I WANT YOU (END)

By SriNNingsih

1.8M 140K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... More

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
EPILOG
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

41

14.4K 1.1K 12
By SriNNingsih

Ace tersenyum, tangannya meraih tengkuk Thalia dan menariknya mendekat hingga kedua bibir pun bertemu. Kecupan dengan lumatan lembut membuat Thalia terbuai sesaat--entah kenapa ia kecewa saat Ace melepaskan ciumannya.

"Aku akan menghancurkan Kerajaan Orthello. Karena aku berniat membangun Kekaisaranku sendiri yang nantinya aku beri nama Kekaisaran Acelia."

Thalia terperangah "Kau gila Ace! Ap...." Seru Thalia sambil tangannya memukul lengan Ace karena refleks. Hal itu membuat Ace membungkam mulut Thalia cepat--netra merahnya melirik ke arah kusir yang masih tenang mengendalikan kereta kudanya. Thalia ikut melihat kemana arah Ace melirik, ia lupa kalau ada orang lagi di belakang mereka "Maaf," Cicit Thalia setelah mulutnya terbebas.

"Bagaimana kau akan melakukannya? Dasar gila! Tahukah kau, kalau itu sama saja dengan melakukan pemberontakan?" Ujar Thalia masih tak percaya dengan apa yang di katakan Ace padanya.

'Apalagi namanya Kekaisaran Acelia. Kok jadi ingin tertawa ya' Gumam Thalia geli.

"Aku tahu apa yang akan aku lakukan. Aku sudah lama memupuk kekuatan tanpa ada yang mengetahui. Apakah kau mengira aku berangkat ke medan peperangan karena sukarela?" Tanya Ace sontak Thalia menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Ace tersenyum, ia mengelus puncak kepala Thalia lembut "Nanti saat kita kembali ke Kerajaan Orthello, aku akan menunjukkannya padamu. Aku ingin kamu percaya padaku." Ujarnya.

Thalia pun terdiam, pikirannya masih berkecamuk dengan berbagai hal. Ia merasa kepalanya mau pecah saat itu juga.

***___***

Setelah perjalanan memakan waktu 30 menit Thalia dan Ace sampai di tujuan mereka. Sebuah bangunan berwarna merah bata menjulang tinggi dan besar. Taman yang luas terletak tepat di depannya, membuat setiap mata yang menatapnya merasakan ketenangan. Terdapat tulisan besar di tengah-tengah bangunan tersebut.

"LABORATORIO DE MEDICINA Y SALUD" Thalia membaca tulisan tersebut.

"Laboratorium Obat dan Kesehatan merupakan pusat dari segala obat yang ada di Kerajaan Renegades. Dan tentu saja, RS tempatmu bekerja juga mengambil beberapa obat terbaik darinya," Jelas Ace. Thalia hanya mangut-mangut saja mendengar penjelasan Ace.

Thalia turun dari kereta kuda di bantu oleh Ace, mereka berjalan beriringan dengan tangan masih saling menggenggam erat sejak mereka bertemu diatas kereta. Ace tidak melepaskan gengaman tangannya, ia khawatir akan kehilangan lagi sosok wanita tersebut. Thalia juga tak mempermasalahkannya, karena ia menyukai apa yang Ace lakukan padanya.

Ace pun segera menemui kepala laboratorium, ia menjelaskan maksud dan tujuan mereka datang ke tempat itu--tentunya tidak dengan alasan yang sebenarnya. Kepala Laboratorium bernama Yudas Bernandet menerima serbuk putih yang Ace serahkan.

"Beri saya waktu 2 hari jika ingin mengetahui kandungan dari racikan serbuk putih tersebut," Ujar pria paruh baya itu.

"Lama juga ya?" Beo Thalia terdengar oleh Tuan Bernandet.

