My CEO is My Ex (On Going)

By WahyuniTyas3

4.2K 160 0

Bagaimana jadinya jika mantanmu adalah CEO di tempatmu bekerja, apalagi dia yg telah menorehkan luka di hatim... More

Prolog
Hilangnya Arunika
Promnight
Kepergian Arunika
Penyesalan Devian
Bertemu Kembali
Perjodohan
Kau masih Kekasihku
Bertemu Kiara
Kedatangan Miranda
Ancaman Bondan
Misi Raka dan Arunika
Medusa dan Ratu Drama
Sahabat?
Perjanjian
Oma Renata
Aku Menyesal Arun
Kulkas dua pintu
Lebih Dekat?
Cemburu
Makan Malam 1
Makan Malam 2
Selena si Ratu Drama
Rencana Marissa
Pertemuan Oma Renata dan Arunika
Makan Siang
Di permalukan atau Mempermalukan
Sumpah Miranda
Penangkapan Bondan
Have Fun
Perjanjian Selena dan Erick
Deal
Are You Okay?
Jogjakarta punya cerita
Alasan Devian
Pengganggu
Senja yg Romantis
Amnesia disosiatif
Fakta Baru
Selena Berubah
Kaburnya Miranda
Rahasia Marina
Misi Rahasia
Permintaan Arunika
Kembaran Arunika
Devian cemburu?
Kejutan untuk Erick
Aksi Clarissa
Arunika ngambek?
Surprised Birthday
Surat penangkapan Miranda
Bukti baru tentang Marissa
Selena pamit
Raditya kembaran Arunika?
Tentang Arunika
Surat gugatan cerai
Marissa dan selingkuhannya
Kepergian Selena
Marissa Kritis
Rencana tuan David
Marissa sadar
Resmi bercerai
Aksi absurb Arunika
Karma tabur tuai
Curahan hati Clarissa
Bertemu calon mertua
Pemilik Hatiku
Marissa di tangkap

Kemarahan Raditya

169 6 0
By WahyuniTyas3

Pagi - pagi sekali Raditya sudah menunggu kedatangan seseorang di depan gerbang sekolah sambil menyenderkan tubuhnya di tembok. dia ingin menuntaskan apa yg sedari kemarin membuat resah hatinya.
Saat tidak sengaja netranya menangkap seseorang yg sudah di tunggunya sedari tadi, seseorang itu tidak sendiri melainkan bertiga dengan kedua sahabatnya yg saat ini baru sampai di parkiran sekolah, dengan wajah datarnya Raditya menghampiri seseorang tersebut.

"Bisa bicara sebentar." ujar Raditya tanpa basa - basi saat berada di depan Devian. seseorang yg sedang di tunggu Raditya adalah Devian Aldebaran Mahawira, Raditya ingin membahas sesuatu hal penting dengan Devian.

"Lo bicara sama gue?." tanya Devian sambil menunjuk dirinya sendiri.
Anggukan kepala dengan raut wajah datar dari Raditya menjawab pertanyaan Devian.

"Ada urusan apa?, bukannya gue gak pernah usik lo?." tanya Devian lagi.
Devian jadi penasaran kenapa cool boy seperti Raditya repot - repot mau menemuinya jika tidak ada urusan yg sangat penting, lagian seingat Devian dia tidak pernah mengusik cool boy satu itu, mengusik Raditya sama saja mengibarkan bendera perang padanya.
Raditya itu tipe cowok cuek yg tidak pernah mau ikut campur urusan orang lain, tapi jika ada yg mengusiknya sudah pasti seseorang itu dalam masalah besar.

"Temui gue di jalan xxx sepulang sekolah nanti, sendiri." bukannya menjawab pertanyaan Devian, Raditya malah memilih untuk menyampaikan tujuannya mencari Devian.
"Jangan bawa kacung - kacung lo atau lo tau akibatnya." ujar Raditya lagi.
setelah berucap seperti itu Raditya berlalu dari hadapan Devian dan kedua sahabatnya.
Devian dan kedua sahabatnya masih diam mencerna apa yg baru saja di ucapkan oleh Raditya, sedetik kemudian...

"Boss lo dalam masalah besar." ujar Erick saat sudah mencerna kata - kata Devian.

"Iya Boss emang lo ada masalah apa sama Radit?." tanya Riko yg penasaran dengan ucapan Raditya barusan. tidak biasanya Raditya turun tangan sendiri menemui seseorang yg berurusan dengannya, Raditya biasanya hanya terima beres karena ada anak buah yg selalu setia tunduk dan patuh mengikuti perintahnya.

