"Kenapa tuh si Ace? Meringis mulu udah kayak kerasukan kuntilanak",. Bisik Lucas pada Bustomi yang dari tadi mengupas kacang dan mengumpulkannya di atas kertas.
"Nggak tau, gue takut dia kesurupan, makanya gue duduk agak jauhan, ntar dicekek lagi",. Sautnya.
"Loh Kudanil, jangan lo makanin terus kacang gue. Susak susah gue kupas, lo yang abisin. Babi Anda",. Lanjut Bustomi kesal pada Lucas yang dari tadi mengambil kacang goreng milik Bustomi.
"Pelit banget, orang cuma minta dikit",. Kata Lucas mencibir.
Sedangkan Ace, jangan ditanya lagi. la masih betah cengengesan, lalu tiba menutup wajahnya dengan sebelah tangannya, lalu tersenyum lagi. Membuat teman-temannya disana memandang horor.
"Ace, lo nggak gila kan?",. Tanya Bustomi, sambil mencolek lengan Ace.
Ace mash tetap tersenyum tak bergeming,.
"Kan beneran ini mah, kesurupan kunti jembatan Ancol, panggil Pak Mus di Musholla cepet. Perlu di ruqiyah ini mah",. Kata Bustomi.
"Ace",. Tepuk Mark, dan Ace senantiasa tak mendengarkan.
"ACEE",. Teriak Mark ulang, dan berhasil membuat Ace menoleh,.
"Haa?",. Sautnya,. "Kenapa?",. Tanya Ace tanpa peduli tatapan heran dari teman-temannya,.
"Lo kenapa cengengesan nggak jelas? Gila lo ya gara-gara di tolak Alexa?",
,. Tanya Lucas,.
Ace kembali tersenyum dengan telunjuknya ia taruh di tengah hidung,.
"Lah cengengesan lagi nih bocah, kurang penuh apa gimana sih otaknya?",. Heran Mark saat melihat Ace masih saja senyum-senyum nggak jelas,.
"Cinta lo di terima sama Alexa?". Tanya Zuko pada Ace,.
Ace menoleh pada Zuko lalu menggelengka kepalanya,.
"Enggak",. Jawabnya dan mash tetap tersenyum,.
"Terus kenapa lo senyum mulu dari tadi? Dapet job iklan pepsodent lo ya?",. Timpal Lucas,.
Ace lalu menunjuk pohon asal-asal an. "Pohonnya lucu ya",.
Timpalnya, lalu berdiri dengan mash tersenyum dan pergi meninggalkan ke empat temannya yang masih melongo melihat tingkah laku Ace,.
"Pohon? Pohon beringin itu maksud Ace? Lucu dimananya sih, itu angker bego",. Bisik Bustomi pada Lucas,.
"Ace kayaknya baru aja dapet wahyu ni, bisa liat ge ghoib sekarang, udah fix ini mah, perlu dibawa ke pak kiyai",. Sambung Lucas.
Disisi lain, di Atlanta Alexa baru saja selesai memindahkan bukunya dari ransel ke dalam lokernya, sebelum tiba-tiba jessy datang menghampirinya.
"Lexaa, lo tau ada berita hari ini?". Tanya Jessy heboh dan nafas nya yang setengah ngos-ngosan.
Alexa menoleh, dengan membawa buku dan ipadnya secara bersamaan.
"Tau, ada murid baru kan?" Tanya Alexa sambil menutup lokernya dan berjalan bersama Jessy menuju kelas.
"Kok lo tau?". Tanya Jessy heran. Bukan apa, Jessy sedikit heran, pasalnya Alexa bukan tipe orang yang melek informasi dan tidak kepo dengan urusan orang lain.
"Tau lah". Perjelas Alexa.
Jessy menoleh cepat,. "Ih. Siapa yang ngasih tau?". Tanya Jessy
Alexa mengangkat bahunya,. "Gue nggak se kudet itu Jess, dari tadi pagi anak-anak di kelas, di grup angkatan lagi rame bahas itu",. Jelas Alexa, membuat Jessy terkekeh.
