I WANT YOU (END)

De SriNNingsih

1.8M 139K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... Mai multe

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
EPILOG
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

50

12.7K 1.1K 26
De SriNNingsih

"Gelap!" Gumamnya. Thalia pun membuka pintu tersebut. Kedua netra emasnya melebar sempurna karena melihat pemandangan di depannya.

Ada banyak anak tangga menuju ke bawah, tiap dinding bermotif bata merah terdapat obor menyala setiap dua meter yang membuat ruangan tersebut sedikit lebih terang. Akan tetapi, suasana tetap hening dan sedikit menakutkan.

"Hmm, ruang bawah tanah. Masuk atau enggak ya?" Thalia menimang-nimang lagi. Karena ruangan itu sempit akan sedikit beresiko jika bertemu musuh secara langsung.

Kriet

Suara derit panjang yang di timbulkan oleh engsel pintu berkarat membuat Thalia terperanjat kaget. Ia yang awalnya berniat ingin masuk menjadi mengurungkan niatnya. Thalia segera menutup pintu dengan cepat, dan ia berlari untuk bersembunyi, gadis itu memutuskan untuk bersembunyi di kolong kursi panjang di ruang tamu tersebut--ia tak peduli lagi perihal debu tebal mengotori gaunnya, terpenting ia bisa bersembunyi dan selamat.

Netra emasnya mengamati, ada pria lain yang datang dengan membawa beberapa barang yang di bungkus tas yang berasal dari kain kanvas tipis. Ia meletakkannya diatas meja ruang tamu, salah satu tas kanvas terguling dan isinya berhamburan keluar, salah satunya jatuh tepat di depan Thalia.

Kedua netra emasnya membola sempurna melihat ranting-ranting kering rumput fatimah yang berjatuhan, jemari lentiknya mengambil satu yang terjatuh di depannya dan menyembunyikannya agar tidak menarik perhatian pria itu untuk mendekat ke tempatnya bersembunyi.

Laki-laki itu mengomel dan memunguti satu persatu ranting kering tersebut. Ia mengedarkan matanya untuk mencari rumput fatimah yang masih jatuh di lantai. Thalia merapatkan tubuhnya mendekati dinding, saat ia melihat boots hitam kumal itu mendekat ke kursi panjang. Lelaki itu merapikan kembali bungkusan tersebut diatas meja. Lalu, ia duduk diatas kursi panjang tempat Thalia bersembunyi.

Tak lama, pintu paling sudut terbuka. Menampakkan pria paruh baya yang memakai setelan hitamnya. Dengan ekspresi datar, pria paruh baya itu mendekat dan melihat bungkusan di atas meja.

"Kerja bagus Zen! Kau membawa lebih banyak hari ini," Sahut Pria paruh baya dengan nada senangnya.

"Para pedagang itu membawa persediaan banyak saat itu, Tuan Snowhite!" Jawab Zen tersenyum bangga.

Thalia tertegun, ia merasa tak asing dengan nama Snowhite. Ia mengingat-ingat, nama yang mirip tokoh putri salju itu bukanlah nama dari seseorang melainkan nama marga seseorang.

'Snowhite, marga sama seperti Salsabila!' Serunya dalam hati, Thalia menutup mulutnya yang melongo karena tidak percaya. Netra emasnya kembali melihat ke pria yang bermarga Snowhite itu. Ia menerka-nerka pria itu memiliki umur yang sama dengan Ayahnya, Duke Aaron. Dia memiliki warna rambut yang sama seperti Salsabila yaitu pirang dan tersisir rapi kebelakang, serta kedua netra abu-abunya menatap kearah pria yang duduk di kursi panjang.

'Memang benar, pria itu mirip sekali dengan Salsabila!' Ujarnya dalam hati.

'Lalu, apa yang sebenarnya mereka lakukan di tempat ini?' Thalia bertanya-tanya dalam hati.

"Ayo, lekas kita bawa ini! Mereka akan memprosesnya dengan segera, Nyonya Ruth dan beberapa asistennya sudah menunggu kedatanganmu!" Kata Smith yang mengambil bungkusan tersebut.

Zen segera bangkit dari tempat duduknya dan membantu membawakan sisanya "Bagaimana dengan Yang Mulia, Tuan?"

Smith tersenyum miring "Sebentar lagi dia akan kesini! Karena bahan ritualnya sudah menunggunya," Jawab Smith. Kedua pria paruh baya itu beranjak pergi dari ruang tamu, Smith membuka pintu yang menuju ruang bawah tanah. Saat pintu tertutup, keheningan pun menyerang.

