Male lead Antagonist

By Raraayyy16

474K 34.8K 5.2K

[ BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Adrea tidak percaya dengan yang namanya transmigrasi. Mun... More

Prolog
🍂Part 1
🍂Part 2
🍂Part 3
🍂Part 4
🍂Part 5
🍂Part 6
🍂Part 7
🍂Part 8
🍂Part 9
🍂Part 10
🍂Part 11
🍂Part 12
🍂Part 13
🍂Part 14
🍂Part 15
🍂Part 16
🍂Part 17
🍂Part 19
🍂Part 20
🍂Part 21
🍂Part 22
🍂Part 23

🍂Part 18

11.1K 902 91
By Raraayyy16

°Selamat membaca 📖°

 
   TERKADANG mulut selangkah lebih cepat sebelum sang pemilik tersadar. Terlalu sering, ralat bahkan hampir setiap bicara akan ada kata sarkasme terselip didalamnya.

Kebiasaan.

Mulutnya seolah bekerja secara otomatis tanpa sempat memikirkan efek yang ditimbulkan.

Terbukti, Adrea terjebak karna ulah mulutnya sendiri.

Adrea melirik Ashland takut. Otaknya dipaksa berfikir apa yang harus ia lakukan tanpa membuat emosi pria itu terpancing. Ingat! Ashland itu kejam dan emosian. Senggol dikit bacok!

"Kenapa diam, hm?" Tanya Ashland dengan suara seraknya yang mampu membuat Adrea merinding sekaligus berdebar.

Entah kenapa...suara...itu terdengar seksi ditelinganya.

"Apa yang kau rencanakan?" Kali ini wajah Ashland berubah serius. Ia melangkah mendekat pada Adrea menghilangkan jarak diantara mereka.

"M-maksudmu? A..aku, a-aku tidak mengerti!" Suara Adrea terdengar bergetar samar, kakinya bergerak mundur mencoba memberi ruang agar tidak terlalu berdekatan dengan pria itu.

"Aku butuh jawaban,"

Ashland terus mendekat menatap Adrea dengan kedua manik gelapnya tajam, mendesak gadis itu untuk bersuara. Ashland sebenarnya tidak terlalu peduli apa yang akan gadis itu lakukan, tapi jika ada sangkut pautnya dengannya ia tidak bisa tinggal diam.

Adrea tersentak, punggungnya sudah mencapai tembok dibelakang hingga menutup aksesnya bergerak. Ia hendak kabur, tapi gagal karna Ashland mengetahui niatnya. Pria itu mengukungnya dengan tangan kekarnya yang berada disisi tubuh Adrea. Pria itu benar-benar tidak berniat membiarkan Adrea melarikan diri.

Sudut bibir Ashland tertarik melihat gadis yang berada didalam kukungannya tidak memberikan perlawanan. Wajah tertekuk Adrea dan mata yang memancarkan ketakutan itu entah kenapa membuat Ashland tertarik melihatnya lebih lama.

"M-maaf...tapi...i-ini terlalu dekat," Cicit Adrea berusaha mengontrol tubuhnya yang bergetar karna diapit oleh kedua lengan kekar pria itu.

Jujur saja, jantungnya didalam sana sudah memompa 2 kali lebih cepat seakan ingin meledak karna posisi mereka yang sangat dekat. Ujung sepatunya dan Ashland bahkan bertemu dan Adrea juga bisa merasakan deru nafas teratur pria itu yang menerpa wajahnya.

Bau mint serta aroma tubuhnya mampu Adrea cium hingga membuatnya tanpa sadar terhanyut.  Ia belum pernah mencium parfum seperti ini. Baunya sangat enak dan Adrea menyukainya.

"Ekhem,"

Terhanyut karenanya, Adrea sampai memejamkan mata menikmati aroma tubuh pria itu yang memabukkan. Adrea rasanya ingin mencium bau itu lebih lama. Tak lama suara deheman menyadarkannya.

