Awan untuk Rembulan

By AriraLv

202K 25.2K 5.3K

"Kalau panas mataharinya nyakitin kulit lo, gue bisa jadi awan yang halangin sinarnya." ☁️ Agraska Galelio T... More

Prolog
Cast
β˜οΈγ…£1. Kedatangannya di SMA Pelita
β˜οΈγ…£2. Saus Gadis Petaka
β˜οΈγ…£3. Pengawal yang Menghilang
β˜οΈγ…£4. Pengawal yang Baru
β˜οΈγ…£5. Awan, Cloud Cafe
β˜οΈγ…£6. Ada Rekomendasi Film?
β˜οΈγ…£7. Praktik Drama Korea
β˜οΈγ…£8. Awan Pelindung Rembulan
β˜οΈγ…£9. Sudah Ada yang Tahu
β˜οΈγ…£11. Awal Perlawanannya
β˜οΈγ…£12. Penampilan Agraska
β˜οΈγ…£13. Lemah, Letih, Lebay
β˜οΈγ…£14. Dia Lelaki Kimia
β˜οΈγ…£15. Obat Sang Rembulan
β˜οΈγ…£16. Sebuah Rencana Kecil
β˜οΈγ…£17. Bagaimana Faktanya?
β˜οΈγ…£18. Mereka Telah Memulai
β˜οΈγ…£19. Ikut Dalam Permainan
β˜οΈγ…£20. Rencana yang Hancur
β˜οΈγ…£21. Labirin Milik Agraska
β˜οΈγ…£22. Pengganggu adalah Benalu
β˜οΈγ…£23. Permintaan Maafnya
β˜οΈγ…£24. Rekaman yang Tersebar
β˜οΈγ…£25. Ini Jatuh Cinta?
β˜οΈγ…£26. Sebuah Lagu, Untukmu
β˜οΈγ…£27. Isabela Sudah Pulang!
β˜οΈγ…£28. Lavender dan Blueberry
β˜οΈγ…£29. Luka karena Ayah
β˜οΈγ…£30. Apa Pilihannya?
β˜οΈγ…£31. Terjadi Pembubaran?
β˜οΈγ…£32. Bulan Menerima Awan
β˜οΈγ…£33. Kebahagiaan Sesaat
β˜οΈγ…£34. Penyelamatnya Tiba
β˜οΈγ…£35. Bukan Hanya Teman
β˜οΈγ…£36. Tidak Ada Akses
β˜οΈγ…£37. Kita Harus Bertemu
β˜οΈγ…£38. Berita Buruk, Lagi
β˜οΈγ…£39. Plat Nomor yang Sama
β˜οΈγ…£40. Saat Permohonan Itu
β˜οΈγ…£41. Hari Beraksi
β˜οΈγ…£42. Aksinya, Kembali
β˜οΈγ…£43. Anumus.n Namanya
β˜οΈγ…£44. Tetap Menerima Hadiah?

β˜οΈγ…£10. Izin dari Kakak Pertama

4.8K 632 113
By AriraLv

HALO!

Jadwal update mau aku ubah!
Kalau vote tembus 300 dan komentar tembus 100 aku update lagi besok~

Ramein makanya, komen di chapter yang bikin kamu gemes🤏

Pukul 22.00 malam Rembulan keluar dari kamar. Di antara pintu-pintu yang menjulang tinggi, ia menuju ke pintu yang ada di sebelah kanan kamarnya, pintu kamar milik Alderion yang tertutup rapat seperti pintu yang lain. Tidak akan ada yang beraktivitas di jam ini, sebab sudah menjadi aturan sejak lama dalam keluarga Zanava.

Mengetuk pintu dengan pelan, Rembulan berharap Alderion belum terlelap di mimpi. Dan ternyata benar, pintu terbuka menampilkan Alderion yang berdiri menjulang dibalut piyama biru langit. Matanya menyipit saat melihat Rembulan di hadapannya.

"Bulan, kenapa belum tidur? Butuh sesuatu?" tanya Alderion dengan tubuh membungkuk, menyetarakan pandangannya dengan Rembulan.

Rembulan mengangguk. "Bulan mau bicara sama kak Rion, sebentar aja, gak papa?"