"Tentu Nona, karena obat yang akan kami periksa ini merupakan serbuk racikan. Jadi kami harus berhati-hati dalam menemukan dan menentukan jenis obat apa yang terkandung di dalamnya," Jelas Tuan Bernandet.

"Pastikan kerahasiaan tentang kedatangan saya dan Thalia kesini membawa serbuk tersebut! Kami tidak mau mendapat masalah jika sampai seseorang tahu. Karena ini menyangkut nyawa seseorang!" Pinta Ace yang di sanggupi Tuan Bernandet.

"Baik Tuan Enellius. Saya akan memastikan semuanya aman. Dan saya akan menangani serbuk ini dengan tangan saya sendiri. Saya berjanji!" Jawab Tuan Bernandet.

Setelah berpamitan dan pergi meninggal ruangan Tuan Bernandet. Kini pasangan kekasih itu terdiam di tengah-tengah taman Laboratorium.

"Apa yang akan kita lakukan selama 2 hari karena menunggu?" Tanya Thalia membuat Ace berpikir.

"Aku tidak mau kembali ke Istana Renegades, disana ada ular betina yang suka mengganggu kesayanganku!" Sambung Thalia membuat Ace urung mengeluarkan usulannya untuk kembali ke Istana.

Kedua alis tebal milik Ace mengkerut, ia menatap bingung Thalia "Siapa ular betina?"

Thalia berdecak kesal "Itu si Sofia ganjen dan gatel. Gemas aku sama perilakunya,"

"Ganjen? Gatel?" Ace tidak mengerti umpatan yang Thalia katakan.

Thalia menghela nafas panjang "Istilah untuk wanita yang berperilaku seperti seorang jalang. Bahasa dari dunia asalku," Ace mengangguk tanpa bertanya lagi.

"Tapi, kalau tidak kembali bagaimana kita bisa pulang? Kau ingat kedua kuda kita dimana?" Tanya Ace membuat Thalia mencubit lengan Ace karena gemas.

"Iya, ayo kembali! Aku siap! Aku wanita kuat!" Serunya menepis tangan Ace yang akan mengenggam tangannya, Thalia berjalan menjauhi Ace.

Ace tertawa melihat Thalia yang merajuk. Ia menyusul Thalia dan kembali menggenggam tangannya "Jangan marah! Ayo jalan-jalan dahulu mengisi energi dan tenaga sebelum kita bertemu dengan si ular betina!" Ajak Ace membuat Thalia mendengus kesal.

Tak lama mereka berdua menghilang karena Ace menggunakan teleportasinya agar lebih cepat sampai ke tempat yang ia ingin kunjungi bersama Thalia.

***___***

Ratu Julie menyantap makanannya dengan tenang, ia tetap menjalankan tugas sebagai istri terbaik untuk Sang Raja--meskipun hatinya memberontak melakukannya, ia merasa dirinya seperti pelayan pribadi sang Raja.

Raja Liam menyantap makanannya dengan tenang, ia terlihat lebih pucat satu bulan terakhir ini. Kantung matanya juga tercetak jelas. Raja Liam merasakan perubahan tubuhnya, akan tetapi ia hanya diam dan menyembunyikan apa yang Raja Liam rasakan.

"Aku tidak pernah melihat Pangeran haram itu akhir-akhir ini? Apakah sayang mengirimnya lagi ke medan peperangan?" Tanya Ratu Julie saat sesi makan telah selesai.

Raja Liam mengangguk akan tetapi ia ragu kemana putra keduanya itu pergi. Memang sudah kebiasaan lama Pangeran Kedua suka menghilang tanpa jejak--meskipun Raja Liam membayanginya dengan ksatria. Hal itu sia-sia karena kedua Ksatrianya pasti akan kehilangan jejak Pangeran Ace.

