I WANT YOU (END)

由 SriNNingsih

1.8M 138K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... 更多

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
Extra Part 4
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

47

13K 1.1K 10
由 SriNNingsih

Chapter ini sedikit tidak nyaman untuk di baca!
Ingat! Cerita hanya Fiksi belaka!
Ambil ilmunya saja ya 😁😁

HAPPY READING SAJA 😘

😁😁😁

"Nona Thalia, kami rindu Nona!" Sahut Lucy dan Lisse. Keduanya berhambur memeluk Thalia, keesokan harinya Thalia kembali bekerja di RS.

"Bagaimana keadaan selepas aku libur selama satu minggu?" Tanya Thalia.

Lucy menghela nafas "Buruk Nona! Pasien keguguran bertambah!" Lapornya pada Thalia.

Thalia menghela nafas panjang "Tetapi bisa kan menanganinya?"

Lizze dan Lucy mengangguk kompak "Bersyukur sebagian dari ibu hamil tertangani Nona," Ujar Lucy.

Thalia kembali berkutat dengan tiga orang yang ingin bersalin. Beruntung peralatan di RS sudah mengikuti seperti desain milik Thalia dan peralatan milik Thalia sudah ia ambil kembali untuk di simpan di rumah, hanya tersisa satu set saja yang masih tersimpan di ruang bersalin. Perawat yang berjaga di ruang bersalin pun sudah bisa menolong persalinan sesuai dengan metode yang di ajarkan oleh Thalia.

Ketiga pasien tersebut sudah berhasil melahirkan bayi mereka dengan selamat. Dua laki-laki dan satu perempuan, para perawat juga sudah bisa menjahit luka robekan di jalan lahir--meskipun pergerakan mereka saat melakukan hecting luka terhitung masih lama. Thalia memakluminya, karena mereka juga masih tahap belajar.

Jahitan luka tersebut nantinya akan di angkat setelah luka mengering dan sembuh. Pekerjaan Thalia menjadi sedikit ringan, tidak seperti awal kedatangan dia di RS yang masih perlu perbaikan agar pelayanan menjadi lebih berkualitas.

Thalia sedang meneliti buku laporan tentang rekam medis pasien yang di tulis oleh perawat bertugas menolong ibu bersalin, ia mengangguk samar sambil tersenyum tipis. Karena ia bangga pada perawat RS khususnya bagian Ibu dan Anak sudah nampak kemajuannya dalam menangani pasien, serta sudah mulai rutin dalam mencatat segala tindakan yang mereka lakukan.

Thalia sudah bersiap untuk pulang kembali ke rumahnya, tapi saat melintasi depan pintu gawat darurat, kedua netra emas Thalia menangkap keributan di dalam ruang gawat darurat. Kedua kaki Thalia tertarik mendekat kearah sumber keributan.

"Nona Thalia!" Sahut perawat yang tahu Thalia mendatangi mereka.

"Ada apa?" Tanya Thalia, kedua netra emasnya terpaku melihat pasien yang sudah pucat pasi wajahnya, pasien itu mengeluarkan banyak darah dari tubuh bagian bawahnya.

Hanya melihat kondisi pasiennya, Thalia sudah bisa menduga kalau pasien di depan matanya merupakan pasien keguguran dengan perdarahan hebat yang menyertainya.

'Sepertinya Abortus Incomplete?' Dalam hati Thalia bertanya 'Tapi memang perdarahannya lumayan sekali'

Thalia segera memberi titah untuk memanggil tabib spesialis pemasang cairan atau infus, tak lama tabib pun datang dan segera mengambil perasatnya. Karena kondisi pasien sudah lemas dan pucat, pemberian cairan lewat jarum pun menjadi sulit di lakukan. Keringat sebesar jagung pun keluar dari dahi sang tabib, ia beberapa kali mencoba dan berakhir gagal.