Alderion mengernyit namun kemudian ia tersenyum dan mengangguk. Ia mendorong kursi roda Rembulan untuk masuk ke dalam kamarnya yang tampak berantakan oleh beberapa bahan tugas kuliah. Alderion menutup pintu, lalu menggendong Rembulan agar duduk di tempat tidur berhadapan dengannya yang sudah duduk bersila. Menatap Rembulan dengan senyuman yang tidak terlepas dari wajah.

"Ada masalah sama kakak, Bulan?" Alderion memulai pembicaraan.

"Tentang Agar." Tangan Rembulan bergerak saling menggenggam, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan cepat. "Kakak denger Agar bilang tentang pipi Bulan, ya?"

Alderion mengerjap, tatapannya otomatis bergerak ke arah pipi Rembulan yang kini tampak baik-baik saja. Alderion berdeham, sejujurnya ia tidak mau mengingat hal itu. Agraska sudah lancang sekali, membuat Alderion geram dan tadi hampir saja emosinya meledak saat makan malam. Ini mungkin hanya tentang pipi, masalah sepele. Tapi tidak sekecil itu, Alderion tidak suka jika orang lain berani macam-macam dan seenaknya pada Rembulan.

"Dia ngelakuinnya tanpa persetujuan Bulan 'kan? Kakak gak suka." Alderion berucap setelah sekian lama terdiam. Ia menarik dagu Rembulan supaya menghadapnya. "Kakak juga udah bilang, kalian gak lebih dari sekadar temen. Iya 'kan?"

Itu yang Rembulan bingungkan saat ini. Rembulan dan Agraska tidak lebih dari teman. Tetapi saat ditanya apakah Rembulan menyukai Agraska, tentu saja Rembulan akan menjawab iya. Hanya saja tidak mudah mengatakan itu, apalagi pada semua saudaranya.

Tangan Rembulan perlahan menarik lengan Alderion, ia memainkan jari tangan kakak pertamanya yang besar saat ia genggam. Rembulan mungkin harus mengakui sesuatu pada Alderion agar ia mendapatkan jawaban untuk diri sendiri.

"Waktu lihat Agar, Bulan percaya dia anak nakal dan emang bahaya banget, bikin takut kalau Bulan ada di deket dia. Tapi waktu sering ketemu Agar, makin hari Bulan makin tahu Agar gak kayak gitu. Agar emang seenaknya, tapi bukan berarti dia selalu gegabah. Beberapa kali Bulan dapat pelajaran dari dia, dapat nasihat baru, dan Agar juga yakinin Bulan kalau apa yang Bulan anggap benar, Bulan harus pertahanin itu. Dari sana, Bulan udah tahu ... Agar gak seburuk itu, Kak." 

Rembulan masih menunduk memainkan jari tangan Alderion. Ia tidak ada niatan untuk menatap kakak pertamanya karena masih ragu. Mulutnya kembali terbuka. "Agar gak semudah itu buat ditebak. Masih belum jelas. Kadang jadi A, kadang jadi B, tapi di depan Bulan, Agar selalu jadi Agar yang berusaha buat Bulan. Ini pertama kalinya Bulan ngalamin laki-laki terang-terangan ngakuin perasaannya lewat tindakan, lewat ucapan, lewat apa yang dia usahain ke Bulan. Kalau Bulan suka, itu salah ya, Kak?"

Alderion diam tak berkutik oleh kalimat panjang yang Rembulan lontarkan padanya. Dan Alderion rasa, ini murni perasaan Rembulan membuat dirinya bungkam seribu bahasa. Alderion membatu, bahkan saat kepala Rembulan terangkat, mata cantik dibalik kacamata itu menatapnya dengan tulus, binar harapan nyata sudah ia lihat sekarang.

Helaan napas Alderion terdengar berat. Senyumanya keluar perlahan-lahan. Alderion tidak bisa mengendalikan perasaan Rembulan, ataupun hal yang Rembulan inginkan karena Rembulan bukanlah boneka yang bisa ia suruh-suruh seenaknya.

Dari sini, Alderion juga sadar, bahwa mengekang seseorang untuk tidak menyukai ini dan itu tidaklah benar. Semua manusia memiliki pilihannya sendiri untuk hidup. Entah itu jalan yang benar atau salah. Peran Alderion hanyalah mengingatkan, mencegah, dan yang terjadi adalah takdir yang sudah diambil oleh manusia tersebut. Bukan kehendak Alderion.

