'Siapa Aileen?'
Immortal bingung saat dia melihat Se-Jun memanggil seseorang dan menunjuk dirinya sendiri.
Kemudian tiba-tiba,
"Uhk!"
Penglihatannya kabur, dan kekuatan besar mulai menekan Immortal.
Kemudian,
"Apakah itu kamu? Orang yang menentang Sejun kita?!"
Sebuah suara yang dipenuhi amarah membara bergema.
"Apa?!"
Immortal, melihat ke arah asal suara itu, berseru kaget,
"Apa?! Seekor naga?!"
Dia ngeri melihat makhluk raksasa menatapnya. Dia tidak pernah menyangka akan bertemu Naga, makhluk terkuat di Benua Titan, secara tiba-tiba.
Namun,
"Apa? Seekor naga?"
Hanya menyerupai seseorang tidak sama dengan menjadi Naga. Naga adalah makhluk dengan kaliber berbeda.
"Beraninya kau memanggilku, Naga Hitam Agung Aileen Pritani, hanya seekor Naga?!"
Kata-kata Immortal hanya menambah kemarahan Aileen.
Beraninya kamu menentang Se-Jun kami?
Beraninya kamu memanggilku naga?
Crunch!
Dengan demikian, Immortal, yang membuat Aileen sangat marah, menemui akhir yang sia-sia di bawah kaki kirinya, tidak mampu mengendalikan kekuatannya.
Gemetaran.
- "Ketaatan mutlak pada Nona Aileen! Ketaatan mutlak pada Tuan Sejun!"
Es Batu yang berevolusi di bawah kaki kanan Aileen berteriak ketakutan.
***
Lantai 4 Menara.
Tidak lama setelah kematian Immortal,
[Administrator Menara, Naga Hitam Agung Aileen Pritani, telah memusnahkan Raja Lich yang Abadi.]
[Quest Administrator Tingkat Menengah telah selesai.]
Pesan muncul yang menunjukkan selesainya misi muncul. Seperti yang diharapkan dari Aileen, dia sepertinya telah berurusan dengan Immortal setelah membawanya pergi.
"Hehehe. Kamu seharusnya mendengarkanku."
Sejun sedang berduka atas 'terbebasnya' (?) Abadi, menunggu hadiah pencariannya,
[Administrator Menara mengatakan dia senang kamu dan dia telah menyelesaikan misi ini bersama-sama.]
Aileen menyampaikan pada Sejun.
"Benar. Kami menyelesaikannya bersama-sama."
Kata 'bersama' menggelitiknya, memberikan perasaan menyenangkan.
[Administrator Menara mengatakan dia berharap untuk terus menyelesaikan misi bersamamu.]
"Tentu. Ayo lakukan itu."
Saat Sejun sedang berbicara dengan Aileen,
[Sebagai hadiah penyelesaian misi, Tengkorak Hitam diselamatkan.]
Hadiah penyelesaian misi yang ditunggu-tunggu dimulai.
Namun,
[Hadiah penyelesaian misi, termasuk poin pengalaman dan Koin Menara, akan didistribusikan berdasarkan tingkat kontribusi Naga Hitam Aileen Pritani dan Petani Menara Park Sejun.]
[Mengevaluasi tingkat kontribusi misi.]
[Naga Hitam Hebat Aileen Pritani – 99%]
[Petani Menara Park Sejun – 1%]
Hadiahnya dibagi berdasarkan penyelesaian misi mereka.
"Aku hanya berkontribusi 1%...?"
Sejun berseru dengan nada sedih setelah melihat pesan itu.
Tidak! Jika kita melakukannya bersama-sama, seharusnya tepat 50-50! Mengapa kontribusiku hanya 1%?! Hah?! Betapa kerasnya aku... Maksudku, kami bekerja!
Sadar akan bantuan hewan yang tanpanya Immortal tidak akan pernah bisa ditangkap, Sejun tidak bisa mengklaim telah melakukannya sendirian.
Kemudian,
[Anda telah memperoleh 1 juta poin pengalaman sebagai 1% dari hadiah penyelesaian misi.]
