My CEO is My Ex (On Going)

By WahyuniTyas3

4.1K 160 0

Bagaimana jadinya jika mantanmu adalah CEO di tempatmu bekerja, apalagi dia yg telah menorehkan luka di hatim... More

Prolog
Hilangnya Arunika
Kemarahan Raditya
Promnight
Kepergian Arunika
Penyesalan Devian
Bertemu Kembali
Perjodohan
Bertemu Kiara
Kedatangan Miranda
Ancaman Bondan
Misi Raka dan Arunika
Medusa dan Ratu Drama
Sahabat?
Perjanjian
Oma Renata
Aku Menyesal Arun
Kulkas dua pintu
Lebih Dekat?
Cemburu
Makan Malam 1
Makan Malam 2
Selena si Ratu Drama
Rencana Marissa
Pertemuan Oma Renata dan Arunika
Makan Siang
Di permalukan atau Mempermalukan
Sumpah Miranda
Penangkapan Bondan
Have Fun
Perjanjian Selena dan Erick
Deal
Are You Okay?
Jogjakarta punya cerita
Alasan Devian
Pengganggu
Senja yg Romantis
Amnesia disosiatif
Fakta Baru
Selena Berubah
Kaburnya Miranda
Rahasia Marina
Misi Rahasia
Permintaan Arunika
Kembaran Arunika
Devian cemburu?
Kejutan untuk Erick
Aksi Clarissa
Arunika ngambek?
Surprised Birthday
Surat penangkapan Miranda
Bukti baru tentang Marissa
Selena pamit
Raditya kembaran Arunika?
Tentang Arunika
Surat gugatan cerai
Marissa dan selingkuhannya
Kepergian Selena
Marissa Kritis
Rencana tuan David
Marissa sadar
Resmi bercerai
Aksi absurb Arunika
Karma tabur tuai
Curahan hati Clarissa
Bertemu calon mertua
Pemilik Hatiku
Marissa di tangkap

Kau masih Kekasihku

185 2 0
By WahyuniTyas3

"Permisi pak, perkenalkan nama saya Leticia biasa di panggil Cia yg akan menjadi sekretaris anda, mohon bimbingannya." ucap seorang wanita cantik sambil membungkukkan badannya tanda hormat.

Deg Deg

Jantung Devian berdetak dua kali lebih cepat saat mendengar suara wanita yg mengaku akan menjadi sekretaris barunya.
Suara itu dia sangat mengenalinya, itu adalah suara yg selama ini dia rindukan, suara yg selama ini dia nantikan kepulangannya.
Devian menenangkan hatinya yg risau bercampur bahagia, dia tidak mau menduga hingga berakhir kecewa jika wanita yg berada di belakangnya ini bukan seorang yg selama ini dia nantikan kedatangannya.
Dengan perlahan tapi pasti Devian memutar kursinya menghadap kearah sekretaris barunya, di lepasnya kaca mata hitam yg sedari tadi masih bertengger manis di hidung mancungnya dengan gerakan slow motion.

Deg Deg Deg

Devian dan sekretaris baru itu sama - sama menegang di tempat saat tatapan mereka bertemu, jangan lupakan jantung mereka yg berdetak kencang hingga ingin keluar dari tempatnya.
Mereka berdua tidak mengira akan di pertemukan dalam situasi seperti ini, Devian yg menjadi CEO-nya sedangkan Arunika yg menjadi sekretaris baru untuk Devian, ya wanita yg tadi memperkenalkan diri dengan nama Leticia adalah Arunika mantan kekasih Devian yg juga wanita yg selama ini di tunggu kepulangannya oleh Devian.

"A-Arun.. kamu kembali." lirih Devian yg tanpa mengalihkan tatapannya dari wajah cantik Arunika. 6 tahun tidak bertemu membuat Devian pangling dengan Arunika yg semakin bertambah usia semakin cantik dan mempesona.

"Maaf pak, ada yg bisa saya bantu." ucap Arunika mengagetkan Devian yg menatapnya. Arunika menjadi tidak nyaman di tatap seintens itu oleh Devian.

"Maksudnya?." tanya Devian yg lupa dengan tujuan dia memanggil Arunika untuk menghadapnya.

"Tadi bapak manggil saya, ada yg bisa saya bantu." jawab Arunika dengan wajah datar. Sebenarnya Arunika juga bingung bagaimana menghadapi suasana canggung antara dirinya dan Devian setelah 6 tahun tidak bertemu dan di pertemuan terakhir dahulu ada masalah yg belum selesai diantara mereka.

