My CEO is My Ex (On Going)

By WahyuniTyas3

4.1K 160 0

Bagaimana jadinya jika mantanmu adalah CEO di tempatmu bekerja, apalagi dia yg telah menorehkan luka di hatim... More

Prolog
Hilangnya Arunika
Kemarahan Raditya
Promnight
Kepergian Arunika
Penyesalan Devian
Bertemu Kembali
Perjodohan
Kau masih Kekasihku
Bertemu Kiara
Kedatangan Miranda
Ancaman Bondan
Misi Raka dan Arunika
Medusa dan Ratu Drama
Sahabat?
Perjanjian
Oma Renata
Kulkas dua pintu
Lebih Dekat?
Cemburu
Makan Malam 1
Makan Malam 2
Selena si Ratu Drama
Rencana Marissa
Pertemuan Oma Renata dan Arunika
Makan Siang
Di permalukan atau Mempermalukan
Sumpah Miranda
Penangkapan Bondan
Have Fun
Perjanjian Selena dan Erick
Deal
Are You Okay?
Jogjakarta punya cerita
Alasan Devian
Pengganggu
Senja yg Romantis
Amnesia disosiatif
Fakta Baru
Selena Berubah
Kaburnya Miranda
Rahasia Marina
Misi Rahasia
Permintaan Arunika
Kembaran Arunika
Devian cemburu?
Kejutan untuk Erick
Aksi Clarissa
Arunika ngambek?
Surprised Birthday
Surat penangkapan Miranda
Bukti baru tentang Marissa
Selena pamit
Raditya kembaran Arunika?
Tentang Arunika
Surat gugatan cerai
Marissa dan selingkuhannya
Kepergian Selena
Marissa Kritis
Rencana tuan David
Marissa sadar
Resmi bercerai
Aksi absurb Arunika
Karma tabur tuai
Curahan hati Clarissa
Bertemu calon mertua
Pemilik Hatiku
Marissa di tangkap

Aku Menyesal Arun

76 2 0
By WahyuniTyas3

Di dalam mobil saat perjalanan pulang tiba - tiba Oma Renata meminta sang sopir untuk berhenti sebentar di minimarket yg tidak jauh berada di depannya. Oma Renata berkata jika ingin membeli makanan dan minuman sebagai pengganjal perut.

"Bimo berhenti di minimarket depan." kata oma Renata yg di angguki oleh Bimo, sopir sekaligus asisten pribadi oma Renata.

"Baik Nyonya." ucap Bimo sambil mengangguk.

"Bimo cari tau tentang gadis yg menolongku tadi dan tentang kejadiandi mall." ucap Oma Renata sebelum beranjak keluar dari mobil.

Lima belas menit kemudian Oma Renata kembali dari minimarket dengan membawa sekantong kresek Indoapril yg isinya bebagai macam roti dan minuman, saat sudah memasuki mobil Oma Renata membagikan minuman kopi kemasan dan roti kepada Bimo, Oma Renata tau jika saat menjemputnya Bimo pasti tergesa - gesa dan melewatkan makan siangnya, setidaknya dengan memakan roti bisa mengganjal perutnya.

"Bagaimana Bimo apa kamu sudah mendapatkan informasi yg tadi saya minta?." tanya Oma Renata.

"Sudah Nyonya, seperti dugaan sebelumnya jika para preman itu kiriman nyonya Marissa, dan untuk gadis yg menolong anda sepertinya dia bukan gadis biasa karena identitasnya di rahasiakan sulit untuk membobol keamanannya." jawab Bimo yg fokus pada kemudinya dan sesekali menoleh kearah nyonya besarnya dengan menatap spion tengah, "Saya minta maaf nyonya anak buah saya tidak bisa menemukan para preman itu di sekitar mall, mereka sepertinya berhasil lolos." lanjutnya.

