SISI LAIN YESSICA (END)

By renehyun29

82.7K 8.7K 346

Dibalik sikap dinginnya ternyata dia adalah sosok wanita terlembut. Dengan pesona pemilik gummy smile itu nya... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
part 36
Part 37
Part 38
😭😭😭
Part 39
Part 40
Part 41

Part 12

2K 204 7
By renehyun29

Sekolah Indira

Seperti janji Chika pada Indira di hari sebelumnya, hari ini Chika benaran menjemput Indira tentunya sesuai request sang anak, dia datang membawa Zee.

"Bunnaaaa" teriak anak kecil yang baru saja keluar dari kelasnya.

"Hei jangan lari-lari dong sayang, nanti kamu jatuh" tegur Chika dengan lembut.

"Kak Chika lembut banget kalau sama anak kecil, benar-benar keibuan dan sekarang jiwa kebapakan gue meronta ingin menafkahi mu kak Chika..." Suara hati Zee, dia sangat kagum dan terpesona dengan sisi lain seorang Yessica ini.

Indira langsung memeluk Chika begitupun sebaliknya, mereka benar-benar layaknya ibu dan anak yang saling menyayangi.

"Yayah Zee..." Pekik Indira kemudian dirinya beralih memeluk Zee seperti orang yang penuh kerinduan.

Chika yang melihat Indira seperti merindukan sosok ayah itu pun hanya bisa terdiam dengan pikiran-pikiran yang rumit.

"Dira, kamu udah punya papa ya?" Tanya salah satu teman Indira

"Iya dong, jadi kamu gak bisa katain aku lagi. Wlee" balas Indira

"Wah hebat Dira udah punya papa. Baiklah mulai hari ini aku tidak akan katain Dira lagi. Maaf ya Dira" ucap anak itu

"Oke, Dila maapin, soalnya kata buna ndak boleh dendam sama olang yang jahat sama Dila"

Chika tersenyum seraya mengelus rambut Indira dengan lembut.
"Bangga banget gue sama Indira" batin Chika

"Kak Chika keren deh" ucap Zee tepat di telinga Chika

"Ha!?" Bingung Chika

"Keren karena berhasil bikin Indira menjadi anak yang baik" puji Zee

Chika merasa ucapan Zee itu tulus dari dalam hati pria itu, membuat Chika tanpa sadar tersenyum manis kearah Zee.

"Alamaaakkk cantik banget kak Chika" ujar Zee

"Apaan sih" kata Chika yang sekarang sedang tersipu malu

"Eh, maaf kak, ku fikir tadi ngomong di dalam hati .. hehe" Zee langsung menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Yaudah yuk kita pulang" ajak Chika yang sudah tak ingin berlama-lama berada didekat Zee.

"Ayo" sahut Zee dan Indira bersamaan.

Belum apa-apa mereka nampak terlihat kompak, seperti keluarga kecil bahagia. Penampakan Zee, Chika dan Indira membuat orang-orang yang hendak menjemput anak mereka jadi riuh akan visual mereka yang mempesona.

Di perjalanan,

"Yah, nanti jalan-jalan yuk" ajak Indira dengan ceria

"Eh Dira sayang, kan udah ga ada teman-teman kamu jadi panggilnya kakak jangan ayah ya sayang" Chika menasihati anaknya

"Kenapa buna? Yayah Zee gak suka ya?" Tanyanya dengan raut wajah yang sedih.

Zee hanya diam, memperhatikan interaksi kedua orang ini, ingin rasanya bilang bahwa dia tak mempermasalahkannya namun untuk sekarang mungkin dirinya harus diam dulu.

"Nanti kakak Zee-nya ga nyaman sayang. Udah ya"

"Iya buna" kini Indira menunduk terlihat sekali ia sedang sedih.

"Hei, Dira boleh kok panggil ayah atau yayah terserah Indira mau panggil kakak apa. Kak Chika izin ya bolehin Indira panggil aku sesuai seperti yang dia mau?" Tanya Zee

"Bunaaa" Indira nampak penuh harap

"Huft....ya kalo lo ga keberatan sih terserah" jawab Chika

"Yyeeayyy" pekik keduanya seraya bertos ria

"Kompak banget" sindir Chika

"Iya dong" balas keduanya kompak.

"Oh ya kak Chika, kenapa Indira gak dikasih baby sitter kak?" Tanya Zee penasaran

"Udah bilang sih sama papi, tapi belum dapat yang pas. Terus tadi kata gurunya Dira bisa langsung ke SD jadi mungkin engga jadi" jawab Chika

"Ohh gitu, yaudah nanti Dira biar yayah aja ya yang jagain. Mau?"

"Mau mauu, makasih yayah" ucap Indira senang

"Sama-sama Dira"

30 menit kemudian, mereka pun tiba di mansion milik keluarga Chika.

