Change Fate

By Aiutapu

96.1K 5.8K 152

Leoni Cahaya, gadis yang masuk kedalam sebuah novel. apakah gadis itu menjadi antagonis? tidak. figuran? tida... More

Prolog
(01)- Kilas Balik
(02) -Novel?
(03) -Mimpi
(04) -Gafandra
(05) -Pindah Sekolah
(06) -Murid Baru
(07) -Baiknya Dia
(08) -Mimpi Buruk
(09) -Balapan
(10) -Sepupu Glora
(11) -Sampai Sini Saja
(12) -Gafa vs Arsen
(13) -Kesepian
(15) -Aurora
(16) -Rahasia
(17) -Terungkap
(18) -Wajah Aslinya
(19) -di Rumah Gafa
(20) -War
(21) -Bakso
(22) -Al
(23) -Zora dan Alvin
(24) -Wanita Aneh
(25) Alvin Gila
(26) - Ketahuan
(27) -Malaikat?
(28)- Poltak
(29)- Gak Habis Pikir
(30) Hari Ibu

(14) -Andreas

2.6K 185 9
By Aiutapu


Happy reading ~

***

"Lo ngapain liatin Gafa gitu banget?" Aisha menatap aneh Glora yang sedang senyum-senyum sendiri melihat kearah Gafa yang sedang bermain basket bersama Dilan, Alan, dan Fahri.

"G-gak ada," jawabnya gagap.

"Bohong kan lo? Hayooloh, kalau bohong hidungnya panjang."

"Bisa diam gak sih?! Nyebelin lo kayak dora. Lagian terserah gue dong mau natap siapa aja. Mata-mata gue!" Ketus Leoni kesal. Padahal dia sedang menatap pesona para cogan, mengganggu saja.

"Sensi amat," gumam Aisha. Dia pergi dari sana entah kemana, yang penting dia tidak mengganggu Leoni! Leoni kembali menatap para cogan di lapangan. Tak sengaja, manik mata Leoni bertumburan dengan manik mata Gafa.

Gafa tersenyum manis kearahnya. Siapa saja tolong Leoni! Dia akan pingsan karena kemanisan seorang Gafa sekarang!

"Ya ampun, suami gue manis banget," serunya.

"Dih, halu lagi lo," celetuk Al yang muncul disamping Leoni. Gadis itu sempat terkejut akan kehadiran Al. Tapi, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena Al tidak bisa di sentuh. Jadinya, dia hanya menatap tajam Al.

"Lo hobi banget buat jantung gue hampir copot!"

"Dan Lo hobi banget ngomong pake urat." Leoni menatap nyalang kearah Al. Mengisyaratkan bahwa dia sangat kesal, dan menyuruh Al untuk diam saja.

"Lo gak penasaran kenapa gue kesini?"

Leoni menoleh. "Kenapa?" Tanyanya.

Wajah Al berubah serius. Dan hal itu membuat Leoni menjadi sedikit gelalapan. "Andreas Dirgantara udah kembali dari Swiss."

"Ohh, uda-APA?!"

Al menutupi telinganya saat mendengar pekikan Leoni. Dia menatap tajam gadis itu, sedangkan yang di tatap hanya melotot sambil membuka mulutnya lebar.

"Biasa aja napa?"

"Lo bilang biasa aja?! Alurnya berubah, woi! Kenapa Andreas pulangnya cepat banget?!" Heboh Leoni.

Andreas Dirgantara, adalah wakil dari Red black. Di dalam novel diceritakan dia pergi ke Swiss untuk mengurus bisnis orang tuanya. Saat dia pulang ke indonesia, di saat itu jugalah Gafandra di nyatakan memiliki penyakit gagal ginjal.

Ini yang Leoni takutkan. Leoni takut alur dari novel ini terus berjalan. Leoni tidak ingin Gafa di nyatakan positif gagal ginjal. "Gue takut, Al."

"Percaya sama gue, alur nya udah berubah." Al meyakinkan.

"Apa gue bisa percaya omongan lo?"

"Percaya sama gue. Hal yang lo pikirin gak mungkin terjadi."

Leoni kehilangan moodnya. Dengan lemas dia mengangguk, mengabaikan Al yang menatap dia sayu. Leoni pergi dari sana, tanpa tau bahwa sedari tadi seseorang terus memandanginya. Dia Gafa.

