𝗜𝗥𝗘𝗡𝗘

By wittyst

134K 15.2K 1.3K

Bagaimana rasanya bereinkarnasi ke dalam sebuah cerita dark romance yang mampu membuatmu gila? Itulah yang di... More

🕊️ ✧.* ❝ P R O L O G ❞ ·˚ ༘
- ❝ o n e ❞ ·˚ ༘
- ❝ t w o ❞ ·˚ ༘
- ❝ t h r e e ❞ ·˚ ༘
- ❝ f o u r ❞ ·˚ ༘
- ❝ f i v e ❞ ·˚ ༘
- ❝ s i x ❞ ·˚ ༘
- ❝ e i g h t ❞ ·˚ ༘
- ❝ n i n e ❞ ·˚ ༘
- ❝ t e n ❞ ·˚ ༘
- ❝ e l e v e n ❞ ·˚ ༘
- ❝ t w e l v e ❞ ·˚ ༘
- ❝ t h i r t e e n ❞ ·˚ ༘
- ❝ f o u r t e e n ❞ ·˚ ༘
- ❝ f i f t e e n ❞ ·˚ ༘
- ❝ s i x t e e n ❞ ·˚ ༘
- ❝ s e v e n t e e n ❞ ·˚ ༘
- ❝ e i g h t e e n ❞ ·˚ ༘
- ❝ n i n e t e e n ❞ ·˚ ༘
- ❝ t w e n t y ❞ ·˚ ༘
- ❝ t w e n t y o n e ❞ ·˚ ༘
- ❝ t w e n t y t w o ❞ ·˚ ༘
- ❝ t w e n t y t h r e e ❞ ·˚ ༘
- ❝ t w e n t y f o u r ❞ ·˚ ༘
- ❝ t w e n t y f i v e ❞ ·˚ ༘

- ❝ s e v e n ❞ ·˚ ༘

4.9K 666 21
By wittyst

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"The Party and The Bird"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di musim panas, ketika bunga kebanggaan Arvis dan bunga Nasional Berg bermekaran dengan indah di mansion megah itu.

Kemekaran bunga mawar itu bersamaan dengan kedatangan sang Duke Herhardt yang kembali ke wilayah kekuasaannya, setelah dua tahun meninggalkannya karena tugasnya sebagai perwira.

Para pelayan di mansion terlihat lebih sibuk daripada hari-hari biasanya, mereka juga lebih terliti dan memperhatikan semua prosesnya dengan detail.

Sudah seperti tradisi sejak pemimpin terdahulu, saat kedatangan sang kepala keluarga, banyak tamu akan berdatangan ke mansion mewah itu.

Banyak pesta dan pertemuan diselenggarakan, dan para pelayan serta penjaga harus menyiapkannya dengan baik. Atau tidak akan berimbas kepada majikan mereka.

Kedatangan Duchess Delaney dengan keluarga dari Count Brandt, yang meruapakan dua keluarga paling terpandang di Berg, setelah keluarga majikan mereka, merupakan tamu yang mereka layani dengan istimewa.

"Selamat Datang." Sambut Matthias bersama Elysee.

"Lama tak berjumpa Duke Herhardt, Nyonya Herhardt." Balas sang Count bersama sang Istri dan putrinya, Claudine.

Alasan normatif untuk Keluarga Brandt datang ke Kediaman Herhardt adalah untuk mengunjungi kerabat jauh dan menikmati liburan musim panas dengan indah di Arvis.

Namun sudah menjadi rahasia umum, untuk kedatangan kepala keluarga dari Keluarga Delaney tidak hanya untuk bertegur sapa dengan sahabat dari mendiang pemimpin terdahulu.

Klik......

Pintu kereta kuda terbuka, sang Duke pun mendekat dan mengulurkan tangannya.

"Duke Herhardt." Wanita itu turun dan memberikan senyuman anggun kepada sang pria

"Lady Delaney, selamat datang." Ujar sang Duke, memberikan sebuah kecupan manis di tangan sang wanita.

