SERENADE IN E MINOR [END]

By lnfn21

18.4K 3.3K 1.1K

memangnya, apa gunanya, sebagai manusia yang mengaku mencinta, ketika kekasihnya terluka, ia hanya sibuk meno... More

serenade in e minor
Em7b5 \\ she was the one who waited for his return
Em6 \\ she was the one who invited him to witness the explosion
Em6 \\ she was the one who asked him to look properly
Em7b5 \\ she was his lover who disappeared amidst the splendor
Em7b5 \\ she was the one who made him feel worried
Em6 \\ she was the one who made him accept romance
Em6 \\ she was the one who received his kiss
Em7 \\ she was the one who saw him in her dream
Em7 \\ she was the one who gave all of her to him
Em7 \\ she was the one who told him to live a hundred years
Em7b5 \\ he was her lover who just watched and applauded
Em7b5 \\ he was the one who hugged her before goodbye
Em11 \\ he was the one who came to her in the worst place
Em9 \\ he was the one who returned to her house
Em9 \\ he was the one who made his lover drunk without drinking
Em11 \\ he was the one who made her smile
Em9 \\ he was the one who realized his lover was a mess
Em9 \\ he was the one who ran with her amidst the chaos
Em11 \\ he was the one who saw her so messed up
Em9 \\ he was the one who wanted to fall into the same hole as her
Em9 \\ they were the ones who have done many things in vain
Em 9 \\ they were the ones who love each other in sadness
Em11 \\ they were the ones who lose hope and languish
Em \\ he was the one who asked her to back to his side
Em \\ he was the one who watched her shined after the clouds
outro of serenade in e minor

Em7 \\ she was the one who hug him before goodbye

515 113 21
By lnfn21

SEBAGAI mahasiswa penerima beasiswa penuh sarjana satu kedokteran di salah satu universitas bergengsi di Belanda, Jaehyun sudah pasti harus meninggalkan kotanya,

meninggalkan keluarga, meninggalkan teman-temannya, juga ...

"Tidakkah Belanda terlalu jauh?"

... meninggalkan kekasihnya.

Benar.

Sampai hari di mana mereka menerima surat kelulusan, kemudian hari di mana Jaehyun memeluk sebuah piala besar penghargaan siswa berprestasi, kemudian lagi hari di mana Rose memeluk piala penghargaan aktris pendatang baru terbaik, 

mereka masihlah sepasang kekasih.

Jaehyun masih mau mempertahankan hubungan dengan Rose sehingga pisah menjadi kata yang tidak pernah sekalipun terucap dari mulutnya, sehambar apa pun rasa yang ia punya terhadap perempuan itu dan mungkin begitu sebaliknya.

Rasa suka yang sempat menjarah hati Jaehyun, hanya menggebu di awal, membosankan di akhir. 

Terutama kala itu, kala di mana Rose begitu sibuk dengan dunia pertelevisian sementara ia sendiri sibuk dengan persiapan ujian.

Tidak ada kencan di akhir pekan. Tidak ada jalan-jalan ketika senggang. 

Nonton film, bergandeng tangan, berpelukan, dan sebagainya, hal-hal yang konon dilakukan orang-orang ketika pacaran menjadi hal yang tidak lagi dilakukan oleh dua manusia yang kabarnya masih pacaran itu.

Dilakukan, tetapi jarang.

"Penerbangan nonstop, sebelas jam. Kalau transit, jadi enam belas jam."

Pertemuan di antara mereka pada sore menuju petang ini diadakan secara dadakan, di sebuah taman yang tak jauh dari komplek perumahan, taman yang dulu kerap mereka kunjungi sepulang sekolah untuk hal-hal yang sederhana:

kadang Jaehyun mengerjakan tugas, Rose menonton film; kadang Jaehyun makan bekal buatan ibunya, Rose hanya makan sebuah apel karena katanya sedang diet; kadang Jaehyun tidur terlentang di atas kursi sembari mendengarkan Rose yang berlatih mengucap dialog dan memainkan ekspresi; atau kadang Jaehyun hanya mendengarkan keluh kesah dan cerita-cerita yang lahir dari lisan Rose.

Dulu, mereka datang kemari sebagai pasangan yang hanya memikirkan tempat bagus mana untuk pergi kencan di minggu ini.

Kini, mereka datang kemari sebagai pasangan yang memikirkan kapan mereka bisa kembali mengunjungi taman ini, berdua.

Semenjak mereka bukan lagi bocah SMA, keadaan mulai berubah.

"Penerbangannya besok pagi?"

"Hm. Ayah, Ibu, dan adikku akan mengantar. Kamu tidak perlu ikut kalau memang sibuk."

Jaehyun akan pergi untuk waktu yang begitu lama. Tahun pertama menjadi mahasiswa yang mengantongi beasiswa, Jaehyun punya tuntutan wajib asrama. Satu tahun tidak akan bisa menjamah kotanya barang sebentar.

