My CEO is My Ex (On Going)

By WahyuniTyas3

4.5K 160 0

Bagaimana jadinya jika mantanmu adalah CEO di tempatmu bekerja, apalagi dia yg telah menorehkan luka di hatim... More

Prolog
Hilangnya Arunika
Kemarahan Raditya
Promnight
Kepergian Arunika
Penyesalan Devian
Perjodohan
Kau masih Kekasihku
Bertemu Kiara
Kedatangan Miranda
Ancaman Bondan
Misi Raka dan Arunika
Medusa dan Ratu Drama
Sahabat?
Perjanjian
Oma Renata
Aku Menyesal Arun
Kulkas dua pintu
Lebih Dekat?
Cemburu
Makan Malam 1
Makan Malam 2
Selena si Ratu Drama
Rencana Marissa
Pertemuan Oma Renata dan Arunika
Makan Siang
Di permalukan atau Mempermalukan
Sumpah Miranda
Penangkapan Bondan
Have Fun
Perjanjian Selena dan Erick
Deal
Are You Okay?
Jogjakarta punya cerita
Alasan Devian
Pengganggu
Senja yg Romantis
Amnesia disosiatif
Fakta Baru
Selena Berubah
Kaburnya Miranda
Rahasia Marina
Misi Rahasia
Permintaan Arunika
Kembaran Arunika
Devian cemburu?
Kejutan untuk Erick
Aksi Clarissa
Arunika ngambek?
Surprised Birthday
Surat penangkapan Miranda
Bukti baru tentang Marissa
Selena pamit
Raditya kembaran Arunika?
Tentang Arunika
Surat gugatan cerai
Marissa dan selingkuhannya
Kepergian Selena
Marissa Kritis
Rencana tuan David
Marissa sadar
Resmi bercerai
Aksi absurb Arunika
Karma tabur tuai
Curahan hati Clarissa
Bertemu calon mertua
Pemilik Hatiku
Marissa di tangkap

Bertemu Kembali

170 5 0
By WahyuniTyas3

Enam tahun kemudian

Seorang pemuda tampan turun dari mobil mewahnya dengan kaca mata hitam yg bertengger manis di hidungnya yg di ikuti oleh asisten di belakangnya, pemuda tampan itu berjalan masuk ke dalam lobby perusahaan dimana disana sudah ada para karyawan yg berjejer rapi menyambut kedatangannya. Dengan langkah tegap dan raut wajah tegas serta jangan lupakan aura dinginnya membuat siapa saja yg melihatnya akan langsung menundukkan kepala karena takut dengan tatapan tajamnya. Devian Aldebaran Mahawira kini berubah menjadi sosok pria berkarisma yg sangat di segani oleh para kolega bisnisnya dan semua karyawannya, setelah kejadian enam tahun yg lalu saat di tinggal pergi kekasihnya Devian berubah menjadi pria dingin dan arogan, semua perkataannya adalah mutlak, bahkan selama enam tahun terakhir ini dia berubah menjadi menyeramkan dari pada dirinya yg dulu. Perubahan itu menjadikan para wanita pemuja Devian memilih mundur sebelum terkena lontaran kata - kata pedasnya, bukan hanya di tolak secara mentah - mentah tapi di permalukan di tempat umum karena menurut Devian semua wanita yg berada di sekelilingnya tidak ada yg pantas bersanding dengannya kecuali kekasihnya dulu. Dan itu membuat semua wanita penasaran bagaimana rupa kekasih Devian di masa lalu hingga membuat Devian mengunci hatinya hanya untuk kekasihnya itu.
Dengan gaya arogan tanpa mengindahkan sambutan dari karyawannya yg menunduk hormat, Devian terus berjalan melewati mereka menuju lift khusus untuk CEO, asisten sekaligus sekretaris pribadinya selalu setia mengikuti kemanapun sang boss melangkah, jika kalian pikir asisten pribadi Devian seorang wanita kalian salah besar, karena semenjak kepergian kekasihnya Devian sangat menghindari hubungan intens dengan wanita walaupun itu hanya sekedar formalitas kerja. Hubungan Devian dengan Clarissa juga tidak sedekat dulu saat masih ada Arunika, Devian membuat sekat antara dirinya dan Clarissa agar dia tidak selalu di hantui rasa bersalah, walaupun Clarissa sudah meminta maaf dan menjelaskan kepadanya namun Devian tetap pada pendiriannya, dia tidak ingin kejadian yg dulu terulang kembali terlebih kini ada hati yg harus dia jaga hingga waktunya tiba seseorang itu datang kembali kepadanya, Devian akan selalu setia menantinya meski bertahun - tahun lamanya, Devian menanggap penantiannya selama ini sebagai penebus kesalahan yg pernah dia perbuat di masa lalu.
Sesampainya di ruangannya, Devian segera mendudukkan pantatnya di kursi kebesarannya menunggu sang asisten melaporkan apa saja agenda hari ini.