"Kenapa fa?" Alan menepuk pundak Gafa pelan, menyadarkan pemuda itu.

"Glora kenapa ya? Dia kayak lesuh gitu," khawatirnya. Gafa sedari tadi melihat Leoni saat gadis itu berteriak kencang. Gafa sedikit bingung saat gadis itu berbicara sendiri.

"Gak usah di pikirin. Mungkin dia badmood, lo tau kan Glora itu kayak gimana? Mood nya berubah-ubah."

Gafa mengangguk. "Gue harap gitu."

.
.
.

Alvin menatap malas orang di hadapannya itu, baru kembali dari Swiss dia mengajukan banyak sekali pertanyaan, membuat Alvin muak.

"Bisa diem?" Ketus Alvin.

Andre meletakkan minumannya di atas meja. "Santai aja kali, gue cuma nanya aja," balasnya.

Andre itu orang yang harmonis, mudah bergaul. Sebagai seorang wakil yang kapan saja bisa di gantikan, dia harus kuat agar teman-teman nya bisa terlindungi. Sudah tiga bulan Andre di Swiss, dia jadi merindukan teman-teman nya di sini.

"Gue rindu loh, sama kalian semua. Lo gak rindu gue apa?"

"Gak."

Andre memasang wajah tersakiti. "Jahat banget," gumamnya.

Alvin menatap malas wajah jablay teman nya itu. Tapi kemudian dia tersenyum tipis, akhirnya anggota mereka lengkap dan mereka bisa melakukan aksi mereka lagi.

"Syukur lo udah pulang. Lo tau? Kepala gue mumet ngehadapi teman setan lo itu," kata Alvin.

Andre tertawa kencang. "Dan lo termasuk salah satu dari mereka."

Alvin mengangguk saja, ya dia dan Andre sudah beteman sejak SD, jadi Alvin lebih santai jika berbicara dengan Andreas. "Lo mau masuk sekolah kapan?" Tanyanya.

"Kayaknya besok deh, tapi gue juga gak tau. Tergantung."

"Hm."

Andre menatap malas Alvin. "Lo dari dulu gak berubah ya?" Dia terkekeh pelan.

"Ya, dan gak bakal berubah."

"Bagus deh. Gue harap jangan ada yang berubah di antara kita. kalau pun ada yang berubah, gue harap itu mengarah ke hal yang positif."

***

Brummmm brummm

Sebuah motor melesat menuju ke garis finis, semua orang yang berada di pihaknya memekik senang. Sedangkan sang juara hanya terkekeh pelan mendengar sorakan itu.

"ABANG GUE NOH! KEREN KAN?!" Seru Aisha senang sambil menunjuk-nunjuk kearah Gafa. Dia berlari menuju sang juara, dan memeluk nya saat Gafa sudah turun dari kuda besi itu.

"Lo keren banget fa!"

"Masa?"

"Iyaa! Hehe, boleh lah hadiah nya bagi dua," goda Aisha.

Gafa tertawa pelan dan melepaskan jaketnya, dan memasangkan nya kepada Aisha. "Disini dingin, dan lo gak pakai pakaian tebal?" Tanyanya.

Aisha tersenyum menerima jaket itu. "Gue lupa tadi," jawabnya.

"Lain kali jangan gitu. Yaudah yuk, kita balik, atau lo mau nginep?" Gafa menaiki motornya mengkode agar Aisha segera naik.

Aisha melotot. "Yakali gue tidur di jalanan!" Mendengar itu Gafa tertawa lepas.

Aisha naik, sesekali mereka berbicara dan kemudian tertawa bersama. Tapi tiba-tiba Aisha meminta Gafa untuk berhenti saat ada pedagang kaki lima yang ada di pinggir jalan, itu sate padang.

"Turun fa, gue mau makan di tempat," kata Aisha. Gafa mengangguk, dia duduk di hadapan Aisha sambil menunggu pesanan gadis itu sampai.

"Fa, Andreas udah balik," ungkap Aisha.

Gafa mengangguk. "Gue udah tau, sha. Bukannya bagus ya?" Tanyanya.

Aisha terdiam beberapa detik, dan pesanannya pun sampai. Gadis itu memakan dengan lahap. "Lo mau? Enak loh."

"Gak usah, gue udah kenyang liat lo makan." Gafa tersenyum melihat gadis itu memakan dengan sedikit belepotan. Sungguh gemas sekali.

