Cousin Love

By langiittbiruuu

2.2K 454 46

Assalamuallaikum wr. wb. sebelum baca alangkah baiknya follow akun wattpad ini NO PLAGIAT ❌ Kisah ini diambi... More

|| PROLOG🍓
Satu🍓
Dua🍓
Tiga🍓
Empat🍓
Lima🍓
Enam🍓
Tujuh🍓
Delapan 🍓
sembilan 🍓
Sepuluh🍓
sebelas🍓
dua belas🍓
tiga belas🍓
empat belas🍓
lima belas🍓
enam belas🍓
tujuh belas🍓
delapan belas🍓
sembilan belas🍓
duapuluh🍓
dua puluh satu🍓
dua puluh dua🍓
dua puluh tiga🍓
dua puluh empat🍓
dua puluh lima🍓
dua puluh tujuh 🍓
dua puluh delapan🍓
dua puluh sembilan🍓
tiga puluh🍓
info!!
tiga puluh satu🍓
tiga puluh dua🍓
tiga puluh tiga 🍓
tiga puluh empat🍓
tiga puluh lima🍓
tiga puluh enam 🍓
tiga puluh tujuh🍓
tiga puluh delapan🍓
tiga puluh sembilan🍓
empat puluh 🍓

dua puluh enam🍓

34 5 0
By langiittbiruuu

Jangan lupa tekan bintang ya! Gratis kok nggak bayar🤗

Tandai typo!

Dan selamat membaca!

°°°

"Nanda, Jiya!!!" panggil Kaila berlari menuju kedua gadis itu.

"Kalian kenapa? Kok seperti khawatir gitu, ada apa sih?." tanya Kaila.

Nanda pun mundur mandir tidak jelas di depan toilet wanita.

"Terus lo kenapa di sini?" tanya Kaila sekali lagi.

"Ara belum balik dari tadi, kata si Nanda Ara lagi nggak sehat, kita takut aja jangan sampai Ara pingsan didalam." ucap Jiya.

"Hah, demi apa, kok nggak bilang sih." timpal Kaila dengan keluhnya

"Dobrak aja yuk, kalau lama begini gue khawatir," saran Nanda.

Jiya pun setuju begitupun dengan Kaila. Ketika para gadis itu ingin mendobrak pintu, ke empat cowok yang tidak lain, Yudi, Gifar, Oky, Aprian, datang dan langsung menghentikan aksi mereka.

"EHHH!! lo pada ngapain mau dobrak ini fasilitas kampus, nanti rusak," pekik Yudi dengan berdiri di depan pintu toilet.

Nanda memutar bola matanya malas, melihat ke empat curut itu ternyata keluar juga dari kelas.

"Ngapain lo pada keluar? belum kelar jamnya Bu Sinta," tanya Kaila.

"Kita ngikutin kalian, ada apa?"tanya Oky dengan serius, cowok itu tahu mungkin ada yang tidak beres dengan mereka.

Jiya lagi dan lagi menghela nafasnya, " Ara menghilang," dua kalimat yang keluar dari mulut gadis itu membuat ke empat cowok itu terkejut

"Loh!serius? Ilang dimana?" tanya Aprian.

Plak

"Gubluk, pertanyaan lo perbaiki napa," ucap Yudi dengan kesal ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan Aprian.

"Nggak tahu, tadi Ara datang kok, terus gue liat dia seperti kurang sehat gitu, nah dia ijin ke toilet sampe sekarang dia belum balik." jawab Nanda dengan sangat khawatir.

"Udah di cek di toilet wanita?" tanya Gifar.

"Belum," timpal Kaila.

Nanda dengan tergesa-gesah, masuk kedalam, mencari keberadaan Ara, perasaannya tidak tenang, takut terjadi apa-apa dengan sahabatnya.

"Araa! Lo didalam nggak?"

"RA!!" panggil Nanda kembali, memegang knop pintu itu dan melihat didalam tidak ada siapa-siapa.

"Lo dimana sih, ponsel lo nggak aktif." gumam Nanda sembari menggigit jarinya.

Ketika melihat Nanda kembali, mereka menatap gadis itu dengan tatapan bertanya.

"Nan, gimana?" tanya Kaila.

Nanda pun menggelengkan kepalanya, sungguh perasaannya tidak enak sejak tadi, pikirannya tertuju kepada Ara.

"Mungkin Ara lagi di rooftoop?" timpal Jiya.

Mereka pun segera berlari menuju rooftoop kampus itu.

Menaiki tangga satu persatu dengan cepat agar sampai di atas.

Dengan gesit Nanda membuka pintu itu pandangannya menyapu area rooftoop.

"ARAA!! LO DIMANA?" teriak Nanda.

Yudi melihat seseorang yang terbaring di kursi panjang dekat pembatas rooftoop.