"Iya silahkan duduk dulu biar nanti bicaranya mudah, oh ya jangan terlalu formal jika kita sedang berdua Arun, bersikaplah seperti dulu saat kita bersama dan jangan panggil aku bapak karena aku bukan bapak kamu." ucap Devian sambil mempersilahkan duduk Arunika di kursi di depannya dengan gerakan tangan, Devian ingin berlama - lama dengan Arunika untuk menebus rasa rindunya yg menggebu, walaupun tidak ada pelukan saat awal bertemu tapi berbicara lebih lama itu sudah membuat hatinya senang, karena dia yakin Arunika masih kecewa dengannya jadi sebisa mungkin dia tidak ingin membuat Arunika marah, Devian juga ingin memperbaiki semuanya dari awal, menata kembali yg telah retak dan merajut kembali mimpi yg pernah sirna. Meski Devian tau tidak mudah menakhlukkan hati Arunika setelah dia sakiti.

"Tapi pak itu sangat tidak sopan berbicara pada atasan jika hanya memanggil nama saja, dan disini saya adalah bawahan bapak jadi sudah sepantasnya saya menghormati anda dan saya mohon agar bersikap profesional saat bekerja." tutur Arunika yg mengutarakan ketidak nyamanannya saat Devian menyuruhnya untuk bersikap seperti dulu ketika mereka masih menjadi sepasang kekasih karena bagi Arunika sekarang senuanya tidaklah sama, masa lalu akan tetap jadi masa lalu dan dia hanya bagian dari masa lalu Devian yg kebetulan sekarang menjadi sekretarisnya. Arunika ingin bersikap profesional karena dia tidak ingin menimbulkan gosip miring yg nantinya akan menjadi bahan gunjingan oleh para pegawai di kantor. Apalagi dia disini merupakan karyawan baru dan belum memiliki teman. Arunika juga tidak enak dengan kekasih Devian yg pasti akan merasa tidak nyaman dan cemburu jika dia terlalu dekat dengan Devian.

"Baiklah tapi aku minta saat di luar kita bisa seperti dulu." ucap Devian mengalah, berdebat dengan Arunika akan sia - sia, Devian pasti tidak akan memenangkan pendapatnya.

"Maksudnya gimana ya pak?." tanya Arunika, dia tidak mau Ge-eR dulu dengan ucapan Devian, karena niat awal Arunika kembali ke Indonesia untuk merintis kariernya, membentengi diri agar tidak tergoda dengan yg namanya cinta, dia fokus dengan kariernya dan impiannya saat ini.

"Pastinya kamu mengerti gimana kita dulu sebagai pasangan kekasih Arun." jawab Devian mencoba mengingatkan Arunika pada masa - masa remaja saat mereka menjadi sepasang kekasih.

"Bukannya itu masa lalu ya pak, kita sekarang tidak ada hubungan apa - apa selain rekan kerja." jawab Arunika tegas, Arunika tidak ingin lemah dengan perasaan yg 6 tahun lalu telah di kuburnya. Mencoba melupakan seseorang yg pernah ada nyatanya sangat sulit apalagi mereka pacaran hampir 2 tahun.

"Tapi aku tidak pernah setuju dengan keputusan sepihak darimu, kamu masih kekasihku Arun." bantah Devian. Devian yg tidak ingin kehilangan Arunika lagi sebisa mungkin dia akan membuat Arunika tetap berada di sampingnya. Katakanlah dia egois, tapi mengingat bagaimana 6 tahun lalu dia melewati hari - hari buruknya tanpa kehadiran Arunika. Devian yg dulunya pria dingin saat belum bertemu Arunika kini berubah lebih menyeramkan menjadi Devian yg arogan, dingin dan egois saat di tinggal pergi oleh Arunika.

"Anda salah pak, setelah kepergian saya 6 tahun yg lalu kita sudah bukan siapa - siapa lagi." ucap Arunika datar. Jika diingatkan kenangannya saat bersama Devian, luka itu kembali menganga. Arunika sakit, hatinya terluka mengingat penghianatan dan kebohongan dari 2 orang yg dia sayangi di dalam hidupnya.

"Itu menurutmu, tapi bagiku dulu sekarang ataupun nanti kamu akan tetap menjadi kekasihku." Devian mengepalkan tangannya erat mendengar penolakan Arunika, segitu terlukanya kekasihnya gara - gara sikap egoisnya. Rasa sesak menjalar di dada saat melihat wajah Arunika yg sudah dia selimuti amarah dan kecewa, tidak lupa tatapannya menyiratkan betapa besarnya luka itu.

"Ck, terserah anda pak Devian yg terhormat, bgiku hubungan kita hanya sebatas rekan kerja tidak lebih." bibir Arunika mencebik kesal mendengar Devian yg tetap ngotot mengklaimnya sebagai kekasih.

