VANILA ACE

By miarusda

4.6K 355 92

Mata seindah senja, berwarna hazel dengan pendar menakjubkan, dengan rambut sepanjang punggung berwarna Caram... More

THE BEGIN
CERITA SAMUDRA UPDATE
1. Dia, Alexa
2. Hazelnut
3. Gila
4. Ace Teh
6. Gara-gara Jessica Iskandar
7. Jaga Jarak

5. The Other Side

48 3 0
By miarusda

"Selamat Pagi",. Alexa berkata ketika ia menarik kursi makan dan duduk disamping Benua yang meliriknya sekilas lantas bergumam untuk menjawab sapaan Alexa.

"Semangat banget",. Kata Athena saat ia mengambilkan satu centong nasi diatas piring Arsen,.

"Ah, Mama kayak nggak tau aja. Yang habis dapet kado dari pacar mah beda",. Ledek Samudra sambil tersenyum pongah membuat Alexa merubah raut wajahnya,.

Alexa memalingkan wajahnya,. "Apasih, enggak ya",. Kata Alexa kesal,.

"Vanilla",. Arsen memanggil Alexa yang kini memandang Arsen dengan tanda tanya,.

"lya pa?". Tanya Alexa seraya menyuapkan satu sendok nasi kedalam mulut kecilnya,.

Arsen mengelap mulutnya dengan tishu, sebelum ia mengatakan sesuatu kepada Alexa,. "Kamu beneran jadian sama anak tadi malem?",.

"Enggak pa",. Jawab Alexa cepat dan membulatkan matanya,.

"Ah, masaaa?",. Goda Samudra,.

"Abang apa sih",. Kata Alexa kesal,.

Arsen melirik Alexa dan Samudra bergantian,. "Yahh, papa nggak ada masalah kalo kamu punya pacar. Tapi.....".

Arsen menggantungkan kalimatnya seraya melihat semua orang yang ada disana, termasuk Alexa yang hanya menatap Arsen ragu,.

"Tapi, papa sama abang-abangmu harus tau lebih dulu. Bawa dia kemari, ya nak?",. Kata Arsen dan seketika Alexa menelan ludahnya kasar,.

"Tapi beneran pa, Vanilla nggak pacaran sama cowok itu",. Kata Alexa waspada,.

"Belum Van, jangan bilang enggak",. Kata Athena,.

Alexa menggeleng-gelengkan kepalanya,. "Emang enggak Ma, Vanilla nggak suka sama dia",. Kata Alexa menggembungkan pipinya,.

Samudra mencibirkan mulutnya,. "Awas kualat baru tau rasa, kayak yang disamping lo tuh. Katanya nggak suka - nggak suka tapi sekarang malah bucin setengah mampus",.
Ledek Samudra pada Benua,.

Benua hanya melirik tajam Samudra,. "Diem, Jomblo nggak usah ikut campur". Telak, Jawaban Benua benar-benar membuat Samudra mencibir.

"Dih, Kok lo ngeselin. Awas aja lo", Kata Samudra kesal,.

Arsen menggeleng-gelengkan kepalanya,. "Udah-udah, intinya siapa aja Vanilla, bukan cuma cowok kemarin, siapapun itu yang nanti mau jadi pacar kamu, harus kesini dulu, kenalan sama papa sama abang-abangmu",. Kata Arsen memperingati sekali lagi,.

"lya pa",. Kata Alexa lalu menggerutu dalam hatinya,.

Sedangkan disisi lain, di dalam hutan yang sedikit jauh sebuah Mansion mewah bergaya eropa modern itu berdiri menjulang dengan pagar tinggi menjulang dan tertutup berwarna hitam kelam. Didalamnya tampak sepi tak berpenghuni, karena memang hanya berisi beberapa pelayan dan tuannya,.

Ace berdiri didalam kamarnya yang luas sembari menengok keluar jendela, mendapati mobil Hummer dan Wangler berwarna hitam itu terparkir di lapangan parkir rumahnya. Wajahnya berubah dingin dan datar bersamaan dengan kaleng minuman yang remuk ada ditangannya,.

Ketukan pintu mengalihkan pandangan dinginnya, lantas ia melempar kaleng itu kedalam tong sampah yang tak jauh dari tempatnya,.

"Masuk",. Katanya dingin saat ia mengambil Almamater Sekolahnya lalu bercermin,, Pintu kamar dua pintu itu terbuka lebar, nampak seoarng pelayan laki-laki paruh baya membungkuk kepadanya,.

"Tuan Muda, Sudah di tunggu dibawah untuk sarapan pagi",. Kata Pelayan itu,.

