I WANT YOU (END)

By SriNNingsih

1.8M 140K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... More

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
EPILOG
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

46

13.6K 1.1K 5
By SriNNingsih

Thalia dan Ace melanjutkan perjalanan mereka. Kali ini Thalia akan mengikuti ajakan Ace terlebih dahulu. Mereka berdua tidak melintasi jalur awal yang mereka lewati saat ingin berkunjung ke Kerajaan Renegades. Jalan lain yang mereka tempuh lebih buruk, terjal dan penuh bebatuan. Kuda yang mereka naiki tak bisa berjalan cepat, terkadang Thalia dan Ace harus turun dan berjalan kaki dengan menggiring kedua kuda mereka.

Cahaya bulan mengeluarkan binarnya secara sempurna, akan tetapi cahayanya tak bisa memecah kegelapan di dalam hutan dimana Ace dan Thalia berjalan. Ace membawa obor di tangannya sebagai penerangan. Thalia mengikuti langkah Ace di depannya, ia tetap waspada pada sekitar--entah itu bandit maupun hewan buas semua bisa menjadi ancamannya. Jemari lentik Thalia menggenggam erat pisau lempar miliknya.

"Kau ingin istirahat dulu?" Tanya Ace. Thalia menghentikan langkah kakinya. Ia berpikir sejenak.

"Apa perjalanan kita masih jauh?" Tanya Thalia.

Ace menggelengkan kepalanya "Mungkin sebentar lagi lagi kita sampai,"

"Baiklah, ayo kita lanjutkan saja. Lebih baik kita beristirahat di tempat yang akan kau tunjukkan itu, Ace!" Jawab Thalia.

Setelah berjalan begitu lama akhirnya mereka sampai di tempat yang akan Ace tuju. Thalia melangkahkan kakinya dan berdiri tepat di sebelah Ace. Kedua netra emas madunya membelalak, ia melongo melihat sebuah lapangan luas yang di penuhi oleh tenda-tenda seperti barak pelatihan para prajurit. Kegelapan menyelimuti pemukiman sementara prajurit tersebut.

Di setiap tenda-tenda yang berdiri, ada api unggun menyala untuk menghangatkan beberapa tenda yang berdiri di sekitarnya. Thalia seperti melihat sebuah desa--ralat! Itu bukan desa, tepatnya ia seperti melihat sebuah kota di wilayah pinggiran.

Ada berbagai macam senjata tajam terpajang rapi di rak penyimpanan, peralatan itu terletak di sekitar tenda. Perlengkapan Armor juga terlihat di berbagai sudut, jangan lupa dengan penghuni tenda yang sibuk dengan aktitivas menghangatkan diri serta menikmati waktu malam mereka.

"Woww... Kita dimana?" Tanya Thalia dengan rasa takjubnya melihat pemukiman yang begitu besar di depan matanya.

"Kita berada di barak Shadow Knight!" Jawab Ace.

"Shadow Knight?" Tanya Thalia melihat bendera hitam dengan ukiran emas bergambar burung phoniex dengan latar di belakangnya sebuah pedang bersilang. Bendera hitam itu berkibar di langit malam, sesekali bendera itu menari karena terpaan angin dingin yang mampu menambah kesan suram dan menyeramkan pemukiman Shadow Knight.

"Iya, Shadow Knight merupakan pasukan elit yang sudah aku bentuk sejak lama." Jelas Ace.

Thalia masih tetap melongo, ia lupa cara menutup mulutnya "Bagaimana bisa?" Ucapnya tak percaya.

"Mereka merupakan ksatria, prajurit serta orang-orang penting yang memiliki prestasi di wilayah yang sudah aku tundukkan saat peperangan. Dan ada 2 Putra Mahkota yang dari Kerajaan Whenz dan Kerajaan Papiloida yang sudah hancur dan masuk dalam kekuasaan Kerajaan Orthello. Mereka bersedia tunduk padaku karena ingin membalas dendam pada Raja Liam karena peperangan para Putra Mahkota kehilangan keluarganya." Jelas Ace.