[Anda telah memperoleh 1,5 juta Koin Menara sebagai 1% dari hadiah penyelesaian misi.]
Terlepas dari perasaan Sejun, hadiahnya dibagikan.
Pada saat itu,
"Ketua Park! Wajahmu jadi jelek lagi, meong!"
Theo, dengan cepat menyadari rasa frustrasi Sejun terlihat di wajahnya, dengan cepat naik ke bahunya dan memulai,
Press. Press.
untuk mendorong wajah Se-Jun dengan cakar depannya.
"Jangan khawatir, meong! Aku akan segera mengembalikan wajahmu ke keadaan normal, meong!"
"Tidak, aku... Ptui. Wajahku tidak busuk..."
Sejun mencoba menyangkalnya sambil menyemburkan bulu Theo yang masuk ke dalam mulutnya, tapi
Thump. Thump.
"Meong?! Ketua Park, diamlah, mengeong! Wajahmu semakin jelek, meong!"
Press. Press.
Theo meremas wajah Sejun dengan kuat, menekannya dengan kuat.
"Huh... Baiklah, lakukan apa yang kamu mau."
"Puhuhut. Tunggu sebentar, meong!"
Press. Press.
Saat Se-Jun menerima pijatan Theo,
[Administrator Menara mengatakan dia menyesal telah mengambil semua hadiahnya.]
Aileen, yang secara tidak sengaja mengambil 99% hadiah misi, meminta maaf kepada Sejun.
"Tidak, itu bukan salahmu, Aileen..."
Melihat sikap Aileen membuat Sejun merasa berpikiran sempit dan picik.
Sejujurnya, baik poin pengalaman maupun Koin Menara bukanlah hadiah yang signifikan bagi Sejun. Itu adalah hal-hal yang bisa dia lakukan dengan atau tanpa. Fakta bahwa dia hanya mendapat 1% saja yang membuatnya kesal.
Saat kepicikan Sejun memudar,
"Puhuhut. Aku, Wakil Ketua Theo, sudah memperbaiki wajah Ketua Park, meong! Sekarang, wajah Ketua Park tidak lagi jelek, meong!"
Klik.
Theo menepuk keningnya dengan kaki depannya, bergelantungan di kaki Sejun lagi dengan ekspresi bangga.
Kemudian,
[Administrator Menara mengatakan item ini, yang muncul setelah dia membunuh Immortal, akan diberikan kepadamu.]
Aileen memberikan Sejun sebuah item yang dia peroleh setelah membunuh Immortal.
Thud.
Sebuah salib hitam muncul di telapak tangan Sejun.
"Terima kasih, Aileen. Dan aku minta maaf karena berpikiran sempit."
Sejun mengungkapkan rasa terima kasih dan permintaan maafnya kepada Aileen.
[Administrator Menara mengatakan jika kamu baik-baik saja, dia baik-baik saja.]
Saat Sejun dan Aileen kembali berbincang ramah,
[Quest Administrator Tingkat Menengah baru telah diaktifkan.]
[Quest Administrator Tingkat Menengah: Tanam Salib Kematian di tanah untuk mendeklarasikan domain kematian tempat Tengkorak Hitam dapat berkembang. Lindungi area tersebut hingga 1000 Tengkorak Hitam berkumpul.]
Hadiah: 10 juta poin pengalaman, 10 juta Koin Menara
Kegagalan: Anda tidak dapat kembali ke lokasi semula sampai misi selesai.
Sebuah pencarian baru muncul.
Kalau dipikir-pikir, Sejun seharusnya sudah kembali, tapi sepertinya belum karena masih ada sisa quest.
"Jadi, aku tanam saja ini dan tunggu? Pencarian ini sepertinya mudah."
Sejun memeriksa salib hitam yang dipegangnya setelah memeriksa misinya.
[Salib Kematian]
→ Awalnya artefak dewa Dewa Kematian, Des, ia kehilangan kekuatan dewa setelah Immortal, mantan pendeta yang melayani Dewa Kematian, menyerap kekuatan tersebut ke dalam tubuhnya.
