BROKEN VOW

By iLaDira69

28K 3.3K 166

Judul : Broken Vow Author : iLaDira69 Publish : 14 November 2023 πŸͺ΄πŸͺ΄πŸͺ΄ Allen akan memilih meneruskan tidur p... More

Prolog
Part 1 - Pecahan Kaca
Part 2 - Lelaki Yang Tidak Bertanggung Jawab
Part 3 - Kunjungan Kontrol
Part 4 - Pengkhianat
Part 5 - Permintaan Julia
Part 6 - Finn
Part 7 - Perpisahan
Part 8 - Bertemu Kembali
Part 9 - Kehilangan Kendali
Part 10 - Teka-teki
Part 11 - Kesempatan
Part 12 - Berkemas
Part 13 - Rumah Budhe
Part 14 - Sertifikat
Part 15 - Pantai
Part 16 - Jebakan
Part 17 - Dress Code
Part 18 - Cah Kailan
Part 19 - Tergila-gila
Part 20 - Karyawan Baru
Part 21 - Kantor Baru

Part 22 - Penawaran

845 80 11
By iLaDira69

Part 22 - Penawaran

"Kita perlu berbicara tentang masalah Finn dan kamu," kata Allen serius.

Julia memandang Allen dengan kerutan di dahinya. Julia merasa bingung pada Allen, seolah-olah ada masalah terus-menerus sejak Julia kembali bekerja.

Kemarin, setelah Allen kembali dari apartemen Julia, dia pulang terlambat. Meskipun tidak ada aturan yang mengikatnya karena Allen bukan karyawan, namun hal itu tetap membuat Julia terusik.

Diam-diam, Julia mengirim pesan kepada Saren, menanyakan keberadaan Allen dan apa yang dilakukannya di apartemen. Mengapa dia belum kembali setelah jam istirahat.

"Kapan kamu punya waktu untuk berbicara?" tanya Allen. "Waktu istirahat sebentar lagi." Allen menekan Julia agar wanita itu tidak menghindar darinya.

"Bicara tentang apa lagi? Mengapa kamu nggak bisa tenang sebentar saja? Saya sedang sibuk," kata Julia dengan sensitif.

"Saya hanya bertanya kapan kamu punya waktu. Saya tidak memaksa kamu harus bicara sekarang. Saya bisa menunggu waktu istirahat atau hingga pulang kerja. Saya akan mengantarkan kamu pulang sekalian," kata Allen.

"Saya bawa mobil," jawab Julia singkat.

"Baiklah, kita bicara nanti saat istirahat," ucap Allen memutuskan.

Kemudian Allen meninggalkan ruangan. Julia memandangnya dengan ekspresi kesal, menghela napas panjang, dan berdecak. Percakapan dengan Allen membuat konsentrasinya terpecah.

Julia tidak ingin memusingkan diri lebih lama. Setelah waktunya istirahat, mereka pergi ke restoran. Menuruti keinginan Allen bicara tentangnya dan Allen.

Julia menunggu Allen bicara, sementara menunggu makanan datang. Allen tidak membuang waktu dan mulai serius.

"Aku ingin membuat tawaran ke kamu," ucap Allen. "Kalau kamu nggak mau berhenti bekerja, mulai besok biar Mbak Zinnia yang mengurus Finn. Pagi-pagi Mbak Zinnia pergi ke apartemen kamu. Sorenya dia bisa pulang."

Julia terbelalak tidak percaya mendengar perkataan Allen. Dia merasa kesal dan sensitif.

"Atau, kamu bisa mengantarkan Finn dan Saren ke rumah. Sorenya kalian bisa pulang bersama," lanjut Allen. "Saren masih sekolah, dia nggak bisa mengurus Finn selama kita bekerja. Kalau Saren mulai sekolah lagi, siapa yang akan mengurus Finn?"

"Aku sudah mencari pengasuh. Saren hanya sementara!" jawab Julia.

"Mbak Zinnia bersedia mengurus Finn. Kita sudah mengenal mereka, sedangkan pengasuh yang kamu sewa belum tentu."

"Kamu nggak perlu ikut campur terlalu jauh!" tegur Julia, mengingatkan Allen tentang hubungan mereka yang hanya sebatas orang tua Finn.

"Aku papanya Finn. Aku tetap akan ikut campur soal Finn," tegas Allen.

Julia kesal harus mengulang-ulang kalimat yang sama untuk membuat Allen menyadari tentang hubungan mereka dan bagaimana Allen menolak kehadiran Finn.

"Aku menolak tawaran kamu!" elak Julia sambil menyilangkan tangannya di dadanya.

"Kalau begitu, kamu berhenti bekerja," kata Allen santai.

"Kamu tidak berhak melarang-larang saya!"

"Kemarin Finn rewel. Aku terlambat karena Finn nggak mau tidur. Kasihan Saren harus mengurus Finn sendiri. Dia masih terlalu muda untuk mengurus Finn," sela Allen dengan lembut.

Julia terdiam. Saren sudah menceritakan masalah itu tadi malam. Julia pun merasa tidak nyaman meninggalkan Finn. Meskipun dia ingin bangkit dan mencari nafkah, dia juga ingin menjaga Finn.

"Tolong pikirkan lagi. Beritahu aku keputusan kamu beberapa hari lagi. Untuk sementara, aku akan ke apartemen kamu setiap jam istirahat."

Tepat setelah Allen selesai bicara, pesanan mereka tiba. Pelayan menyajikan makanan mereka dan mempersilakan keduanya menikmatinya.

Julia diam saja, tidak merespons pelayan. Sedangkan Allen memberikan senyum tipis dan mengucapkan terima kasih.