"Oh iya ya, kirain lo juga nggak pernah baca chat dari grup angkatan, kecuali lo punya HP cuma buat chat an sama Ace aja",. Goda Jessy dengan menaik turunkan alisnya membuat Alexa menaikan salah satu alisnya.
Alexa masuk ke dalam kelasnya lalu duduk di kursi nya. "Kenapa sih semua orang pada suka banget jodohin gue sama Ace?",. Tanya Alexa.
"Ya karena kalian emang cocok banget". Sambung Melanie yang baru saja datang dan langsung duduk di depan Alexa.
"Ah males ah, cocok menurut kalian, menurut gue enggak. Udah ya, bisa nggak sehari aja gue nggak denger nama Ace?",. Tanya Alexa malas.
Melanie dan Jessy menggeleng kompak,. "Nggak Bisa",. Jawab Jessy.
"Lagian lo yakin gak bisa suka sama Ace? Jangan buat lo jilat ludah lo sendiri kayak abang lo",. Ejek Melanie.
Alexa mengerutkan alisnya,. "Maksudnya?"
"Yah, kisah cinta Bang Ben dan Kak Aluna, udah terkenal kalau abang lo dulu nolak Kak Aluna sekarang dia yang cinta mati. Jangan sampek itu juga berlaku buat lo",. Jelas Melanie pada Alexa.
Alexa mendengus, lalu matanya menatap lurus kedepan,. "Gue nggak tau, yang jelas untuk sekarang gue nggak mau cari cowok",. Jelas Alexa. Selain itu dia menerawang, setelah kencan paksaan dengan Ace kemarin dia dapat simpulkan kalau kisah hidup Ace tidak se sederhana itu.
Dari luar Ace terihat humoris, dari dalam Alexa seperti merasakan kalau Ace memiliki banyak teka-teki yang harus dipecahkan. Dan Alexa memilih menghindar dari teka-teki itu.
Bel masuk berdering nyaring, tepat beberapa menit setelah itu, guru matematika itu masuk dengan seseorang di belakang nya. Satu cowok blasteran, membuat kelas Alexa seketika ricuh.
"Selamat Pagi Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan diri kalian",. Ucap Pak Haki, guru matematika berkepala botak itu kepada murid barunya.
"Dylan Nicholas Handler, From Seatle",. Kata siswa itu dingin.
Hawa dingin seketika langsung merasuki kelas itu, suasana yang semula ricuh berubah senyap saat melihat siswa bermata savir itu memperkenalkan diri. Begitu juga dengan Alexa, bahkan Jessy dan Melanie yang notebennya suka mengkritik itu seketika diam tanpa komentar.
"Baik, kamu bisa duduk di kursi kosong yang ada disana duduk di belakang Alexa ya",
*******************
Alexa baru saja keluar dari kelas saat mata pelajaran Biologi selesai. Ia bersama dengan Jessy berjalan menuju kantin karena memang Melanie sedang ada urusan bersama guru biologi melakukan ujian susulan.
"Penuh banget kantin",. Decak Jessy malas saat melihat situasi kantin yang ramai seperti biasanya di jam istirahat.
Alexa mendengus malas, " student mart aja yuk",. Dan selanjutnya mereka berdua pergi ke swalayan siswa bersama. Tapi ternyata sama, bahkan sangat penuh tidak seperti biasanya.
"Tumben banget juga penuh gini",. Kata Jessy.
Alexa mendengus kesal,. "Nggak papa udah, yuk",. Kata Alexa. Setelah itu mereka berdua mengantri bersama bahkam tak jarang mereka berdua juga diserobot orang, sampai-sampai kini Alexa terhimpit di tembok.
"Aduuuh",. Kata Alexa saat kepalanya nyaris terbentur tembok, tapi sebelum benturan itu terjadi ia lebih terkejut saat seseorang datang menahan dirinya di antara himpitan para siswa yang sedang mengantre.