Nanda dan yang lainnya juga menyadari hal itu, berjalan mendekat ke arah kursi panjang tersebut.

"Ra," panggil Jiya dengan pelan.

Namun ketika orang itu tiba-tiba bangun dan masih mengumpulkan nyawanya.

"Lo?" tanya Jiya dengan terkejut.

Ke tiga gadis itu tahu siapa lelaki itu, Ara pernah menceritakannya bahkan memperlihatkan fotonya kepada mereka. Yah dia Aldy- Mantan Ara.

"Kalian ngapain disini?"tanya Aldy, ia tahu mereka sahabat- sahabat Ara.

"Gue yang harusnya tanya, lo ngapain di sini? Bukannya lo nggak kuliah disini?" tanya Nanda dengan curiga.

Aldy pun berdiri dan berjalan melewati mereka. Akan tetapi di cegah oleh Gifar.

"Jawab dulu pertanyaan mereka."

Aldy pun menatap mereka dengan satu persatu. "Nggak ada urusannya sama lo pada,"  ucap Aldy dengan melepaskan cekalan tangannya, sebelum cowok itu menghilang dari balik pintu. Suara Nanda membuatnya berhenti.

"Lo tahu kan Ara dimana?" tanya Nanda berbalik dan menghampiri cowok itu.

Aldy mengeritkan keningnya dengan bingung. "Ara?" tanya Aldy.

Nanda terkekeh dengan sinis menatap cowok itu. "Nggak usah pura-pura lupa, lo tahu kan Ara dimana?"

"Ara hilang sejak tadi." ungkap Nanda.

Darah Aldy berdesir hebat mendengar hal itu. "Maksud lo apa?" tanya Aldy dengan mencekal pergelangan tangan Nanda membuat gadis itu meringis.

Hingga Oky datang dan berusaha melepaskan cekalan itu, "Lo nyakitin dia anjing." sarkas Oky dengan melepaskan cekalan tangan itu dengan kuat.

"Gue tanya lo tahu Ara dimana kan?" tanya Nanda kembali, gadis itu bergetar menahan tangisnya. Ia sudah mengelilingi setiap sudut kampus tapi tidak menemukan gadis itu, sungguh rasa, khawatir terus melanda hatinya.

"Tadi dia ada, setelah gue obatin kakinya" jawab Aldy tanpa ekspresi  apapun.

Mendengar ungkapan membuat mereka terkejut, luka?

Sial, Nanda tidak peka akan hal itu, pantesan Ara meringis seperti menahan sakit.

Nanda pun berlari keluar, diikuti oleh yang lainnya, mengambil motor masing-masing, tujuannya rumah gadis itu, untung saja kedua orang tua gadis itu tengah berada di luar kota.

"Nan, lo yakin Ara di rumah?" tanya Kaila gadis itu juga tidak kalah khawatirnya.

Sudah mencoba melacak ponsel Ara namun ponsel gadis itu mati. Membuat mereka susah mencarinya.

****

Aldy terduduk dilantai rooftoop, mengepalkan tangannya, memikirkan gadis itu.

"Lo kemana Raa?" gumamnya,

Aldy berdiri dan berlari meninggalkan Univ. Mitra Pratama.

Membawa motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, matanya menggelap, tujuannya kini kepada seseorang.

Pikirannya berkecamuk, dimana Ara. Ia mencoba menghubungi gadis itu namun tidak aktif.

Awan mulai menunjukan kegelapannya. Petir menyambar, hingga hujan membasahi kota saat ini.

Masuk kearea rumah seseorang dengan emosi yang ingin meledak.

"AIRIN!!!!" teriak Aldy dengan penuh amarah.

Cowok itu masuk kedalam rumah mencari keberadaan gadis itu, parsetan dengan semuanya.

"Lo berani masuk rumah gue tanpa ijin?"tanya Airin dengan menunjuk muka Aldy.

"Ara mana?" tanya Aldy berusaha untuk tidak mengencangkan suaranya. Jika Airin bukan wanita, sudah lama cowok itu menghabisinya.

Mendengar nama Ara membuat Airin terdiam, ia tidak mengerti maksud dari cowok itu.

"Maksud lo apa?" tanya Airin

Aldy memejamkan matanya. "Gue bilang jangan sakitin Ara, Fadel nggak mungkin berpaling dari lo, tapi ngeliat lo seperti ini gue rasa Fadel bakal ninggalin lo."

Airin maju selangkah mengarahkan jarinya ke muka cowok itu, jari lentiknya menunjuk ke arah muka Aldy. " Jaga ucapan lo, gue nggak tahu Ara dimana."

"Lo sembunyikan Ara kan? NGAKU LO!!" Bentak Aldy dengan mencengkram tangan Airin dengan penuh amarah.

Bugh

Aldy terjatuh ke lantai dengan kuat sehingga membuat lengannya mengenai ujung meja.