"Permisi pak saya bacakan agenda hari ini, jam sebelas ada meeting sembari makan siang dengan clien di cafe xxx, dan selebihnya hanya menandatangani berkas - berkas yg tertumpuk di meja." ucap sang asisten yg tak lain adalah Erick Pranata sahabat Devian semasa SMA, Erick memilih menjadi asisten Devian karena dia ingin membuktikan kepada kedua orang tuanya jika dia bisa sukses tanpa bantuan orang tuanya yg selalu meremehkannya, orang tuanya kerap sekali membanding - bandingkan dirinya dengan sang adik yg sekarang menjadi CEO menggantikan posisi sang ayah. Erick sangat marah dan sakit hati saat waktu itu di bilang hanya menjadi beban orang tua, apalagi dia pernah tertimpa musibah kecelakaan sewaktu kuliah hingga menghabiskan banyak uang untuk biaya berobatnya, padahal kejadian itu juga karena ulah dari pesaing bisnis ayahnya yg tidak terima bila perusahaan ayahnya memenangkan tender besar hingga gelap mata dan mengincar nyawanya untuk di jadikan ajang balas dendam, dan semenjak kejadian itu orang tuanya sering berlaku tidak adil padanya, sering membeda - bedakan dia dengan adiknya dan mengucilkannya sampai membuat Erick nekat pergi dari rumah dan memilih bekerja dengan Devian yg saat itu menolongnya. Orang tua Erick yg mendengar jika anaknya pergi dan bekerja dengan Devian menjadi marah tak terkendali hingga sumpah serapah terucap dari mulut ayahnya yg mengatakan tidak akan mengakui Erick sebagai anak kandung karena memilih pergi dari kediaman Pranata dan akan mencoret nama Erick sebagai pewaris, ayah Erick murka dengan kelakuan Erick yg sudah berani menentangnya, ayahny menganggap Erick anak yg tidak tau balas budi, padahal sudah banyak uang yg dia keluarkan untuk biaya berobat Erick waktu itu tapi balasannya malah Erick lebih memilih mengabdi pada keluarga Mahawira dari pada menjadi kaki tangan adinya sendiri alias menjadi pesuruh adiknya.

"Tidak ada yg lain?." tanya Devian datar.

"Oh ya hampir lupa tadi tuan David menelpon jika nanti akan ada sekretaris baru yg akan membantu bapak menghandle perusahaan." Erick menambahkan. Erick memang memanggil Devian dengan sebutan bapak atau boss jika di perusahaan karena dia bersikap profesional dan  Erick juga tidak ingin saat bertemu dengan clien dia kelepasan memanggil Devian dengan sebutan nama saja.

"Kenapa papah tidak bicara dulu denganku, padahal aku tidak butuh sekretaris baru, kamu bisa menghandle semua pekerjaanku." gerutu Devian yg tidak suka jika papahnya menambah sekretaris baru untuknya. Bagi Devian Erick saja cukup untuk mengatasi semua yg di perlukannya baik itu urusan pekerjaan maupun urusan pribadi.

"Tapi boss yg di lakukan om David itu ada benarnya, dengan adanya sekretaris baru bisa meringankan tugasku mengingat semakin hari tugasku semakin bertambah banyak, bahkan setiap hari selalu lembur." Erick berpendapat, dia tidak berbicara formal lagi karena menurutnya mereka sedang bedua, dia tidak perlu sungkan untuk mengemukakan pendapatnya yg selama ini mengganjal di hatinya, sudah dari beberapa bulan yg lalu Erick ingin protes terhadap Devian agar menambahkan sekretaris baru untuk meringankan tugasnya.