Thalia yang melihatnya merasa gemas sendiri, ia penasaran ingin mencoba peruntungan untuk memasang infus--dalam hati ia berharap tindakannya berhasil. Padahal di dunia aslinya, Thalia sudah terhitung jarang memasang infus, karena tindakan tersebut sudah di lakukan oleh perawat sebagai langkah pertama pertolongan pada pasien.

Thalia mengambil seutas tali, ia mengikat tangan yang terlihat pembuluh darah yang ia yakin pembuluh darah itu besar. Thalia membendungnya beberapa saat, hingga pembuluh darah tersebut terbendung hingga timbul di permukaan kulit. Ia mengambil jarum yang sudah siap di pakai, dengan gerakan tangan Thalia yang begitu mantab dan yakin. Akhirnya jarum pun masuk ke dalam pembuluh darah, aliran darah keluar dari jarum pertanda bahwa jarum tersebut berhasil terpasang. Setelah itu, Thalia meminta tabib melanjutkan pemasangan infusnya. Cairan pun masuk dengan harapan bisa menolong keadaan umum pasien tersebut.

"Tolong ambilkan sarung tanganku Lucy!" Ucap Thalia.

"Silahkan Nona!" Lucy memberikan sarung tangannya pada Thalia.

Thalia memakai apron(celemek) yang sudah di persiapkan perawat, ia juga memakai sarung tangan dengan cepat "Jelaskan padaku riwayat pasien ini?"

Lucy mengangguk "Pasien bernama Nyonya Y berusia 30 tahun, kehamilan kedua, usia kehamilan berjalan 5 bulan. Beliau rutin memeriksakan kehamilan ke sini, Nona!" Jelas Lucy.

"Lalu, bagaimana keadaan saat pasien datang?" Tanya Thalia lagi.

"Pasien datang karena mengeluarkan darah banyak dan terasa nyeri pada perutnya. Sudah 2 kali juga pasien datang ke RS ini untuk memeriksakan diri dengan keluhan yang sama," Jawab Lucy.

Thalia melakukan inspeksi(melihat), tampak gumpalan darah yang cukup banyak membeku di depan area kewanitaan pasiennya. Hidung Thalia tercium bau anyir darah yang sangat berbeda dengan bau anyir darah yang keluar akibat luka di kepala saat kecelakaan yang terkesan lebih kuat dan mampu membuat orang lain pingsan. Thalia segera mengambil kain bersih dan menyeka darah tersebut, setelah gumpalan darah bersih tampak aliran darah masih mengalir perlahan.

Thalia segera mengarahkan pasien dengan posisi litotomi, ia melakukan pemeriksaan dalam. Thalia merasakan banyak gumpalan darah di jalan lahir milik pasien, perlahan ia mengeluarkan gumpalan darah tersebut. Setelah gumpalan darah berhasil di keluarkan, Thalia segera melakukan pemeriksaan dalam.

Ia merasakan sudah ada pembukaan sebesar 2 jarinya, perlahan ia mencoba memeriksa bagian dalam rahim masih terdapat jaringan yang tertinggal, kemungkinan itu adalah jaringan plasenta(jaringan ari-ari).

"Lucy, apakah gumpalan darah berisi janinnya sudah keluar?" Tanya Thalia memastikan.

Lucy mengangguk "Sudah Nona! Janinnya sementara berada di ruang pembersihan alat," Jawab Lucy.

Kali ini Thalia memerlukan tindakan kuretase untuk menyelamatkan nyawa pasien di depannya karena perdarahannya cukup aktif karena masih terdapat jaringan di dalam rahim pasien.

"Lucy! Panggil dan siapkan ruangan untuk tindakan kuretase!" Titah Thalia.

"Baik Nona!" Ujar Lucy kemudian berlari untuk segera mengumpulkan mitra tim. Lucy sudah mengerti dengan tindakan kuretase karena tindakan tersebut sudah pernah mereka lihat beberapa kali, tentunya Thalia yang mempelopori tindakan tersebut.

Lucy dibantu Lisse menyiapkan perasat untuk tindakan kuretase. Lisse sudah memanggil tabib yang ahli dalam bidang pembiusan, peran tabib tersebut sangat penting karena merekalah yang memahami obat bius.

