I am Villain! [KaiFang] : Bro...

By KaiFang_

10K 833 148

[ SLOW UPDATE! ] Siapa bilang jika orang baik selamanya akan menjadi baik? Bahkan pahlawan galaxy yang telah... More

01. Berubah
02. Sebuah Pesan
03. Hantu
04. Perang
05. Kekalahan
06. Sailang
07. Mabuk
08. Cuti
09. Athera
10. Berburu
11. James Harld
12. Eksekusi

13. Kembali

986 68 23
By KaiFang_

Fang memarkirkan kapal angkasanya tak jauh dari stasiun TAPOPS. Ia mengaktifkan mode off pada kapal angkasa miliknya sebelum ia pergi keluar.

Pemuda itu berjalan dengan langkah gontai. Berkali-kali ia menggelengkan kepalanya karena merasakan pusing yang mendera kepala.

"Pusing sekali! Aku ingin tidur..." gumamnya pelan sembari memijit pelipisnya.

Manik delima itu meredup dengan bayangan hitam yang keluar menyelimuti sekujur tubuhnya. Fang tidak sadar jika dirinya kini mengeluarkan asap hitam yang tak kasar mata.

Baru saja ia masuk kedalam, dirinya sudah berhadapan dengan seorang pria yang sangat ingin ia hindari saat ini.

Pria itu berdiri tepat didepannya. Dengan pedang yang tersampir apik di pinggangnya serta rambut landak yang persis seperti Fang.

"Kau kembali? Bukankah kau sedang cuti?" Tanya Kaizo yang tidak sengaja berpapasan dengan Fang di pintu utama. Ia tadi baru saja berbicara dengan Koko Ci di aula, namun saat ingin kembali ke kapal angkasanya ia malah tidak sengaja berjumpa  dengan sang adik.

Fang berkata padanya ingin tinggal
di Athera selama cuti, namun tak disangka baru dua minggu pemuda itu telah kembali ke TAPOPS.

"Itu tidak penting." Ucap Fang sekenanya. Ia tidak tau harus menanggapi Kaizo dengan apa, karena yang ia inginkan sekarang adalah pergi kekamarnya dan segera tidur.

Fang hampir saja tumbang kalau
saja ia tidak berpegangan pada dinding. Pemuda itu berdecak, mendesah kesal sembari memijit pelipisnya.

"Apa kau mabuk lagi?" Kaizo memicingkan matanya ketika mencium bau tidak sedap dari
tubuh Fang.

Pria itu menangkap sesuatu yang tidak beres dari adiknya. Pemuda
itu bahkan tidak bisa menopang tubuhnya dengan benar. Kecurigaan Kaizo menjadi lebih besar dengan adanya bau-bau tidak sedap yang menguar dari tubuh sang adik.

"Apa yang terjadi padamu?" Kaizo sedikit meninggikan nada bicaranya, pria itu mencengkram pergelangan Fang sembari melayangkan tatapan tajam.

"Ku tanya sekali lagi, apa yang
telah membuatmu seperti ini?
Kau mabuk?!" Desak Kaizo, tanpa sadar mempererat cengkramannya pada tangan Fang.

Fang masih diam tak menjawab.
Ia mendengus pelan. Dengan kasar
ia melepaskan cekalan Kaizo di tangannya hingga terlepas, membuat Kaizo terkejut.

"Anda sok tau sekali, bisakah menyingkir dan jangan menghalangiku? Anda sepertinya kurang kerjaan sekali ya, sampai-sampai menggangguku seperti ini." Fang mendesis pelan.

"Sudahlah, jangan menghalangiku lagi. Aku ingin tidur..." Fang berlalu pergi, ia menubruk tubuh Kaizo dengan kasar menggunakan bahunya.

Kaizo menghela nafas. Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena Fang sekarang sangatlah keras kepala.

Pria itu menatap perawakan sang adik yang berjalan menjauhinya. Punggung kecil berhiaskan rompi merah maroon itu perlahan mulai hilang dari pandangannya.

"Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia sama sekali tidak mau berbicara padaku?" Kaizo menatap kosong kearah punggung kecil yang telah hilang ditelan oleh pintu besi tersebut.

Kaizo menghela nafas. Tidak tau
lagi harus berbuat apa agar memperbaiki hubungannya dengan Fang jika adiknya saja tidak mau diajak bicara.