Ace mengambil kunci motornya, lalu melirik dingin pelayan itu sekilas,. "Sudah aku katakan jangan menghubungiku untuk menyuruhku pulang kesini",. Kata Aca datar,.

"Tapi Tuan Muda, Tuan Albert su......".

Ace mengambil ranselnya dan berjalan melewati Pelayan itu, tanpa mengucapkan sepatah katapun,. Ace menuruni tangga tampa mengindahkan para pelayan yang membungkuk saat berpapasan dengannya,.

Di ruang makan, hanya ada satu orang saja yang kini tengah duduk dan menyantap sarapan, lalu melirik Ace yang hanya berjalan melewatinya tanpa ada niat untuk menyapa,.

"Ace, duduk",. Perintahnya dengan suara bariton,.
Ace berhenti, masih berdiri membelakangi Albert.

"Duduk, dan makan sarapanmu",. Kata Albert dengan kata yang dingin dan datar,.

Ace mengulas senyum remeh tanpa membalikan badannya, masih membelakangi Albert,.

"Saya rasa, kita tidak sedekat itu untuk sarapan bersama",. Kata Ace,.

Albert membanting sendok dan garpunya,.
"Jangan banyak bicara, turuti perintah ku dan duduk",. Kata Albert menaikan nada bicaranya,.

Ace mencengkram tangan kananya yang kini memegang ranselnya sedangkan tangan kirinya mencengkram erat jaket kulitnya yang ia bawa, lantas ia membalikan badannya,.

"Saya bukan lagi, anak 10 tahun yang menuruti semua perintahmu",.

Albert mengepalkan tangannya,. "Aku masih mengatakannya dengan baik-baik atau aku akan bertindak",.

Ace mengulas senyum miring,. "Apa? Apa yang akan kau lakukan? Membunuhku? Seperti kau membunuh Istrimu? Silahkan, kau pikir aku akan takut?",. Lawan Ace pada Albert, Ayahnya sendiri,.

Albert melotot tajam, emosinya tersulut, ia meratakan meja makannya hingga semua piring, gelas dan apapun itu diatas meja berserakan jatuh pecah diatas lantai membuat suara dentingan dan pecahan nyaring. Tapi meskipun begitu, tak ada satu pun pelayan yang berani mendekat, bahkan mengintip pun mereka tak berani,.

"Dengar, aku Ace. Jangan berani kau menentangku",. Kata

Albert dengan nafas yang memburu dan mata yang menyorot tajam,.

Ace mengeratkan rahangnya, tanpa mengatakan apapun ia kembali membalikan badannya,.

"ACE!!!!",. Teriak Albert hingga menggema di setiap penjuru ruangan yang megah namun sepi itu,.

"Jangan sombong kamu, meskipun kamu bisa mencari uang sendiri bukan berarti kau bisa tanpa ku. Aku masih orang tuamu",. Kata Albert tajam.

Ace seketika langsung membalikan badannya dan menatap Albert tajam,. "JANGAN SEBUT KAU ORANG TUAKU, KALAU KAU HANYA BERTINDAK SEBAGAI KRIMINAL YANG TAK PANTAS DISEBUT SEBAGAI AYAHKU",. Katanya emosi

Bughh.....

"Anak kurang ajar, Apa ini yang diajarkan Lily selama ini sampai kau kurang ajar padaku? HAAA?",. Teriak Albert setelah ia berhasil memukul Ace dengan tangan kanannya,.

Wajah Ace terlempar kesamping, ia menjilat darah yang keluar dari mulutnya, lalu ia kembali menatap Albert tajam,. "Jangan bawa ibuku, sikapku padamu itu bukan tanpa alasan, ini atas perbuatanmu selama ini",. Kata Ace,.

Ace menatap Albert tajam lagi,. "Jangan pernah mencariku untuk pulang kesini",. Kata Ace tajam,.

Albert menatap Ace tajam,. "Dengar Ace, aku bisa saja membunuh orang yang menghalangi keinginanku. Kau pikir aku tidak bisa? Orang-orang di arena balapan, dan Alastair itu bisa saja target saya selanjutnya, kau tau?",.
Ancem Albert,.

Ace membulatkan matanya, lantas ia menunjuk Albert dengan jari telunjuknya,.
"Dengar, jangan pernah ikut campur dengan urusanku",.
Kata Ace penuh dengan nada ancaman,.

Albert mengulas senyum miring,. "Kalau begitu turuti mauku, pulang kesini bawa semua barangmu yang di apartemen, atau tidak hal yang tidak kau inginkan akan terjadi dan itu jelas atas perintah saya",. Ancam Albert,.