"Yayah ayo masuk"

"Boleh kak?" Tanya Zee pada Chika

"Ayo masuk" tanpa menjawab pertanyaan Zee, Chika justru langsung mengajak Zee masuk.

"Assalamualaikum, oma, opa kami pulang"

"Lo duduk dulu aja"

"Iya kak, makasih"

"Eh ada Zee, bareng Chika ya tadi?" Tanya mami Chika

"Halo tante, apa kabar tan? Iya tadi Zee bareng kak Chika dan Indira tan"

"Ohh, yaudah kita makan dulu yuk. Chika paling bentar lagi juga turun"

"Emm, gapapa tante, Zee makannya dirumah aja" tolak Zee sebenarnya sedikit tak enak

"Eh makan sini aja Zee, yuk kapan lagi makan sama manusia es itu kan" sindir mami Chika.

"Eh, tante tau?"

"Hahaha tau dong begini begini tante mah gaulnya sama teman-teman Chika" sombongnya membuat Zee ikut terkekeh.

"Yaudah tante" Zee pun akhirnya ikut mami Chika keruang makan.

Beberapa menit kemudian,

"Chika ambilin dong Zee nya" pinta mami Chika

"Kan dia punya tangan mih"

"Ck, Chika"

"Iya iya, siniin piring lo"

Zee tadinya hendak menolak namun karena di paksa mami Aya dan Chika juga sepertinya tidak masalah akhirnya Zee pun memberikan piringnya yang masih kosong kepada Chika.

"Mamaaaa.... Zee berasa punya istri maa sekarang, mana istri Zee kayak bidadari lagi" batin Zee

"Cantik" celetuk Zee saat Chika memberikan makanan yang sudah ia ambil tadi pada Zee.

"Buna memang cantik yayah, jangan lupa kedip nanti mata yayah pedih...hihihi" ucap Indira sambil terkekeh

"Hahaha.... Chik, dibilang cantik tuh" goda mami Aya

"Apaan sih, udah makan aja sana" kesal Chika pada mami Aya, Indira dan pastinya Zee yang sudah membuatnya menjadi bahan ledekan.

Hening, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang saling beradu.

"Tante terimakasih atas makanannya, dan minta tolong sampaikan juga pada kak Chika terimakasih ya tante" ucap Zee ketika dirinya akan pamit pulang.

"Sama-sama Zee, terimakasih juga ya karena sudah mau jemput Indira dan main sama dia. Lihat Indira happy banget seperti itu membuat tante juga bahagia" balas mami Aya sambil tersenyum tulus

"Zee juga senang sekali tante bisa main sama Indira, dia anaknya lucu"

"Ayo gue anterin" kata Chika yang baru saja turun dari lantai atas.

"Eh gak perlu kak Chika aku bisa pesen taxi online kok"

"Buruan, lo pergi sama gue ga mungkin gue gak anter lo"

Mendengar perkataan Chika, Zee pun hanya bisa pasrah.

"Emmmm...." Zee nampak masih melirik kelantai atas, dirinya ingin berpamitan dengan gadis kecil yang menggemaskan itu

"Indira-nya tidur" ujar Chika yang paham tentang apa yang Zee coba cari.

"Ohh...yasudah kalau begitu Zee pamit ya tente. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam, sering-sering main kesini ya Zee" pesan mami Aya dan Zee mengangguk sebagai jawaban.

40 menit Chika melajukan mobilnya, kini mereka telah tiba di kompleks perumahan Zee.

"Dia tinggal di kompleks ini, berarti dia bukan dari keluarga yang sederhana dong" batin Chika yang cukup tercengang setelah mengetahui ternyata Zee juga merupakan anak konglomerat. Karena kompleks itu hanya di huni oleh orang-orang berpengaruh di kota itu.

"Lo tinggal di kompleks ini?"

"Eh, emm...ya gitu deh kak" tadinya Zee ingin sedikit berbohong pada Chika namun tiba-tiba ia ingin jujur karena tak ingin memulai sesuatu dengan kebohongan.

"Ohhh...rumah lo yang mana?" Tanyanya lagi yang merasa dari tadi tidak sampai-sampai.

"Emm itu kak di paling ujung" Chika mengangguk lalu ia menambah kecepatan laju mobilnya, hingga tibalah mereka di depan gerbang besar rumah Zee.


"Gede banget, lebih gede dari rumah gue. Tapi nih anak gak sama sekali sombong, gue jadi kagum sama sifat dia yang sederhana padahal orang berpunya" monolog Chika dalam hati.

"Emm makasih ya kak Chika udah nganterin aku, mau mampir dulu kak?" Tanya Zee sambil membuka seatbelt

"Enggak deh, gue langsung aja"

"Oh ya thank you udah mau nolongin gue. Lo mau apa sebagai balasan dari gue?" Tanya Chika

"Bener nih boleh minta sesuatu?"

