SISI LAIN YESSICA (END)

By renehyun29

82.9K 8.7K 346

Dibalik sikap dinginnya ternyata dia adalah sosok wanita terlembut. Dengan pesona pemilik gummy smile itu nya... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
part 36
Part 37
Part 38
😭😭😭
Part 39
Part 40
Part 41

Part 13

1.9K 229 12
By renehyun29

Jalan-jalan Bersama

Hari minggu telah tiba, dimana setiap pelajar di liburkan dari aktivitas sekolah.

Chika dan Indira kini sedang berjalan-jalan di salah satu taman bermain di kota. Mereka terlihat sangat senang apalagi Indira yang memang sudah lama tidak pergi ke taman.

"Bunaa, kenapa yayah ga diajak sih? Kalau ada Yayah pasti tambah seru" ujar Indira sembari menaiki ayunan.

"Nah gitu dong ngomongnya jangan cadel mulu, yah kalau itu sih buna ga tau ya Dira. Mungkin yayah kamu itu sibuk hari ini" jawab Chika bohong, karena sebenarnya dia memang tidak memberitahu Zee jika dirinya dan Indira akan pergi ketaman.

"Yaaaahhh...." Indira nampak sedih setelah mendengar penuturan Chika

"Iiihh kok gitu mukanya, udah jangan sedih kan masih ada buna yang akan selalu menemani Indira main" ucap Chika dan berhasil membuat Dira tersenyum

Kemudian mereka pun lanjut bermain, sampai pada Chika yang ingin buang air kecil.

"Eh sayang buna mau ketoilet dulu, kamu disini dulu gapapa?"

"Gapapa Buna"

"Eh tapi kalau kamu ilang gimana? Yaudah kamu ikut aja yuk"

"Enggak ah buna, Dira masih asik main nih"

"Aduh buna gak mungkin tinggalin kamu sendirian sayang"

"Pinjem hp buna boleh? Biar Indira telpon oma jadi masih ada oma kan yang jagain Dira"

"Yah gak bisa dong sayang kan oma jauh, gak bisa lihat Dira"

"Duh buruan ayo Dira, buna udah kebelet nih" lanjutnya

"Enggak buna aja, siniin deh hp-nya buna percaya aja sama Dira" Indira berusaha meyakinkan Chika.

"Ck...yaudah nih, kamu jangan kemana-mana ya, inget kalau ada yang...."

"Iya buna iya, Dira udah khatam banget sama nasihat buna yang satu itu. Aman buna tenang aja" potong Indira.

"Yaudah, bye sayang, buna udah gak tahan" ucap Chika sedikit keras, karena ia sudah berlari menjauh dari Indira.

"Huft...buna buna, eh mending aku telpon yayah Zee aja siapa tau yayah udah selesai sibuknya....hehe" Dira pun mencari kontak Zee di HP buna-nya itu

sai mengechat Zee, Dira pun langsung menghapus percakapan mereka, karena takut bunanya itu akan marah jika tau jika dirinya menghubungi Zee.

"Buna kenapa ya gak suka sama yayah? Kan yayah ganteng, baik, suka jajanin Indira pulaa. Yayah juga sepertinya sayang sama Dira" fikir Indira

Semenjak dirinya tak sengaja mendengar obrolan Chika dan guru Paud-nya, jika dia bisa langsung ke sekolah dasar setelah ini membuat Indira lebih semangat lagi, bahkan dirinya tidak mau lagi berpura pura cadel karena takut Chika akan menolak tawaran gurunya itu. Yah sebenarnya Indira adalah anak yang cerdas sama seperti almh. Ibunya yang juga memiliki otak yang cerdas bahkan sebenarnya sejak umur 2 tahun Indira sudah bisa berbicara dan di umur 3 tahun dia sudah lancar berbicara namun entah lah di tahun ke 4 dia malah bertingkah seperti anak bayi, karena cara berbicaranya yang cadel.