Adrea mendongak. Kali ini berani menatap mata gelap itu yang juga menatapnya balik. Adrea diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Ashland yang melihat keterdiaman gadis dikukungannya sedikit heran. Alisnya menukik memunculkan garis samar didahinya.

"Aku tidak suka mengulang perkataanku, Adrea." Kata Ashland dingin.

Adrea mengerjap. Ia langsung menunduk merutuki kebodohannya yang justru malah membuatnya terlihat seperti orang pe'ak.

Mendongak kembali, Adrea menelan ludahnya kasar kala matanya bersitatap dengan mata gelap Ashland yang kali ini lebih seram dari sebelumnya. Aura pria itu begitu kental hingga membuat Adrea merasa terintimidasi seperti ini.

Sebelum bicara Adrea menghela nafasnya pelan berusaha tenang.

"Aku tidak mengerti dengan rencana yang kau maksud? Tapi aku tidak pernah berfikir kesana, aku tidak merencanakan apapun sama sekali." Jawab Adrea memang wajah serius agar pria itu percaya.

Ashland tampak tidak puas dengan jawaban yang ia berikan. Wajahnya masih datar dan tatapannya masih dingin tapi Adrea berusaha tenang agar pria itu yakin ia tidak berbohong.

Ashland merendahkan tubuhnya, menempatkan bibirnya didepan telinga gadis itu. "Aku tidak menyukai kebohongan. Jadi berhati-hatilah karna kau berada dipengawasanku." Tubuh Adrea menegang mendengar bisikan tersebut. Dalam pengawasan? Apa pria itu akan mengawasi segala gerak geriknya? Tapi untuk apa? Ia bahkan tidak berbuat sesuatu yang akan menjerumuskannya kepada pria itu.

Adrea tidak terima. Ia ingin memprotes tapi suaranya kembali tertelan kala kedatangan seseorang.

"Apa yang kalian lakukan?!" Tegur Nathan yang muncul dari balik lorong. Pria itu menatapnya dan Ashland bergantian, tatapannya menyiratkan ketidaksukaan yang cukup kentara saat melihat Ashland. Mungkin karna hubungan Nathan dan Ashland yang tidak baik.

Nathan berjalan mendekati mereka. Ashland menjauh dari Adrea lalu bersandar pada tiang sembari mengunyah permen karet. Tatapannya datar tampak tidak bergairah dan bosan akan menghadapi drama yang Nathan ciptakan sebentar lagi.

"Kalian ngapain disini?" Keduanya tak menjawab membuat Nathan beralih melihat Adrea. "Lo telat?" Tanya Nathan mendapat anggukan dari gadis itu.

Nathan menghela nafas. Lalu beralih melihat sosok lain yang bersandar pada tiang.

"Kalian..." Tatapan Nathan menyipit curiga melihat Ashland dan Adrea. Apalagi ia tadi memergoki posisi keduanya yang terbilang sangat dekat. Adrea yang mengerti langsung menyangkal.

"Kami nggak ngapa-ngapain."

Nathan tampak tak percaya.

"Yang tadi itu apa?" Tanyanya agak jengkel.

"Kami tadi itu-"

"Ciuman."

Adrea melotot. Ia langsung menatap Ashland horor.

Si anjeng!

Nathan menoleh padanya dengan raut terkejut.

"Lo sama dia..."

Adrea memaksakan bibirnya tersenyum padahal aslinya sangat ingin mengorok wajah tampan Ashland menggunakan parutan dirumahnya. Lihatlah wajah tak berdosa pria itu setelah menfitnahnya! Begitu menyebalkan.

"Lo beneran ngelakuin itu? Sama dia?" Tatapan Nathan meredup saat menunjuk Ashland.

Adrea menggaruk pipinya gatal, kenapa jadi drama sekali seolah dirinya berada diposisi gadis yang ketahuan berselingkuh.