Ace mengeraskan rahangnya, la bernafas dengan memburu lalu membalikan badannya lalu melenggang pergi meninggalkan Albert yang berdiri dengan kedua tangannya bersembunyi didalam saku dengan tatapan tajam,.

**********


Alexa merenggangkan ototnya lalu mengambil handcream diatas tasnya. Hari ini ia akan mengadakan pertandingan siang pukul 12.30 dan kini ia akan melakukan latihan tipis- tipis dilapangan sekolahnya disaat jam istirahat pukul
09.30. Mesin pelontar bola itu mulai menyala dan bola-bola keluar dari tempatnya. la memulai pemanasan dengan memukul bola itu dengan raketnya. Sudah hampir setengah jam ia berlatih sampai sebuah suara membuatnya memalingkan wajahnya.

"Lex",.

Marcello berdiri jauh disamping Alexa, lalu berjalan mendekat mesin pelontar bola itu dan mematikannya.

"Kenapa?",. Tanya Alexa

"Pinjem buku Fisika dong",. Kata Marcello mendekati Alexa,.

Alexa menyeka peluhnya yang menetes lalu mengusapnya dengan tangan kanannya,.

"Ngrepotin amat sih lo",. Kata Alexa lalu beranjak dari sana. Di koridor mereka berjalan bersampingan, sesekali menyapa saat orang yang mereka kenal berpapasan,.

"Gimana Lex?",. Tanya Marcello di sela perjalanan mereka berdua,.

Alexa menoleh dengan bingung,. "Gimana apanya?",.

Marcello berdecak,. "Pakek nanya lagi, ketua gue lah. Udah lo terima hadiahnya?",.

Alexa menoleh pada Marcello lalu seketika menghentikan langkahnya dan berdiri menghadap Marcello,. "Si Ketua Alastair? Jadi dia ngomong ke lo?",.

Marcello menggelengkan kepalanya,. "Dia udah heboh sejak lo kemarin menang tournament, gimana bagus nggak? Maklumin ya kalo nggak sesuai harapan lo soalnya yang milih cowok, nggak tau selera cewek",. Katanya.

Alexa menggembungkan pipinya, lalu kembali melanjutkan langkah kakinya menuju loker,. "Mau gue balikin aja deh, kemahalan. Sayang tau",. Kata Alexa dan seketika Marcello menolak dengan keras,.

"Jangaan, gila lo ya. Lo nggak tau dia sehari suntuk mikirin kado buat lo pas di markas anak-anak ikut nyari ide tapi malah lo balikin,. Lagia bagi dia harga dompet itu ga ada apa-apanya lagi",. Kata Marcello membuat Alexa memalingkan wajahnya,.

"Nggak ada apa-apanya? Emang dia siapa?",. Tanya Alexa,.

Marcello melambaikan tangannya,. "Adalah intinya, yah gue tau sih lo juga sultan tapi Ace nggak kalah sultan, jadi tenang aja dia nggak akan keberatan beli in lo 200 dompet kayak kemarin, dia nggak akan miskin",. Kata Marcello saat mereka sudah tiba di tempat loker,.

"Emang, siapa orang tua nya?". Tanya Alexa dengan alis yang tertaut,.

Marcello memiringkan kepalanya lalu matanya menerawang ke langit-langit,. "Eeeeeh, nggak tau juga sih. Cuma gue tau dia emang anak konglomerat sih",. Kata Marcello bingung,.

Alexa mencibirkan mulutnya,. "Dih, gimana sih. Masak lo temennya nggak tau",. Kata Alexa membuka lokernya,.

"Emang gitu, satu Alastair nggak ada yang tau keluarganya Ace itu gimana",. Kata Marcello

"Emang lo nggak pernah main kerumahnya apa",. Ujar Alexa,.

"Nggak pernah, kalo ke apartmentnya pernah,. Apartment nya aja lokasinya di tempat paling mahal yang suit pula",.

Kata Marcello mengagung-agungkan ketuanya itu,.
Alexa meringis miring,. "Sayang ya, gue bukan cewek matre",. Kata Alexa lalu memberikan bukunya pada Marcello,.

"Nih bukunya, dan satu lagi. Tolong bilangin ketua lo jangan deketin gue lagi. Gue nggak mau dia berharap lebih ke gue, karena gue nggak mungkin buka hati gue buat dia",. Kata Alexa,.