Dikamarnya, Fang langsung menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang. Pemuda itu bahkan tidak melepas sepatu dan langsung merebahkan diri diatas kasur empuknya.

"Pangeran, anda baik-baik saja?"
Suara Sailang terdengar di gendang telinganya.

Fang berdehem pelan sebagai jawaban.

"Aku baik-baik saja." Jawab Fang dengan mata yang terpejam. Asap
tak kasat mata kembali keluar dari tubuhnya, bau-bau tak sedap kini tercium lagi.

"Anda tidak merasa aneh setelah melakukan ritual tadi? Saya khawatir dengan anda, Pangeran." Tanya Sailang dengan khawatir.

Harimau itu mengerutkan hidungnya ketika mencium bau-bau tidak mengenakkan yang keluar dari tubuh Tuannya. Harimau itu juga tidak sadar akan asap yang keluar dari tubuh Fang, asap itu adalah asap yang tak kasar mata. Oleh karena itu tidak ada yang bisa melihatnya.

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja setelah ritual tadi. Dan yah... bau-bau tidak enak ini pasti karena aku minum terlalu banyak." Fang membuka matanya, tertawa kecil ketika mencium bau tidak sedap karena alkohol yang ia minum tadi sore di Black Die.

Sailang hanya menghela nafas.
Ia tidak tau harus mengutarakan perasaannya bagaimana, karena
yang ia rasakan sangatlah aneh
dan membuatnya khawatir.

Ini menyangkut tentang Tuannya, tentu saja itu membuat ia cemas.

"Saya merasa bahwa saya akan kehilangan anda, Pangeran. Saya
tidak bisa diam saja karena ini menyangkut tentang keselamatan anda."

Kaizo menatap kosong kearah komputernya yang menyala. Ditangannya terdapat secangkir
kopi pemberian Ben yang ia genggam dengan erat.

"Ini tidak seperti Fang." Kaizo bergumam pelan.

Pria itu meneguk kopi hitam tanpa gula itu dengan pandangan yang menatap lurus kearah komputer.

Ruangannya gelap tanpa cahaya. Lampu yang biasanya ia nyalakan sebagai penerangan ruang kerjanya itu ia matikan, hanya ada komputer yang menyala dengan sinar terang yang menjadi penerangan didalam kegelapan.

Kaizo meletakkan cangkir kosong tersebut diatas meja samping komputer. Kopi hitam tanpa gula yang menjadi favoritnya itu kini
tidak terasa nikmat lagi. Sekarang otaknya terus dipenuhi oleh sang adik, yang telah berhasil membuat seorang Kaizo menjadi gundah gulana.

"Apa hubungan antara adikku
dengan James Harld? Bukankah
ia sudah mati ditangan ku dulu? Kenapa nama Fang berubah menjadi James Harld?" Kaizo merasakan kepalanya yang berdenyut nyeri.

Kaizo menatap komputernya dengan seksama. Layar komputer itu menampilkan berbagai foto-foto dan video seputar James Harld yang faktanya adalah adiknya sendiri.

Disana terpampang video saat Fang sedang mengikuti audisi survive in the forest, Fang mengenakan jubah hitam dan busur panah yang persis ketika berada di Athera.

"Ini sudah dua tahun yang lalu, kenapa aku baru tau sekarang?"
Kaizo mendesah kesal.

Otaknya kembali memutar ingatan lima tahun lalu. Ketika ia memenggal dua bersaudara yang merupakan seorang pangeran dari kubu kegelapan. Saat itu ia sangatlah berambisi untuk menghabisi keturunan dari Black Death — Raja Egry — dengan tangannya sendiri.

Ambisinya waktu itu telah tertunaikan. Meskipun dengan sumpah serapah yang ia dapatkan dari kedua kakak beradik itu. Namun Kaizo sama sekali tidak mempedulikannya waktu itu.

"Aku harap itu bukan sesuatu yang buruk."

Kaizo tidak tau bahwa sekarang nyawanya sedang dipertaruhkan. Mautnya ada dalam genggaman seorang pangeran kegelapan yang merupakan adiknya sendiri.

Tidak lama lagi, dirinya akan bertemu dengan seorang penebar maut yang sesungguhnya. Ketika ia beranggapan bahwa Thanatos adalah dewa kematian yang dibenci oleh semua orang, maka dewa kematian yang sesungguhnya adalah adiknya sendiri.