"Buna lama banget sih" ujar Indira ketika Chika baru menghampirinya

"Iya sayang maaf ya, soalnya tadi toiletnya antri sih, yaudah kita main lagi yuk"

"Ayo buna"

"Kamu mau naik jungkat-jungkit gak?"

"Mau mauu"

Akhirnya mereka berdua bermain dengan ceria di taman itu.

Selang 1 jam berselang Zee telah tiba di taman kota dimana tadi Indira telah memberitahunya. Zee mencari Chika dan Indira di sepanjang taman bermain, sampai Zee melihat kedua wanita itu tengah asik tertawa Bersama seorang gadis kecil.

"Cantik banget kak Chikaa" gumamnya dari kejuahan

"Hahahaha.... kamu lucu banget sih sayang" Chika tertawa dengan lepas saat itu, membuat Zee yang sudah berada disebelah Chika terkesima.

"Yayahhh...." Pekik Indira yang langsung berlari menghampiri Zee.

"Hah!" Awalnya Chika bingung mengapa Indira menyerukan panggilan yang biasanya ia sebutkan saat ada Zee? Namun seketika itu juga ia langsung menoleh ke samping kiri dan kanannya, dan disanalah ia merasa terkejut karena memang benar ada Zee disana.

"Lo ngapain disini?" Tanya Chika yang sudah menajamkan tatapannya

"Main lah bun, ngapain lagi yakan Dira" jawab Zee dengan sedikit menjahili Chika

"Lo ngikutin gue?"

"Dih GR banget sih buna Chikaa" ledeknya membuat Chika benar-benar kesal

"Gak usah buna buna deh lo" sentaknya

"Hikkss....buna kok kasarr sama yayah" seketika Chika langsung terdiam dan menampakkan sosok Chika yang lembut seperti biasanya jika berdua dengan Indira.

"Sayang kok kamu nangis sih? Maafin buna ya buna gak bermaksud begitu kok. Buna....emm...buna hanya terkejut aja tadi karena melihat Zee disini"

"Kok buna panggil namanya yayah harusnya buna panggil yayah juga dong...hikss... Buna jahat buna gak sayang lagi sama Dira" rengeknya dengan air mata terus mengalir

"Bushet nih bocah, yang dijudesin siapa yang nangis kejer siapa? Tapi gapapa deh selama ada Indira kak Chika gak bisa mode dingin. Hehe maaf ya jadi memanfaatkan kamu Dira, tapi demi bisa jadi ayah kamu yang sesungguhnya kakak Zee mah rela lakukan apapun. demi kalian berdua pokoknya" monolog Zee dalam hati.

"Iihh kok gitu sih Dira, buna sayang sama kamu sayang banget. Jangan nangis lagi ya. Maaf buna udah meninggikan suara buna"

"Udah Dira, yayah gapapa kok" Zee ikut bersuara, ia kasihan karena Chika terlihat benar-benar menyesal.

"Minta maafnya sama yayah, kan buna tadi marah-marah sama yayah...slurrpp..." Indira seraya mengelap ingusnya yang tiba-tiba mendesak keluar akibat dirinya yang menangis barusan.

"Oke" Chika pasrah

"Zee maaf ya, maaf karena udah marah-marah gak jelas sama lo" lanjutnya

Meskipun nada bicara itu masih terlihat tidak bersahabat, namun Zee tetap senang.

"Kak ingat ini di luar sekolah, jadi kamu harus mode lembut, baik hati, begitu kak Chika" bisik Zee mengingatkan

"Iya iya gue lupa, lagian lo nongol udah kayak setan aja. Tiba-tiba" balas Chika ikut berbisik

"Yayah, buna, Dira lapar"

"Ututtuu...anak cantik lapar ya? Yaudah yuk kita cari makan dulu. Dira mau yayah gendong?" Tanya Zee sambil duduk mengsejajarkan diri dengan Indira.