Tujuan utama dari kedatangan wanita itu, untuk mempererat hubungan mereka yang sebelumnya sebagai teman dekat menjadi tunangan sebelum diumumkan kepada khalayak umum.

Gestur itupun tidak terang-terangan disembunyikan dari kedua belah pihak. Mengingat, sudah ada desas-desus kedekatan mereka di depan publik dari beberapa tahun yang lalu.

Ketika pesta ulang tahun salah satu putri bangsawan, Duke dari Herhardt memberikan atensi spesial kepada sang Lady.

"Izinkan saya mengantarkan anda mengelilingi surga Arvis kami, Lady" Ajak Matthias

"Tentu saja, Tuan Duke" Senyuman manis dilontarkan sang wanita

Walaupun hubungan mereka tidak terlalu dekat, namun mereka sudah mengetahui satu sama lain sejak remaja.

Karena sudah mengetahui kepribadian masing-masing pihak dan bagaimana mereka berperilaku.

Baik Matthias von Herhardt, maupun Irene von Delaney, darah biru mereka mengalir dengan kental di pembuluh darah mereka hingga meresap ke tulang mereka.

Citra sebagai kedua siswa-siswi teladan dan sempurna dari akademi terbaik, juga atar belakang yang berasal dari dua keluarga paling terpandang dan memiliki status dan kekuatan yang tinggi.

Jarak umur yang hanya terpaut setahun, sang wanita yang tak mengincar jabatan, dan juga memiliki pengendalian diri yang bagus.

Itulah alasan mengapa ikatan pernikahan politik akan berlangsung dengan bagus dan berjalan sempurna.

__________________ ׂׂૢ་༘࿐

Sejak dua tahun yang lalu, Irene belajar bagaimana caranya memasang topeng dengan baik. Tentu saja ia mempelajarinya dari ahlinya, Claudine.

Seingatnya Irene, Matthias adalah orang yang paling tertarik kepada hal yang belum pernah ia miliki ataupun lihat.

Jadi Irene berusaha sebaik mungkin untuk tidak menarik perhatian Matthias dengan bersikap seperti bangsawan normal dan tidak berperilaku sesukanya.

"Burung-burung di sini sangatlah ramah." Kagum Irene melihat seekor burung bertengger di jarinya, berkicau dengan merdu.

Matthias melirik ke arahnya, sebuah senyum kecil terpatri di bibirnya. Setidaknya dirinya berhasil membuat Irene tersenyum dari lubuk hatinya, walau bukan ke arahnya.

"Biasanya, para burung akan memberontak dan agresif jika mereka di kurung di dalam sangkar." Senyum Irene memperhatikan burung berwarna biru muda yang ada di tangannya itu.

"Lady Delaney sepertinya sangat menyukai burung." Komentar sang pelayan sembari tersenyum

"Mereka indah dan memiliki jiwa dan bebas, saya menyukai mereka." Balas Irene.

Burung biru kecil itu berkicau dan melompat kecil di jari Irene dengan lucunya. Lalu burung kecil itu terbang ke arah pundak Matthias.

Baik Irene dan pelayan itu saling menatap satu sama lain. Mereka khawatir bagaimana reaksi sang Duke, seperti yang mereka tahu Matthias sangat suka berburu burung.

Irene berpikir, apakah kali ini ia akan melihat nyawa sang burung diambil oleh tunangannya?

Chirp! Chirp!

Burung itu berkicau mengelilingi Matthias sebelum terbang ke arah pelayan yang merupakan pria paruh baya itu.

"Tuan Duke, sepertinya saya sudah cukup menikmati keindahan rumah kaca ini." Ajak Irene menarik ujung lengan jas Matthias.

Wanita itu merasakan sebutir keringat berada di pelipisnya. Wanita itu khawatir bahwa ada tragedi berdarah, jadi lebih baik Irene mencegah Matthias untuk berinteraksi lebih lanjut dengan burung kecil tadi.

Matthias melirik ke arah burung yang berada di tangan sang pelayan. Sebelum Matthias membiarkan Irene mengalungkan lengannya di tangannya.