→ Menanam Salib Kematian di tanah akan segera mendeklarasikan domain kematian dalam radius 1 km di sekitarnya.
→ Salib Kematian menyerap jiwa-jiwa dalam wilayah kekuasaannya dan membangkitkan mereka sebagai Tengkorak Hitam.
→ Saat ini, 10 jiwa sedang menunggu kebangkitan di dalam Salib Kematian.
→ Batasan Penggunaan: Kekuatan sihir 300 atau lebih
→ Pencipta: Dewa Kematian, Des
→ Nilai: A+
Thunk.
Karena tidak ada yang istimewa dalam uraiannya, Sejun segera menanam Salib Kematian.
Kemudian,
[Salib Kematian telah ditanam di tanah.]
[Domain kematian dinyatakan dalam radius 1 km yang berpusat di Salib Kematian.]
[Jiwa yang berkeliaran di dekatnya merasakan kekuatan kematian dan mendekati wilayah kematian.]
[Salib Kematian menyerap jiwa-jiwa di dalam wilayah kekuasaannya.]
Dengan pesan-pesan ini, wilayah kematian diumumkan. Tanpa pesan tersebut, akan sulit untuk melihat perubahan apa pun.
Kemudian,
[Salib Kematian membangkitkan 10 jiwa yang tersimpan sebagai Tengkorak Hitam.]
[10 Tengkorak Hitam telah berkumpul.]
Berdetak. Berdetak.
Dengan pesan-pesan ini, 10 Tengkorak Hitam yang tidak bersenjata dan telanjang bangkit dari tanah.
Kemudian,
Rattle. Rattle.
"Tuan Sejun, terima kasih telah membebaskan jiwa kami dari kendali Dewa!"
Para Tengkorak Hitam berlutut di depan Sejun, menunjukkan rasa hormat mereka. Mereka adalah jiwa dari 10 individu, seperti Philip dan Onik, yang belum dibebaskan sampai kematian Immortal.
Beberapa saat kemudian,
Rattle. Rattle.
[Salib Kematian membangkitkan 2 jiwa lagi yang terserap sebagai Tengkorak Hitam.]
...
..
.
[15 Tengkorak Hitam kini telah berkumpul.]
Seiring berjalannya waktu, Salib Kematian menyerap lebih banyak jiwa dan secara bertahap mulai membangkitkan mereka sebagai Tengkorak Hitam.
Selama ini,
"......"
"......"
Karena tidak ada lagi yang bisa dilakukan, Sejun dan para Tengkorak Hitam hanya berdiri di sana, menatap kosong satu sama lain.
"Bosan?"
Sejun harus menunggu hingga 1000 Tengkorak Hitam berkumpul, dan dia semakin gelisah hanya dengan berdiri saja.
Apalagi melihat lahan yang luas, ia merasakan keinginan untuk menabur benih. Mungkinkah itu sejenis penyakit akibat kerja?
"Ayo kita buat ladang sambil menunggu."
Jadi, Sejun memutuskan untuk menanam benih anggur yang telah dia kumpulkan dan makan, membuat kebun anggur kecil(?), sambil menunggu 1.000 Tengkorak Hitam berkumpul.
"Tapi apakah kalian pernah bertani?"
Tentu saja, Tengkorak Hitam juga disertakan. Bukan karena alasan tertentu, mereka hanya terlihat bosan?
"Kita? Bertani?"
Para Tengkorak Hitam dibuat bingung oleh pertanyaan Sejun.
"Ah, kamu belum pernah mencobanya? Jangan khawatir. Aku akan mengajarimu dari awal. Ini sangat mudah. Mari kita mulai dengan membuat ladang."
Sejun mulai mengajari para Tengkorak Hitam cara bertani.
***
"Tentunya dia belum pergi?"
Sesampainya di lantai 4 menara, Kim Dong-sik bergegas menuju lokasi terakhir Theo dan Cuengi terlihat, diam-diam mencari Sejun.
Tengkorak adalah monster yang membenci makhluk hidup. Jika mereka mendengar suara makhluk hidup, kerangka di dekatnya akan berkerumun dan menjadi gangguan, jadi Dong-sik berhati-hati agar tidak mengeluarkan suara.