"Sudah saya duga jika Marissa tidak pernah berubah dari dulu ingin menguasai harta keluarga Mahawira, saya harus segera bertindak cepat untuk menemukan istri Bagas karena dia satu - satunya saksi atas meninggalnya mendiang mamah Devian agar kebenaran bisa segera terungkap." ucap Oma Renata dengan tatapan tajam ke depan, "Dan untuk para preman itu kamu tidak usah mencarinya, mereka sudah berada di tempat yg aman." lanjut oma Renata sambil tersenyum menyeringai, Oma Renata yakin kalo orang - orang suruhan Arunika sudah membereskannya hingga anak buah Bimo tidak tau pergerakannya.

"Ada berita yg tak kalah mengejutkan dari itu semua Nyonya, saya baru menemukan fakta bahwa gadis yg menolong anda merupakan sekretaris tuan muda yg baru." tutur Bimo yg baru saja mendapat laporan dari anak buahnya.

"Kamu serius Bimon?."

"Tentu saja Nyonya, tuan David sendiri yg menjadikan nona Leticia sebagai sekretaris tuan muda, dan sepertinya tuan muda dan nona Leticia sudah pernah bertemu sebelumnya saat melihat bagaimana interaksi diantara keduanya." jelas Bimo.
Ternyata Oma Renata yg Arunika tolong tadi saal di mall itu merupakan Oma dari Devian Aldebaran Mahawira mantan kekasih sekaligus CEO di tempat arunika bekerja.

"Kenapa David tidak bercerita padaku jika Devian mempunyai sekretaris baru?." tanya Oma Renata mengerutkan keningnya, "Tapi baguslah saya bisa menjodohkannya dengan Devian, dan Marissa tidak ada alasan lagi untuk menjodoh - jodohkan Devian dengan perempuan tidak tau malu itu, Bimo sudah berapa lama Leticia bekerja sebagai sekretaris Devian?."

"Mungkin tuan David sibuk dan tidak sempat bercerita kepada anda Nyonya, menurut informasi dari anak buah saya nona Leticia sudah hampir satu bulan bekerja di perusahaan MW Group."

"Baiklah, kerja bagus Bimo kamu tidak pernah mengecewakan saya, kamu cari tau lebih detail tentang identitas Leticia, saya penasaran dengan gadis itu, saat menatap manik matanya sepertinya saya merasa tidak asing, saya merasa Leticia mirip dengan.. ." ucap Oma Renata menggantung di udara, Oma Renata berpikir keras mengingat dimana dia pernah bertemu dengan orang yg memiliki manik mata yg mirip dengan Arunika.

"Maaf Nyonya, kenapa anda tidak menanyakannya pada tuan David tentang identitas nona Leticia, sepertinya beliau tau tentang siapa nona Leticia karena beliau yg membawa nona Leticia masuk ke dalam perusahaan." usul Bimo.

"Kamu benar Bimo, saya akan menanyakan ini pada David saat dia pulang nanti." ucap Oma Renata yg turun dari mobil karena sudah sampai di mansion keluarga Mahawira, "Saya ingin istirahat dan tidak ingin di ganggu."
Setelah berkata seperti itu Oma Renata naik ke lantai dua menggunakan lift menuju kamarnya.

                           ***

Hari senin tiba sama seperti karyawan lain yg memiliki kesibukan di hari sesudah weekend ini.
Arunika yg baru sampai di ruangannya sudah di suguhkan dengan setumpuk berkas untuk dia kerjakan. Dengan memberi semangat pada dirinya sendiri Arunika mulai berkutat dengan berkas - berkas di hadapannya.
Waktu cepat berlalu, sepuluh menit lagi waktu istirahat tiba, saat Arunika sedang membereskan map yg berserakan di meja terdengar ketukan pintu mengagetkannya, Arunika yg masih merapikan mejanya hanya menyahuti untuk masuk karena dia pikir yg mengetuknya kalo tidak Devian ya Erick yg memang sering mengajaknya makan siang bareng, dan saat melihat siapa yg berdiri di depan pintu Arunika menjadi terkejut dan menegang di tempat, Arunika tidak menyangka jika seseorang itu menghampirinya sendiri di ruangannya.