"Intinya gue nggak ngapa-ngapain, okey? Gue nggak bohong tapi terserah lo mau percaya atau enggak. Gue pergi," Adrea hendak melengos begitu saja namun dari arah barat ia melihat Buk Jenar berjalan hendak kearahnya. Buru-buru Adrea menarik Ashland dan Nathan bersembunyi dibalik pot bunga besar.

Nathan hendak bicara namun Adrea membekap mulutnya menginterupsi agar pria itu diam. Sementara Ashland ia malah heran kenapa ia juga harus ikut bersembunyi?

"Eh, mau kemana?" Tanya Adrea pelan seperti bisikan saat Ashland keluar dari persembunyian.

Pria itu menunduk, melihat Adrea yang berjongkok dibalik pot bunga. Tapi percuma saja bersembunyi pot bunga tersebut tidak keseluruhan menutupi tubuh gadis itu, sudah jelas pasti akan ketahuan.

"Tidak ada gunanya," Ujar Ashland datar sembari membuang permen karet dimulutnya lalu beralih mengambil benda nikotin disaku celananya, membakar ujung benda tersebut lalu menghisapnya hingga mengeluarkan kepulan asap. Ketahuan atau tidak pun ia tidak peduli.

Adrea rasanya ingin marah melihat sikap acuh pria itu tapi ah sudahlah suka suka dia.

"SEDANG APA KALIAN DISINI!" Suara lantang itu mengagetkan Adrea begitu juga dengan Nathan. Ashland sendiri hanya melihat sembari membuang rokoknya menyisakan kepulan asap samar diudara.

"Anu...kami lagi nyari cincin saya buk!" Bohong Adrea segera bangkit dan berpura-pura mencari benda tersebut yang nyatanya tidak ada.

"Kamu juga Nathan!" Kemarahan buk Jenar beralih kepada Nathan yang berdiri dibelakang Adrea. Pria itu hanya diam tanpa memberikan pembelaan, lalu mata Buk Jenar melirik kearah Ashland yang melihatnya datar.

"Kamu..." Tunjuk guru itu pada Ashland tak lama ia menghela nafas berat. "Sudahlah... Sebaiknya kalian kembali kekelas sebelum saya menghukum kalian! Apalagi kamu Adrea sudah telat merepotkan orang segala!" Heh anying! Cocotmu buk!

Punya dendam kusumat kah guru bertubuh gempal itu padanya? Kenapa hanya dirinya saja yang dimarahi sedangkan Ashland dan Nathan tidak! Tidak adil sekali. Apa karna guru itu masih mengingat perkara ia mencuri mangga dulu?

Bjirr pelit amat lagian juga punya sekolah. Jilid Adrea melihat buk Jenar sinis.

14 Maret 2024

Lama ya?😭

Mohon maaf lahir dan batin yeorobun 🙏

Kalian ngerasa juga nggak si sama kayak aku kalau vibes ramadhannya kurang kerasa? Kadang suka lupa kalau puasaಥ‿ಥ

Seperti biasa aku updatenya malem 🤭

Selamat berbuka🙌

Ramein kolom komentar ya~

See you
Raraayyy16

Continue Reading

You'll Also Like

253K 25.7K 35
Bagaimana perasaan kalian ketika sedang enak enaknya ingin memakan mie di kamar malah kamarnya berubah jadi portal yang menghantarkan diri kalian ke...
2.4M 209K 68
[FOLLOW SEBELUM BACA] Refara, seorang gadis cantik yang hidup sebatang kara. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan dan memutuskan untuk hidup mandir...
4.5M 309K 47
"gue gak akan nyari masalah, kalau bukan dia mulai duluan!"-S *** Apakah kalian percaya perpindahan jiwa? Ya, hal itu yang dialami oleh Safara! Safar...
9.8K 1.4K 10
Harusnya sih Nirkala terbangun di rumah sakit setelah mengalami kecelakaan maut, dia harusnya terbangun dengan menyedihkan karena tidak ada satu oran...