"Ya aku juga rindu kamu Arun." ucap Devian sambil tersenyum manis kearah Arunika, Devian senang bisa membuat Arunika-nya kesal, karena wajahnya semakin bertambah cantik jika sedang kesal, dan setidaknya ada ekspresi lain yg Arunika tunjukkan selain datar dan jutek saat berbicara dengannya.

"Sepertinya anda mulai tidak waras, jika sudah tidak ada yg ingin anda bicarakan saya pamit undur diri." kata Arunika yg tidak ingin berlama - lama di ruangan Devian. Arunika tidak ingin pertahanannya runtuh hingga mengeluarkan air mata di hadapan Devian.

"Siapa yg menyuruh kamu pergi, aku bahkan belum berbicara tentang apa saja yg harus kamu kerjakan saat menjadi sekretarisku." sahut Devian cepat.

"Tadi sudh di jelaskan oleh kepala HRD, apa ada tambahan lagi?." menghela nafas panjang, Arunika mencoba bersabar menghadapi mantan kekasihnya yg berubah menyebalkan, padahal dulu Devian tidak pernah bersikap seperti ini, yg Arunika tau Devian selalu bersikap lembut dan perhatian padanya. Tidak, dia tidak boleh memikirkan pria yg sudah mematahkan hatinya, batin Arunika berperang dengan logikanya hingga tidak sadar dia menggelengkan kepalanya di depan Devian.

"Kamu kenapa?, apa kepalamu pusing?." tanya Devian dengan raut wajah khawatir melihat Arunika menggelengkan kepalanya.

"Saya tidak apa - apa, silahkan di lanjutkan." ucap Arunika yg wajahnya memerah malu karena ketahuan melamun di depan bossnya.

Dengan ragu Devian melanjutkan ucapannya. "Oke, kamu harus ikut meeting kemanapun aku pergi, dan setiap pagi tolong siapkan kopi diatas meja, aku rasa kamu sangat paham bagaimana seleraku." kata Devian sambil menyeringai, dari sini Devian akan melihat apakah Arunika masih mengingat semua kesukaannya atau sudah melupakannya.

"Ck, anda percaya diri sekali pak, 6 tahun waktu yg sangat lama, bisa saja saya sudah lupa dengan selera bapak." ucap Arunika judes.

Tok Tok Tok

Tiba - tiba pintu di ketuk dari luar menghentikan pembicaraan kedua pasangan yg belum selesai dari masa lalunya itu, setelah Devian menyuruh seseorang di balik pintu itu untuk masuk, pintu pun terbuka menampilkan sosok asisten Devian dengan langkah tergesa - gesa tanpa memperhatikan ada orang lain di ruangan Devian selain dirinya dan tentunya sang pemilik ruangan.

"Boss gue mau minta bantuan sama lo." ucap Erick to the point saat berada di depan Devian.

Arunika yg mendengar suara yg tidak asing mendekat kearahnya pun menoleh, hingga dia dan Erick sang asisten sama - sama terkejut di buatnya.

"Arun lo disini?, kapan balik?, kok lo tau kalo kantor pak boss disini?, kalian balikan ya?." Erick memberondong pertanyaan bertubi - tubi untuk Arunika di sebelahnya yg menampilkan wajah terkejut sama sepertinya.

"Ck, lo bisa gak kalo tanya itu satu - satu cewek gue bingung jawabnya." jawab Devian yg kesal karena pertanyaan Erick seperti menginterogasi saja.

"Cewek?, bukannya kalian udah putus ya?." tanya Erick dengan wajah polosnya yg mendapat pelototan dari Devian, entah polos atau bego memang beda tipis.

"Kita tidak pernah putus, jangan buat gosip sembarangan." jawab Devian ketus.

"Yasorry boss, tapi gimana Arun bisa ada disini?, kapan dia balik?." tanya Erick yg masih penasaran dengan wanita yg membuat Bossnya hampir gila.

"Tentu saja bisa, dia akan menjadi sekretaris gue mulai hari ini." jawab Devian dengan senyum bangga.

Erick yg masih tidak percaya dengan perkataan bossnya menoleh kearah Arunika, mata Erick berbinar menatap wajah cantik Arunika hingga mendapat lemparan bolpoin di jidatnya, Siapa lagi pelakunya jika bukan Devian yg cemburu melihat kekasih pujaan hatinya di tatap seperti itu oleh pria lain.

"Ck, ganggu aja lo boss." kesal Erick sambil mengelus jidatnya.