Akhirnya Alderion membawa tangan Rembulan yang masih memainkan tangannya, lalu ia mengecupnya singkat. Alderion terkekeh pelan dan memilih merebahkan diri dengan kepalanya berada di pangkuan Rembulan.

"Gak salah, Bulan. Gak salah. Bulan berhak suka sama siapapun, hati Bulan yang jadi penentu. Kakak juga gak bisa maksain. Maaf, ya? Mungkin, Kakak harus cari tahu Agar-Agar lebih dari ini, biar kakak gak berpatok sama Agar-Agar yang jadi ketua geng motor, nakal, urakan, dan yang lainnya, deh."

Kedua mata Rembulan membola, sontak menunduk menatap Alderion. "Beneran, Kak? Jadi gak papa 'kan Agar tetap jagain Bulan di sekolah?"

Melihat binaran mata bahagia itu, Alderion mana bisa menolak. "Beneran. Tapi, kalau kakak nemuin satu hal yang gak baik dari Agar-Agar, Bulan siap gak nerima risikonya?"

"Siap, mungkin?"

Alderion terkekeh mendengar jawaban ragu itu. "Bulan bukan cuman sekadar suka sama Agar-Agar, ya?" tanyanya lalu berbalik menghadap perut Rembulan. "Kakak gak masalah, tapi tiga kakak Bulan yang lain pasti bakalan susah dibujuk."

Satu tangan Rembulan bergerak mengusap kepala Alderion yang berbaring di pangkuannya, sementara ia mengangguk-ngangguk. Hanya dengan memberikan sentuhan kecil dan penjelasan yang jujur, Alderion tak bisa menolak permintaan Rembulan. Sedangkan ketiga kakaknya yang lain? Rembulan yakin mereka tidak akan semudah ini.

Tidak papa.

"Kalau Agar berjuang buat Bulan, kenapa Bulan gak bisa?" Rembulan bergumam pelan, namun itu terdengar jelas oleh Alderion.

Kekehan Alderion jadi terdengar lagi. "Ternyata Bulan udah besar. Apa ini tanda buat kakak biar cepet cari pacar, ya?"

Rembulan tertawa seraya menyetujui, Alderion sendiri hanya menggelengkan kepalanya perlahan.

Alderion tidak akan memiliki pasangan, sebelum ia memastikan apakah Agraska memang serius pada Rembulan, atau justru sebaliknya. Pokoknya, sebelum adik-adiknya bahagia dengan hal yang pasti, Alderion belum bisa menerima seseorang dan menyimpan namanya dalam hati.

.☁️.

"Tadi siang ada orang nanyain tentang lapangan golf lo, Pak Bos! Nanya siapa pemiliknya, luasnya, keadaannya." Navy berlari dengan sekantung kresek berisi camilan di tangannya. Masuk begitu saja ke dalam markas Axares. Di mana ini adalah sebuah bangunan mirip rumah sederhana berlantai dua yang kosong. Terlihat seperti rumah biasa, tetapi memiliki parkiran luas di bawah tanah untuk motor anggota Axares yang datang berkumpul.

"Hah?" Agraska masih fokus pada tontonan Drama Korea di iPad milik Genta. Ia menekan tombol pause kemudian kembali menatap Navy. "Juragan tanah yang mau beli lapangan itu bukan?" tanyanya.

"Bukan, kata Om gue sih Ibu-ibu. Eh, nenek-nenek kaya raya!" ucap Navy setelah menyimpan kantung kresek di meja, lalu ia merebahkan diri di sofa panjang, tepat di sebelah Leon.

Lapangan golf yang mendiang ayahnya serahkan pada Rexa--abangnya--kini memang diurus oleh keluarga Navy yang memang bersedia saat Agraska meminta bantuan setahun lalu. Setiap ada kabar, pastinya Navy yang lebih dulu diberi tahu untuk menyampaikannya langsung pada Agraska.

"Bjirrr!!" Agraska berseru, membuat yang lain terlonjak di tempat.

"Apa, Gra?!" Genta mengernyit, menatap penuh tanya.

"Neneknya My Moon!" ujar Agraska histeris. "Gila!! Untung gue gak bohongin dia kalau gue punya lapangan golf. Coba deh gue bohong tadi, abis harga diri gue dia injek-injek!"