"Bawa burung itu ke kamarku." Perintah Matthias membuat dua orang di sana terkejut.

"Ya-?" Ulang sang pelayan.

"Letakkan burung itu di sebelah burung ungu itu." Kata Matthias sebelum berbalik pergi.

Irene melirik kecil ke arah burung itu. Padahal ia baru saja ingin berinteraksi lebih banyak. Namun demi keselamatan hewan itu, ia lebih baik menghindar.

"Kau menyukai burung itu?" Celetuk Matthias membuat Irene menoleh ke arahnya.

"Saya menyukainya." Ujar Irene sembari tersenyum.

Walau sering berada di hutan bersama Layla, Irene belum pernah berinteraksi dengan dekat dengan burung. Alasannya karena mereka suka terbang pergi ketika mereka mendekatinya.

Matthias menatap Irene sejenak. Mereka kembali ke arah mansion. Sebenarnya Irene ingin pergi ke hutan menemui Layla, namun ia harus menunggu sedikit lama karena pesta.

"Tuan Duke, bolehkah saya pergi menemui seorang teman?" Irene bertanya pada pria di sebelahnya.

"Teman? Bukankah kau hanya berteman dengan Claudine?" Jawab Matthias

Sebuah panah menusuk ke arah hati Irene, pria di sebelahnya melontarkan fakta yang cukup menohok.

"Ehem, anda berpikir saya orangnya seperti itu?" Elak Irene berdeham.

"Silahkan." Matthias memberikan izin.

"Arvis adalah milikmu. Lagipula siang nanti aku harus pergi menemui para redaksi. Kau pasti akan kebosanan jika ku tinggal sendirian." Sambung Matthias membuat pipi Irene merona.

Dia tahu dia suka berpergian ke sana-sini sembari menunggu Matthias. Jika ditanya ngapain menunggu Matthias? Ya jawabannya setiap Matthias kembali ke Arvis, Irene diminta untuk menginap selama seminggu oleh Nyonya Elysee.

Memangnya Irene berani menentang wanita yang sudah ia anggap sebagai ibu dalam kurun dua tahun belakangan ini?

Dan akibat kegabutannya menelusuri hutan bersama Layla, membuat kehebohan gegara Irene menghilang tanpa kabar. Irene awalnya ingin pergi dan meminta izin, namun ditengah jalan ia malah bertemu Layla. Lupalah ia dengan tujuannya.

Jangan lupakan, dia ditemukan oleh Matthias dalam keadaan kotor karena sedang memanjat di atas pohon bersama Kyle. Mereka berniat membuat pie apel untuk Layla, dan malah berakhir keciduk Matthias.

"Terimakasih." Kata Irene sebelum memberikan kecupan singkat di pipi sang pria.

Bertunangan dengan pria ini membuat Irene harus bertingkah laku layaknya seorang 'tunangan'. Seperti berpelukan, dan yah.. Seperti yang tadi. Itu semua harus ia lakukan agar tidak ada rumor yang mengatakan bahwa pertunangan mereka terlihat canggung dan palsu.

Taulah mulut julid para manusia itu. Apalagi Irene dan Matthias menghadiri pesta dari pria itu, memperlihatkan kedekatan mereka kepada publik.

Irene langsung beranjak pergi, meninggalkan sang Duke yang sedang terdiam dengan tangan berada di pipinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
End of Chapter Seven

Thankyou for reading my book (*'∇')ノ
Don't forget to vote ♡~!
Have a nice day (.◜◡◝)

Continue Reading

You'll Also Like

199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
1M 86.4K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
727 59 4
‎tentang Oliver Aiku yang jatuh cinta dengan Arabella (name) pada pandangan pertama. Namun Arabella (name) sendiri masih tidak bisa melupakan mantan...
3.7K 268 12
Suara tangisan Maria akhirnya terdengar setelah ia mati. Claude telah kehilangan segala harapan yang ia miliki, tak ada lagi Maria di sisinya. Tak ad...