Alexa mendongak, ia melihat pria jangkung berdiri di hadapannya dengan memejamkan mata. Tangan Dylan menyangga tembok dengan Alexa diantara kedua tangannya. Tanpa sepatah kata, Dylan menarik tanga Alexa dan membuka kan jalan untuk ia segera ke kasir.
"Eeeh",. Alexa sedikit bingunh saat Dylan menarik tangannya, Setelah itu Alexa menoleh ke belakang, dan selanjutnya Dylan pergi melewati gerombolan manusia meninggalkan Alexa yang masih memandangnya heran.
Alexa dan Jessy berjalan bersama, lali tatapan Jessy berhenti pada seorang laki-laki yang duduk sambil membaca buku dengan airpods yang menempel di kedua telinganya.
"Tuh cowok misterius banget ga sih menurut lo Lex?", tanya Jessy berbisiki pada Alexa.
Alexa melihat laki-laki itu dengan pandangan aneh, mengingat kejadian tadi di kantin.
"Perasaan lo aja kali",. Kata Alexa,
"Tapi dia nggak punya temen, tapi ganteng sih. He he he",. Kata Jessy di akhiri dengan cengengesan.
Alexa mencibir geli,. "Dasar, emang lo itu lemah kalo cowok ganteng",. Kata Alexa.
"Tuh tau",. Timpal Jessy cekikikan.
Setibanya di kelas, Alexa segera menjatuhkan pantanya di kursi. Untuk selanjutnya bel masuk berdering nyaring, selang beberapa menit kemudian, para siswa maupun siswi berbondong-bondong memasuki kelas disusul dengan guru kesenian.
*************
Pukul 14.30 Alexa berdiri di halte bersama dengan murid-murid yang lain. Menunggu seseorang utusan menjemput hari ini. Oh ayolah, dia berdecak kesal dengan kakak nya. Kali ini yang membuatnya kesal adalah Benua, garis bawahi. Benua.
Iya, hari ini Samudra masih ada urusan di sekolahnya karena memang siswa kelas 12 sekarang paling tidak akan pulang sekitar jam 16.00 sore. Samudra sudah meminta tolong Benua untuk menjemputnya, tapi apa kata Benua? Dia sudah menyuruh Ace menjemput Alexa dan dengan senang hati Ace menerima utusan itu sebagai sopir Alexa mulai sekarang.
Alexa sudah mau menolak dengan memilih naik ojek online kalau saja tadi bukan permintaan Benua.
Satu persatu murid disitu mulai pergi karena penjemputnya sudah datang, kini tinggalah Alexa yang masih menunggu dengan melamun dan sesekali mengecek ponselnya.
"Ini, punya lo?". Alexa terkejut saat tiba-tiba seseorang menyodorkan dompet pastel itu di depan matanya saat ia asik melamun.
"Eh,". Alexa menoleh pada sang pemilik suara, lalu kembali menilik dompet yang diberikan padanya,.
"Iya, ya ampun ketinggalan. Terimakasih",. Kata Alexa canggung pada Dylan yang masih saja memberikan kesan datar,.
Baru saja Alexa mau mengambil dompetnya, seseorang lebih dulu mengambil dompet itu dari tangan Dylan.
"Ace",. Kata Alexa saat ia melihat Ace menatap dingin ke arah Dylan, baru pertama kali Alexa melihat Ace sedingin itu. Alexa melihat kedua orang itu saling melemparkan tatapan dingin.
Alexa menarik lengan baju Ace, karena Alexa tidak nyaman dengan situasi ini,.
"Gue hanya mau ngembaliin dompetnya. Ketinggalan",. Kata Dylan tanpa ekspresi apapun.
Ace masih menatapnya datar,. "Ayo pulang",. Hanya itu yang dikatakan Ace lalu menarik Alexa. Alexa hanya mengikut dengan tarikan Ace dan hanya mengangguk dan tersenyum tipis pada Dylan tak enak hati.