Mereka yang duduk di sebuah kursi beton lapuk kini hanya saling terdiam, sibuk dengan isi kepala masing-masing.

Dan, kabarnya, terbesit di kepala Jaehyun untuk mengakhiri hubungan ini, sekarang. Pikir Jaehyun, berkencan dengan Rose sudah benar-benar menjadi hal yang murni tidak berguna.

Di saat mereka sudah tidak lagi bisa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh pasangan kencan, bukankah mempertahankan hubungan itu jadi satu hal yang sia-sia?

Makin sia-sia lagi, ketika perasaan untuk satu sama lain di antara keduanya hampir mendekati sirna.

"Mari kita pu—"

"Mari bertemu di sini, pukul enam pagi. Aku akan langsung kemari setelah syutingku selesai. Jadi, kuharap kamu tidak keberatan jika nanti aku membuatmu sedikit menunggu."

Namun, demikian, kata pisah masih menjadi hal yang urung Jaehyun lisankan. 

Di akhir pertemuan sore itu, Jaehyun setuju untuk menjumpai Rose lagi keesokan hari, di tempat yang sama. Jaehyun setuju untuk menunggu ketika Rose kabarnya sedikit terlambat.

Dan, Jaehyun masih menunggu ketika nyatanya Rose bukan hanya sedikit terlambat, tetapi sangat terlambat.

"Ada masalah di tempat syuting. Pesawatmu jam sembilan 'kan. Bisakah kamu menunggu se...."

"Tidak bisa. Aku harus berangkat sekarang."

Panggilan diputus secara sepihak oleh Jaehyun. Taman ditinggalkan setelah dihuni sendirian nyaris dua jam. Pesan paling kejam telah ia kirimkan kepada seseorang tidak lagi bisa ditunggunya. 

jika tidak bisa, katakan saja dari awal tidak bisa. jangan membuat orang membuang-buang waktu untuk hal yang sia-sia. orang lain juga punya kepentingan, bukan hanya kamu. jadi, jangan suka seenaknya!

Maka, kemudian, setiap panggilan masuk dari sang penerima pesan, Jaehyun abaikan.

Jaehyun rasa, seperti biasanya, Rose mustahil meluangkan waktu untuknya. Seperti biasa, hanya Jaehyun yang mesti menunggu kapan Rose punya waktu luang.

Seperti biasa, Jaehyun yakin, hari itu pun tiada berbeda.

"Jaehyun!"

Setidaknya, sampai suara itu terdengar sampai ke telinga.

Bandara adalah tempat ramai, Jaehyun hampir tak percaya menemukan Rose ada di antara sekian banyak manusia di sana.

Berlarian menjangkaunya.

Menyeretnya ke sudut paling sepi, meminta sedikit waktu untuk ....

"Pin-nya tanggal lahirmu. Gunakan ini untuk keperluanmu di sana!"

... menyerahkan sebuah kartu debit, bicara di tengah napas yang terengah dan peluh yang menghias wajah.

Jaehyun terdiam, memandang bayangan dirinya yang terpantul di dalam kacamata hitam yang Rose kenakan. Ingin rasanya membuka benda itu, melihat ke dalam mata cantik Rose, dan menemukan jawaban dari pertanyaan:

Masihkah ada alasan untuk ia bertahan dengan perempuan ini?

Sebab Jaehyun mengira, sebagaimana ia, perasaan Rose pun nyaris sama habisnya.

Namun, bukankah kehadiran Rose di sini ditambah benda pemberian Rose ini sudah cukup menjadi alasan? 

Bukankah itu sudah cukup menggambarkan bahwasanya Rose masih menyayanginya dan menginginkan ia hidup dengan nyaman di Belanda sana?

"Hiduplah dengan nyaman di sana. Makan dengan baik. Tidur dengan nyenyak. Jangan pikirkan apa pun yang ada di sini. Ayah, Ibu, adikmu, dan ... aku, semuanya akan baik-baik saja di sini."

Bukankah, ucapan itu juga sudah cukup, Wahai Hati yang Meragu?

Bukankah genggaman hangat dan pelukan erat yang diberikan Rose sebelum perpisahan itu, lebih dari cukup?

Sangat cukup untuk dimengerti bahwa di sini, tidak ada yang habis, kecuali perasaan alakadar Jaehyun pada perempuan ini.

[]

Em7
\\  she was the one who hug him before goodbye \\

[SERENADE IN E MINOR]
by linasworld

***

notes:
satu kata buat work ini?
:')

makasih sekebon loh udah mampir ke sini

:)

Continue Reading

You'll Also Like

68.1K 12.7K 25
Matahari telah kembali, masa redup telah lalu.
196K 9.7K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
1M 85.8K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
154K 15.4K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...