Marcello menaikan sebelah alisnya,. "Jangan ngomong gitu Lex, hati-hati kalo ngomong. Kenapa sih lo nggak suka sama dia? Banyak yang suka sama Ace, tapi cuma lo yang dia mau. Lo nggak usah takut, dia emang ketu Alastair tapi bukan berarti dia nakal atau mainin cewek. Dia nggak kayak gitu Lex",.

Alexa memalingkan wajahnya,. "Bukannya apa Cell, gue tuh nggak suka sama cowok yang ikut kayak gitu, karena sekali gue sayang gue bener-bener nggak mau kehilangan. Ace terlalu bahaya menurut gue, dengan posisinya sebagai ketua Alastair gue yakin banyak yang nggak suka sama dia, iadi sebelum gue beneran jatuh cinta sama gue, gue milih mundur lebih dulu",. Kata Alexa panjang dan lebar kepada Marcello seraya menutup lokernya dan menguncinya,.

"Itu aja, jadi tolong bilangin ke dia buat nggak ngechat gue lagi",.



***********

Ace memejamkan matanya seraya menyandarkan tubuhnya dikursi kayu didekat palang post tempat penjagaan gor tempat acara tournament dilaksanakan,.

"Lo habis berantem sama siapa lagi sih Ace?",. Tanya Lucas saat melihat bibir Ace yang sobek,.

Ace mengulas senyum miringnya,. "Digigit lebah, kelewat ganteng ya gini sampek lebah aja naksir ama gue",. Kata Ace menegakan tubuhnya,.

"Digigit lebah benjol Ace nggak robek kayak mulut lo",. Kata Mark saat ia memasukan keripik singkong kedalam mulutnya,.

Ace terkekeh geli,. "lya ya? Ya maaf dong gue kan bukan ahli perlebahan",. Kata Ace,.

"Jadi lo masih nggak mau cerita?",. Tanya Zuko saat ia menoleh pada Ace dan menutup ponsel flip nya,.

"lya, diserang sama siapa lo? Kok lo nggak bilang-bilang. Mau dibales nggak pukulan lo itu?",. Tanya Bustomi,.

Ace mengangkat telapak tangannya,. "Nggak usah lah, ini tadi gue dipukul sama anak SD gara-gara nggue nggak sengaja nginjek mainannya di jalan. Udah itu doang",. Kata Ace,.

Lucas menaikan salah satu alisnya,. "Anak SD mana yang sekuat itu bisa mukul Ace?",. Bisik Lucas pada Mark,.

Mark mengangkat bahunya,. "Tau, anak SD keturunan Samson kali",.

"Eh jangan lupa, ntar ada kumpul lagi sama anak Alastair",.
Kata Marcello.

Bustomi mengiyakan lalu menepuk bahu Ace,, "lya juga, kumpul di Apartnya Ace aja gimana? Yang strategis ditengah kota",.

"Jangan",. Jawab Ace cepat membuat semua anak menoleh kepadanya,.

"Kenapa? Tumben?",. Tanya Lucas menaikan salah satu Alisnya,.

Mark menatap Ace penuh selidik,. "Ngunpetin apa lo? Ngumpetin janda lo ya?",.

Ace membulatkan mulutnya lalu melempari Ace dengan sepatu entah milik siapa,. "Mulut lo, gue masih polos ya. Gue masih perjaka ting ting asal lo tau",.

"Sepatu gue bangkeeek lo, masih baru ini",. Kata Marcello mengambil sepatu under armournya yang jatuh ketanah itu,.

"Ya maaf, gue kirain batako",. Kata Ace enteng tanpa rasa bersalah,.

Lalu seketika ia teringat sesuatu,. "Eh, Alexa hari ini tanding kan ya?",.

Belum Marcello menjawab pertanyaannya, Ace lebih dulu beranjak dari sana dan berlari masuk kedalam
gor,.

"Padahal gue mau kasih tau kalo dia di tolak",. Kata Marcello lirih sambil menggelengkan kepalanya,.




*****************

Alexa menaruh tanya diatas kursi panjang dibelakang tribun,. la merenggangkan telapak tangannya dan menyemprotnya dengan spray. Sesaat ia terkejut ketika tiba-tiba Ace duduk disebelahnya dengan nafas memburu,.

"Kamu..? Ngapain kamu disini",. Tanya Alexa kaget

"Tolongin aku",. Kata Ace dengan nafas tersenggal-senggal,.

"Kenapa sih",. Tanya Alexa bingung,.

"Toloong",. Kata Ace menatap Alexa membuat Alexa semakin tak mengerti,.

"Tolong kenapa? Ada apa?",.

"Tolongin, aku dikejar",. Kata Ace dengan terengah-engah,.

Alexa menaikan salah satu alisnya, lalu melongokan kepalanya,. Melihat belakang Ace yang tidak ada siapa-siapa,.

