Crescent Moon

By seraphinegrey

3.3K 145 40

Yang satu mencintainya. Yang satu lagi juga menginginkannya. Namun, garis menjadi kabur saat kita peduli. **... More

Prolog
1. Portal Magis
2. Hutan Nightingale
3. Kontrak Mati
5. Hilang Kendali
6. Terperangkap Gairah
7. Sampanye
8. Bulan Sabit
9. Hadiah
10. Saudara Kembar

4. Makhluk Abadi

223 13 2
By seraphinegrey

Xaverius

Tubuhku melesat gesit di antara dahan pepohonan. Menaiki satu cabang ke cabang yang lain. Aku pergi bersama Hardt dan Timothy karena menurutku mereka yang paling cocok di antara yang lain.

Hardt agresif dan sedikit keras kepala, sementara Timothy adalah pelacak yang hebat. Kemampuannya di atas rata-rata. Dia bisa menemukan jejak tiga bandit itu dengan mudah hanya dari sisa bau mereka, meskipun dari jarak bermil-mil jauhnya.

Sifat Hardt yang mudah meledak-ledak juga akan menguntungkan dalam tugas yang tepat. Kebencian. Kemarahan. Haus darah. Aku butuh energi itu sekarang.

Akan kuhabisi. Akan kucabik-cabik sampai mereka tak lagi bisa dikenali. Akan kubungkus kepalanya pulang sebagai hadiah untuk Anna.

Perburuan ini terasa menyenangkan. Aku menikmati tindakan impulsif dan semua momen yang kuserap dalam kepalaku. Adrenalin mengaliri nadiku yang berdenyut-denyut merindukan kegilaan.

Gigiku bergemeletuk menginginkan sesuatu untuk dikunyah. Aku bisa merasakan jubahku berkibar setiap kali aku melompat dan berayun. Angin menampar wajahku saat kami turun meninggalkan gravitasi ke posisi yang lebih rendah.

Kami sudah tiba di rumah Anna. Bau darah kering terdeteksi olehku dari halaman. Bercampur busuk urin dan remah-remah roti gandum di suatu tempat.

"Aku bisa mencium bau yang ... berbeda." Timothy mengendus-endus di udara.

"Bau mayat." Hardt memamerkan taringnya.

"Mereka sudah tidak ada di sini," kata Timothy lagi, matanya mengawasi semak-semak.

Aku mengajak mereka masuk. Aroma memabukkan itu kembali menyerang indra penciumanku yang sensitif ketika kami membuka pintu. Aroma Anna ada di mana-mana.

Aku nyaris mencair dihujani ekstasi. Begitu juga dengan Hardt dan Timothy yang tersentak saat aroma manis yang tajam meninju hidung mereka. Timothy membeku sebelum dia kembali menguasai diri dan terbatuk-batuk menyamarkan perasaannya.

"Tidak heran kau tergila-gila pada wanita ini." Hardt mengerling menggodaku.

"Sialnya, aku kecanduan," bisikku parau.

"Mereka baru pergi. Sekitar tiga jam lalu." Timothy mengalihkan perhatiannya sambil memeriksa ke setiap sudut.

Aku berusaha fokus. Memisahkan aroma Anna dan para bandit itu bukan hal yang sulit saat pikiranku sedang jernih. Namun, hanya ada Anna yang tertinggal sekarang dan aku tak dapat menyingkirkannya dari kepalaku yang pengar.

Aku masuk ke satu lokasi di dekat ruang tamu. Pintunya setengah terbuka. Aku melihat dua kaki telanjang yang terbujur kaku di antara sofa dan rak buku.

Aku mendekat dan menemukannya terbaring mati. Wajah pria itu tampak akrab. Masih sama seperti lima belas tahun yang lalu, kecuali bukti guratan usia di pipi, kulit, dan warna rambutnya.

Bedanya adalah dia menua, aku tidak. Umur kami akan mencapai ratusan bahkan ribuan tahun lamanya, tapi tak akan ada perubahan yang mencolok pada fisik kami seperti manusia. Dia bisa mati, aku tidak. Tidak secara harfiah. Kami makhluk abadi.

Tatapanku kemudian tertuju pada foto di atas nakas. Jemariku meraba cangkang kerang yang membingkainya. Cukup rapi untuk ukuran handmade.

Latarnya di pantai. Dengan laut, langit senja, dan matahari yang terbenam di pojok kiri. Anna remaja tersenyum lebar bersama wanita berambut pendek dan pria yang telah dibantai itu.

Ada tulisan dengan tinta glitter ketika aku membaliknya. Potret itu diambil tujuh tahun yang lalu di Pantai Ayr. Ada aroma Anna pada bingkainya, berpadu dengan aroma cat minyak dan tembakau, sedikit aroma feminin asing yang sudah kujumpai di beberapa titik saat aku tadi masuk.

Aku meletakkan kembali fotonya. Memaksa indraku bekerja lebih keras dari biasanya. Mengisolasi bau lain sebagai petunjuk.

Tekanan udara mendadak berubah ketika aku berbalik. Ada bau lain dari radius empat meter jauhnya. Aku dapat merasakan kehadirannya yang semakin dekat.

Dia bergerak lebih cepat sekarang. Berlari. Ada bau alkohol dan langkah baru yang menyusul di belakangnya, tiga orang, tikus-tikus bodoh yang mengantarkan nyawa mereka dengan sukarela.