Saat mencari Theo, Kim Dong-sik berpikir,
"Tengkorak Hitam, ya."
Dia melihat ratusan Tengkorak Hitam berkumpul di kejauhan. Dia telah mencapai batas Makam Hitam.
Ssst.
Mengetahui bahwa Tengkorak Hitam jauh lebih kuat dari kerangka biasa, Dong-sik menghunus pedangnya, siap bertarung kapan saja.
Kemudian,
Swish. Swish.
Dia diam-diam bergerak menuju Tengkorak Hitam.
Namun,
"Apa ini?"
Saat Dong-sik mendekati Tengkorak Hitam, rasa penindasan yang luar biasa membebani dirinya.
***
[Salib Kematian membangkitkan jiwa-jiwa yang terserap sebagai Tengkorak Hitam.]
[700 Tengkorak Hitam kini telah berkumpul.]
Saat Tengkorak Hitam lainnya bangkit,
"Kemarilah, pemula! Aku cangkul pertama, Philip. Mulai sekarang, Aku akan mengajarimu dasar-dasar bertani, mulai dari pembuatan ladang dan penanaman."
Philip, yang telah berubah dari pedang menjadi cangkul, mulai mengajari Tengkorak Hitam yang baru cara bertani.
Setelah mengajari para Tengkorak Hitam cara membuat ladang dan menanam benih, Sejun mendelegasikan tugas untuk memberikan instruksi kepada para pendatang baru kepada mereka yang paling memahami instruksinya.
10 Tengkorak Hitam yang paling memahami Sejun adalah para ksatria yang telah terbebas dari Immortal.
Saat para ksatria, yang sekarang berubah menjadi cangkul dari peringkat pertama hingga kesepuluh, mengajari Tengkorak Hitam baru cara menanam, mengirim mereka ke ladang,
[Anda telah menanam benih Anggur Wangi yang Diresapi Vitalitas di tanah yang dipenuhi dengan kekuatan sihir.]
[Pengalaman kerja Anda sedikit meningkat.]
[Karena efek Penaburan Benih Ajaib Lv. 8, peluang mendapatkan varietas baru meningkat 5 kali lipat.]
[Kemahiranmu dalam Penaburan Benih Ajaib Lv. 8 sedikit meningkat.]
Sejun benar-benar asyik bertani.
Kemudian,
"Meong?! Dong-sik ada di dekat sini, meong!"
Krueng!
[Seseorang datang!]
Theo dan Cuengi merasakan kedatangan Dong-sik.
"Dong Sik? Wakil Ketua Theo, siapa Dong-sik?"
Sejun yang sedang menanam anggur menghentikan pekerjaannya dan bertanya setelah mendengar ucapan Theo dan Cuengi.
"Dia Dong-sik yang membuat kontrak dengan Ketua Park, meong!"
"Apa?! Jika Dong-sik yang membuat kontrak denganku... Kim Dong-sik? Wakil Ketua Theo, apakah Dong-sik~nim ada di dekat sini?"
"Ya, meong! Di sana, meong!"
Menanggapi pertanyaan Sejun, Theo menunjuk ke arah dimana Dong-sik berada.
"Benarkah?!"
Sejun buru-buru berlari ke arah yang ditunjuk Theo. Bertemu manusia untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun terasa agak emosional.
"Ah?! Apa itu Dong-sik~nim yang di sana?"
Saat Sejun berlari dengan hati penuh emosi, dia mulai melihat Kim Dong-sik di kejauhan.
Kemudian,
"Dong-sik~nim!"
Saat Sejun dengan gembira memanggil nama Kim Dong-sik dan hendak berlari lebih cepat ke arahnya,
"Jangan mendekat!!!"
Kim Dong-sik berteriak putus asa, membentuk huruf 'X' dengan tangannya ke arah Sejun.
Sssss.
Kehadiran luar biasa yang Sejun kenal, seperti bernapas, terlalu berat untuk ditangani Dong-sik – itu adalah energi Cuengi.