"Sayang, Apakah sayang tahu kalau Pangeran Ricard sekarang pergi ke RS di Denally?" Tanya Ratu Julie tiba-tiba "Katanya ia ingin membantu Nathalia,"

Raja Liam menghela nafas panjang "Apa yang bisa dia lakukan di sana? Itu bukan kewenangan Ricard. Aku akan memanggilnya kembali ke istana,"

"Jangan terburu-buru. Biarkan saja Ricard di sana dalam beberapa hari. Bukankah hal itu di perlukan mengingat dia nanti akan menjadi penerus Kerajaan ini?" Raja Liam tampak berpikir.

"Nanti jika Pangeran Ricard tak kunjung kembali ke istana dan mengabaikan tugas-tugasnya baru kita memanggilnya untuk kembali. Bagaimana?" Tanya Ratu Julie. Raja Liam pun mengangguk.

"Uhuk.. Uhuk..!" Raja Liam tiba-tiba terbatuk. Ia merasakan gatal dan perih di tenggorokannya, dadanya juga terasa berat.

Ratu Julie menatapnya kalut. Ia memerintahkan kepala pelayan untuk membantu Raja Liam kembali ke ruang pribadinya, ia juga tak lupa memanggil tabib untuk memeriksakan keadaan Raja Liam.

Raja Liam terbaring dengan wajah pucat. Para pelayan merawat sang Raja dengan telaten. Tabib terbaik kerajaan juga sudah datang memenuhi panggilan Ratu Julie. Tabib istana segera memeriksa kondisi sang Raja dengan teliti.

"Bagaimana kondisi suami saya Tuan?"

"Mohon maaf Ratu! Yang Mulia sepertinya mengidap penyakit langka yang sudah lama menggerogoti tubuh beliau," Jelas Tabib membuat Ratu Julie membelalakan matanya.

"Apa? Tapi suami saya selalu sehat tanpa menunjukkan gejala sakit apapun Tuan? Apakah anda tidak salah memeriksa kondisinya?" Tanya Ratu Julie untuk memastikan lagi.

Tabib menggelengkan kepalanya "Sudah saya periksa tiga kali dan hasilnya sama Yang Mulia,"

Ia menatap nanar kearah Raja Liam yang terbaring tertidur untuk saat ini, karena telah meminum obat dari Tabib Istana.

"Terimakasih Tuan. Aku akan memanggilmu lagi jika belum ada kemajuan tentang kesehatan Raja Liam," Jawab Ratu Julie, tabib pun beranjak keluar dari ruang pribadi raja setelah ia berpamitan kepada sang Ratu.

Ratu Julie berjalan mendekati tempat tidur Raja Liam. Kedua matanya dengan warna netra berbeda menatap Raja Liam datar, senyuman tipis tersungging di bibir merahnya "Sebentar lagi!" Gumamnya pelan "Dengan cara ini, aku berharap bisa kembali ke dunia asalku. Aku lelah dan jijik jika harus berhadapan dengan laki-laki apalagi dengan keadaanku dalam tubuh wanita begini. Ini bukan tempatku!"

🌹🌹🌹

Saran, kritik, dan tandai typo tetap masih aku harapkan ya!!

Terimakasih kalian sudah menemaniku..

Salam Manis Dariku

NING SRI 😘

Continue Reading

You'll Also Like

10.1K 1.3K 42
Ada seorang gadis dari Nusantara bernama Arum. Dia pergi ke negeri China demi menggapai cita-citanya yang sangat nyeleneh. Apa cita-cita tersebut? Da...
1.4M 119K 95
Satu-satunya harapan Sera adalah diakui dan dicintai oleh putra mahkota. Demi pengakuan dan cinta dari sang Putra Mahkota membuat Sera melakukan sega...
1.3M 181K 45
Julia gadis 12 tahun yang meninggal akibat menghirup kebocoran gas, tiba-tiba terbangun di tubuh balita kecil! Bagaimana ini? Balita itu bahkan belum...
1.3M 182K 38
Ketika aku tertabrak, Aku pikir, Aku akan terlahir kembali sebagai babi. Ternyata aku Menjadi Marchioness.