengan cara menendang batang pohon agar tercipta goncangan atau sesuatu semacam itu. Naeva sadar diri, secara fisik dia lemah. Dia mungkin lebih kuat dari gadis seusianya dan dibekali beberapa teknik yang sangat matang sehingga dia mampu mengalahkan orang dewasa yang lebih besar darinya.

Tapi ini dan itu berbeda. Naeva sekarang berada di Tower. Nalar tidak bisa digunakan disini. Dia harus memikirkan cara lain untuk hidup jika tidak mau terjebak dalam hal-hal yang merepotkan.

Untuk itu pertama-tama, dia harus mengumpulkan kembali apa yang semula ada padanya.

"Untung aku memakai rok, dengan dijahit sedikit, walau robek, masih bisa dipakai. Tapi sepatuku..."
Menoleh ke atas.

Naeva sangat tidak mau merasakan tekstur aneh di kakinya saat berjalan nanti. Dia harus mendapatkan sepatunya lagi apapun yang terjadi. Terlebih itu bukan sepatu biasa, sepatu Naeva sudah di lengkapi mata pisau untuk menyerang dari ujung sepatunya. Itu pasti akan sangat berguna kedepannya.

Disaat seperti ini, Naeva sungguh iri pada Liliel yang punya sayap.
"Apa aku tunggu anak itu menemukanku saja, ya?"

"....... Tidak."
Naeva melirik ke belakang. Novanya mungkin hilang, tapi inderanya sama sekali tidak menumpul.

"Aku harus segera pergi dari sini."

Karena tidak punya pilihan lain, Naeva memanjat pohon dengan bantuan 2 buah pisau yang tadinya dipasang pahanya.
"Hutan adalah habitat alami banyak jenis serangga, lebih cepat menyelesaikan ini akan lebih baik."

Meskipun licin dan sulit untuk dilalui, pada akhirnya Naeva tetap berhasil sampai di dahan yang menggantung kakinya. Naeva berpegangan pada batang pohon untuk meraih kakinya itu. Namun karena jaraknya terlalu jauh, dia tidak bisa meraihnya selama dia tidak mendekat.

"Apa boleh buat..." batin Naeva menyerah mencoba cara normal.

Setelah berusaha berdiri di dahan itu, Naeva melepaskan pegangannya dari batang pohon. Lalu dengan cepat berlari ke kakinya, mengambilnya dengan tangan, tepat sebelum kakinya tergelincir dan membuatnya jatuh ke tanah untuk kedua kalinya.

BRUUUUUGGHHH

Naeva lagi-lagi terbaring kaku di tanah dalam keadaan, kaki dan tangannya patah tulang serta luka benturan di punggung yang cukup parah.

"Sakit..." gerutunya.

"Huhh... Setidaknya aku mendapatkan kakiku," lirik Naeva ke tangan kanannya yang masih memegang erat kakinya.

Dalam sepersekian detik setelahnya, seluruh bagian tubuh Naeva yang patah tulang itu pulih kembali, menempatkan mereka ke posisi yang seharusnya. Begitupun dengan lukanya.

Naeva langsung bangkit setelah lukanya pulih seketika 1 menit kemudian. Tanpa menunggu lebih lama, Naeva melepaskan sepatu kiri dari kakinya (yang putus). Lalu memasang sepatu tersebut ke kaki kirinya (yang masih menyatu). Naeva juga mengambil sepatu kanannya dari kaki kanan dan memasangnya kembali.

"Sepatu sudah... Sekarang apa?"
Naeva melihat sekelilingnya.

Sejujurnya, agak aneh rasanya melihat darah menciprat dimana-mana dan bagian tubuh serta organ berceceran. Seperti baru terjadi pembantaian oleh pembunuh brutal. Aneh karena itu semua adalah miliknya sendiri. Sang gadis abadi sudah lama tau, bagian tubuhnya yang terlepas dari intinya, tidak akan mengalami keabadian. Seperti koneksi nya dengan "core" telah terputus.

Yang jadi masalah, core atau apalah itu, Naeva hanya asal menyebut saja sebagai inti keabadiannya, ternyata ada di kepalanya. Tidak ada gunanya memenggal kepalanya, yang ada hanya tubuhnya akan tumbuh kembali di kepala dan tubuh lamanya jadi bangkai yang bisa membusuk.