"Emmm, emang boleh yah?"

"Boleh dong, ayo naik" ucap Zee sembari menunjuk punggungnya yang sudah siap untuk Indira tunggangi.

Indira terlihat nampak ragu, ia menoleh pada Chika, lalu Chika tersenyum sembari menganggukkan kepalanya.

Mereka berjalan sambil di iringi canda tentunya berasal Zee dan Indira. Sedangan Chika dia hanya ikut tertawa jika menurutnya itu lucu.

Cukup lama mereka berjalan-jalan di luar , kini mereka semua sudah kembali kerumah Chika.

"Assalamualaikum" salam ketiganya cukup kompak

"Wa'alaikumsalam, kalian udah pulang. Eh ada Zee juga"

"Hehe iya tante tadi nyusul" jawab Zee masih merasa canggung pada orang tua Chika.

"Yasudah, kalian bersih-bersih dulu terus kita makan bersama ya" mami Aya

"Eh, tante maaf sepertinya Zee mau langsung pulang aja deh, udah sore juga tante" tolak Zee halus

"Gak ada penolakan ya, om mau mengenal kamu juga" ujar papi Pucho yang baru saja keluar dari sebuah ruangan yang mungkin itu adalah kamarnya atau mungkin ruang kerjanya, itulah yang Zee fikirkan

"Eh, om... halo om, apa kabar om?"

"Baik Zee, yuk kita duduk disana dulu sambil main catur. Bisa?"

"Eh, bisa om" jawab Zee canggung sekali rasanya.

Di tengah permainan catur,
"Zee, hubungan kamu sama Chika itu apa?" Tanya Papi Chika

Uhukk...uhuukk...

Zee yang terkejut dengan pertanyaan yang diajukan oleh papi Chika pun tersedak air liurnya sendiri.

"Emm untuk saat ini kami masih berteman om" jawab Zee gugup

"Chika masih cuek sama kamu?" Tanyanya lagi di tengah papi Chika menjalankan bidak caturnya

"Ya gitu om, kadang cuek, kadang lembut. Kalau di sekolah sudah fix cuek sih om. Hehe"

Papi Chika itu hanya mengangguk anggukkan kepala, matanya masih fokus pada permainan mereka.

"Kamu sendiri hanya ingin sebatas suka atau lebih?"

"Aduhhh ini kenapa pertanyaan om Pucho serasa lagi introgasi gue sih. Mana muka om Pucho serius banget lagi...papa takuutt" batin Zee

"Kenapa tidak bisa jawab?" Tanyanya tak sabar

"Eh, maaf om. Maaf jika saya sudah lancang mencintai anak om. Saya tidak hanya sekedar suka kak Chika tapi pada tahap ini sudah menjadi perasaan cinta om. Jika om bertanya kenapa saya bisa sesuka dan jadi cinta sama kak Chika, jawabannya saya juga kurang tau om, yang saya tau cinta tak butuh alasan spesifik" jawab Zee dengan mantap

Papi Chika itu langsung mendongakkan kepalanya, ia menatap Zee cukup instens.
"Kenapa kamu bisa berfikir cinta tak butuh alasan spesifik?"

"Karena kalau di tanya cinta karena dia cantik berarti saya hanya mencintai fisiknya, kalau ditanya terus jawabnya karena dia baik, kata baik itu konteksnya menurut saya luas om dan semua orang itu punya sisi baiknya tersendiri, menurut saya jadi tidak spesial jika itu alasannya. Makanya saya tidak butuh alasan spesifik untuk mencintainya karena saya suka pada semua yang dimiliki kak Chika apa adanya om"

"Boleh juga nih anak, cara dia menjawab juga terlihat tulus dari hati bukan cuma sekedar membual untuk terlihat baik oleh saya" batin papi Chika

Di sisi lain, Chika dan mami-nya tengah menyiapkan makan malam untuk mereka.