Thalia masih terdiam di tempat persembunyiannya. Ia mendengar banyak di tempat itu dan lagi mereka menyebut Yang Mulia. Gadis itu berpikir, akankah Raja Liam datang ke tempat aneh begini? Atau....

Kedua mata emas madunya melebar sempurna "Ratu...!" Serunya dengan nada tercekat. Dengan cepat Thalia keluar dari tempat persembunyiannya. Ia ingin sekali menyelinap masuk ke ruang bawah tanah untuk melihat tapi ia urungkan. Thalia segera keluar dari tempat itu, ia memutuskan untuk bersembunyi di luar dan ia menunggu untuk melihat sendiri kedatangan orang yang di maksud Zen dan Smith tadi. Jika benar dugaannya, maka Kerajaan Orthello sedang dalam bahaya.

Thalia menatap tajam pada ranting rumput fatimah yang ada di tangannya. Ia menyimpan baik-baik barang bukti tersebut untuk memperberat hukuman jika mereka berhasil tertangkap dan diadili.

***___***

Ketiga kuda saling melesat dengan cepat membelah hembusan angin yang menerpa tubuh mereka bertiga. Ace dan kedua pria yang menemaninya berhenti sejenak untuk melihat arah hutan yang mereka tuju sudah benar.

"Tinggal sedikit lagi kita sampai, Pangeran!" Ujar Dariel yang sudah tahu lokasinya.

"Ini lurus saja kan?" Tanya Ace.

Dariel mengangguk "Benar, Pangeran!"

"Aku akan kesana, kalian berjaga saja di luar dan jangan terlalu jauh dari tempat itu! Aku akan mencari Thalia terlebih dahulu!" Kata Ace membuat William dan Dariel mengangguk mengerti "Dan jangan lupa untuk bersembunyi!" Sambung Ace.

Ketiganya pun berpisah saat mereka sudah melihat bangunan rumah yang mirip gubuk reyot di depan mereka. William dan Dariel mencari tempat persembunyian untuk ketiga kuda mereka. Ace sudah turun dan berlari mendekati gubuk reyot tersebut.

'Harusnya kalau sudah sedekat ini aku melakukan teleportasi akan aman kan?' Tanyanya dalam hati. Tapi, ia ragu dan membatalkan niatnya. Ace menelusuri sekeliling bangunan tersebut, ia menemukan beberapa ranting liar terkoyak. Ia tahu siapa pelakunya.

"Thalia pasti di dalam!" Ujarnya singkat. Ace pun kembali ke pintu depan dan memutuskan untuk masuk dan memeriksa.

Thalia di atas pohon yang bersembunyi di balik ranting yang tebal terkejut melihat sosok Ace yang masuk ke dalam gubuk reyot tersebut. Ia ingin berteriak memanggilnya tapi ia urungkan karena akan menarik perhatian dan akan sangat fatal akibatnya nanti.

"Ace ngapain masuk sih, duh!" Umpatnya dalam hati.

Ia terpaksa turun dari pohon dan berniat masuk lagi ke dalam gubuk reyot itu untuk menyusul Ace. Thalia berharap Ace tidak sampai ketahuan di dalam sana. Dengan langkah cepat, Thalia segera menyusul Ace untuk masuk kembali ke gubuk reyot tersebut.

"Ace!" Panggil Thalia dengan suara pelan. Gadis itu menutup kembali pintu depan. Ruangan tersebut kosong, ia pun segera mengecek ruang per ruang dan kosong. Thalia yakin Ace pasti masuk ke ruang bawah tanah.

Thalia menghela nafas "Semoga tidak sampai ketahuan!" Ia berdoa sesaat dan kedua kakinya melangkah menelusuri anak tangga dengan waspada. Belati kecil sudah ia siap di tangannya.

Satu persatu anak tangga ia lewati, lorong memutar yang cukup panjang. Thalia tahu betapa dalamnya letak ruangan rahasia itu. Saat ia sampai di anak tangga terakhir, Thalia merapatkan tubuhnya di balik dinding agar tidak terlihat oleh musuhnya.

Kedua matanya memindai sekitar, ia mencari sosok Ace yang ternyata sudah bersembunyi di balik buffet. Jarak mereka tak jauh, ia bisa mendekati Ace. Thalia kembali mengedarkan pandangannya untuk memeriksa. Sebuah ruangan yang di terangi dengan beberapa lentera terbuat dari sumbu dengan minyak kelapa sebagai bahan bakarnya.