Setelah keduanya masuk kedalam mobil milik Ace, Ace segera mengegas mobilnya untuk pergi dari situ.
"Lo kenapa sih?", tanya Alexa heran.
Ace menoleh sedikit, lalu mengambil nafas dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan. Detik selanjutnya ia tersenyum.
"Aku? Aku nyetir ini",. Jawabnya, merubah ekspresinya yang dingin tadi berubah slengekan seperti biasanya membuat Alexa mendengus.
"Lo Bipolar ya?",.
Ace menaikan salah satu alisnya,. "Aku sehat wal afiat, tanpa cacat, dan tanpa cela",. Katanya membuat Alexa memasang wajah datar.
"Lo kenal ya sama cowok tadi?",. Tanya Alexa.
Ace berdehem,. "Udah makan?",. Kata Ace mengalihkan perhatian Alexa.
Alexa menaikan salah satu alisnya,. "Lo ngalihin perhatian ya?". Selidik Alexa
Ace menghela nafasnya,. "Kamu suka cowok tadi?",. Tanya Ace pada Alexa.
"Siapa? Aku? Suka sama Dylan?",. Perjelas Alexa setengah melongo dengan pertanyaan Ace.
"Ya nggak lah, baru kenal juga hari ini",. Lanjut Alexa
Ace tersenyum miring,. "Syukurlah, kirain suka",.
Alexa menaikan salah satu alisnya heran,. "Kenapa emang?",.
Ace menggeleng-gelengkan kepalanya,. "Ya jangan sampek suka lah, Dylan kan punya Milea",. Kata Ace sembari menoleh pada Alexa bertepatan saat itu lampu merah pertama.
"Dan Ace punya Vanilla",. Lanjut Ace menatap Alexa dengan tersenyum. Alexa seketika memalingkan wajahnya, iya. Ia bersemu. Tapi tak pelak ia mendengus geli.
"Apa kata lo aja deh",. Kata Alexa menggelengkan kepalanya, membuat Ace terkekeh. Keduanya diam sampai Ace berhenti di depan rumah Alexa.
"Terimakasih Ace, boleh gue minta dompet gue?",. Tanya Alexa pada Ace.
Ace menganggukan kepalanya, lalu mengambil dompet pastel itu di dashboard mobilnya. Ia membuka dompet milik Ace sendiri dan mengambil selembar foto anak TK berusia 5 tahun. Lalu membuka dompet milik Alexa membuat Alexa menautkan kedua alisnya heran.
"Mau ngapain?",. Selidik Alexa saat Ace menyelipkan foto berukuran 3x4 itu kedalam dompet Alexa, berdampingan dengan foto Alexa sekarang.
"Aku cuma punya foto ini untuk kenangan masa kecilku. Minta tolong simpenin ya? Aku ceroboh soalnya",. Kata Ace pada Alexa.
Alexa tentu saja tercengang dengan perbuatan Ace. Dan herannya ia juga tak menolak dan hanya menurut saja. Menerima dompet dari Ace seperti orang bodoh.
"Kok gue sih? Ntar kalo orang-orang mikir yang macem-macem gimana?",. Tanya Alexa.
"Ya nggak papa, paling cuma di suruh jadian",. Kata Ace terkekeh. Alexa mendelik dengan jawaban Ace dan memilih memutar kedua matanya malas. Saat ia lebih memilih mengalah dengan tingkah laku Ace, Alexa memilih segera keluar dari mobil Ace. Tidak Aman bagi mental dan...jantungnya.
Saat tiba-tiba Alexa hendak keluar dari pintu mobil Ace, Ace lebih dulu menarik tangannya membuat Alexa kembali menoleh,.
"Aku nggak suka kamu dekat dengan Dylan. Bisa kah kamu jaga jarak dengan dia?",.
Halo teman-teman. Maaf sekali ya, aku sudah sangat lama sekali tidak pernah update.
Aku sempatkan untuk aktif kembali ya teman-teman. Semoga kalian masih tetap menjadi pembaca setia ceritaku. Hehehehe