"Gue heran deh, fa. Andreas kan katanya balik setelah enam bulan di Swiss. Kok baliknya cepet banget?"

Gafa juga kepeikiran begitu. "Mungkin dia ada urusan lain," balasnya.

Aisha mengangguk-angguk saja. "Benar juga ya?" Gafa melihat ada sorot kosong dalam tatapan Aisha, biasanya Aisha akan trus berbicara walau du tempat ramai sekalipun. Dan ini? Dia bahkan lebih banyak diam dan bicara apa adanya saja.

"Mau cerita sama gue?" Pertanyaan itu membuat tubuh Aisha kaku.

Tangkai sate yang ia pegang pun akhirnya jatuh, mulut gadis itu bergetar hebat dan dia mulai menangis. Gafa yang melihat itu panik seketika, dia langsung mendudukkan dirinya di samping Aisha.

Gafa meletakkan kepala Aisha di bahunya. "Kenapa hm?" Tanyanya.

Sang penjual sate juga keheranan melihat mereka berdua. Tapi dia lebih memilih diam agar kedua manusia itu nyaman.

"G-gue capek sama keluarga gue, fa. Setiap hari selalu aja bertengkar hebat. Gue selalu muak dengernya, sampai-sampai mereka ngelampiaskan semuanya ke gue....

"Gue juga pengen rumah gue damai fa, setiap gue di sana rasanya kesiksa. Gue benci diri gue sendiri yang gak guna sebagai anak pertama! Gue sedih ngeliat adek gue yang nangis setiap hari karena mereka."

Gafa mendengar suara tangis Aisha semakin kencang. Dia memeluk Aisha guna menenangkan, hanya itu yang bisa Gafa berikan untuk gadis rapuh itu.

"Gue capek fa... Gue capek!"

Gafa menghapus air mata milik Aisha. "Nangis boleh, tapi sewajarnya ya? Lo gak liat muka lo sendiri?" Aisha merenggut kesal saat Gafa mengatakan itu.

"Hiks... Gue tau gue jelek!" Katanya. Gafa terseyum lalu mengusap kepala Aisha lembut. "Gak seharusnya semua beban yang ada di keluarga lo tanggung sendiri, sha. Ada adek lo kan? Kalian cuma beda 2tahun doang. Terkadang berbagi antara saudara itu menyenangkan. Kalian harus menguatkan satu sama lain di saat suasana sedang gak baik-baik aja.

"Lo berdoa sama yang maha kuasa agar semua baik-baik aja. Dan sadarkan kedua orang tua lo yang mana yang salah dan benar. Terkadang mereka itu sering salah jalan."

"Lo gomong apa sih fa? Gak ngerti," lesuh Aisha. Gafa hanya cengengesan, dia juga bingung mau bicara apa. Soalnya Gafa tidak terlalu pandai dalam menanggapi cerita orang-orang. Dia hanya bisa menjadi pendengar yang baik.

"Intinya tetap semangat aja. Semua yang lo alami sekarang iklasin aja, dan jalani ujiannya dengan do'a. Perasaan lo bakal tenang seiring berjalannya waktu," jelas Gafa.

Aisha jadi tertawa sendiri. "Gue seneng lo mau dengerin cerita gue."

"Gak masalah sha. selagi gue ada, lo bisa cerita sama gue apapun itu."

Bersambung....

Leoni: Vote ya! Jangan baca doang, elahh!

Continue Reading

You'll Also Like

TRIPLETS G By AnAla

Teen Fiction

1.3K 193 5
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! ... Series Dia, Antagonis! || Triplets G ... Karelio Gevandra Januarta. Derylio Gavindra Januarta. Leonardo Givano Janu...
SAMA AKU AJA By Ry

Science Fiction

1.3M 60.4K 33
🌹 🌹 🌹 🌹 Oya. Cerita ini aku private! So, yang mau baca, bisa follow terlebih dahulu 😄 Muachhhh...
4.6K 564 10
Menceritakan gadis bersama 14 pemuda yang memiliki kepribadian berbeda-beda. "kalau bisa semua, kenapa harus pilih salah satu" -geisha Siapa yang pe...
35.4K 3.7K 27
(hanya sedikit cuplikan tentang 'dirinya') Baru kali ini aku ditinggalkan karena dia telah bertemu dengan orang lain. Sebelumnya aku ditinggalkan seb...