SERENADE IN E MINOR [END]

By lnfn21

18.4K 3.3K 1.1K

memangnya, apa gunanya, sebagai manusia yang mengaku mencinta, ketika kekasihnya terluka, ia hanya sibuk meno... More

serenade in e minor
Em7b5 \\ she was the one who waited for his return
Em6 \\ she was the one who invited him to witness the explosion
Em6 \\ she was the one who asked him to look properly
Em7b5 \\ she was his lover who disappeared amidst the splendor
Em7b5 \\ she was the one who made him feel worried
Em6 \\ she was the one who made him accept romance
Em7 \\ she was the one who hug him before goodbye
Em7 \\ she was the one who saw him in her dream
Em7 \\ she was the one who gave all of her to him
Em7 \\ she was the one who told him to live a hundred years
Em7b5 \\ he was her lover who just watched and applauded
Em7b5 \\ he was the one who hugged her before goodbye
Em11 \\ he was the one who came to her in the worst place
Em9 \\ he was the one who returned to her house
Em9 \\ he was the one who made his lover drunk without drinking
Em11 \\ he was the one who made her smile
Em9 \\ he was the one who realized his lover was a mess
Em9 \\ he was the one who ran with her amidst the chaos
Em11 \\ he was the one who saw her so messed up
Em9 \\ he was the one who wanted to fall into the same hole as her
Em9 \\ they were the ones who have done many things in vain
Em 9 \\ they were the ones who love each other in sadness
Em11 \\ they were the ones who lose hope and languish
Em \\ he was the one who asked her to back to his side
Em \\ he was the one who watched her shined after the clouds
outro of serenade in e minor

Em6 \\ she was the one who received his kiss

609 117 24
By lnfn21

PERJALANAN pulang, dari sekolah ke rumah, sore itu terasa panjang; memakan waktu lebih lama ketimbang sebelum-sebelumnya. Dua bocah SMA berjalan lamban. Dari lisan mereka, lahir berbagai perbincangan.

"Kau setuju begitu saja? Tanpa mau tahu alasanku mau berkencan denganmu?"

"Hm. Aku tidak butuh alasanmu. Itu tidak penting. Yang penting kamu jadi pacarku sekarang."

Namun, selalu, di setiap perjalanan, ketimbang jalan, perempuan itu lebih banyak menaruh mata pada Jaehyun yang bahkan dalam menoleh padanya terhitung jarang.

"Benar-benar tidak ingin tahu?"

"Tanpa kamu beritahu pun aku sudah tahu. Yang jelas bukan karena kamu menyukaiku 'kan?"

"Sok tahu."

"Cih! Memangnya kamu benar menyukaiku?"

Jaehyun melangkah tenang, mengantongi kedua tangan di dalam saku seragam sekolahnya, sekilas melirik perempuan yang tengah memandangnya, penasaran. Tidak ada jawaban terdengar, lalu perempuan itu sepihak menyimpulkan,

"Kamu benar menyukaiku rupanya."

Rambut hitam panjang dikibaskan, senyum sombong dipersembahkan.

Jaehyun lirik sebentar. "Sok tahu sekali."

"Lalu apa?! Beritahu saja! Jangan menyuruhku menebak-nebak! Aku benar-benar tidak ahli di bidang itu."

Bicaranya meninggi. Sedikit kekesalan mampir di wajah jelita yang berhenti mempersembahkan senyum di muka.

"Tadi katanya tidak mau tahu."

"Cih! Ya sudah kalau tidak mau memberi tahu!"

Hendak Rose tinggalkan Jaehyun di belakang. Namun, langkah cepatnya hanya sampai berjumlah dua, kalah cepat dari sebuah tangan yang berusaha menahan lengannya.

"Aku beritahu. Jadi, tetaplah berjalan di sampingku!"

Kesal di wajah Rose sukses dibuat lenyap oleh lembut suatu ucap dan hangat sebuah tatap. Kombinasi tersebut kemudian membuat perempuan super hiperaktif itu menjadi super tenang.

"Katamu, kamu ingin berkencan setidaknya sekali seumur hidup sebelum itu menjadi hal yang merepotkan saat kamu jadi aktris nanti. Aku hanya membantu."

Mereka kembali melangkah sejajar dan seirama. Langit sore, jalanan, pepohonan, ruko-ruko di pinggir jalan menjadi objek pandang Jaehyun kala mengabarkan perihal alasan. Sedangkan objek tatap Rose, hanya Jaehyun, satu-satunya.