"Serangga yang tertarik pada bau darah seperti lalat, kumbang bangkai atau semut pasti akan segera datang. Aku harus pergi sebelum itu."
Naeva memutuskan melangkahkan kakinya ke Utara, tempat finish ujian ini.

Dia sempat memperhatikan lumut di pohon tadi ketika ingin memanjatnya. Tidak sulit menentukan arah dari melihat lumut. Lumut cenderung tumbuh lebih tebal atau lebih lebat di sisi pohon yang menghadap ke utara di belahan bumi utara, atau ke selatan di belahan bumi selatan. Ini karena sisi yang menghadap ke utara atau selatan mendapat sinar matahari yang lebih sedikit, sehingga cenderung lebih lembab dan teduh.

"Liliel dan Kaja Denpa... Kalau takdir berkehendak, kita mungkin akan bertemu lagi..."

Naeva percaya adanya takdir. Tapi dia tidak percaya takdir menentukan seluruh hidup manusia. Karena jika begitu, manusia tidak ada bedanya dengan boneka takdir.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

=====OooooO=====

Informasi Karakter

Nama: Naeva Winter
Nova: X Platinum
Ras: Cryostalians
Usia: +30.000
Status: Irregular
Afiliasi: Netherforge City

=====OooooO=====


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Naeva bersembunyi dari balik pohon. Memperhatikan pemandangan mengerikan itu dari jauh.

Beberapa saat setelah memulai perjalanannya, Naeva bertemu banyak serangga. Sungguh merepotkan untuk menghindari semua itu. Tapi sepertinya sulit baginya menghindari yang satu ini.

"Bentuknya agak beda... Tapi gak salah lagi, itu Belalang Ceracris."

"..... Mungkin."
Naeva tidak yakin. Sulit menyamakan serangga Lantai 7 dengan serangga aslinya karena mereka mengalami evolusi yang tidak masuk akal.

Belalang Ceracris adalah kelompok belalang yang mencakup berbagai spesies yang tersebar luas di berbagai habitat di seluruh dunia. Mereka memiliki tubuh yang ramping dengan kepala kecil dan antena yang panjang. Warna dan pola tubuhnya bervariasi antara spesies, namun umumnya mereka memiliki warna yang menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, seperti hijau, coklat, atau warna tanah.

Seperti belalang pada umumnya, Belalang Ceracris adalah hewan herbivora yang memakan berbagai jenis tumbuhan seperti rumput, dedaunan, dan tanaman liar lainnya. Meski terkadang mereka juga memakan serangga-serangga kecil atau larva yang mereka temui di hutan. Mereka cenderung hidup di habitat-habitat terbuka seperti padang rumput, semak belukar, atau hutan terbuka di mana mereka dapat menemukan sumber makanan yang cukup. Berbagai spesies Belalang Ceracris tersebar luas di berbagai belahan dunia, terutama di daerah yang memiliki iklim hangat atau sedang.

Belalang Ceracris biasanya hidup secara individual, meskipun terkadang dapat ditemukan dalam kelompok kecil terutama di area yang kaya sumber makanan. Mereka lebih cenderung hidup sendiri atau bersama pasangan saat mencari makan atau mencari tempat bertelur.

"........"
Sepertinya Naeva sedang sial karena saat ini, dia melihat bagian "terkadang" itu.

"Satu, dua... Ada 6, ya..."

Ini agak sulit. Naeva harus melewati mereka jika ingin menuju finish. Dia tidak bisa memutar karena dia harus berhadapan dengan kawanan semut berjumlah ratusan, kawanan lebah, kutu daun, dsb. Kenapa kebanyakan bergerak berkelompok, ya? Merepotkan saja.

"Aku harus memanfaatkan celah ketika mereka makan," batin Naeva.

Terlihat dalam pantulan di matanya, beberapa belalang tersebut sedang menyantap makanannya mulai dari kepala, sedikit demi sedikit hingga kaki. Tentu, bisa di tebak apa yang sedang mereka makan sekarang.

Conqueror peserta ujian lainnya.

Dengan hati-hati, Naeva bergerak tanpa disadari belalang-belalang tersebut.
"Cepat pergi dari sini sebelum metamorfosis nya selesai dan jumlah mereka jadi semakin banyak."

Metamorfosis yang Naeva maksudkan berbeda dengan pengetahuan Metamorfosis pada umumnya. Serangga Ujian Kenaikan Lantai 7 di desain khusus sebagai ujian untuk Conqueror. Dan ini adalah salah satu jenis ujian paling memuakkan menurut Naeva.