"Dikejar siapa?",.

"Dikejar, bayang-bayang kamu. Ehehehe", Kata Ace yang seketika merubah ekspresinya dari panik menjadi cengengesan,.

Sedangkan Alexa, ia merubah wajahnya menjadi sinis,. "Ih apasih, nggak lucu tau",. Katanya kesal,.
"Hehehe, ciyeee khawatir ya? Takut aku dikejar orang jahat ya?",. Tanya Ace usil,.

Alexa menggelengkan kepalanya,. "Nggak usah ge er",. Kata Alexa sinis,.

Ace justru tersenyum lalu terkekeh kecil membuat Alexa makin kesal,.

"Nggak usah senyum-senyum",. Kata Alexa,.
Ace menganggukan kepalanya, lalu ia menyandarkan punggungnya di tembok,.

"Gimana?",.

Alexa menoleh, lalu menaikan salah satu alisnya saat mendengar pertanyaan Ace yang membuatnya bingung,.

"Gimana apanya?",. Tanya Alexa,.

"Pertanyaan aku tadi malem",.

"Yang mana?",.

Ace menoleh lalu menatap Alexa dengan senyum sekali,.

"Yang mana lagi, yang chat aku nggak pernah kamu bales",.

Deg.......

Alexa menelan ludahnya, ia merasa tak enak hati ketika Ace mengatakan itu,.

"Eeeehhhh....",. Alexa menggantungkan kata-katanya,.

"Nggak perlu dijawab, gue tau jawaban lo apa sekarang",. Kata Ace mengambil kesimpulan lalu tersenyum pada Alexa,.

Alexa menggigit bibirnya, ia memilih mengalihkan perhatiannya pada bibir Ace yang terluka,.

"Itu bibir lo kenapa? Berantem ya?",. Tanya Alexa,.
Ace memegangi bibirnya yang sobek itu, sedangkan Alexa tengah mengambil sesuatu dari dalam tas olahraganya,.

"Oh tadi berantem sama anak SD",

"Ada gitu anak SD nonjok sampek babak belur, emang anak SD nya nggak naik kelas berapa kali". Kata Alexa lirih yang terdengar samar di telinga Ace,.

Ace melihat Alexa memegangi sebuah salep entah apa itu Ace tak tahu.

"Mau ngapain?",. Tanya Ace saat Alexa mau mengoleskan salep itu ke mulut Ace,.

"Mau ngobatin lah, sini biar nggak infeksi",. Kata Alexa,.

Ace menahan senyumnya saat mendengar jawaban Alexa meskipun sedikit galak,.

"Nggak usah ge er",. Kata Alexa saat tak sengaja melihat Ace mengangkat salah satu bibirnya,.

"Gue tau sekarang lo nolak gue, tapi gue nggak akan nyerah se cepat itu,.

"Karena gue yakin, lo lah yang gue butuhin untuk ada disamping gue saat ini, Vanila",.

Batin Ace seraya menatap Alexa yang masih fokus mengoleskan obat itu dibibir Ace,.

Alexa meniup bibir Ace, membuat Ace merasa jantungnya seketika berdetak lebih cepat dan sedikit membulatkan kedua bola matanya,.

Tak sengaja Alexa juga sedikit mendongakan keplanya dan detik itu juga ia terhenyak saat Ace menatapnya dalam,.

Seketika ia menegakan tubuhnya canggung, mengerjapkan matanya berkali-kali lalu melemprkan tube salep itu pada Ace,.

"Nih obatin sendiri",. Kata Alexa seraya berdehem dan membenahi duduknya,.

Ace masih menatap Alexa dengan senyum tipis lalu melihat salep itu,.

"Kenapa senyum-senyum, udah deh, gue mau masuk",. Kata Alexa mash sedikit gugup saat ia berdiri lalu dengan sengaja Ace menariknya,.

"Mau kemana?",. Tanya Ace

"Mau masuk dulu", Kata Alexa mencoba melepaskan tanganya dari Ace,.

Ace mengulas senyumnya lalu ia berdiri dan mendekatkan wajahnya pada Alexa yang seketika membuat Alexa memundurkan kepalanya sambil membulatkan matanya,.

"Lo mungkin mundur beberapa langkah buat jauhin gue, tapi gue akan lari buat maju terus untuk deket sama lo",. Kata Ace Membuat Alexa terdiam mematung.


Bersambung.........


Jangan Lupa Vote dan Comment ya Gesss

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 134K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.8M 76.8K 35
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
7M 295K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
283K 26.3K 31
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...