"Lalu, apa yang akan mereka lakukan dengan bergabung bersama Shadow Knight?" Tanya Thalia yang tak berani mengambil kesimpulan.

"Jelas sekali untuk merebut dan menggulingkan Kerajaan Orthello," Ace menjawab singkat.

Thalia menatap Ace ngeri, tepat di depan matanya ia melihat pemukiman besar yang berisi sekumpulan manusia yang membentuk sekutu demi membangun sebuah kekuatan. Dan satu-satunya tujuan mereka ialah menggulingkan Kerajaan Orthello.

"Lalu mereka pasti membutuhkan pemimpin untuk memimpin mereka semua...." Kata-kata Thalia terhenti "Jangan-jangan kau pemimpin mereka Ace?" Tebakan Thalia membuat Ace tersenyum penuh makna.

"Apa kau tak khawatir mereka akan mengkhianatimu nantinya?" Tanya Thalia lagi, ia menatap Ace serius.

Ace tersenyum samar "Mereka tidak akan melakukan hal itu. Karena tujuan kita sama, yaitu membangun sebuah Wilayah Kekuasaan baru."

"Kau gila Ace!" Seru Thalia frustasi.

"Aku juga sudah berjanji padamu Tha! Aku akan membuatmu menjadi penguasa tertinggi Kekaisaran Acelia nanti. Aku akan membuatmu menjadi Permaisuri pertama di Kekaisaranku nanti," Ace mengatakannya dengan nada penuh tekad dan ambisi.

Hati wanita mana tidak berbunga-bunga kalau mereka di janjikan menjadi Penguasa Tertinggi. Ace benar-benar membuat Thalia tak bisa berkata-kata, pria itu benar-benar akan mewujudkan keinginannya. Tak perlu bukti lagi, karena sekarang di depan mata Thalia sudah ada bukti yang sangat jelas. Pasukan Shadow Knight dengan jumlah mereka yang tak sedikit.

"Ayo kita kesana!" Ajak Ace, ia meraih tangan Thalia. Gadis itu hanya menurut nengikuti langkah Ace dengan hati-hati.

***___***

Hawa panas dari api unggun membuat Thalia merasa nyaman, hidungnya mencium wangi daging yang bakar di atas bara api unggun lain. Thalia duduk di atas batang kayu bersama Ace yang kini sedang berbicara serius dengan seorang pria yang seumuran dengannya, dia adalah William asisten kepercayaan Ace.

Thalia menatap beberapa orang yang sibuk membakar daging. Thalia juga melihat ada kacang tanah, dan cabai, terbesit dalam hatinya membuat sambal kacang. Tapi sayangnya, di tempat itu tidak ada kecap. Thalia menghembuskan nafas panjang, keinginannya untuk membuat sambal kacang pun berakhir sirna.

"Nona silahkan! Nona pasti belum makan malam!" Pemuda bernetra coklat senada dengan warna rambutnya memberikan piring berisi daging bakar.

Thalia menerima piring berisi daging bakar tersebut "Terimakasih Tuan!" Sahutnya.

Pemuda itu tersenyum "Panggil saja saya Raymond, Nona!"

"Saya Zeyrav, Tuan Raymond," Thalia pun menyuapkan daging bakar tersebut. Kedua matanya membola, rasanya gurih meskipun tanpa saus, dagingnya sudah sangat juicy saat di gigit "Enak sekali!" Ujar Thalia.

Raymond tertawa "Daging bakar buatan Pangeran Davien memang selalu enak, Nona!" Jawabnya.

Thalia kaget "Pangeran? Saya takjub seorang pangeran bisa membuat makanan seenak ini!" Kata Thalia jujur.

"Kau bisa mengambil lagi jika ingin!" Suara bariton membuat Thalia menoleh ke sumber suara.

Pria berbadan kekar, ia memiliki wajah rupawan dan terkesan cuek. Ia memiliki warna rambut dan iris mata sama seperti Raymond.