"Gue gak tau, gue gak merasa pernah usik dia." jawab Devian sambil mengedikkan bahu.
Devian memang most wanted boy yg disegani oleh para murid di SMA Cempaka, namun yg paling di takuti adalah Raditya Pranadipta, selain wajahnya yg selalu datar dan tidak pernah senyum, Raditya adalah cowok yg misterius, tidak banyak yg tau tentang cerita hidupnya, hanya saja yg di kenal di kalangan murid - murid Raditya merupakan leader dari sebuah geng motor yg entah kabar itu benar atau tidaknya. Hingga hal itu membuat para murid segan mengusik hidup Raditya atau berurusan lebih, murid - murid memilih mencari aman dengan berpura - pura tidak tau menahu soal Raditya.
Kalau soal fisik, wajah dan postur tubuh, Raditya tidak kalah keren dari Devian, pahatan wajahnya yg sempurna, rahang yg tegas dan badan tegap tidak lupa perut six packnya, hidung mancung seperti perosotan anak TK, apalagi warna kulitnya sawo matang yg menambah kesan manly pada sosok Raditya.
Jika banyak yg menilai sosok Devian adalah cowok nomor satu paling tampan se SMA Cempaka, maka Raditya lah yg menduduki posisi nomor dua, sayangnya tidak ada yg berani terang - terangan mengagumi Raditya seperti mereka mengagumi Devian.

"Terus kenapa dia ngajak janjian ketemuan di jalan xxx kalo gak tau, ada yg tidak beres ini." Erick memicingkan matanya menatap Devian curiga, ada yg Devian sembunyikan dari dia dan Riko karena biasanya jika ada masalah Devian selalu mengatasinya sendiri, katanya tidak mau merepotkan sahabatnya dan membuat mereka terlibat dalam masalahnya.

"Benar kali ini gue gak bohong, kalian tau sendiri gue gak pernah ikut campur urusan dia apalagi sampai mengusiknya." jawab Devian berusaha meyakinkan kedua sahabatnya.

"Iya juga ya, atau jangan - jangan lo ngerebut gebetannya Boss." celetuk Riko yg membuat Devian dan Erick menegakkan badan saling pandang satu sama lain, belum sempat menjawab celetukkan Riko, bel masuk pun berbunyi, mereka bertiga segera beranjak dari parkiran menuju kelas mereka yg kebetulan sama.


                            ***

Berbeda di kelas XII IPS 1, Clarissa yg baru masuk ke dalam kelasnya yg masih sepi itu melihat ada kotak hadiah yg tergeletak rapi diatas mejanya.
Clarissa mengambil hadiah itu, dia melihat diatasnya tidak ada nama yg tertera siapa pengirimnya, hanya di cantumkan namanya sebagai penerima, dengan hati penasaran Clarissa membuka kotak hadiah itu, alangkah terkejutnya Clarissa saat melihat isi di dalam kotak itu, Clarissa menjerit saat mendapati seekor bangkai tikus yg berlumuran darah dan ada secarik kertas yg berbunyi sebuah ancaman untuknya, dengan tangan yg gemetar dan wajah yg pucat pasi Clarissa mencoba menyingkirkan kotak hadiah itu dari atas mejanya dan membuangnya ke tong sampah, Clarissa celingukan menoleh ke kanan kirinya mencari siapa kira - kira orang yg iseng menaruh barang mengerikan itu di mejanya, dan ternyata tidak ada satupun orang di sekitarnya karena kelasnya saat ini masih sepi dan kebetulan baru dirinya saja yg berada disana.

Tanpa Clarissa sadari ada seseorang yg sedang mengintip dari celah jendela kelasnya, seseorang itu menyeringai puas saat melihat wajah pucat pasi Clarissa dan tidak lupa dia memotretnya.
Ting
Seseorang itu mengirim gambar pada Bossnya, "Awal yg bagus, lanjutkan tugasmu dan buat dia menyesal karena telah melukai milikku." Itulah balasan dari Bossnya dan seseorang itu segera bergegas pergi dari kelas XII IPS 1 agar tidak ada yg curiga dengan kehadirannya disana.

Clarissa yg masih syok dengan kejadian yg baru saja di alaminya mencoba untuk duduk dan dengan tangan gemetar dia meraih botol yg sengaja tiap hari di bawa ke sekolah, setelah meneguk air hampir sisa setengh, Clarissa meraih ponselnya mencoba menghubungi Devian untuk meminta pertolongan yg ternyata nomor Devian tidak aktif, entahlah sejak kejadian kemarin Devian sulit untuk di hubungi, lebih tepatnya nomor Clarissa sudah di blokir oleh Devian.
Clarissa mengambil dan mengamati tulisan yg ada di kotak tadi, sengaja dia pisahkan kertasnya untuk di jadikan barang bukti jika dia telah mendapat teror dari seseorang, juga untuk menyelidiki siapa dalang di balik pelaku teror ini.
Selama sekolah di SMA Cempaka baru kali ini Clarissa mendapat teror semacam itu, padahal seingat Clarissa dia tidak mempunyai musuh di sekolah ini, sikapnya juga cenderung cuek pada siswa yg tidak di kenalnya, dia hanya dekat dengan Devian beserta kedua sahabatnya dan Arunika.
Deg
Mengingat nama sahabatnya membuat Clarissa merasa bersalah, tidak seharusnya dia mengedepankan obsesinya yg ingin mendapatkan Devian, penolakan Devian kemarin membuat Clarissa merenungi semua sikapnya yg sudah keterlaluan, dia sudah menjadi benalu di hubungan sahabat sekaligus saudara jauhnya.