"Lo udab bosan kerja?, bukannya lo tau gue  paling gak suka kalo ada orang baru di dekat gue apalagi itu cewek." Devian langsung sensi setiap kali membahas tentang sekretaris baru.

"Bukannya gitu boss, lo ngerti sendiri perusahaan semakin hari perkembangannya semakin pesat kalo gue sendiri yg handle jujur gue keteteran, belum lagi buat jadwal lo dan ngikutin kemana perginya lo, jadi gue butuh tambahan satu sekretaris buat bantu gue handle perusahaan." jelas Erick.

"Ya tapi seenggaknya konfirmasi dulu ke gue, biar gue bilang kalo nyari sekretaris harus yg cowok." Devian menghela nafas, dia kesal dengan tingkah papahnya yg seenaknya memasukkan karyawan baru sebagai sekretarisnya tanpa konfirmasi darinya.

"Iya boss, tapi om David bilang lo tidak boleh menolaknya." kata Erick mengulang apa yg tadi di sampaikan oleh papahnya Devian.

"Huft.. kayaknya hari - hari tenang gue bakal terenggut sebentar lagi." keluh Devian.
Devian risih bila berdekatan dengan lawan jenis apalagi cewek itu agresif.

Erick yg mendengar keluhan dari bossnya itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Tenang boss gue bakalan selalu pasang badan buat lo, jauhin lo dari wanita - wanita yg kurang belaian." ucap Erick, memikirkan wanita kurang belaian Erick jadi ingat satu nama yg selama ini menjadi hama di hidup Devian, "Gimana kabarnya si medusa boss?, Udah sebulan gak kelihatan batang hidungnya." tanya Erick.

"Udah syukur dia menghilang, gue harap dia tidak akan pernah kembali lagi, jijik gue di tempelin terus sama dia." ucap Devian sambil bergidik.

"Mana mungkin dia tahan tidak nempelin lo, jujur gue gak habid pikir sama nyali si medusa yg udah lo hina dan kasarin kayak gitu masih aja gak punya muka tetep aja ngejar lo."

"Ambil aja kalo lo mau." sahut Devian.enteng.

"Lihat modelannya gue juga ogah sama dia, tapi gue heran dia pake pelet apa sampe tante Marissa kekeuh jodohin lo sama dia."

"Entahlah gue males mikir mereka berdua."

Seusai percakapan yg lumayan panjang, Erick pergi ke ruangannya untuk melanjutkan pekerjaannya setelah tadi membawa berkas yg sebagian sudah di tanda tangani oleh Devian.

Waktu cepat berlalu tak terasa jam menunjukkan pukul 10 : 45 wib, lima belas menit lagi Devian ada jadwal seperti yg di bacakan Erick tadi, Devian dan Erick saat ini dalam perjalanan menuju cafe xx yg jaraknya lumayan dekat dengan kantor.

Setelah acara makan siang dan pembahasan tentang kerjasama yg agak alot akhirnya mereka bisa merasakan kelegaan karena cliennya menyetujui kontrak kerja yg akan sangat menguntungkan perusahaan Devian karena yg bekerja sama dengan perusahaan Devian adalah pengusaha muda yg sedang naik daun karena kecakapannya, apalagi properti penggunaannya semua sudah menggunakan alat canggih, termasuk kualitas barang yg di hasilkan juga memuaskan konsumen, hingga Devian berambisi untuk mendapatkan kontrak kerja dengan perusahaan yg di pimpin oleh CEO muda yg bernama Dennis Dewangga sang pebisnis tampan yg merupakan salah satu lulusan terbaik dari universitas di new york.

"Rick apa sekretaris baru itu sudah datang?." tanya Devian menoleh kearah Erick yg sedang fokus mengemudi. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan untuk kembali ke perusahaan.

"Tadi Ayu bilang sekretaris barunya datang setengah jam yg lalu, dan sekarang sedang di antarkan oleh Ayu ke ruangan HRD untuk di arahkan tentang apa saja yg akan dia kerjakan selama menjabat sebagai sekretaris anda pak." jawab Erick yg tadi mendapat laporan dari Ayu sang resepsionis. Sebelum Erick pergi menemani Devian meeting, Erick sempat berpesan pada Ayu jika nanti akan ada sekretaris baru dan dia mengatakan pada Ayu agar sang resepsionis itu mengantarnya ke ruangan HRD supaya mendapat arahan sembari menunggu sang boss meeting.