Bukan karena kekuatannya di segel. Tapi karena Metamorfosis ini. Untuk memperbanyak jumlah mereka, mereka tidak berkembang biak. Serangga Ujian Kenaikan Lantai 7 akan selalu mengincar Conqueror, ini berhubungan dengan metamorfosis tersebut.

Ingat kata-kata penguji sebelumnya, lebih baik mati daripada menjadi mangsa serangga Ujian Kenaikan Lantai 7. Karena jika kamu tertangkap oleh mereka dan di makan hidup-hidup, tubuhmu yang sudah hancur di perut mereka, akan di ubah menjadi telur dan mengalami metamorfosis yang sangat cepat. Begitu metamorfosis selesai, telur tersebut akan menjadi serangga baru yang serupa dengan "ibu" mereka. Sang "ibu" akan mati setelah setidaknya melahirkan 3 telur.

Dan jika serangga tersebut telah memakanmu utuh-utuh, kesadaranmu akan berpindah ke serangga baru tersebut. Tentu, tanpa akal dan hanya ada pikiran yang sama sekali tak dapat mengendalikan atau sekedar menahan insting seranggamu.

Dengan kata lain, semua serangga di Ujian Kenaikan Lantai 7 adalah mantan Conqueror yang sudah mengalami metamorfosis dan berubah menjadi serangga.

Inilah kenapa Naeva menyebut Ujian Kenaikan Lantai 7 sebagai "Gobak Sodor". Jika kamu tertangkap oleh penjaga, kamu yang akan menjadi penjaga selanjutnya dan selamanya seperti itu hingga kamu menemukan mangsa lain untuk di ubah menjadi penjaga selanjutnya. Benar-benar lingkaran setan.

"To-Tolong... Tolong aku..."

"Tidaakkk!!! Aku gak mau mati!!!!"

"UAAAARRRGHHHHHH!!!!!!!"

"Am-Ampuni aku!!!"

"Lepas!! Tidak!!! Jangan mendekat!!!!"

"Maafkan aku, Jack... Daripada jadi seperti itu... Lebih baik aku mati saja."

"DIANAAA!!!!!!!"

Naeva, "!!"
"Itukan..!?"

Tak jauh dari tempat para Conqueror tersebut di makan, Naeva melihat ada banyak telur dan larva belalang yang dijaga ketat. Dan disebelahnya, ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

"......."
Gadis berpikir sejenak. Apakah lebih baik pergi begitu saja, atau sedikit mengambil resiko untuk mengambil benda itu. Sebagai catatan, bukan resiko kematian, hanya resiko mengalami sakit dan melakukan hal-hal merepotkan yang tidak biasa ia lakukan.

"....... Karena aku sudah melihatnya, aku akan mengambilnya."

Karena telah mengambil keputusan, Naeva sama sekali tidak memalingkan matanya dari mereka. Selain untuk mencari celah pergerakan belalang tersebut, juga karena baginya, memalingkan mata sekarang adalah tindakan yang tidak sopan. Naeva sudah berniat memanfaatkan mereka. Setidaknya dia harus melihat sampai akhir.

Setelah melakukan ini dan itu selama beberapa menit sebagai persiapan, Naeva dengan sengaja mematahkan ranting kecil.

TAKK

Belalang biasanya memiliki kemampuan untuk merespons suara dari makhluk yang lebih kecil darinya. Mereka dapat menjadi lebih waspada atau menghindari daerah yang memiliki suara yang kuat atau tidak biasa untuk menghindari ancaman dari predator atau mencari makanan. Namun, tidak semua belalang akan bereaksi secara khusus terhadap suara dari makhluk yang lebih kecil. Ini adalah salah satu cara di mana belalang dapat menyesuaikan perilaku mereka dengan lingkungan sekitar mereka. Dan Naeva memanfaatkan karakteristik itu.

Seperti yang diharapkan, pada belalang mengacuhkan suara tersebut. Mereka menganggapnya hanya angin lalu dan lebih memilih fokus pada apa yang ada di hadapan mereka.

"||||||||"
Berbeda dengan para Conqueror disana yang sudah sangat sensitif. Mereka sontak menoleh ke arah Naeva dengan rasa panik dan takut.