Ada lima orang yang berada di ruangan tersebut. Dua laki-laki yang tak lain ialah bermarga Snowhite dan Zen. Ketiga lainnya merupakan wanita paruh baya yang tampilannya seperti pelayan. Semuanya sedang sibuk mengolah rumput fatimah yang baru datang untuk di jadikan obat serbuk.

'Jadi di tempat ini mereka memproduksi barang berbahaya itu!' Thalia menahan emosinya yang bergejolak.

Ia pun kembali fokus untuk menghampiri Ace. Dengan langkah mengendap-ngendap dengan kedua mata emasnya sesekali melihat langkahnya sendiri dan kelima musuhnya, Thalia sangat berhati-hati dalam melangkah.

Ace pun tak menyadari Thalia sudah berada tepat di belakangnya. Netra merahnya benar-benar berkilat marah, ia frustasi karena tak melihat Thalia dimana pun. Ace khawatir jika terjadi sesuatu pada wanitanya.

Thalia meraih bahu lebar Ace yang tampak kokoh itu, ia menepuknya pelan. Ace terperanjat, ia segera menoleh ke belakang. Ia sudah bersiap menyerang jika musuh sudah memergokinya di belakang.

Kedua netra merahnya melebar, ada rasa ingin meledak di dalam dirinya. Karena ia sudah menahan rasa cemas dan khawatir dalam waktu yang cukup lama pada wanita yang kini berdiri di depan matanya dengan senyuman termanisnya.

Refleks kedua tangan Ace menarik tubuh Thalia ke dalam dekapannya. Ia memeluk Thalia posesif karena takut wanita di depannya ini menghilang lagi. Thalia yang mendapat serangan dadakan itu hanya bisa menahan diri untuk tidak berteriak karena kaget. Ace memeluknya dengan sangat erat.

"Kau kenapa?" Bisik Thalia tepat di telinga Ace.

Ace melepas pelukannya, dengan gerakan cepat ia meraih tengkuk Thalia dan menariknya. Kedua bibir mereka bertemu, Ace mengecup dan melumat bibir ranum Thalia sedikit kasar dan menuntut. Karena tergoda Thalia pun membalas ciuman Ace.

Pria itu mengendurkan ciumannya yang terkesan kasar, ia merasakan Thalia membalas ciumannya. Gadis itu mengalungkan kedua tangannya di tengkuk Ace, sesekali ia mengelus lembut rambut milik pria itu sambil menekan kepalanya sedikit, agar ciuman mereka lebih dalam dan intens. Jemari Ace sudah beralih ke pinggang ramping milik Thalia, ia merapatkan tubuh Thalia hingga menempel pada tubuhnya.

Ace menghentikan tautan bibir mereka berdua, rona merah sudah menghiasi wajah cantik Thalia. Dalam hati gadis itu sudah mengumpat tidak jelas, karena serangan dadakan yang di berikan Ace. Ia tak menyangka dalam situasi genting Ace masih bisa melakukan hal di luar nalar manusia.

'Situasi tak mendukung begini, pria satu ini bisa-bisanya melakukan hal yang sangat rentan membuatku berteriak karena kaget!' Seru Thalia dalam hati karena kesal, tapi ia tak memungkiri bahwa dirinya juga menikmati. Salahkan diri Thalia yang sedikit tidak punya pendirian jika menyangkut Pria di depannya ini.

Ace kembali mencium lembut puncak kening Thalia. Aroma mawar yang menguar di tubuh Thalia membuat hatinya kembali tenang.

🌹🌹🌹

Author ; Ada pesan khusus buat si Ace yang bahlul di suasana genting dan itu pun terjadi di kandang musuh??

Thalia ; Ace gila!

Ace ; 😑

Salam Manis Dariku

NING SRI 😘

Continuă lectura

O să-ți placă și

10.1K 1.3K 42
Ada seorang gadis dari Nusantara bernama Arum. Dia pergi ke negeri China demi menggapai cita-citanya yang sangat nyeleneh. Apa cita-cita tersebut? Da...
602K 21.1K 27
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...
697K 48.8K 37
Ketika seorang mahasiswa kedokteran bernama Astrella Hunter yang hobi membaca novel tiba-tiba mengalami kejadian yang tak terduga dalam hidupnya. Set...
1.4M 119K 95
Satu-satunya harapan Sera adalah diakui dan dicintai oleh putra mahkota. Demi pengakuan dan cinta dari sang Putra Mahkota membuat Sera melakukan sega...