"JAUHI TANGAN LO DARI CEWEK GUE SIALAN!" bentak Fadel, yang baru datang dan memeluk kekasihnya.

Airin meringis ketika lengannya sedikit memar akibat cekalan yang begitu kuat.

Aldy bangkit dengan tersenyum smrik, menatap kedua orang itu yang masih berpelukan mesra.

"Gue tanya sekali lagi Ara dimana?" tanya Aldy ulang.

Airin yang mendengar itu memejamkan matanya emosinya ingin meledak. "Gue nggak tahu Ara dimana!!!"

Mendengar nama Ara, Fadel menatap keduanya. "Ara?"

Airin menegang, Fadel menyebut nama itu.

"Tanya sama cewek lo, dimana dia sembunyikan Ara." ucap Aldy dengan memperbaiki jaket kulitnya.

"Kalau sampai 24 jam Ara belum di temukan, lo tanggung akibatnya." 

Fadel menatap tajam Aldy, maju selangkah mencengkram kerah jaket cowok itu. "Jangan sentuh cewek gue sialan, lo siapa datang kesini dan buat keributan disini."

Aldy menatap remeh, "Mau tahu siapa gue?"

"Tanyakan pada kekasih lo itu,"

Setelah itu Aldy keluar dari rumah yang megah itu dan kembali lagi melajukan motornya, ia tidak perduli dengan kondisinya yang sudah basah kuyup, mencari di setiap sudut kota.

"Gue harap lo baik Ra,"

****

Rumah Ara terkesan sunyi, tidak ada siapapun termaksud para pekerja di rumah itu.

"Ara, lo didalam ya!!!" pekik Kaila dengan mengetuk pintu rumah itu.

"Kenapa nggak ada asisten rumah disini?" tanya Gifar.

Nanda ingat Ara meliburkan semua pekerja di rumahnya, jadi gadis itu sendiri di rumah yang besar ini, lalu kemana Ara.

"Dobrak." titah Nanda.

Pintu didobrak dengan kuat hingga pintu itu terbuka lebar, Nanda, Kaila dan Jiya segera berlari menuju kamar Ara yang berada di lantai dua.

"ARAAA!! LO DIDALAM NGGAK?"  pekik Nanda dengan mengetuk pintu kamar yang bernuansa putih.

Pintu itu tidak dikunci, mereka saling tatap satu sama lain. Masuk kedalam kamar yang sedikit berantakan, mencari saklar lampu, kaca jendela pecah, beling yang berada di pinggir kasur gadis itu. Membuat mereka shock.

"Ada apa ini? Kenapa jendelanya seperti ini?" tanya Kaila dengan takut.

Bahkan mereka melihat noda darah kering di suprei gadis itu.

Nanda memekik ketakutan, membuat para cowok itu buru-buru naik ke atas.

"Kenapa?" tanya Yudi dengan ngos-ngosan.

Kaila melihat kertas dibawah meja Ara, mengambilnya dan membuka.

"Maksudnya apa." gumam Kaila.

Mereka maju dan melihat isi surat ini.  Sama-sama terkejut bahkan tulisan itu bukan memakai tinta, darah di tulisan itu membuat mereka menerka- nerka apa yang terjadi

"Fix gue yakin ada yang nggak beres. Kita harus lapor polisi," usul Aprian

"Polisi belum bisa bekerja jika kabar kehilangan belum sampai 24 jam." sambung Oky.

Nanda menangis ketakutan, memikirkan Ara entah dimana.

"Udah Nan, kita juga khawatir tapi kita harus cari  Ara," ucap Kaila dengan memeluk Nanda memberikan ketenangan.

"Apa kita hubungi kedua orang tua Ara perihal ini?" tanya Jiya.

"Jangan, jika Ara belum ditemukan , kita akan kabari orang tuanya." jawab Gifar.

"Bang Azka."

"Kalau Bang Azka tahu tentang ini, dia akan kembali." sambung Kaila

"Lebih baik, kita harus mencari Ara sekarang, karena polisi belum akan bergerak jika kita melaporkan ini."

Mereka pun segera berlari menuruni anak tangga, dan meninggalkan rumah kediaman Ara.

"Tuhan jaga sahabat kami dimanapun itu."

Tinggalkan jejak kalian! tekan bintang gratis kok.
Tap coment ya all❤

Gimana sama part ini?

Next...

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 121K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
758K 10.4K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
931 318 7
PLAGIAT DILARANG MENDEKAT ‼️⚠️ CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI. 17+ "Mah Echa gamau di jodohin, kakak aja belum nikah masa Echa duluan...
260 83 10
Zeeva Abha Beatric, seorang gadis yang mencintai laki-laki lain hanya untuk ia jadikan pelarian dari cinta pertamanya. Apakah kisah cinta Zeeva akan...