Fang pulang ke TAPOPS setelah dua minggu ia tinggal di Black Die. Luka-luka ditubuhnya juga sudah pulih akibat ramuan yang diberikan oleh para tabib istana, juga efek regenerasi dari kekuatan sihir yang diwariskan kepadanya.

"Bagaimana bisa kau kembali
seorang diri seperti ini? Saat kami melakukan pencarian selepas perang itu para pasukan kami tidak bisa menemukanmu, lalu bagaimana mungkin kau kembali ke TAPOPS setelah dua minggu menghilang?!" Seru Koko Ci dengan rasa penasaran yang sudah tidak dapat terbendung lagi.

Fang duduk diruang sidang bersama Koko Ci, Laksmana Tarung, dan juga Kaizo yang senantiasa melayangkan tatapan tajam setiap saat.

Laksmana Tarung mengangguk
setuju dengan ucapan Koko Ci.
Ia juga sama penasaran perihal kembalinya Fang di TAPOPS yang menghebohkan seisi stasiun.

"Kau masih sangat kecil. Tidak mungkin dapat bertahan dari ledakan energi yang bahkan Planet saja bisa hancur karenanya. Saat dilakukan pencarian untuk mencari para anggota yang lain, kami tidak bisa menemukanmu. Lalu kau tiba-tiba kembali setelah dikabarkan hilang selama lebih dari dua minggu. Sebenarnya kemana kau pergi selama ini? Dan, bagaimana mungkin kau bisa bertahan dari ledakan dahsyat itu." Imbuh Laksmana menatap bocah berusia sebelas tahun itu dengan tajam.

Fang menarik nafas kecil. Kemudian mendongak sembari menatap ketiga pria didepannya itu satu persatu.

"Saya memang terluka parah saat
itu sampai saya tidak sadarkan diri. Namun saat saya terbangun saya sudah berada dalam Planet yang terletak tidak jauh dari Herculs, seseorang dengan wujud setengah kuda mengaku telah menolong saya dari ledakan Herculs. Dan disitulah saya dirawat selama hampir dua minggu, setelah saya sembuh baru saya kembali ke Stasiun TAPOPS." Jelas Fang dengan tegas.

Penjelasan dari Fang membuat Laksmana dan Koko Ci saling bersitatap. Kedua pria itu saling pandang selama hampir dua menit.
Kedua pria itu tampaknya memiliki isi pikiran yang sama tentang cerita Fang yang ditolong oleh manusia berwujud setengah kuda itu.
Kemudian Koko Ci kembali menatap Fang dengan serius.

"Kau yakin, Fang? Siapa nama orang yang telah menolong mu itu?" Tanya Koko Ci lagi.

"Namanya Sir Hyselh." Jawab Fang membuat dua pria itu kembali bertatapan, kemudian mengangguk tanpa meminta penjelasan lagi.

"Baiklah, karena kau sudah kembali ke TAPOPS maka semuanya akan kembali seperti biasa. Kau akan diberi cuti selama dua hari untuk pemulihan, setelah itu kau bisa bertugas kembali nanti." Ucap Koko Ci mengakhiri sidang hari itu.

Fang keluar dari ruangan tersebut dan menghembuskan nafas panjang. Rasanya sesak yang tadi membelenggunya telah hilang, ia bisa bernafas dengan normal setelah keluar dari ruang sidang.

"Hei, Fang! Kau baru kembali, ya?"
Seorang remaja laki-laki menghampiri Fang dengan memberikan tepukan pada bahu bocah itu.

"Ya, aku baru kembali, Xander."
Fang mengulas senyum ketika
melihat seorang remaja dengan
surai biru laut.

Xander ikut senang karena berita tewasnya Fang selepas perang itu tidaklah benar. Kini Fang masih hidup dan berbincang dengannya, membuat Xander sedikit senang karena sahabatnya itu baik-baik saja.

[Sekilas info, Xander ini berusia dua belas tahun. Lebih tua sedikit dari Fang. Dia seorang anggota dari divisi tempur B, yang berteman baik sama Fang. Jabatannya seorang panglima tempur di divisi Tempur B.]

"Aku sangat senang karena kau kembali, sobat. Apakah kau terluka setelah perang kemarin?" Manik biru terang itu menatap sang sahabat dengan khawatir.

"Aku oke, semua lukaku sudah pulih sekarang. Bagaimana dengan keadaanmu? Apakah kau terluka?"