"Chik, kamu sama Zee udah pacaran?" Tanya mami Aya pada anaknya yang masih sibuk menyusun piring kosong di meja

"Enggak mih"

"Ck! Jangan bilang enggak dong Chik, harusnya jawabnya tuh belum mih gitu"

"Dih ngarep banget mih"

"Emang. Hehe" jawab mami Aya sambil terkekeh

"Mih, Chika mau nanya deh. Penasaran banget habisnya tuh"

"Nanya apa? Sok serius banget kamu"

"Iih mamih mah, aku mau nanya kenapa sih kalian itu langsung bisa suka sama Zee padahal baru ketemu beberapa waktu lalu"

"Ohh....ya gimana gak suka Chik? Zee itu ganteng, baik, sopan pula anaknya. Mami juga bisa lihat dari matanya, mata yang memancarkan ketulusan. Saat bersama Indira pun dia terlihat senang, dan tulus menyayangi Indira. Pesan mamih segera buka hati dan mata kamu biar bisa lihat betapa baiknya Zee dan kompeten nya dia untuk jadi pacar kamu" ujar mami Aya

"Dih sok tau banget mamih"

"Jangan ngelak mulu deh Chik, mami tau pasti kamu juga pernah baper kan sama sikap Zee? Karena setiap cewek pasti akan luluh jika di perhatikan seorang pria sampai segitunya" 

"Mami nih dari tadi nebak-nebak mulu. Udah ah males, aku mau panggil Dira dulu dikamarnya"

Sebelum menaiki anak tangga, tak sengaja Chika melihat arah ruang tamu dimana disana masih ada papi-nya dan juga Zee. Keduanya nampak sedang tertawa, entahlah apa yang lucu dari percakapan mereka sore itu.

"Kok bisa papi ketawa ketiwi begitu sama Zee? Padahal selama ini papi sikapnya paling tidak ramah sama orang baru" batin Chika merasa bingung.

Di meja makan.....

"Zee, makan yang banyak kamu, biar berenergi buat taklukan anak om" ucap Papi Pucho frontal sontak langsung membuat Chika tersedak

"Aduh papi, anaknya sampai tersedak tuh" mami Aya yang hendak memberikan minum pada Chika, ternyata sudah di dahulu oleh Zee.

"Pelan-pelan kak Chika" ucapnya pelan

"Hmm...papi gak usah aneh-aneh dong di meja makan" protes Chika membuat mereka hanya bisa terkekeh

"Yayah, besok yayah bisa jemput Dira lagi gak?"

"Eh Dira, udah dong, kasihan kak Zee-nya nanti dia sibuk" ucap Chika

"Yayah buna bukan kakak, yakan yah?" Indira mengkoreksi

"Haha iya Dira, sesukanya Dira aja. Emm...soal besok Indira mau yayah jemput?" Tanya Zee dan Indira pun mengangguk dengan antusias

"Yasudah besok yayah jemput kamu ya" putus Zee

"Eh Zee ,kalau kamu sibuk tolak aja, Dira pasti ngerti kok" Chika berbisik tepat di samping telinga Zee

"Gapapa kak, aku gak sibuk kok"

Acara makan malam mereka pun berakhir, Indira pun sepertinya sudah tertidur, dan Zee berpamitan pulang karena memang hari sudah semakin larut.

Tinggg....

Saat sedang bertiga, mami Aya, papi Pucho dan Chika. Tiba-tiba sebuah suara notifikasi terdengar dari Handphone mami Aya.

"Aaaa..." Pekiknya sontak membuat dua orang lainnya terkejut

"Kenapa sih mih? Heboh banget habis lihat hp?" Tanya papi Pucho

"Habis dapat undian ya mih?" Chika ikut bertanya

"Nih lihat" mami Aya menunjukkan sebuah notifikasi dari Ig, dimana tertera nama "Shn_innatio"

"Ada gaun terbaru Chikaaa....ah mamih kesel karena gak pernah dapat desain terbaru dari bu Shani"

Yah Mami Aya memang penggemar gaun-gaun rancangan Shani. Setiap dirinya hendak membeli selalu saja kalah cepat dengan orang-orang, membuatnya selalu gagal memiliki gaun impiannya itu.