"Emangnya kenapa, sih? Lo belum jelasin apa-apa dari tadi," ucap Leon yang juga sama penasarannya seperti yang lain. 

Agraska terdiam sejenak, lalu merebahkan diri dan kembali melanjutkan tontonannya yang tadi. "Itu lho, Neneknya Bulan ngejek gue kampungan. Gue spill aja gue punya harta. Gue gak tahu ternyata dia niat banget buat meriksa."

Dari sana, Agraska menceritakan dengan detail saat pertama ia datang lalu bertemu Isabela. Ia paparkan pada semua anggota Axares yang berkumpul di sana, sesekali ia mengeluarkan komentar untuk drama Korea yang sedang ia tonton, diiringi gerutuan kecil, tentu saja.

"Kalau lo miskin, lo berani gak deketin Bulan, Pak Bos?" Ben, salah satu anggota Axares yang duduk paling dekat dengan Agraska bertanya.

Kepala Agraska mengangguk. "Kalau gue miskin, gue tetep ada niat buat kerja keras. Jadi gue masih berani deketin Bulan. Kata mendiang ayah, miskin sama males itu beda. Kalau gue miskin ya gue bisa usaha buat jadi kaya. Tapi kalau gue males ya gue gak akan bisa tiba-tiba jadi kaya."

"Bijak, bijak." Navy berkomentar, lalu bertepuk tangan.

Sementara Leon terkekeh. "Dari dulu Agraska bakalan berubah jadi orang bener kalau inget kata-kata ayahnya."

"Andai ayah masih hidup, kayaknya gue bakalan lebih bener, deh. Mungkin gue bakalan masuk asrama bukan lubang buaya," ucap Agraska.

"Nanti kita ketemuan di pesantren, Gra?" gurau Genta.

Agraska tertawa. "Bisa jadi. Bapak lo 'kan pak Haji, nih. Jangan-jangan lo udah jadi ustadz waktu kita ketemuan."

Yang ada di sana tertawa, hingga lama kelamaan kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing, seperti Agraska yang fokus menonton. Namun itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba saja ada sepasang mata yang memenuhi layar iPad membuat Agraska terlonjak di tempat.

"BABII!!" Agraska berteriak nyaring membuat yang lain menoleh padanya, terkejut. Tubuhnya sudah bangkit, berjongkok di kursi untuk menjauh.

"Sorry, Pak Bos! Gue kira iPad-nya dipegang sama Genta. Gue mau ngasih kabar kalau balapan malam ini, dua jam lagi, lo ditantangin!!" seseorang pemilik mata tadi kini memundurkan wajahnya membuatnya jelas terlihat, tidak seperti tadi yang hanya menampilkan dua bola matanya.

Agraska memegang lututnya, masih terkejut. "GAK MAULAH! JANTUNG GUE PINDAH KE LUTUT. GIMANA DONG INI?!"

"Pak bos--"

"APA?! LO GAK DENGER DETAK JANTUNG GUE ADA DI LUTUT KANAN?!"

"Ampun, Pak Bos."

Dikabarkan Agar masih panik detak jantungnya ada di lutut kanan🙏

Kalau target terpenuhi besok aku update lagi, oke! Jangan lupa kasih awan☁️

Continue Reading

You'll Also Like

51K 6K 45
-DON'T COPY MY STORY! -JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN! β€’Spin off "Troublemaker Twins" "π‘¨π’˜π’‚π’ π’šπ’‚π’π’ˆ π’Šπ’π’…π’‚π’‰ π’ƒπ’†π’π’–π’Ž 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖 𝒃𝒆�...
410K 68.3K 40
Yuhuuu Author kembali dengan cerita baru nih.. SEQUEL I'M BROKEN... Baca I'm broken dulu biar paham alur ceritanya.. °°°°° Jangan lupa vote dan komen...
244 20 1
"Ayah bukan cinta pertama anak perempuan, melainkan luka pertama anak perempuan."~Gevita Anaillya Bhelandra. ____ Gevita Anaillya Bhelandra, gadis bl...
401K 16.3K 35
[ Catania Series 1 ] β€’ ALDEBARAN β€’ ALTER GIRLS β€’ CATANIA HEIR Kamu tau Aldebaran? Aldebaran adalah bintang paling besar yang ada digalaksi bimasakti...