"Mereka kembali." Timothy menyelinap dengan kecepatan luar biasa, matanya berkilat mengerikan, terisi hasrat gelap.

"Aku akan menjadikan tulang tenggorokannya sebagai hiasan dinding." Hardt menyeringai sambil menggeliatkan otot-ototnya.

Aku mengabaikan Hardt yang terus mengoceh. Mendengarkan langkah yang hampir tiba di depan pintu. "Mereka sepertinya mencari sesuatu."

"Kalung." Timothy siaga, menunggu dalam kehancuran yang segera datang, aku belum pernah melihatnya antusias pada apa pun.

"Kalung?" Aku memandangnya bingung.

"Aku memungut ini di lantai dapur." Timothy melemparkan benda berkilau yang ditemukannya padaku.

Tak ada waktu untuk memperhatikan kalung. Jadi, aku langsung mengantonginya ke dalam saku celana panjangku dan keluar. Kami bergerak seperti kecepatan cahaya.

Melompat dalam satu gerakan kuat ke depan. Menghadang pria berjaket kulit yang sedang mabuk itu. Dia menenteng sebotol gin, rambutnya kusut, dan matanya sembap.

"Siapa kau, anak muda? Apa kau melihat kalung emas yang tercecer di sekitar sini? Itu milik seorang wanita cantik yang tinggal di rumah ini dan karena aku yang menemukannya, kalungnya jadi milikku sekarang," tanyanya terkekeh sambil berjalan mendekat, satu tangannya yang bebas memegang bahu kananku.

Aku melirik ke arah tangannya singgah sebelum aku mencekik lehernya ke atas. Tubuhnya terangkat tinggi, sementara kedua kakinya meronta-ronta mencari pijakan. Matanya melebar didera kepanikan.

"Keep your hands to yourself, dirty old man." Peringatanku jelas, kukatakan tepat sebelum aku melemparkan tubuhnya seperti boneka kain, dan dia tersungkur dengan bagian dada yang jatuh lebih dulu.

Dua temannya yang lain lalu datang dan aku memberikan kode pada Hardt yang sudah gatal ingin melancarkan tinjunya. Salah satunya bagian Hardt. Yang satu lagi bagian Timothy yang langsung meluncurkan serangan ke arah mereka.

"Tidak, Timothy. Dia milikku," geramku menyusul menghentikan Timothy yang mengincar satu target.

Timothy serentak mundur. Dia bermanuver ke samping, menarik tubuh pria mabuk yang merangkak kabur itu dengan mudah, dan menyudutkannya seperti kelinci sebelum mencungkil kedua matanya. Bau darah segar disertai jeritan keras pun mengudara.

Aku mengejar si pria koboi yang lari sia-sia. Aku menjatuhkannya dan mencekiknya, sementara kukunya menggores kulit lenganku yang seperti baja. Perlawanannya nyaris terasa seperti gelitikan, alih-alih melukaiku.

"Apa yang kau katakan padanya?" Aku mengetatkan cengkeramanku di lehernya, matanya terbeliak karena tekanan yang kuberikan.

Pria koboi terbatuk-batuk. Air liurnya menyembur. "Pa-pada siapa? Makhluk apa kalian ini?"

"Kau tahu maksudku." Aku menekankan ibu jariku ke pangkal tenggorokannya, dia meraung seperti hewan yang baru disembelih, dan aku kembali melonggarkannya agar dia bisa bicara.

"Kau ingin mendengarnya?" Dia menyeringai merendahkan nada. "Aku bilang, aku akan menidurinya dan membuatnya ketagihan dengan penis besarku."

Pria koboi itu terkekeh dan mata sintingnya menatapku liar sebelum meludahi wajahku. Mataku refleks terpejam dan saat terbuka lagi, aku tak peduli dia memang sengaja menambahkan improvisasi di dalamnya atau tidak. Aku langsung menghancurkan rahangnya dalam satu genggaman.

Kepuasan dari dadaku mengalir deras seiring dengan banyaknya darah yang menciprati tubuhku. Tubuhnya kejang dan senyumku mengembang. Aku mematahkan tulang lehernya sebelum dia dapat menemukan napasnya lagi, mencabut kepalanya dengan diikuti bunyi koyakan sekarat yang melengking dari arah belakang, Hardt merenggut kasar tulang tenggorokan pria bertindik itu dari lehernya.

***

Continue Reading

You'll Also Like

7.8M 482K 84
#1 berapa kali peringkat pertama di dunia Werewolf. #1 berapa kali peringkat pertama di dunia Luna. #1 berapa kali peringkat pertama di dunia Vampire...
108K 6.7K 34
Cerita tentang Nunung, yang terpaksa menjalani profesi sebagai pemandi mayit, menggantikan mamah mertuanya, Sumini. Berbagai kejadian ganjil ia temui...
133K 6.1K 39
Tamat!! Sebelum baca wajib vote, comen, share, dan fallow Seorang wanita yang lelah akan hidupnya didunia yang kejam pada dirinya, tapi malah dipe...
381K 31.2K 33
Ellza adalah seorang gadis pecinta alam dan hewan. Ia sering berpetualang ke berbagai hutan. Suatu hari ia pergi ke sebuah hutan terlarang, karena r...