"Mih, minta tolong papi aja napa sih?" Chika memberi usulan

"Lah kok papi? Mana ngerti lah Chik papi"

"Bukan gitu pih, maksud Chika, kenapa ga papi minta tolong sama pak Gracio aja kan beliau suami bu Shani"

"Nah bener itu pih, kan Pak Gracio itu rekan bisnis papi kan? tolongin dong pih, mami udah pengen banget gaun desainer bu Shani"mohon mami Aya

"Bukannya papi ga mau sayang, cuma pak Gracio itu orang super sibuk jadi kalau ketemu ya hanya sekedar bahas bisnis aja, setelah itu udah beliau akan langsung pergi buat selesaiin kerjaan dia yang lain. Papi gak enak kalau mau nahan-nahan beliau apalagi hanya buat bahas gaun yang gak ada konteksnya sama bisnis kami" ujar papi Pucho

"Yaaaahhh....gagal lagi dong mami"

"Udah mih itu masih 2 jam lagi sebelum perilisan, mami masih punya kesempatan"

"Susah Chika mereka itu cepat banget semua, mana bu Shani cuma mengeluarkan 1 gaun lagi setiap tahunnya"

"Nanti Chika bantuin deh mih, begitu mereka rilis Chika bakal langsung check out buat mami"

"Bener ya Chik? Awas kamu boong" Chika hanya mengangguk sebagai jawaban

2 jam berlalu, kini mami Aya dan Chika sudah ada di ruang tamu sambil menunggu perilisan Shn_innatio. Mami Aya terlihat sangat antusias, mata keduanya tidak lepas dari layar handphonenya, memastikan jika incaran mereka masih aman.

"Chika chika udah rilis buruan" heboh mami Aya

"Iya mih sabar" Chika dengan cepat mengcheack out g gaun itu di saat ingin payment...

"Lah habisss? Kan udah di check out" Chika kebingungan sendiri, karena biasanya jika rebutan barang limited Chika selalu berhasil.

"Aaaaaaakkkhhh, tuh kan Chik mami bilang juga apa? Mereka tuh cepet banget" kesal mami Aya.

"Hehe iya mih, belum rezeki mami berarti" jawab Chika

"Jahaaattt, masa dari 3 tahun lalu belum rezeki juga" mami Aya nampak frustasi sekarang.

"Kamu mah katanya bisa, manaaa Chika? Tau deh mami kesel" mami Aya pun beranjak dari duduknya dan pergi kekamarnya.

"Lah, pundung tuh orang tua, lagian bu Shani itu napa cuma rilis 1 gaun doang sih? Udah tau penggemarnya banyak" tanpa fikir panjang Chika pun langsung mengetikkan sebuah komentar di laman web shn_innatio.

Untuk owner Shn_innatio, mohon untuk menambahkan koleksi gaunnya. Kasihan mami saya dan mungkin ibu-ibu lainnya yang selalu gagal mendapatkan koleksi terbaru dari web ini. Penggemar gaun-gaun bu Shani ini sangat di gemari dan penggemar ibu juga banyak sekali, mohon di pertimbangkan untuk merilis beberapa gaun di perilisan berikutnya. Terimakasih.

Continue Reading

You'll Also Like

81.3K 7.8K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
25.7K 2K 10
seorang ketua gang motor ternama bernama aeros yang hanya akan luluh dengan seorang perempuan bernama Shani indira
3.1K 268 5
menceritakan nazeendra dan yessica tamara yang saling suka
8.3K 987 19
"And when you smile, the whole word stops and stares for a while" -Christian El khaf Natio Harlan- Pancaran fajar di pagi hari mengawali akt...