Melihat ekspresi Zee barusan membuat Chika menyesal telah menanyakan hal itu. Dia sekarang jadi curiga pada pria didepannya ini.

"Hmm"

"Oke, kalau gitu aku mau deket sama kak Chika, pokoknya mau selalu didekat kak Chika" ucapnya dengan menggebu-gebu

"Gak, gue gak suka diganggu"

"Kak Chikaaaa pwiiieesssss, janji gak akan gangguin kamu" mohon Zee sambil mengedip ngedipkan matanya

"Apaan sih begitu, kan gue jadi gemasss. Nih cowok benar-benar ya, padahal tampangnya itu seperti cowok-cowok yang cool atau setidaknya tipe-tipe cowok pendiam tapi kelakuannya menggemaskan sekali..." Batin Chika

"Ck! Oke tapi hanya diluar sekolah"

"Gapapa kali ya awal-awal di luar sekolah nanti lama-lama juga bakal di mana-mana. Hehe...semangat Zee bikin kak Chika klepek-klepek sama lo" ucap Zee dalam hati

"Makasih kak Chikkaaa" tanpa sadar Zee justru memeluk Chika.

Kemudian Zee langsung keluar dari mobil Chika, tanpa Dia sadari kini Chika nampak membeku ditempatnya.

"Zee sialan, baru ini gue dipeluk sama cowok...huaaa mamiii Zee udah berani peluk-peluk bisa bikin pertahanan gue luntur ini lama-lama didekat Zee" gumam Chika, lalu dia melajukan mobilnya dan keluar dari perkarangan mansion milik Zee itu.

.

.

.

__________________________________________________________

1 minggu telah berlalu, kini hubungan Chika dan Zee sedikit demi sedikit mulai berjalan baik. Zee yang tidak pernah bosan mengajak Chika mengobrol bahkan jalan bersama walaupun ada Indira namun Zee juga tidak mempermasalahkan itu. Intinya dia senang karena Chika dan keluarganya menyambutnya dengan baik.

Meskipun begitu, sesuai perjanjian awal mereka bahwa mereka bisa dekat jika di luar sekolah saja. Ternyata Chika benar-benar melakukannya, karena jika disekolah setiap Zee berusaha mengajaknya berbicara Chika akan bersikap cuek dan dingin seperti biasanya. Namun Zee tidak kehabisan akal untuk bisa mendekati Chika. Seperti hari ini, dirinya kembali ke kelas Chika untuk mengajaknya keluar. Namun kali ini ada sesuatu yang ingin Zee tunjukkan pada Chika.

"Kak Chika ayo, please ikut ya, dijamin kamu pasti suka" ujar Zee percaya diri

"Males"

"Apa perlu aku gendong kamu?"

"Ck! Gak usah aneh-aneh"

"Yaudah ayo kak Chikaaa, ayolah" ajaknya sedikit merengek, yah tentu saja disana hanya tinggal mereka berdua karena yang lainnya sibuk kekantin.

"Gak usah maksa" ketus Chika

"Kalau kamu gak mau ikut, aku akan bilang pada Indira kalau buna-nya ini jahat sama yayahnya" ucap Zee sembari cemberut

"Iissh, yaudah kemana?" Dan pada akhirnya Chika hanya bisa pasrah dengan kelakuan bocah satu ini.

"Yesss, ayo" dengan semangat Zee langsung menggandeng Chika keluar kelas.

Melihat kedua idola Natio School tengah berjalan bersama, membuat para siswa Natio School histeris. Hal itu sontak membuat Chika tersadar akan satu hal. Ia berusaha melepaskan genggaman tangannya namun sayang Zee malah semakin mengeratkan genggamannya.

"Tidak usah hiraukan mereka kak" ucap Zee yang sengaja menoleh kearah Chika sambil tersenyum.

Zee terus membawa Chika menaiki tangga, sampai tiba pada satu pintu terakhir, yaitu pintu rooftop gedung sekolah.

"Tunggu Zee, ngapain kesini? Nanti kalau guru lihat kita bisa dimarahin" tegur Chika yang memang tahu jika rooftop sekolah mereka memang terkunci dan tidak diperbolehkan untuk siswa berada disana. Bukan karena ada hal apa namun jika di buka maka siswa yang sedikit bandel pasti akan menggunakannya untuk bolos dari pelajaran.

"Taraa... " Zee menunjukkan sebuah kunci dari kantongnya.

"Aman kak Chika pokoknya"

Krett...cklek....

Pintu itu terbuka, dan terlihat lah sebuah rooftop yang luas dengan pemandangan yang lumaya indah, serta angin yang bertiup membuat Chika merasa segar berada disana.