Ada jeda yang dipenuhi oleh keheningan. Dan di antara itu, ada masa di mana Rose menunduk lemah tanpa Jaehyun tahu.

"Aku tahu. Dan, aku berterima kasih atas itu dan atas semua bantuanmu. Dulu kamu membantu belajar, sekarang kamu membantuku memberi pengalaman berkencan. Kamu, benar-benar yang terbaik!"

Ketika menoleh, Jaehyun hanya mendapati satu di wajah perempuan itu: senyuman.

Tidak Jaehyun balas, sekalipun hatinya menggembira atas sebuah sanjungan gamblang yang ia terima.

"Ayo makan kue tepung beras! Aku traktir!"

Dan, sekalipun Jaehyun tidak pernah menyetujui ajakan Rose untuk makan kue tepung beras, mereka akhirnya tetap singgah di kedai yang menjual makanan tersebut. Rose tidak memberi kesempatan pada Jaehyun untuk memilih.

Rose hanya memberi kesempatan pada Jaehyun untuk merasakan lagi hangat tangannya digenggam, dan menyaksikan lagi kembang api meledak di sepasang mata kala sang pemilik menceritakan pengalaman syuting sebuah film layar lebar yang baru-baru ini dilakukan, meski perempuan itu hanya seorang figuran.

"Lalu sampai kapan kita akan berhubungan?"

Satu pertanyaan diajukan Jaehyun setelah Rose kehabisan kata dan memilih fokus makan.

Berhenti mengunyah, berpikir, "Kalau sampai menjadi aktris besar itu terlalu lama ...," menatap Jaehyun, "... maka, selagi kamu masih mau, mari tetap berhubungan."

Senyuman Rose menjadi penutup perbincangan mereka di kedai kue tepung beras. Petang menjadi latar di mana keduanya kembali memulai sebuah perjalanan menuju pulang yang dihiasi dengan perbincangan-perbincangan lain.

"Apa yang dilakukan orang-orang ketika berkencan?"

Jaehyun ajukan satu pertanyaan yang membuat bola mata Rose berputar pelan. Sang pemilik tengah berpikir.

"Jalan-jalan, nonton film, makan bersama, bergandeng tangan, berpelukan, berciu—"

"Aku tidak mencium seseorang yang tidak aku sukai."

Sejenak terdiam memandang Jaehyun yang baru saja memotong perkataannya, Rose menyuguhkan senyum, "Kalau begitu," tangan Jaehyun di bawah sana, tanpa permisi, ia genggam, "ini saja cukup."

Tak Jaehyun persilakan Rose berjalan dengan menggandeng tangannya. Laki-laki itu diam, tak bergerak, sehingga Rose yang tadinya sempat melangkah kembali harus mundur.

Dua pasang mata beradu pandang dalam keheningan.

"Atau mau sampai berpelukan?"

Rose lagi-lagi berkesimpulan secara sepihak, melepaskan tangan Jaehyun, membentangkan kedua tanganya, mempersilakan Jaehyun memeluknya, tetapi laki-laki itu malah membuat tangan Rose kembali turun secara keseluruhan sebab lemas.

"Kamu bilang tidak mencium orang yang tidak kamu sukai, bukan?"

Lemas sesaat setelah sebuah ciuman mendarat singkat di bibir.

Atas pertanyaan yang terucap begitu lirih, jawaban Jaehyun hanya,

"Hm,"

yang tak kalah lirih.

[]


Em6
\\   she was the one who received his kiss  \\


[SERENADE IN E MINOR]
by linasworld

***

Continue Reading

You'll Also Like

10.2K 1.1K 7
"Lucu banget, jadi pacar gue mau nggak?" Gawat! Allaric---Si Psikopat Gila itu jatuh cinta. ____ Perhatian! Cerita ini mengandung unsur kekerasan dan...
6.9K 1.3K 20
Kesialan menimpa Rosella karena tidak sengaja harus berurusan dengan Jeffrey Alatas, lelaki tengil yang mengaku sebagai aktor papan atas. "Kalau gue...
85.9K 8.3K 14
[ Completed ] Bagaimana perasaanmu jika kekasihmu bukan hanya untukmu? Melainkan kau harus rela membaginya dengan seorang gadis lumpuh? Dan peran...
115K 18.4K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...