"Huft.. semoga dia tidak merepotkan." ucap Devian.


                          ***


Sesampainya mereka di lobby perusahaan, Ayu sudah menunggu di depan meja resepsionis menyambut mereka dan melaporkan seperti apa yg tadi di katakan Erick pada Devian. Devian hanya mengangguk dengan wajah datarnya dan langsung melanjutkan langkah kakinya naik ke lantai 15, lantai teratas yg hanya diisi ruangannya, ruangan sekretaris serta ruangan asisten pribadinya.

Ting

Lift terbuka, Devian keluar dengan perasaan yg campur aduk, dia tidak bisa mendeskripsikannya, selama 6 tahun belakangan ini dia tidak pernah lagi merasakan perasaan seperti sekarang ini. Gelisah, penasaran dan dia juga merasakan ada gelenyar aneh di hatinya, seperti dulu saat dia ingin bertemu dengan kekasihnya.
Devian menggelengkan kepalanya. Tidak, dia tidak boleh merasakan perasaan itu untuk wanita lain selain kekasihnya, Devian mencoba menepis rasa itu, Devian meyakinkan dirinya sendiri dia merasakan gelenyar aneh tadi karena sudah lama tidak pernah berkomunikasi langsung secara intens dengan wanita lain semenjak kepergian kekasihnya, padahal kenyataannya Devian melupakan jika dia sering berkomunikasi secara intens bahkan dia juga pernah di gelayuti oleh wanita yg dia sebut dengan panggilan medusa.

Tiba di ruangannya Devian menekan interkom yg menyambungkan ke ruangan sekretarisnya, Devian menyuruh sekretaris barunya untuk menghadapnya, dia ingin menambah peraturan - peraturan yg harus di patuhi oleh sekretaris barunya itu.

Tok Tok Tok

Ketukan pintu dari luar mengagetkan Devian yg sedari tadi menenangkan hatinya, entah kenapa baru kali ini hatinya tidak bisa diajak kompromi seperti sebelumnya jika menyangkut tentang wanita, biasanya hatinya acuh dengan kehadiran wanita manapun di sekelilingnya.

Setelah mendengar perintah masuk dari Devian, pintu perlahan terbuka muncul lah sosok wanita cantik berkulit putih dengan tinggi yg proporsional untuk ukuran wanita seusianya, apalagi lekuk tubuhnya yg menjadikannya seperti barbie hidup, sungguh definisi wanita perfect.

Ketukan heels yg beradu dengan lantai menggema di ruangan Devian yg sunyi, saat itu Devian masih membalikkan kursinya memandang kearah kaca yg mengarah langsung pada pemandangan gedung - gedung pencakar langit di depannya. Ya, setelah Devian menjawab ketukan pintu itu dia langsung membalikkan kursinya menatap luar kaca untuk menenangkan hatinya yg gelisah.

"Permisi pak, perkenalkan nama saya Leticia biasa di panggil Cia yg akan menjadi sekretaris baru anda, mohon bimbingannya." ucap seorang wanita cantik sambil membungkukkan badannya tanda hormat.

Deg

Jantung Devian berdetak dua kali lebih cepat saat mendengar suara wanita yg mengaku akan menjadi sekretaris barunya.
Suara itu dia sangat mengenalinya, itu adalah suara yg selama ini dia rindukan, suara yg selama ini dia nantikan kehadirannya.

Devian mencoba menenangkan hatinya yg resah bercampur bahagia, dia tidak mau menduga hingga akhirnya kecewa jika wanita itu bukan seseorang yg sangat dia nantikan kedatangannya.

Dengan perlahan tapi pasti, Devian memutar kursinya menghadap kearah sekretaris barunya, di lepasnya kaca mata hitam yg sejak tadi masih bertengger di hidungnya dengan gerakan slow motion.

Deg Deg Deg

Devian dan wanita itu sama - sama menegang di tempat saat tatapan mereka bertemu, mereka berdua tidak mengira akan di pertemukan dalam situasi seperti ini.

Continue Reading

You'll Also Like

326K 1.9K 1
Tamat. Sudah terbit buku SP. Ebook tersedia di playstore. Part di hapus sebagian. Cerita kolaborasi dgn Christyoseph & Lintang Safriana. Hidupnya ada...
1.4M 124K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
6.8M 290K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
3.1M 157K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...