Lucy menyiapkan perasat di atas troli yang di desain apik dan terbuat dari besi dan baja--terimakasih sekali lagi untuk Duke Aaron yang sudah bersedia menjadi perantara pembuatan peralatan medis terbaru. Lucy dengan telaten dan hati-hati mempersiapkan perasat tersebut karena setiap peralatan yang akan mereka gunakan sudah dalam keadaan steril. Ia menggelar kain berwarna hijau dan menata perasat di atasnya diantaranya ada Tang Kuretase, Tenakulum, Speculum cocor bebek atau sim, Klem ovum atau Fenster Klem, Cunam Abortus, Tampon Tang, Sonde Uterus, Dilatator Uterus. Setelah berjejer rapi di atas troli, Lucy menutup kembali perasat tersebut dengan kain yang sama agar terjaga kesterilannya. Ia tak lupa meletakkan Waskom untuk menampung jaringan tepat di bawah meja ginekologi yang nantinya di gunakan untuk kuretase.

Lisse mempersiapkan pasiennya di atas meja ginekologi dengan posisi litotomi dengan kedua kaki pasien berada di atas peyangga kayu yang telah di lapisi kain steril. Pasien sudah tertidur pulas karena pembiusan total yang di lakukan tabib. Thalia mengambil posisinya, ia memakai jubah kebesarannya berwarna hijau dengan sarung tangan. Wajah cantiknya tertutupi masker dengan warna senada. Thalia pun duduk di kursi, ia menghadap tepat di depan area kewanitaan pasien yang akan ia kuretase.

Lucy dan Lisse akan bertindak sebagai asisten Thalia, mereka berdua akan memegang cocor bebek atau sim yang akan di aplikasikan untuk mempermudah tindakan kuretase.

Thalia membersihkan bagian luar area kewanitaan dengan menggunakan cairan antiseptik, kemudian dengan lihainya ia memasang speculum sim yang di pegang oleh kedua asistennya Lucy dan Lisse. Thalia membersihkan jalan lahir dengan tampon tang hingga tampak OUE (Ostium Internum Eksternum) atau mulut rahim tampak luar.

Thalia mengambil tenakulum untuk menjepit portio bagian atas pada jam 1 dan memegangnya dengan tangan kiri. Tangan kanan Thalia meraih Cunam Abortus, ia pun memulai mengeluarkan sisa jaringan konsepsi di dalam rahimnya sambil memperhatikan kontraksi rahim.

Suara merdu pun keluar yang berasal dari cunam abortus yang mengikis jaringan di dalam rahim, awalnya Lisse dan Lucy tampak pucat karena tak terbiasa. Tapi, sekarang keduanya sudah lebih santai karena sering ikut Thalia melakukan tindakan tersebut. Ia melanjutkan tindakan kuretase dengan menggunakan sendok kuretase yang ia inginkan.

Setelah ia rasa bersih, Thalia segera menyerahkan tindakan selanjutnya pada Lucy dan Lisse untuk membersihkan dan memantau kondisi pasien setelah tindakan kuretase di lakukan "Lucy, lanjutkan untuk memantau kondisi pasiennya, berikan resep anti nyeri dan antibiotik. Setelah pasien benar-benar sudah sadar berikan obat tersebut untuk mengurangi rasa tak nyamannya!" Titah Thalia sebelum ia keluar ruangan untuk kembali ke ruang pribadinya untuk istirahat.

Ia batal pulang karena harus melihat perkembangan pasien pasca kuretasenya setidaknya 2 jam. Jika ada handphone maka dengan senang hati Thalia pulang ke rumah atau sekedar ke Cafe terdekat untuk melepas penat.

Lucy mengangguk mengerti "Baik, Nona!"

"Aku ke ruanganku dulu ya!" Pamit Thalia pada Lucy, ia tak melihat Lisse karena ia sibuk merawat pasien yang masih tertidur pulas karena efek obat biusnya. Lucy mengangguk sebagai jawabannya.