Clarissa yg menaruh rasa suka sejak awal bertemu dengan Devian membuatnya menjadi gadis yg ambisius, ingin selalu berada di dekat Devian hingga kemanapun Devian pergi dia selalu menempel dengan dalih dia belum jafal jalanan kota dan bosan di rumah, dia juga memanfaatkan kata - kata papahnya yg saat itu menitipkan Clarissa pada Devian dan sekeluarga.

Seharian kemarin Clarissa menangis hingga dia curhat pada tantenya yg bernama Rini, ( adik kandung papah Devian ), tentang apa yg di rasakannya dan tentunya dengan nama yg di samarkan.
Tante Rini memberi tanggapan dengan memberi nasehat yg bijak, tidak menghakiminya dan tidak pula mendukung perbuatannya.

"Percayalah itu hanyalah sebuah rasa obsesi dan ambisius karena terbuai akan perhatian yg belum pernah kamu dapatkan sebelumnya, bukan rasa cinta terhadap lawan jenis karena cinta itu tidak egois, mungkin sesaat kamu merasa senang karena selalu bisa bersamanya, tapi di relung hati yg terdalam menyimpan keresahan dengan sikapmu itu, jadi ubah cara berfikirmu dengan memandang dia sama seperti memandang temanmu lainnya yg bisa melakukan apa yg dia lakukan untukmu, kamu hanya salah memahami perasaanmu saja,jika kamu telaah semuanya kamu akan sadar siapa pemilik hatimu yg sebenarnya dan tante juga yakin rasa itu akan hilang dengan sendirinya, dan untuk sahabatmu, bukannya dia sengaja mengambil apa yg ingin kamu miliki, tapi setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing - masing, mungkin saat ini kelebihannya lebih terlihat dari pada kekurangannya tapi kamu juga memiliki kelebihan yg tidak di miliki oleh sahabatmu, jadi jangan merasa iri hati dan dengki, percayalah suatu saat akan ada seseorang yg melihatmu dari dalam hatimu bukan dari luar parasmu, saat itulah kamu akan menemukan cinta sejatimu yg akan menerimamu dengan segala kelebihan dan kekuranganmu."
Dan akhirnya dengan nasehat dari tantenya itu membuat perasaan Clarissa menjadi tenang, dia lega ada yg bisa mengerti dan menuntun perasaannya yg sedang tersesat.
Clarissa berniat ingin meminta maaf pada Arunika tentang sikapnya selama ini, makanya hari ini dia sengaja berangkat lebih pagi dari biasanya, bahkan dia juga tidak menghubungi Devian saat terakhir kali tadi malam dia mencoba meminta maaf atas kebodohan yg telah di lakukannya, tapi nomor Devian sedang berada di luar jangkauan.
Clarissa beranjak dari duduknya keluar kelas mencari keberadaan sahabatnya, Arunika. setelah melihat ke dalam kelas Arunika yg masih kosong belum ada penghuninya, Clarissa pergi menuju tempat parkir berniat menunggu kedatangan Arunika disana.
Setibanya di parkiran, orang yg di cari belum kelihatan batang hidungnya malah yg Clarissa dapati adalah lirikan tajam dari seorang cowok yg tengah bersandar di pintu gerbang sekolah, cowok itu menatapnya dengan pandangan menghunus netranya membuat Clarissa bergidik ngeri hingga memilih pergi dari parkiran, Clarissa menunda untuk mencari Arunika, mungkin saat istirahat dia bisa dengan mudah menemui sahabatnya itu di tempat biasa mereka menghabiskan waktu bersama.





                           ***




Setelah bel pulang sekolah berbunyi, disinilah Devian di tempat janjian yg di sebut oleh Raditya, Devian juga menuruti ucapan Raditya dengan tidak membawa kedua sahabatnya.
10 menit berlalu yg di tunggu pun akhirnya datang juga, Raditya datang dengan wajah datarnya menghampiri Devian, tanpa basa basi Raditya langsung melayangkan tinjunya ke wajah Devian, Devian yg tidak siap mendapat pukulan ikut terhuyung ke belakang hingga mundur beberapa langkah, Devian mencoba bertanya baik - baik pada Raditya tentang masalah yg membuat Raditya marah padanya.