"Terimakasih, tapi ini sudah cukup untuk saya, Tuan!" Tolak Thalia halus, gadis itu kembali menyuapkan potongan daging ke mulutnya.

"Pangeran tidak ikut menyantap makan malam juga?" Tanya Raymond.

Davien mendengus kesal "Jangan memanggilku seperti itu! Aku sudah memperingatkanmu Ray!" Protes Davien kesal.

"Aku hanya merasa nyaman saja memanggilmu seperti itu," Kilah Raymond.

"Kita di sini sama Ray. Memang kita sama-sama Putra Mahkota, tapi itu sebelum Kerajaan kita hancur," Ujar Davien.

Thalia hanya memperhatikan, ia baru menyadari dua orang di depannya merupakan Putra Mahkota dari Kerajaan Whenz dan Kerajaan Papiloida. Ace pun mengalihkan perhatiannya kepada Thalia, ia sudah selesai berbicara dengan William. Ace dengan jahilnya mengambil potongan daging yang akan Thalia santap, gadis itu mendelikkan matanya, bibirnya manyun karena kesal.

"Itu milikku!" Sergah Thalia kesal.

"Tapi sudah di dalam mulutku. Mau kau ambil Tha?" Tanya Ace jahil, Thalia melengos kesal. Ace tertawa.

Semua orang sedang menikmati hidangannya di piring masing-masing. Setelah selesai mereka saling bercengkrama sambil menikmati kehangatan api unggun.

"Aku dengar Raja Liam jatuh sakit. Dan sekarang, Putra Mahkota sudah naik tahta menggantikan posisi Raja," Kata Raymond yang mendengar rumor dari beberapa orang di barak mereka.

Thalia membelalakkan matanya, ia terkejut sejak kapan Raja Liam sakit. Seingatnya saat bertemu, Raja Liam masih sehat, segar dan bugar. Ia juga tak menyangka pengangkatan Ricard menjadi Raja juga akan secepat itu. Di dalam novel tidak ada alur yang menjelaskan Ricard naik tahta menjadi seorang Raja.

"Aku heran kenapa pengangkatan Raja baru tidak menunggu Pangeran Ace. Meskipun hanya sebatas saudara tiri."

"Penobatan tersebut terkesan tergesa-gesa, selain desakan dari fraksi Ratu. Pihak kerajaan juga tidak akan menerima Pangeran Kedua karena dianggap sebagai ancama akan kehancuran Kerajaan Orthello,"

"Lalu, apa yang akan kita lakukan sekarang Pangeran?" Tanya Davien dengan tatapan seriusnya.

Netra merah Ace berkilat "Kita biarkan saja dulu dan tetap mengamati. Bersiap-siaplah kalian jika aku sudah memberikan pesan kepadamu, Davien!" Kata Ace dengan nada dinginnya.

Thalia mempersiapkan dirinya untuk kemungkinan perang antar saudara terjadi. Dan pastinya akan berimbas pada bisnis baju, serta RS juga akan penuh dengan korban peperangan. Ia berharap perang tidak akan terjadi, tapi di sisi lain Ace juga berhak mendapatkan haknya sebagai pewaris sah dari Ratu pertama Kerajaan Orthello, Ratu Lionix.

Continue Reading

You'll Also Like

272K 22.1K 48
⚠️SLOW UPDATE ⚠️ Kisah menyegarkan seorang gadis cantik, pemberani dan pintar bersama peri yang akan memandunya di setiap cerita. Mereka berdua akan...
10M 1.2M 61
"Sumpah?! Demi apa?! Gue transmigrasi cuma gara-gara jatuh dari pohon mangga?!" Araya Chalista harus mengalami kejadian yang menurutnya tidak masuk a...
81.9K 6.6K 25
Semenjak Eirlys Demetria bekerja di Istana sebagai seorang pelayan, ia selalu dibuat penasaran dengan wajah sang pangeran yang seringkali diperbinca...
683K 41.6K 68
Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghancurkan rumah tangga orang lain adalah sua...