"Hanya sedikit luka di bahu dan perut, selebihnya sudah sembuh." Xander tersenyum kecil sembari memegangi bahunya yang diperban dibalik baju.

"KADET PANG!"

Xander dan Fang otomatis menoleh ketika mendengar sebuah teriakan yang menggema di indra pendengaran mereka. Tak salah dan tidak lain lagi suara itu pasti milik sang kapten TAPOPS.

"Xander, aku pergi dulu ya."

Xander hanya mengangguk. Ia tersenyum tipis ketika Fang berlari pergi menghampiri sang kapten yang telah memanggilnya dari kejauhan.

Dalam hati ia berdoa agar kapten berdarah dingin itu tidak bersikap terlalu keras pada Fang, mengingat bocah itu baru saja kembali setelah insiden perang mengerikan itu.

"Ya, Kapten!" Fang menghadap sang kakak yang bersedekap dada sembari menatapnya dengan tajam.

"Sepertinya kau sangat lemah sekali ya sampai harus dirawat selama dua minggu penuh." Cibir Kaizo sembari melayangkan tatapan tajam pada Fang.

"Kau ikut aku ke arena tempur, mulai sekarang kau akan diberi latihan tempur ekstra." Ucap Kaizo dengan tegas.

"Baik, Kapten." Fang mengangguk.

Pria itu berjalan mendahului Fang menuju arena tempur. Sementara Fang berjalan mengekor dibelakangnya.

"Sudah ku duga." Fang tersenyum kecut. Ia sudah menyangka hal-hal yang terjadi ketika ia kembali ke TAPOPS.

Hatinya merasa sakit ketika Kaizo sama sekali tidak peduli terhadapnya. Bahkan setelah perang mengerikan yang hampir merenggut nyawanya, Kaizo sama sekali tidak bertanya apakah ia baik-baik saja atau tidak. Yang dipikirkan hanyalah latihan tempur lagi dan lagi.

Sama sekali tidak memikirkan perasaannya.

"Cepatlah, kau berjalan sangat lamban seperti siput." Desak Kaizo sembari menoleh ke belakang, kemudian melanjutkan lagi langkahnya yang terhenti.

Fang menghela nafas kecil. Ia mencoba untuk tetap tersenyum meskipun hatinya terasa sakit sekarang.

Tidak dapat dipungkiri jika ia sangat kecewa akan sikap sang kakak yang sama sekali tidak peduli padanya. Apakah hanya untuk sekedar bertanya kondisi saja tidak bisa? Fang hanya ingin Kaizo peduli padanya meskipun hanya sedikit.

"Bangun, bodoh! Hanya segini kekuatan mu?"

"Ck...kau memang sangat tidak berguna."

Fang menahan rasa sakit yang luar biasa, sakit pada tubuhnya yang terus dihantam, dan sakit pada batinnya yang terus disakiti oleh kakaknya sendiri.

"Suatu hari nanti aku akan membuatmu merasakan penderitaan yang aku alami selama ini." Dalam sisa-sisa kesadarannya Fang menatap sang kakak dengan tajam. Rahangnya mengeras, giginya mengetap, dengan darah yang mulai mengucur dari luka sabetan akibat ulah Kaizo.

Fang telah membulatkan tekadnya untuk membalas dendam. Ia akan membuat kakaknya merasakan bagaimana menyakitkannya menjadi dirinya yang selalu disakiti, Fang bersumpah akan membuat kakaknya membayar semua rasa sakit yang ia dapatkan selama ini.

"Jangan pernah melupakan rencana kita, Pangeran. Kita telah berjalan sejauh ini, jangan sampai rasa kasihan itu membuat anda berpaling dari tujuan utama yang telah terencana selama bertahun-tahun."

"Saya tidak akan mengecewakan anda, Yang Mulia."

"Pangeran, saya merasa bahwa insiden besar akan terjadi yang membuat kita berpisah."

"Kau ini bicara apa, Lang?"

"Lebih baik anda berhenti dari rencana anda sekarang, sebelum semuanya terlambat maka anda akan menyesal."

"Aku tidak akan pernah berhenti
dari rencana yang telah aku susun sedemikian rupa. Maaf, Lang, tapi kali ini aku tidak bisa mendengarkanmu."

TBC!

Kalian mau happy end/sad end?
Kalo aku si sukanya sad end, tapi kalo kalian mau happy end juga boleh^_^

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 81.2K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
452K 8.4K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
1M 84.3K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
42.6K 6K 36
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...