"!!!"
Namun begitu mereka melihat Naeva, rasa panik itu berubah menjadi kegembiraan.

"To-TOLONGG!!!"

"HEI KAMU, TOLONG KAMI!!!!!!"

"A-ADA ORANG!! DISANA ADA ORANG!!!!!"

Seru orang-orang itu sekuat tenaga seolah itulah tenaga terakhir mereka. Berkat jeritan para mereka, para belalang langsung was-was dan bersiap dalam posisi menyerang.

"........"
Masih dengan ketenangan yang sama, Naeva menggenggam erat pisau di tangannya.

Para belalang melompat jauh ke hadapan Naeva dari posisinya semula.
"Padahal jaraknya 7 m lebih, hebat juga."

"KIIIIIIKKKK!!!!!!!!"
Suara yang sangat nyaring sekaligus memekikkan telinga terdengar.

Naeva menutup sedikit telinganya. Disaat yang sama, belalang lain mulai bermunculan di sekitarnya juga. Naeva dikepung 4 belalang hanya dalam beberapa detik.

Sorak sorai dari para Conqueror yang hampir sekarat, kini hanyalah angin lalu di telinga Naeva. Kalau boleh jujur, dia sama sekali tidak peduli dengan mereka meskipun emosinya sudah sedikit kembali. Karena bagaimanapun, mereka tertangkap sebab ulah mereka sendiri.

"Baiklah, 4 sudah disini... 2 lainnya masih disana, ya."
Naeva mengamati sekitarnya dengan cermat.

Dia yang saat ini hanya setara gadis SMA biasa secara fisik, tidak akan bisa mengalahkan 4 belalang raksasa itu dengan mudah, walau dia dibekali banyak teknik sekalipun.

SWOOOOSSHHH

CLIIIIIINGGGGG

Dua belalang melompat bersamaan ke arahnya, mengarahkan kaki tanam mereka untuk menendang dan memotong Naeva sekaligus.

TAAAANGGGG

Dengan tangkisan tanpa gerakan yamg sia-sia, Naeva berhasil mengarahkan masing-masing kaki belalang itu untuk menyerang satu sama lain melalui pisaunya.

"Ternyata memang tidak bisa, ya..."
Pisau Naeva patah sebagai gantinya.

Lagipula itu hanya pisau besi biasa, mudah di temukan dan sama sekali tidak mahal. Naeva langsung membuangnya tanpa beban.

Jika di tanya kenapa gadis itu tidak membawa perlengkapan tingkat tinggi dalam Ujian ini meskipun dia seharusnya bisa melakukannya dan perlengkapan seperti senjata dan yang lain pun tidak semuanya menggunakan Nova, jawabannya sederhana.

Naeva hanya malas mempertahankannya. Ingat, dia yang sekarang bukanlah dia yang bisa hidup serba instan. Saat orang yang seperti itu turun ke lokasi Ujian dengan perlengkapan mahal, sudah pasti dia akan langsung jadi target penjarahan.

Disaat seperti itu, Naeva akan diberi 2 pilihan. Mempertahankan perlengkapannya dengan bertarung melawan semua orang kikir itu atau mengikhlaskan perlengkapannya. Keduanya bukan sesuatu yang Naeva suka. Naeva malas harus terus bertarung melawan Conqueror yang pasti tidak akan ada habisnya itu dibarengi serangga Ujian. Naeva juga tidak suka ide mengikhlaskan itu. Daripada seperti itu, lebih baik dia tidak membawanya dari awal.

Continue Reading

You'll Also Like

1.8K 224 31
Author:η»ˆη‚ΉδΉ‹εŽ Cuman cerita translate ya jadi kalau mau lebih banyak chap ada di web nya Seorang pemuda kaya raya dari keluarga kaya raya berubah menja...
30.1K 3.9K 21
β€’Original by @SunnyOnly_ Seorang gadis tidak sadarkan diri setelah jatuh dari tangga saat menjahili kakaknya dengan kecoa. Ketika dia bangun, dia men...
22.5K 1.4K 50
Twice memerlukan sekurang-kurangnya 3 manager tapi mereka kekurangan satu manager kerana managernya ada urusan yang penting hingga meminta cuti yang...
107K 9.3K 18
Teresa Cloudia, karena kecelakaan yang merenggut nyawanya, ia masuk ke sebuah novel yang dibacanya. Menjadi seorang tokoh antagonis bukanlah keingi...