"Boleh gue kesana?" Tanya Chika

"Of course kak"

"Zee emang ada ini ya disini?" Tanya Chika yang kaget karena ternyata di rooftop sekolah ada tempat seperti ini.

"Ini aku lah yang dekorasi kak, gimana kamu suka gak?" Tanya Zee

"Serius? Kok bisa?"

"Bisa dong, dengan jurus rayuan Anzee Nadhel semua pasti bisa" ujarnya dengan sombong

"Gak rayu sih tapi maksa pasti, gue aja lo paksa mulu"

"Hehehe, karna kak Chika tuh tipe orang yang emang harus dipaksa dulu baru mau sih, jadi ya gitu deh... hehe"

"Dasar"

Kini Chika duduk di sebuah kursi yang ada disana, ia menutup matanya sambil menikmati hembusan angin yang menyejukkan.

"Kak Chika, aku seneng deh karena kak Chika sekarang ngomongnya gak secuil kayak dulu" ucap Zee yang terus memandangi wajah damai Chika

"Maksudnya?" Tanyanya masih dengan posisi yang sama.

"Yah, sekarang kak Chika lebih panjang ngomongnya gak yang Y doang, g doang, gitu gitu deh"

"Oh"

"Nah itu, kayak gitu. Aku gak suka deh kak Chika"

"Gak suka tapi nempel mulu lo" sindir Chika yang kini telah membuka matanya, kali ini tatapannya menelusuri setiap sudut yang ada di rooftop.

"Yah karena aku sudah terpikat sama pesona kamu kak" celetuk Zee.

"Lo jangan terlalu berharap sama gue Zee, takutnya lo kecewa"

"Kenapa? Seenggak suka itu kamu sama aku kak?"

"Bukan, tapi gue gak suka terikat aja. Sorry gue belum bisa cerita sama Lo, yang jelas gue sulit untuk percaya sama lelaki"

"Hmm... Gapapa kak, pelan-pelan aja. Aku akan sabar nunggu kamu membuka hati kamu dan percaya sama aku sepenuhnya" ucap Zee dengan bersungguh-sungguh

"Berat Zee, gue aja gak tau bisa atau enggak"

"Bisa, aku akan berusaha buktikan ke kamu kak. Kalau kamu tidak sadar maka aku sadarkan, dengan sikap kamu seperti sekarang tanpa kamu sadari, kalau kamu sudah mulai terbuka sama aku kak"

Chika terdiam,
"Benar juga ya, karena baru kali ini gue bicara panjang bahkan sampai udah kontak fisik aja, habis Zee sih suka tiba-tiba pegang tangan gue, meluk gue tanpa aba-aba. Mana tubuh gue seakan gak menolak lagi. Apa iya gue udah mulai membuka hati gue untuk Zee?...enggak enggak gue takut Zee akan sama seperti pria brengsek itu" monolog Chika dalam hati.

"Kak, kok malah melamun? Kefikiran ya?" Goda Zee

"Enggak tuh" elak Chika lalu ia membuang mukanya kearah lain.

"Gengsi lo tinggi banget ternyata kak Chika" batin Zee

"Ini kak, kalau kamu mau tidur disini aja. Nanti aku juga nyusul hehe" Zee memberikan satu buah kunci agar Chika tetap bisa membuka rooftop walau dirinya sedang tak bersamanya.

"Thank's ya Zee"

"Sama-sama kak Chika"

"Emm, Zee, boleh ga kalau kapan-kapan gue ajak Ashel, Olla, sama Jessi kesini?"

"Boleh dong kak, kalau aku ajak Aldo dan teman-teman aku kesini juga boleh ga?"

"Yah terserah lo, kan ini lo yang bikin dan juga lo yang minta izin untuk pakai rooftop ini"

"Tapi ini aku hadiahin buat kamu kak, jadi sudah jadi hak kamu" jelas Zee

"Enggak , pokonya ini milik lo"

"Punya kak Chika"

"Lo"

"Huft...udah deh milik kita berdua aja gimana?" Zee pasrah

"Yaudah"

Setelah perdebatan tadi, Chika dan Zee kini kembali menatap pemandangan dari atas atap sekolah. Disana ternyata Zee juga membawa bekal untuk bisa mereka makan bersama. Kali ini Chika tidak menolak karena ternyata Zee pintar sekali masak, dan masakannya membuat Chika ketagihan.

Continue Reading

You'll Also Like

461K 4.8K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
3.1K 268 5
menceritakan nazeendra dan yessica tamara yang saling suka
4.4K 333 11
PERINGATAN‼️ • 100% fiksi • pict: pin, dimana aja • yang dibawa ke rl jauh jauh • bxg
19.5K 1.5K 17
Penasaran?, Baca mangkanya!