Bugh
"Napa lo mukul gue?, apa salah gue?." tanya Devian sambil memegangi ujung bibirnya yg mengeluarkan darah, ternyata tidak main - main pukulan seorang Raditya.
Raditya berdecih mendengar pertanyaan Devian, "Cih lo masih tanya apa salah lo dasar cowok brengsek."

Bugh Bugh
Dengan mengangkat sebelah tangan Devian berusaha menyetop aksi Raditya yg terus memukulinya, "Tunggu, apa maksud lo ngatain gue gitu, gue tidak pernah usik hidup lo asal lo tau." Devian bingung apa salahnya hingga membuat Raditya murka, dia mencoba meminta penjelasan pada Raditya agar di bicarakan baik - baik, Devian yakin ini hanya salah paham semata.

"Lo emang gak pernah usik hidup gue, tapi lo udah buat dia terluka karena permainan lo, dasar bajingan."

Bugh
Pukulan keras yg di layangkan Raditya membuat Devian jatuh tersungkur ke tanah, dengan sekuat tenaga Devian bangkit, dia membalas pulukan Raditya dengan keras, menurut pemikiran Devian, Raditya hanya salah paham dengannya tanpa tau penyebab Raditya marah.

Bugh Bugh

"Gue dari tadi diem bukan berarti gue takut sama lo, tapi gue minta penjelasan tentang alasan lo kenapa mukulin gue." dengan nafas terengah - engah Devian melayangkan tinjunya lagi ke wajah Raditya yg sedari tadi tersenyum sinis.

Bugh Bugh

"Arunika, dia alasan gue berada disini." perkataan Raditya membuat Devian bingung, dia tidak mengerti ada hubungan apa antara kekasihnya dan cowok misterius di depannya ini.
Dengan Ragu Devian bertanya, "Maksudnya?."

Raditya tersenyum sinis mendengar pertanyaan Devian, "Bukannya dia pacar mainan lo?."

Mendengar itu Devian semakin bingung, dia merasa tidak pernah mempermainkan ceweknya.

"Lo salah alamat, gue tidak pernah mempermainkan cewek gue." ucap Devian tegas sambil rersenyum sinis lalu melanjutkan kalimatnya, "Lo jealous karena dia lebih milih gue dari pada cowok urakan kayak lo."

Bugh Bugh

"Yakin lo gak pernah mempermainkan Arunika, gimana soal taruhan itu." Balas Raditya sambil memberi dua bogem mentah di lengan atas Devian.

"Gak bisa jawabkan, asal lo tau gue emang suka sama cewek lo, tapi gue gak sepicik itu merebut dia dengan cara kotor kayak gini, gue hanya pengen ngasih pelajaran buat lo yg udah nyakitin dia." Devian speechlees mendengar jawaban Raditya, dia tidak menyangka dari beribu praduga yg ada di otaknya ternyata alasan di balik murkanya Raditya adalah rahasia yg selama ini dia sembunyikan dan juga tentang pengakuan Raditya yg menaruh rasa suka terhadap kekasihnya.

Diamnya Devian di manfaatkan oleh Raditya dengan memberikan pukulan bertubi - tubi hingga tubuh Devian lemas dan akhirnya jatuh tersungkur di tanah.

Bugh Bugh Bugh

Devian menarik nafas dalam berusaha menjelaskan meski dadanya terasa sesak, "Awalnya memang hanya taruhan tapi gue punya alsan untuk itu dan gue sekarang benar - benar cinta sama dia."

"Tidak ada alasan yg membenarkan tindakan lo jadiin cewek bahan taruhan, gimana kalo yg di posisi itu adalah adik kesayangan lo." dengan nafas memburu Raditya mencoba mengendalikan emosinya, dia masih berfikir dua kali untuk membuat Devian sekarat.

"Ya gue emang salah." kata Devian mendongak menghalau rasa pusing yg menyerang di kepalanya, keadaan Devian yg babak belur membuatnya terlihat lebih kacau apalagi tadi di bagian bahunya seperti ada yg retak.

"Lepaskan Arunika, biarkan dia bahagia tanpa lo, dari pada bertahan tapi terluka." Raditya membalikkan badannya meninggalkan Devian yg sudah terkapar tak sadarkan diri karena ulahnya.

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 195K 45
Dipersulit saat mengerjakan skripsi sudah biasa. Tapi bagaimana jika yang melakukan itu adalah suami sendiri?
2.5M 126K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
2.3M 141K 39
Banyak uwuanya. Ringan konflik dan seru bingitz. Jangan lupa follow cerita dan akun Umi Mentari!!!
1.3M 97K 43
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...