"Cla-Clarissa." ucap Arunika tergagap.

"Apa kita bisa bicara berdua?, ada yg ingin aku bicarakan denganmu Arun." kata Clarissa yg sudah duduk di hadapan Arunika.

"Maaf saya sibuk." jawab Arunika yg masih sibuk sendiri.

"Bukankah lima belas menit lagi jam istirahat, please Arun ini sangat penting." pinta Clarissa sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada.

"Baiklah, tapi tidak di kantor." Arunika menyanggupi permintaan Clarissa.
Arunika sangat paham bagaimana sifat sahabat ralat maksudnya Man- ahh, entahlah bagaimana hubungan mereka berdua.

"Giman kalo kita bicara di Cafe seberang jalan saja." usul Clarissa yg mendapat anggukan dari Arunika.
Mereka berdua turun bersama - sama ke lantai satu, saat akan melewati lobby mereka menjadi pusat perhatian di sekitarnya, pasalnya baru kali ini ada karyawan yg bisa dekat dengan Clarissa yg cuek dan bar - bar, tidak jarang juga banyak karyawan yg membanding - bandingkan kecantikan keduanya, ada pujian dan ada juga komentar pedas yg di lontarkan untuk Arunika dan Clarissa.

"Kamu mau pesan apa Run?." tanya Clarissa sambil menyodorkan selembar buku menu.
Mereka berdua telah sampai di Kay's Cafe dan saat ini mereka berada di dalam private room.

"Spaghetti Carbonara dan minumnya lemon tea aja." ucap Arunika.

"Saya samain aja mbak." kata Clarissa yg di angguki oleh pelayan.
Setelah pelayan pergi dari hadapan mereka, keheningan melanda, tidak ada yg mengeluarkan suara hingga suara Clarissa memecah kesunyian itu.

"Hmm.. A-Arun aku minta maaf atas apa yg aku lakukan 6 tahun yg lalu." ucap Clarissa dengan hati berdebar, dia takut jika mendengar pengakuannya Arunika tidak mau memaafkannya, "Jujur saat itu aku iri dengan semua yg kamu punya, kamu yg selalu mendapatkan apa yg aku inginkan, lebih parahnya kamu juga mendapatkan kesempatan menjadi perwakilan sekolah yg sangat aku impikan, aku sangat ingin berada di posisimu saat itu di puja dan di kagumi karena prestasinya bukan menjadi bayang - bayang dirimu saat dirimu tidak ada baru mencariku, aku benci selalu kalah darimu saat itu, aku menjadi gelap mata dan menghianatimu, merebut apa yg seharusnya tidak pernah menjadi milikku, aku merusak persahabatan kita dengan keegoisanku, maafkan aku Arun, aku sungguh menyesal." lirih Clarissa berderai air mata menyesali apa yg sudah dia lakukan pada sahabatnya 6 tahun yg lalu.

"Jujur saat di taman belakang sekolah aku sempat mengutarakan perasaanku pada Devian sambil memeluknya, kamu tau apa yg dia ucapkan padaku?." pertanyaan yg tidak memerlukan jawabannya karena Arunika juga bingung mau merespon bagaimana, dia terlalu terkejut mendengar pengakuan dari Clarissa tentang sikap jahatnya dulu, sedikit banyaknya karena Arunika yg tidak peka sudah merebut apa yg di impikan oleh Clarissa walaupun saat itu Arunika juga tidak menyodorkan diri supaya terpilih menjadi perwakilan dari sekolah.