"Jangan natap cewek gue kayak gitu, tidak ada yg boleh menatapnya intens selain gue." katus Devian.

"Kayak Arun mau aja sama lo." ledek Erick yg di balas delikan tajam oleh Devian.

"Lo udah bosen kerja?." tanya Devian garang.

Arunika yg jengah melihat perdebatan di hadapannya akhirnya melerai, "Udah - udah kayak anak kecil aja sukanya berantem." Arunika menoleh kearah Erick, "Apa kabar Rick?, Lo kerja disini juga?." tanya Arunika yg tadi mendengar ucapan Devian.

"Kabar gue baik setelah melihat wajah lo, iya gue kerja disini jadi asisten pribadi mantan lo." ucap Etick mengedipkan sebelah matanya sengaja ingin memanas - manasin Devian, Arunika yg mengerti kode dari Erick pun menanggapinya dengan senyuman manis.

Devian yg melihat Arunika tersenyum manis kearah Erick langsung terbakar api cemburu hingga..  "Erick keluar lo sekarang sebelum kesabaran gue habis." sambil menunjuk kearah pintu.

Devian merasa cemburu pasalnya selama dia mengajak Arunika bicara tidak ada senyuman sedikitpun di wajahnya, yg terlihat hanyalah wajah datar nan dingin jangan lupakan wajah judesnya saat menjawab perkataan Devian.

"Sorry boss gue bercanda, gue pengen bicara penting sama lo." ucap Etick menjadi serius saat menyadari Bossnya marah besar padanya.

"Kalo begitu saya permisi dulu pak Devian, kalo ada yg di butuhkan anda bisa panggil saya kembali setelah urusan dengan pak Erick selesai." pamit Arunika yg mulai berdiri dari duduknya, Arunika tidak enak jika masih disitu, dia ingin memberi privasi pada Erick.

"Kamu tetap diam di tempat." tunjuk Devian agar Arunika tidak bergerak dari posisi duduknya saat ini.
"Silahkan lanjutkan Erick." tambah Devian dengan santai saat melihat perintahnya di turuti oleh Arunika.

Erick yg paham jika bossnya masih mau berdekatan dengan sang mantan kekasih memilih mengutarakan niatnya menemui Devian, "Dev gue butuh bantuan lo untuk melindungi cewek gue, gue gak tau lagi mau minta tolong sama siapa, cuma lo harapan gue, dia dalam bahaya sekarang." curhat Erick yg membuat Devian bingung.

"Maksudnya gimana?, coba lo jelasin detailnya."

Dengan lancar Erick menceritakan kejadian tadi saat dia bertemu dengan snag ayah, tentang dia yg di jodohkan dengan wanita pilihan ayahnya dan tentang ancaman ayahnya yg akan melukai orang yg dia sayang termasuk kekasihnya.
Arunika yg mendengar itu ikut merasa kasihan dengan kondisi Erick serta kekasihnya hingga dia memiliki ide untuk menolongnya.

"Gimana kalo sementara cewek lo tinggal sama gue aja." celetuk Arunika tiba - tiba disaat Devian dan Erick merenung memikirkan cara untuk menyembunyikan Kiara dari incaran Bondan yg pasti sekarang anak buah papahnya sudah mengintai Kiara.

"Tidak aku tidak setuju, kamu tidak boleh terlibat karena itu bahaya." tolak Devian tegas. Devian khawatir jika Arunika ikut membantu Kiara, dia yg akan menjadi target Bondan selanjutnya.

"Anda tidak berhak melarang saya, lagian saya merasa Kiara kekasihnya Erick sama seperti Kiara yg selama ini say cari." ucap Arunika ketus.

"Gini aja dari pada kalian berdebat lebih baik kita temui Kiara dulu sambil memikirkan solusinya." Erick menoleh kearah Arunika, "Lo juga bisa ikut untuk memastikan apakah Kiara kekasihku itu merupakan orang yg selama ini lo cari."

Devian dan Arunika mengangguk setuju, mereka bertiga berjalan beriringan menuju basement untuk pergi ke tempat kosnya Kiara.

Continue Reading

You'll Also Like

25.2K 1.8K 13
Baby jian kesayangan semua orang😍
202K 15.8K 47
(Complete) Sequel Sang Badboy Lee Jeno√ JANGAN LUPA FOLLOW! Kehidupan gue nggak berubah banyak-banyak sih.Cuma Jenonya aja yang berubah banyak. Mak...
226K 12K 43
Jika ada yang bilang hidup lumayan membosankan, maka Yuza akan berteriak setuju dengan kencang. Namun ketika ada seorang om-om yang hadir dihidup Yu...
1.3M 93.3K 43
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...