Mereka melanjutkan makan dalam keheningan. Meskipun selera makan Julia hilang, namun dia membutuhkan tenaga untuk melanjutkan pekerjaannya.

***

Tepat pukul lima, saat jam kantor selesai, Julia langsung pulang. Dia buru-buru menuju parkiran setelah Saren mengirim pesan bahwa Finn sedang menangis.

Akhir-akhir ini, Finn sering rewel. Ditambah lagi, Allen tidak mengunjungi Finn saat istirahat tadi. Sepertinya Finn merindukan kehadiran Allen dan Julia. Dia belum terbiasa tanpa salah satu dari kedua orang tuanya di sekitarnya.

Sesampainya di apartemen, Julia meletakkan pantofel di rak dan meletakkan asal tasnya di sofa. Dia berlari kecil ke dapur untuk mencuci tangan sambil mengajak bicara Finn, mencoba mengalihkan perhatian bayi itu agar berhenti menangis.

"Sebentar ya, Sayang. Mama sudah di sini!" bujuk Julia.

Finn langsung berhenti menangis dan mencari sumber suara. Wajahnya memerah dan air mata masih menempel di wajahnya. Saren menambahkan, mengajak Finn mencari sumber suara sambil menyeka wajahnya.

"Mama datang?" tanya Saren. "Di mana mama?"

"Hallo, Finn!" sapa Julia.

Finn merengek manja, meraih Julia dengan tangannya. Julia mengangkat Finn dari Saren dan mengecup wajahnya.

"Finn menangis kenapa, Sayang?" tanya Julia lembut.

Finn mencari-cari sumber makanannya, mendusel-dusel dada Julia dengan manja. Julia meringis, melihat wajah lelah bayinya karena menangis terlalu banyak.

Julia segera menyusui Finn, dan bayi itu langsung tenang. Finn memandang Julia, mengulurkan tangannya meraih wajah Julia.

"Bu, Finn sekarang kenapa jadi rewel ya? Apa mungkin karena tumbuh gigi lagi?" tanya Saren mengeluh.

"Dari tadi nggak berhenti menangis?" tanya Julia.

Saren menggeleng lemah, "Bentar doang berhenti nangis pas Saren bilang Ibu udah mau pulang. Terus nangis lagi."

Julia terdiam, memikirkan tawaran Allen sebelumnya. Lelaki itu tidak ke kantornya hari ini, katanya ada urusan di Skylinearch, sehingga mereka tidak bertemu hari ini.

"Tadi pas mama menelpon, Finn senang banget. Ngobrol lama sama mama. Seperti kalau Finn ngobrol sama Bapak," tambah Saren polos.

Julia tersenyum lembut, fokus memandang Finn. Dia memainkan jari Finn dengan bibirnya, dan bayi itu mulai mengantuk. Sesekali memejamkan mata, lalu tiba-tiba membuka lagi.

"Tidur ya, Sayang," bisik Julia lembut.

Saat Julia sedang sibuk menyusui Finn, tiba-tiba Allen datang. Saren segera membuka pintu dan menyambut tamu mereka.

Sepertinya Allen belum pulang ke rumahnya, terlihat dari setelannya yang masih rapi dan membawa tas kerja. Dia juga membawa bingkisan dan diserahkan kepada Saren.

"Hai," sapa Allen. "Finn tidur?" Lelaki itu menurunkan intonasinya.

Julia menutup dadanya, tetapi Finn langsung bangun mendengar suara Allen. Bahkan, dia menoleh sehingga dada Julia terbuka.

Julia meringis, Finn tidak mengantuk lagi. Bayi itu memandang Allen dan menggoyangkan kakinya yang menggantung.

"Finn nggak jadi tidur?" tanya Allen pura-pura terkejut.

Finn tertawa lebar dan menyembunyikan wajahnya di dada Julia dengan malu-malu. Dia menggeliat di pangkuan Julia, mencari perhatian dari Allen.

"Udah mau tidur tadi?" tanya Allen pada Julia. Lelaki itu duduk di samping Julia dan memainkan kaki Finn.

"Udah," jawab Julia singkat.

"Maaf ya? Kayaknya dia nggak ngantuk lagi mendengar suaraku," kata Allen.

Julia hanya tersenyum tipis. Tidak ada gunanya marah, yang penting Finn tidak menangis lagi.

"Berikan Finn padaku," pinta Allen. "Sebentar, aku cuci tangan dulu." Lelaki itu berlari kecil ke dapur untuk mencuci kedua tangannya.

Julia menyerahkan Finn pada Allen, sementara dia pergi ke kamar untuk bersih-bersih dan menyiapkan makan malam.

Dia mendengar suara Allen dan Finn, bayi mereka menjerit keras. Lalu tertawa terbahak-bahak. Benar, dia sangat bahagia bersama Allen.

***

Jakarta, 25 Maret 2024

Gue update di sini dulu ya. Tar di Karyakarsa menyusul





Continue Reading

You'll Also Like

6.8K 632 1
Arvino #02 [21+] Bibirku mencium kasar lehernya, memberikan tanda kemerahan di sana, memastikan bahwa besok pagi wanita itu tidak akan bisa ke mana-m...
2.3M 19.4K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
6.4M 328K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
528K 28.7K 66
(π‚πžπ«π’π­πš π₯𝐞𝐧𝐠𝐀𝐚𝐩 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐒𝐚 𝐝𝐒 𝐊𝐚𝐫𝐲𝐚𝐊𝐚𝐫𝐬𝐚) Cover mentahan from Pinterest β€’ "Apapun yang sudah jadi takdir lo, lo nggak...