"Devian menolakku dengan tegas dan berkata jika sampai kapanpun dia tidak akan menggantikan namamu dengan gadis lain, aku hancur saat itu, harapanku bisa bahagia bersanding dengan cowok yg bisa mengerti aku menjadi pupus, semalaman aku merenung hingga perkataan tante Rini menyadarkanku jika apa yg aku rasakan pada Devian hanya sebatas obsesi karena hatiku sudah memupuk iri terhadapmu, dan keesokan harinya aku mencarimu di kelas dan tempat - tempat yg biasa kita datangi tapi hasilnya nihil kamu tidak ada, padahal saat itu aku ingin meminta maaf dan berkata jujur padamu jika sudah menghianatimu." ucap Clarissa sambil menarik nafas dalam - dalam dan menghembuskannya perlahan, ada rasa sesak yg menjalar di hatinya mengingat betapa bodohnya dirinya waktu itu, "Ternyata aku terlambat, kamu hilang dan pergi entah kemana meninggalkan sejuta penyesalan di hatiku dan pastinya di hati Devian."
Arunika ikut meneteskan air mata mendengar fakta yg barusan dia dengar, memang saat di taman belakang sekolah Arunika tidak mendengar jawaban Devian karena dia langsung berlari meninggalkan tempat itu karena hatinya tidak sanggup mendengarkan kenyataan pahit yg menimpanya.

"Kenapa kamu tidak pernah bilang jika kamu sangat ingin menjadi perwakilan sekolah saat itu, kalau kamu bilang mungkin kita tidak sampai salah paham seperti ini." ucap Arunika sambil menahan air matanya agar tidak menetes, "Padahal saat itu kepsek sudah memilihmu tapi berhubung kamu sering absen saat bimbel para guru menjadi ragu untuk mengirimmu sebagai perwakilan sekolah." jelas Arunika yg mengingat dulu bagaimana pusingnya kepsek mencari pengganti Clarissa atas desakan para guru pembimbing.

"Kamu tidak bohongkan?, berarti aku.. ." tunjuknya pada dirinya sendiri. Clarissa tersenyum getir meratapi kebodohannya dan malah menyalahkan sahabat baiknya, "Hahaha.. kenapa aku malah menyalahkanmu, dasar bodoh." tawa Clarissa hambar dengan memukul kepalanya sambil memaki dirinya sendiri.
Arunika yg melihat Clarissa seperti itu dengan cepat menghentikannya, Arunika tidak mau jika Clarissa melukai dirinya sendiri karena kesalah pahaman di masa lalu.

"Cukup Cla, hentikan!." kata Arunika cukup keras membuat Clarissa yg masih memukuli kepalanya diam mematung, "Maaf gak seharusnya kamu menyiksa dirimu karena masa lalu." ucap Arunika yg tau jika Clarissa pasti terkejut dengan suaranya.

"Tapi aku sudah jahat padamu Arun, sungguh aku malu berhadapan denganmu." ujar Clarissa sambil menundukkan wajahnya.

"Aku sudah memaafkanmu Cla, lagian disini aku juga salah karena tidak bertanya padamu saat itu, sebaiknya kita lupakan yg telah berlalu anggap saja itu pelajaran bagi kita kedepannya."

"Thanks Run kamu sudah berbesar hati memaafkanku." ucap Clarissa dengan senyum cerahnya, "A-Apa kamu mau jadi sahabatku lagi Arun?." tanya Clarissa hati - hati.

"Bukankah katamu kita masih sahabat di hadapan tuan David?." tanya Arunika yg menaik turunkan alisnya.

"I-Iya aku lupa." jawab Clarissa gugup.
Dan setelah membahas kesalah pahaman itu keduanya tertawa bersama, lega rasanya bisa bersahabat kembali.

Continue Reading

You'll Also Like

1M 40.8K 44
"akan aku urus semua utang utang mu pada rentenir itu"ucap bara "aku akan memberikan semua yang kamu mau,yang tak pernah kamu dapat sebelumnya. apapu...
527K 25.9K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
6.7M 281K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
1.1M 39.6K 32
Walaupun Ardan sudah mau menikahi Elisa yang tengah berbadan dua karenanya. Tapi itu hanya sebatas tanggung jawab saja. Yap, tanggung jawab untuk ana...