***___***

Thalia teringat akan peralatan persalinannya yang masih tertinggal satu set di ruang pensterilan alat, karena satu jalur ke arah ruangan pribadinya. Thalia pun beranjak ke ruangan tersebut terlebih dahulu untuk mengambil alatnya.

Karena ada tindakan kuretase, Thalia harus rela lembur sampai malam tiba. Ia tak mempermasalahkannya karena ia tetap mendapatkan haknya. Gadis itu membuka pintu ruang pensterilan alat, ia beranjak masuk dan mencari perasat miliknya.

Kedua netra emasnya melihat kendil diatas meja, di dalamnya terdapat kain putih. Thalia tahu kendil itu berisi janin milik pasien yang ia kuretase tadi, kendil itu belum di serah terimakan ke keluarga pasien, karena masih menunggu sisa konsepsi yang masih ada di ruang operasi. Jiwa penasaran Thalia meronta-ronta, jemarinya membuka tutup kendil untuk melihat isi di dalamnya, ia hanya sekedar mengintip.

Terdapat gumpalan kemerahan yang hampir berbentuk menyerupai manusia, dan terdapat siluet putih-putih panjang yang Thalia tahu itu adalah tulang. Hatinya miris melihat janin yang gagal berkembang karena keguguran. Mengingat serbuk putih yang ia tahu bahwa itu Rumput Fatimah, hatinya bergejolak ingin segera mencincang siapa dalang yang berani berbuat hal keji dan laknat itu.

Cklek

Suara pintu terbuka membuat Thalia terperanjat kaget. Ia segera menutup kendil tersebut dan refleks bersembunyi di balik pintu gudang penyimpanan alat yang tidak di pakai. Kedua netra emasnya menatap tajam di balik lubang pintu yang cukup lebar, ia mengamati--dalam hati Thalia mengumpat kenapa dia berbuat hal konyol dengan bersembunyi. Ia tak seharusnya melakukan hal itu, tujuannya untuk mengambil alat. Thalia terkekeh sendiri karena bertingkah konyol karena kaget sontak ia refleks lari bersembunyi.

Tampak seseorang muncul dengan menggunakan jubah putihnya, wajahnya tertutup masker. Thalia memindai bahwa sosok tersebut merupakan postur tubuh wanita. Kedua netra emas Thalia membola sempurna saat ia tahu wanita bermasker itu menukar isi dari kendil yang ada di atas meja. Dengan gerakan hati-hati ia menata kembali kendil ke tempat semula, dan wanita itu segera keluar dengan membawa kendil lain yang berisi janin manusia.

Setelah pintu tertutup, Thalia segera keluar dari persembunyiannya. Tak ragu ia juga melesat mengikuti kemana wanita itu pergi.

🌹🌹🌹

Cuap-cuap Author

- Abortus Incomplete : Keguguran yang tidak lengkap, dimana jaringan dari kehamilan masih tertinggal di rahim.

- Kuretase : Cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan)

- Portio : Mulut rahim

- Posisi Litotomi : Posisi pasien dalam keadaan telentang dengan kedua kaki di angkat, paha terbuka lebar dan lutut di tekuk ke arah dada.

- Hecting : Penjahitan luka yang merupakan sebuah metode untuk penutup luka.

继续阅读

You'll Also Like

600K 19.2K 24
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...
1.4M 132K 73
NOT BL! (Follow biar tahu cerita author yang lain ok!) Update sesuai mood 🙂 Seorang remaja laki-laki spesial yang berpindah tubuh pada tubuh remaja...
10K 1.3K 42
Ada seorang gadis dari Nusantara bernama Arum. Dia pergi ke negeri China demi menggapai cita-citanya yang sangat nyeleneh. Apa cita-cita tersebut? Da...
466K 43.5K 91
(SIDE STORY ADA DI GOODNOVEL) Seorang gadis yatim piatu meninggal dunia dengan cara yang sangat mengenaskan. Ia mati terbakar di dalam panti asuhan t...